Bella membuka sedikit jendela kamarnya, netra Bella menangkap sosok seseorang yang mengenakan jas hujan berwarna hitam itu baru saja pergi ketika melihatnya. Entah apa yang sedang di lakukan oleh orang di balik jas hujan tersebut yang memiliki gelagat begitu mencurigakan, Bella kembali menutup jendela kamarnya dengan mencoba menepis semua pikiran negatif yang saat ini sedang bergentayangan di dalam pikirannya.
Pagi hari.Bella sedang tidur di atas tikar dengan selimut yang sudah usang menutupi tubuh kecilnya, bulu mata panjang lentik dengan mata coklat karamel itu mulai terbuka perlahan, Bella menjauhkan selimut yang menutupi tubuhnya kesembarang arah dan bergeliat kesana-kemari mencoba merenggangkan otot-otot tulangnya yang terasa kaku karena tidur hanya dengan beralaskan tikar saja.Bella memang sudah terbiasa tidur dengan beralaskan tikar seperti ini, tapi di pagi hari yang cerah ini ada yang aneh, karena biasanya Wilona akan membangunkan Bella di pagi hari untuk membuatkan kakak tirinya itu air hangat setiap harinya. Tapi saat ini sudah pukul 06.00, dan Bella sudah terlambat bangun sekitar 2 jam yang lalu.Semalam Bella tidak bisa tidur karena dia memikirkan hari pernikahannya ini, bahkan sampai lewat tengah malam pun Bella masih bergeliat kesana-kemari belum bisa memejamkan matanya mungkin juga karena cuaca Surabaya yang semalam sedang di landa hujan hingga membuatnya tidak bisa memejamkan matanya. Entah tepat pukul berapa Bella mulai terlelap dalam tidurnya.Aneh tidak ada yang mengganggu tidur Bella seperti biasanya, Bella berdiri dari posisi duduknya kemudian berjalan membuka jendela kamarnya, terlihat pohon-pohon di perkampungan rumahnya masih basah sisa terkena air hujan tadi malam, bahkan jalanan beraspal yang ada di depan rumahnya juga masih basah.Udara kota Surabaya pada pagi hari ini terlihat sangat sejuk dan juga dingin, Bella membereskan tikar dan juga selimut yang sudah dia pakai tadi kemudian menyapu kamarnya ini dan langsung berjalan keluar dari kamarnya setelah lebih dulu dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.“Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Laura sembari berjalan mendekati Bella dengan senyuman mengembang di wajahnya. Hal ini sangat langkah terjadi jika saja bukan hari pernikahan Bella dengan orang kaya itu pastilah Laura akan mengutuk tindakan anak tirinya ini atau yang lebih parah lagi Laura tidak akan segan-segan memukul anak tirinya itu sampai menderita luka lebam di sekujur tubuhnya.“Maaf ibu saya bangun kesiangan, sekarang saya akan menyiapkan sarapan pagi,” ujar Bella dengan hendak masuk ke dalam dapur.“Adek ku sayang, kamu tidak perlu memasak pagi hari ini, lihatlah aku dan juga Ibu secara khusus sudah membuatkan sarapan pagi untukmu,” sahut Wilona menimpali ucapan Ibunya dengan memaksakan senyuman yang bahkan tidak kelihatan tulus dari wajahnya.“Ba, baik,” sahut Bella dengan memaksakan senyuman di wajahnya. Ini sangat aneh kedua wanita jahat yang selalu memaksanya memasak dan juga mencuci baju bahkan menjadi pelayan di dalam rumahnya sendiri. Kini memperlakukannya dengan sangat baik sampai membuat Bella seakan kesulitan bernafas karena ketakutan.Flashback.Pak Andi mengirimkan uang sejumlah 100 juta ke dalam rekening pribadi milik Laura. Uang tersebut di gunakan untuk keperluan pernikahan di hari ini, pernikahan di lakukan secara sederhana dan juga tidak terlalu mewah itu semua karena keinginan Veron sendiri. Pak Arka tidak bisa melakukan apapun lagi yang penting Veron mau menikahi anak dari sahabatnya itu.Setelah mendapatkan uang sebanyak itu Laura dan juga Wilona semalam tidak bisa tidur mereka ingin sekali menyerahkan Bella pada keluarga Syahputra agar keduanya mendapatkan jumlah uang yang lebih besar lagi. Gaun kebaya pengantin kelihatan begitu indah sudah di kirimkan pagi-pagi buta oleh Pak Andi-asisten Veron sendiri tentunya atasperintah Pak Arka.Veron tidak perduli dengan pernikahan ini karena dia tidak mencintai Bella sama sekali.Flashback selesai.Bella melihat ada kuah berwarna kuning yang biasanya di sebut dengan soto dan ada juga ikan bandeng yang di bumbu merah tersaji di atas meja makan. Bella mendudukkan tubuhnya di atas kursi. Wilona dan juga Laura ikut mendudukkan tubuhnya di samping Bella.Laura memasukkan dua sendok nasi ke dalam piring Bella sedangkan Wilona menaruh satu potong ikan bandeng berukuran besar kedalam piring adik tirinya itu. Di perlakukan aneh seperti ini membuat Bella kehilangan selera makannya, tapi kalau dia sampai berani tidak menyentuh makanan yang ada di dalam piringnya. Maka sudah bisa dipastikan jika kedua mak lampir berwajah cantik itu tidak akan segan-segan menuangkan makanan tersebut keatas kepala Bella saat itu juga. Membayangkan hal buruk itu sudah mampu membuat semua bulu kuduk Bella meremang seketika.“Ibu dan juga Kakak, kenapa tidak makan?” tanya Bella polos karena tidak mengerti kenapa kakak dan juga ibu tirinya ini masih memperhatikan dirinya.Laura dan juga Bella hanya ingin memastikan saja jika Bella akan makan dengan banyak di pagi hari ini harena pukul 09.00, nanti akan ada akat nikah di gedung tempat keluarga Syahputra menginap. Laura dan juga Wilona tentu tidak ingin melihat pernikahan ini gagal karena ada drama sang penganti pingsan saat ijab Kabul di mulai.Hahaha ibu dan juga Kakak tiri Bella sungguh licik Mereka bahkan menyiapkan semuanya dengan begitu sempurna, seolah tidak berdosa dan juga tidak mau perduli dengan penderitaan yang sedang Bella rasakan saat ini.“Kamu makan lebih dulu sayang, karena setelah ini akan ada rias pengantin yang datang untuk memoles wajah cantik mu ini." Laura berbicara sembari mengusap lembut wajah halus anak tirinya itu.Bella memang tidak pernah mengunakan make-up di wajahnya ataupun melakukan perawatan pada kulitnya dan anehnya kulit Bella kelihatan putih dan juga wajahnya cantik natural tak jarang Wilona merasa iri dengan kecantikan adik tirinya ini! Sebab sudah beberapa kali Wilona membawa teman kencannya ke rumah untuk di perkenalkan dengan Laura. Tapi pada saat pria itu melihat kearah Bella tidak dapat di pungkiri jika kekasih Wilona malah terpesona dengan adik tirinya yang mengenakan baju kumuh dengan rambut di kuncir alakadarnya bahkan tidak di sisir lebih dulu.Pukul 10.00.Bella sudah mengenakan baju kebaya pengantin dengan makeup yang sudah diaplikasikan dengan sangat sempurna di wajahnya. Wilona dan juga Laura sangat kaget melihat gadis kecil yang selalu mereka anggap seperti seorang pelayan ini begitu cantik dan juga imut bahkan lebih mirip seperti anak orang kaya. Tapi memang sebenarnya Bella anak orang kaya hanya saja nasibnya buruk.Kebaya yang menutupi tubuhnya seakan membuat pesona Bella semakin terpancar saja, lekuk tubuhnya terlihat begitu sempurna di balut kebaya yang dia kenakan. Semua tetangga sudah ada di depan rumah Bella ingin melihat sang pengantin.Semua tetangga tidak di undang karena pernikahan ini hanya akan di hadiri oleh keluarga saja.Pak Andi sudah menunggu di depan mobil berwarna hitam dengan wajah datar. Pak Andi melihat ke arah ketiga wanita itu yang sedang sibuk berbasa-basi dengan tetangga sekitar rumahnya. Pak Andi membukakan pintu untuk Bella kemudian mengitari mobil menuju kursi kemudi dan melesatkan mobil ini menjauhi rumah sederhana itu.Selesai memakan semua hidangan yang tersaji di atas meja dan juga memakan camilan sebagai penutup hidangan tersebut. Pak Arka berserta ketiga orang lainnya pamit pulang. Laura, Wilona dan juga Bella mengantar keempat orang itu sampai ke pinggiran jalan.Mereka saling bersalaman satu sama lain kemudian masuk kedalam mobil, Veron tersenyum pada Bella dengan enggan Bella membalas senyuman itu agar calon suaminya ini tidak kecewa.Setelah kedua mobil berwarna hitam dan juga putih itu melesat menjauh dari hadapan mereka semua. Bella dan juga Wilona langsung masuk kedalam rumah begitu juga dengan Laura. Tapi langkah Laura segera terhenti setelah mendengarkan seseorang wanita sedang memanggil namanya.Di pinggiran jalan ini kelihatan ramai karena banyak sekali ibu-ibu yang sedang bergosip di kejauhan. Mereka semua pasti sedang membicarakan keluarga Laura tapi semuanya tidak ada yang berani bertanya langsung pada Laura yang terkenal judes di kampung ini.Laura menoleh ke asal suara wanita yang
Bella membuka sedikit jendela kamarnya, netra Bella menangkap sosok seseorang yang mengenakan jas hujan berwarna hitam sedang bersantai ketika melihatnya. Entah apa yang sedang dilakukan oleh orang di balik jas hujan tersebut yang memiliki gelagat begitu mencurigakan, Bella kembali menutup jendela kamarnya dengan mencoba menepis semua pikiran negatif yang saat ini sedang bergentayangan di dalam pikirannya.Pagi hari.Bella sedang tidur di atas tikar dengan selimut yang sudah menghancurkan menutupi tubuh kecilnya, bulu mata panjang lentik dengan mata coklat karamel itu mulai terbuka perlahan, Bella menjaga selimut yang menutupi tubuhnya kesembarang arah dan bergeliat kesana-kemari mencoba merenggangkan otot-otot tulangnya yang terasa kaku karena tidur hanya dengan beralaskan tikar saja.Bella memang sudah terbiasa tidur dengan beralaskan tikar seperti ini, tapi di pagi hari yang cerah ini ada yang aneh, karena biasanya Wilona akan membangunkan Bella di pagi hari untuk membuatkan kakak t
Selama berada di dalam mobil, Bella, Laura dan Wilona hanya diam tanpa bebersuara. Mereka mana yang berani membuka mulut untuk berbicara jika melihat wajah datar yang ditunjukkan oleh Pak Andi, seolah pria itu sedang menujukkan jika dia tidak menyukai semua wanita yang ada di belakang ini.Wilona menatap ke arah Pak Andi, wanita ini benar-benar tidak bisa mengondisikan matanya jika sedang melihat seorang pria tampan yang sedang berada di hadapannya seperti sekarang ini. Laura menatap lurus ke depan, hatinya pasti merasa sangat bahagia karena mengetahui jika Bella-anak tiri yang sejak kecil menjadi pelayan di dalam gudang malah memberikan banyak uang padanya melalui calon mertua anak tirinya itu.Bella sedang mencoba menahan air mata yang sudah hampir saja jatuh dari pelupuk matanya karena membayangkan pernikahan yang tidak pernah dia inginkan sebelumnya, tapi demi Airin dia akan mencoba untuk bertahan. Hingga akhirnya mobil yang di kemudikan oleh Pak Andi sudah sampai di depan halaman
Sinar rembulan menunjukkan malam yang tak pernah dinantikan oleh sepasang pengantin baru ini telah tiba. Ya di sinilah Bella berada, di hotel yang sama dengannya melakukan pernikahan.Bella berada di suatu ruangan yang banyak dihiasi kelopak bunga yang berwarna merah di atas tempat tidur yang bersepraikan putih polos. Sejak Pak Arka dan juga Pak Andi mengantarkan dirinya menuju kamar pengantin ini Bella masih duduk di sudut ruangan dengan memeluk kakinya sendiri kemudian membenamkan wajahnya di tangannya yang sudah menyatuh. Kenapa nasib buruk ini terjadi padanya sedangkan dia hanya korban di dalam pernikahan ini, Ya Bella merasa sangat dibohongi ketika dia tahu jika Laura berbohong padanya mengenai Airin!Selesai melaksanakan resepsi pernikahan saat semua tamu undangan sudah pulang semua, di sanalah Bella berjalan mendekati Wilona dan juga Laura yang sedang bersenda gurau, pasti mereka sangat bahagia karena mendapatkan banyak uang dari Pak Arka, mertua Bella. Bella meminta agar Laura
Pak Arka melihat kearah Bella dengan seulas senyuman manis sedangkan Veron langsung berdecih pelan melihat wanita yang mulai berjalan kearah mereka dengan menundukkan kepalanya itu. Veron bahkan tidak bisa menyembunyikan kebenciannya saat melihat Bella berjalan semakin mendekat kearah mereka berdua. Andai saja ia bisa berjalan menjauh dari meja ini pasti sudah Veron lakukan dari tadi namun nyalinya tidak sebesar itu untuk melawan apa yang Pak Arka inginkan. "Maafkan saya Pak," Bella langsung menghentikan ucapannya ketika menyadari jika dirinya salah menyebut Pak Arka dengan sebutan Pak, bukannya Papa dan Pak Arka tersenyum kecil melihat raut wajah Bella saat ini. Sedangkan Veron semakin muak saja melihat sikap Bella karena pria itu berpikir jika istri yang tidak dia harapkan ini sedang bersandiwara saja. "Lain kali kamu akan
Tebet-jakarta Malam hari Bella di antar oleh Pak Arka dan juga Pak Andi sampai di depan apartemen milik Veron, suaminya. Lorong apartemen yang kelihatan sangat sepi sekali membuat Bella takut karena baru kali pertama ini ia menginjakkan kakinya di rusun mewah seperti ini. Bella menghirup nafas dalam kemudian menghembuskannya pelan dari mulut mencoba menenagkan dirinya sendiri jika pria yang ada di dalam sana tidak akan pernah menyakitinya. Bella menoleh kearah Pak Arka yang ada di sampingnya, "Papa, apakah Mas Veron ada di dalam?" tanya Bella. Dia sangat takut jika harus berada di dalam apartermen sebesar ini sendirian. "Iya Nak, Veron ada di dalam kamu masuk saja nanti beberapa hari lagi Papa akan datang berkunjung," ucap Pak Arka mencoba menenangkan Bella. Pria paruh baya ini bisa melihat dengan jelas guratan kecemasan di wajah cantik me
Veron membuka kedua matanya lebar setelah mendengarkan suara seorang wanita yang kini sedang mengadu kesakitan sesaat setelah terdengar bunyi nyaring di dalam ruangan ini. Veron mendudukkan tubuhnya dan ia melihat Bella terjatuh di lantai, Veron buru-buru beranjak dari atas ranjang, ia benar-benar tidak sengaja menyakiti Bella.Veron kini sudah berjongkok di hadapan Bella. Netra lelaki itu melihat ke arah kening gadis ini yang bengkak dan memerah setelah bersentuhan dengan nakas yang ada di samping ranjangnya dengan keras."Maafkan aku Mas karena telah membangunkan tidurmu, aku hanya takut kamu terlambat berkerja saja karena Papa bilang jika kamu sering terlambat datang ke kantor," ucap Bella dengan meringis kesakitan. Tangan gadis malang itu mengusap-usap kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Untung tidak sampai berdarah."Kamu ini merepotkan aku saja, kamu membangunkan tidurku dan aku tidak menyukai akan hal itu! Itu perusahaan milik orangtuaku, terlambat juga tak akan jadi masalah!
Di alam mimpi Bella.Bella sedang bersimpuh dibawa kaki Laura dan juga Wilona, wanita itu memohon agar kedua wanita kejam di hadapannya memiliki belas kasih dan mau mengembalikan Airin padanya sesuai dengan janji mereka. Tapi kedua wanita itu meninggalkan Bella sendiri dengan tertawa tanpa dosa. Bella terus memohon dan memohon, tapi kedua wanita itu tidak perduli dan tetap melangkah pergi.Dunia nyata."Aku tidak perduli itu bukan urusanku," kata Veron dengan rahang yang mengeras dan kedua tangan terkepal dengan kuat.Veron melanjutkan langkah menuju ke dapur dan membuka tudung saji. Binar mata Veron begitu berbinar saat melihat banyak sekali makan malam yang sudah di siapkan oleh Bella, bahkan semua makanan di atas meja itu belum tersentuh sama sekali menunjukkan jika istrinya itu pasti belum makan."Kenapa dia belum makan? Apakah dia menungguku makan seperti tadi pagi?" tanya Veron pada dirinya sendiri. Veron segera mengangkat pundaknya acuh ketika ia mengingat setiap kata yang Bell