Share

Duda Anak Satu

last update Last Updated: 2025-04-27 08:33:05

“Aku ganti baju dulu ya!” kata Rena berkata dengan bahasa isyarat saat dia telah selesai mengantar tamu yang tadi.

Aku menjawab dengan mengangkat tangan membentuk bulatan ditangan seperti menjawab ok padanya.

Saat kulihat jam di tangan Axel menunjukkan pukul 7 malam. Aku jadi sempat melamun sebentar ketika memikirkan Rena.

Dia benar-benar gadis pekerja keras. Dia mengatur jadwal kerja paruh waktu dengan kuliah.

Tapi, kehidupan Rena dengan aku yang dulu tidak jauh berbeda. Meskipun aku terlahir dikeluarga berkecukupan, namun itu gak menjamin kehidupanku nyaman.

Meski dulu aku tidak bekerja keras seperti Rena, tapi seluruh keuangan keluarga diatur oleh ayah juga ibu tiriku. Aku bahkan tidak bebas menggunakan apa yang seharusnya sudah menjadi milikku.

“Ada apa? Kenapa kamu melamun?”

Axel menyadarinya. Aku tetap tidak benar-benar terlihat bahagia meski bersama dengannya.

Axel mengusap pipiku, membuatku tersadar dari lamunan.

“Oh, ga apa-apa,” jawabku singkat.

Aku merasa tidak perlu menca
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Amarah Yang Nyata

    Plak! Satu tamparan mendarat di pipi Josep. Gadis kecil itu sudah berkali—kali memanggil suaminya dengan sebutan seperti itu.Dan Martha tidaklah tuli.“Dasar pria br3 n9 53k. Kau benar—benar kurang 4 j4r! Kau menghianatiku, hah! Katakan dengan jujur, Josep. Kau berselingkuh dengan wanita murahan ini dan melahirkan anak!” teriak Martha murka.Dia menjerit dan menampar wajah suaminya berkali—kali. Sepertinya luapan kemarahan tidak cukup dengan menampar wajah suaminya.“Diam, Martha. Kau sudah gila!” Josep malah gantian berteriak. Eratan giginya terdengar dengan jelas.“Kau yang gila, Josep. Bisa—bisanya kau berselingkuh dengan wanita yang seumuran dengan putrimu. Kau benar—benar gila, Josep!” Martha tak mau kalah dia berteriak dan menuding wanita itu.Dia terlihat ketakutan dan syok di tengah ruangan. Apalagi tangis anak kecil tadi semakin keras.Telinga wanita itu seakan berdengung. Dia tidak percaya dengan ucapan yang barusan di dengarnya.Melihat reaksinya. Dia sepertinya juga korba

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Dapat Dihindari

    “Hih, siapa juga yang terburu—buru. Aku nggak sengaja tersandung!” oceh Rena sambil menepis tangannya.Rena juga tidak ingin terlalu dekat ataupun berlama dengan Billy. Dia merasa tidak nyaman, Rena merasa tatapan Billy seolah mengintimidasi dirinya. Mungkin saja, Billy sangat tidak ingin berdekatan dengan Rena.Tanpa menoleh lagi, Rena berjalan agak cepat mengikutiku yang sudah lebih dulu masuk bersama Axel.“Cih. Dasar. Wanita memang selalu merepotkan!” gerutu Billy menaikan sudut bibirnya kecut sambil memperhatikan langkah Renata yang meninggalkannya lebih dulu.***Martha mengikuti mobil Josep dengan taksi. Suaminya itu terlihat menghentikan mobil di pinggir jalan. Lalu dia turun dari mobilnya.“Papa mau kemana sih? Aku pikir ada rapat,” oceh Martha. Dia ingin turun, tapi dia urungkan karena tak lama suaminya datang dengan membawa beberapa paper bag.Kemudian suaminya masuk mobil dan melajukan mobilnya kembali. Baru Martha sadari saat taksinya melewati ternyata itu adalah toko kue

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Sudah Resmi

    “Bagaimana ini Nick, dia malah menikah dengannya? Kita sudah susah payah membawanya kesini!” Gerutu Minna sambil menyentuh tangan Nick.“Kau yang bodoh. Ini semua kesalahan mu. Kalau kau mengawasinya dengan baik semua ini nggak bakal terjadi!” Nick mengeratkan gigi dan tangannya.Mereka sudah diusir dari kantor catatan sipil.“Josep, bagaimana ini, bagaimana dengan harta kekayaan nya kalau seperti ini. Kita nggak mungkin mengendalikan nya lagi. Dia benar-benar menjadi anak pembangkang!” oceh Martha ikut kesal karena merasa rencana mereka gagal.“Kamu yang terlalu lembek dan santai, Nick. Harusnya kamu memberikannya racun dan membuat dirimu bertanggung jawab. Kalau seperti ini, semua rencana gagal. Perusahaan juga sudah ada dalam pengawasan Brush, aku sudah kesulitan untuk menggelapkan dana lagi!” Josep yang mengangguk kepalanya.Mereka sedang saling menyalahkan.“Aku mana tahu kalau dia akan bersikap seperti ini, Om. Aku pikir, dia itu sangat mencintaiku. Ternyata pengaruh laki-laki b

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Dipaksa Menikah

    “Bawa yang lainnya!” Suara bariton Axel memberikan perintah.Billy menekan ponsel dan memerintahkan empat mobil mengikuti mereka.Rena hanya mengernyit. Dia sedikit kesakitan saat tangan Billy menyeretnya masuk mobil.Tidak ada yang bicara. Apalagi, Rena merasa terjebak. Dia bingung menghadapi situasi.Belum pernah dia berada di situasi ini. Bagi Rena, Axel dan Billy masih dikategorikan orang asing.Kemudian Axel menyalakan GPS yang sudah ditaruh di ponselku. Aku juga tidak tahu sejak kapan dia memasangnya.Jadi, tanpa harus bertanya dengan Rena. Dia bisa tahu lokasinya saat ini.Sepertinya Nick tidak membawaku ke rumah. Dia sedang menuju kantor catatan sipil.“Lakukan lebih cepat, Billy. Kalau aku sampai terlambat, aku tembak kau!” dengus nya. Rena bergidik.Dia tidak menyangka akan mendengar kata-kata tersebut secara frontal.“Lepaskan Aku, Nick! Agh!” Nick dan Minna masih menyeret ku. Saat ini kami sudah tiba di kantor catatan sipil.Mataku membulat. Di kehidupan lalu, aku sangat

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Melampiaskan Kekesalan

    “Sudah jangan cerita yang sedih lagi. Aku ingin lihat lukamu,” kataku menyentuh bagian dahi, pipi dan leher Rena.“Ini pasti sangat sakit kan?” Hatiku nyes lagi. Benar-benar tidak tega melihatnya.“Aku sudah nggak apa-apa, Regi. Ini hal biasa. Jadi, kamu nggak perlu khawatir!” Rena sedang menenangkan diriku. Menyentuh lengan tanganku dengan lembut.Benar-benar meyakinkan diriku, seolah itu hal biasa yang sering dia terima. Persis seperti diriku yang dulu.“Pokoknya, kamu harus cerita dan mengabariku. Aku nggak mau ada hal buruk terjadi padamu. Kalau kamu mendapatkan perlakuan seperti ini, aku mohon, Rena, kamu harus cepat mengabariku.”Sama halnya dengan Rena, aku juga menegaskan posisiku. Aku nggak main-main. Aku serius mengulurkan bantuan untuk nya.“Iya, iya, aku janji. Aku nggak akan bohong lagi. Aku akan ceritakan apapun yang terjadi padaku, eum?!” Rena menunjukkan jari kelingking untuk mengait janji denganku.“Baiklah. Janji, nggak boleh bohong lagi. Kamu harus menceritakan sem

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Merebut Kembali

    “Kamu nggak pulang semalam, Regi?”Pertanyaan Rena membuatku tersedak dan wajahku memerah saat menatapnya.“Seriusan. Kamu menginap disini? Ka–kamu? Jangan bilang?!”Mata Rena mendelik. Aku masih terbatuk dan menjawabnya dengan anggukan.“Kamu, ah, benar-benar sudah nggak cinta sama Nick atau ini hanya trik kamu main tarik ulur,” kata Rena seolah tak percaya dengan jawabanku.“Enak saja. Siapa itu, Nick. Kalau kamu nggak sebut nama itu, aku nggak ingat sama sekali. Aku dulu memang bodoh mau saja dikendalikan oleh mereka,” jawabku sambil kecut dengan bibirku yang berkerut.“Aku pikir kamu masih main-main saja dengan Axel,” sambung Rena.“Nggak, Rena, aku benar-benar tulus dengan Axel. Aku nggak akan membuatnya kecewa atau mengkhianatinya. Aku cinta dan sayang banget sama Axel. Mana mungkin orang sebaik itu bisa dibandingkan dengan laki-laki nggak punya perasaan itu.”Sahutku makin kecut. Dan Rena terus memandangi wajahku yang serius tentang perasaanku.“Syukurlah. Sebenarnya saat aku d

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Kepedihan Yang Sama

    Rena seperti terdiam.“Rena, Aku mohon. Jangan marah lagi. Aku janji nggak akan bertanya apapun yang nggak ingin kamu jelaskan. Aku janji, Rena.”Aku membalikkan tubuhnya.Tubuhnya gemetar dan aku lihat dia menangis.“Maaf, aku nggak akan tanya lagi, beneran. Maafkan aku!” Aku merasa bersalah karena terlalu memaksa dan segera memeluk. Mencoba menenangkan.“Sandinya tanggal lahirmu. Aku, akan berangkat dulu. Kalau butuh apapun kau bisa langsung pesan. Aku sudah transfer uang ke rekening mu. Dan, kalau mau jajan keluar, ini kartunya.”Aku terkejut, Axel menyentuh tanganku. Dia tanpa ragu memberikan kartu hitam padaku.Padahal dia jelas tahu, aku nggak kekurangan uang.“Xel!” Aku menatapnya yang akan pergi.Dia mengganggu, tersenyum dan pergi.Axel nggak ingin mengganggu waktu kami.“Bagaimana kalau kita ngobrol di dalam saja,” ucapku membujuk.Dalam terisak, Rena menatap wajahku sesaat dan mengangguk.Aku membawanya kembali ke apartemen Axel.Apa aku nggak salah dengar. Axel bilang, sa

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Siapa Yang Melakukannya

    Rena menunduk. Dia tidak ingin melihat wajah Billy. Jadi, dia seperti pura-pura tidak mendengar.Rena memalingkan wajahnya. Menatap ke jalan.“Dasar. Wanita memang selalu merepotkan!” dengus Billy, mulai memutar setir dan kembali ke apartemen tuannya.Renata sedikit terkejut karena dia hanya mendapatkan pesanku akan dijemput oleh Billy. Tapi, tidak bilang akan mengantarkan ke apartemen.“Kenapa kesini? Aku kan mau ketemu Regina,” cetus Rena. Dia merasa curiga.Billy tidak menjawab, langsung membuka pintu mobil dan memutar jalan untuk membuka pintu Rena.“Aku nggak mau turun!” Ucap Rena berkata, tapi memalingkan wajahnya.“Cepatlah, waktuku bukan hanya mengurus masalah sepele seperti ini!” sahut Billy kecut dan tanpa ba bi bu dia menarik tangan Rena.Rena menolak keluar dan sedikit meronta. Hingga Billy menarik tangannya kasar. Topi Rena pun tidak sengaja terpental karena tarikan kuat tangan Billy.“Huh! Benar-benar merepotkan!” Meskipun mengoceh, Billy memungut topi tadi dan berniat a

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Diseruduk Banteng Kelaparan

    “Terluka? Lalu dimana Nick? Dia nggak mengantarmu?” Minna tidak boleh ceroboh.“Mmm, diantar Ma, cuma tadi Nick ada urusan jadi nggak mampir,” Minna berbohong. Dia tidak ingin Martha tahu kalau Nick sudah memukuli nya.“Markus, Mana kotak obatnya!” Teriak Minna dan seorang pelayan lain membawakannya.“Dimana yang sakit? Mama mau bantu?” Martha mengambil kotak obat tadi, ingin membantu anak kesayangannya.“Ga usah, Ma. Hanya luka ringan kok. Biar dia yang membantuku saja,” ucap Minna memberi perintah agar pelayan tadi mengikutinya ke kamar.“Baiklah kalau seperti itu, Mama mau istirahat. Sepertinya malam ini papamu juga lembur,” kata Martha dan segera pergi ke kamarnya.“Cepat bantu Aku!” Kata Minna meminta pelayan yang membawa kotak obat tadi memapahnya ke kamar.Minna membuka resleting belakangnya. Itu sudah sangat terasa perih. Nick pandai sekali kalau soal melukai.Dia tidak mengincar wajah atau bagian tubuh yang terlihat.“Bantu oleskan salep ini dan tutup mulutmu!” Ancam Minna da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status