Share

Rencana Veron

      Pak Arka melihat kearah Bella dengan seulas senyuman manis sedangkan Veron langsung berdecih pelan melihat wanita yang mulai berjalan kearah mereka dengan menundukkan kepalanya itu. Veron bahkan tidak bisa menyembunyikan kebenciannya saat melihat Bella berjalan semakin mendekat kearah mereka berdua. Andai saja ia bisa berjalan menjauh dari meja ini pasti sudah Veron lakukan dari tadi namun nyalinya tidak sebesar itu untuk melawan apa yang Pak Arka inginkan.

      "Maafkan saya Pak," Bella langsung menghentikan ucapannya ketika menyadari jika dirinya salah menyebut Pak Arka dengan sebutan Pak, bukannya Papa dan Pak Arka tersenyum kecil melihat raut wajah Bella saat ini. Sedangkan Veron semakin muak saja melihat sikap Bella karena pria itu berpikir jika istri yang tidak dia harapkan ini sedang bersandiwara saja.

     "Lain kali kamu akan mulai terbiasa menyebut saya dengan panggilan papa," ucap Pak Arka. "duduklah di samping," Pak Arka langsung menghentikan ucapannya ketika dia lupa hendak menyebut nama Veron. "duduk di samping Papa saja," Bella langsung mengiyakan apa yang di ucapkan oleh Papa mertuanya itu untuk duduk di sampingnya.

    Bella melihat ke sekelilingnya seperti sedang mencari seseorang sampai Pak Arka menegurnya karena penasaran siapa yang sedang Bella cari saat ini. Veron masih menatap lurus kedepan dengan tatapan dingin hingga membuat Bella mulai tidak nyaman, tapi untuk menghargai Papa mertuanya Bella hanya bisa diam saja mencoba baik-baik saja.

     "Nak Bella kau sedang mencari siapa?" tanya Pak Arka dengan mengerutkan keningnya sedangkan Veron menatap kearah Pak Andi asistennya dengan wajah datar.

      "Pa, di mana Mas Veron kenapa dia tidak ikut sarapan?" tanya Bella masih mencoba mencari sosok lelaki yang dia nikahi. walaupun Bella tidak mencintai Veron tapi tetap saja pria itu sudah resmi menjadi suaminya hingga membuat Bella harus menghormatinya.

     Kenapa wanita ini masih sempatnya mencari muka dengan mencari suaminya cih, bahkan dia saja tidak mencintai pria itu dan dia pasti akan sangat bahagia ketika mengetahui jika suaminya adalah aku yang begitu tampan dan juga gagah. Batin Veron semakin muak dengan sikap wanita yang ada di hadapannya saat ini seakan dia ingin sekali menghardik kata-kata wanita yang berwajah polos di hadapannya itu namun dia takut jika Papanya akan marah dan memaki balik dirinya hingga Veron hanya bisa memilih untuk diam saja.

      "Dia sedang ada keperluan jadi Veron balik lebih dulu ke jakarta," ujar Pak Arka untuk menenangkan Bella. "kau habis menangis Nak," imbuh Pak Arka ketika melihat kearah kelopak mata wanita itu yang kelihatan bengkak.

     "Aku hanya kelelahan saja Pa."

     "Bodo! Jika tidak pintar berbohong jangan melakukannya," Veron menyambar ucapan Bella dengan tatapan datar yang mampu membuat Bella bergidik ketakutan.

    "Bukankah tidak sopan jika anda asal menyambar ucapan orang lain," hardik Bella dengan mencoba menyembunyikan ketakutan yang sedang terlihat dengan jelas dari sorot matanya. Bella tidak mengenal Veron namun dia sudah tidak menyukai pria itu karena sejak dari tadi menatapnya dengan tajam.

     "Diam kau!" hardik Veron dengan berdecak kesal dan nada suaranya mulai naik satu oktaf.

     Pak Arka tersenyum tipis melihat Bella yang berani membalas ucapan Veron tidak seperti kebanyakan wanita yang akan tunduk dengan ucapan yang di katakan oleh anaknya ini. Bella bahkan tidak terpesona dengan wajah dan juga bentuk tubuh Veron, hal itu membuat Pak Arka semakin menilai Bella berbeda dari kebanyakan wanita di luaran sana.

   "Sudah-sudah hentikan perdebatan ini, makanan di hadapan kita sudah mulai dingin," ucap Pak Arka membuyarkan tatapan Veron yang sedang melotot pada Bella.

    Bella langsung menyantap soto yang ada di hadapannya saat ini dengan begitu lahapnya, Veron memakan rawon yang kuahnya berwarna hitam karena itu adalah makanan favorit pria itu jika sedang berkunjung ke surabaya. Pak Andi duduk di meja yang jaraknya tidak jauh dari meja majikannya untuk melakukan sarapan pagi.

     Di dalam rumah Laura.

     Pagi hari Laura sedang memasak sarapan pagi di dapur dan Wilona sedang duduk di meja makan sembari memegangi perutnya yang mulai keroncongan sebab Ibunya itu terlambat bangun pagi karena sibuk menghitung uang yang di berikan Pak Arka setelah acara pernikahan kemarin. Wilona tidak bisa membantu apapun karena ia tidak pernah memasak sebab biasanya Bella yang selalu menyiapkan sarapan pagi dan juga memasak di rumah ini.

    "Ibu aku lapar sekali kenapa masih belum siap juga sarapan paginya," renggek Wilona sembari masih duduk di kursi meja makan yang terbuat dari kayu.

    "Jangan banyak bicara yang kau lakukan hanya mengeluh saja," maki Laura sembari masih sibuk mengoreng nasi yang sudah ada di dalam wajan itu. Laura sudah lama tidak memasak di dapur hingga membuat dirinya lama sekali hanya untuk membuat nasi goreng dan juga telor ceplok saja.

      Laura adalah wanita yang selalu melakukan perawatan sebab pekerjaannya menjadi wanita malam memaksanya untuk tetap tampil cantik dan awet muda. Jika tidak seperti itu mana ada pria yang mau mendekatinya untuk mengajaknya menghabiskan malam bersama.

   

       "Andaikan adik tiri ku yang bodo itu masih ada di sini maka ibu tidak perlu repot seperti ini dan aku juga tidak perlu kelaparan," gerutu Wilona dengan memutar Memori otaknya saat Bella masih ada di dalam rumah ini. 

     Namun sesaat kemudian Wilona mulai menggoyangkan kepalanya mencoba mengusir bayangan itu karena jika Bella kembali kerumah ini maka mereka tidak akan pernah bisa makan dengan enak lagi dan juga uang yang begitu banyak di dalam rumah ini akan sirna begitu saja. Karena Pak Arka memberikan uang itu tidak cuma-cuma sebab uang itu akan di minta kembali jika sampai Bella memutuskan bercerai dalam jangka waktu yang sudah mereka sepakati sebelumnya.

     "Sebenarnya Pak Arka memiliki rencana apa sampai dia mau mengeluarkan banyak uang untuk menikahkan putranya dengan gadis polos itu," ucap Laura di samping Wilona.

      "Bukankah sudah jelas, semua itu karena Veron sudah tua dan juga jelek jadi Pak Arka sengaja mencarikan putranya itu jodoh agar tidak menjadi bujang lapuk di usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga," balas Wilona dengan tertawa terbahak-bahak.

      "Hahahaha! Kamu benar juga sayang, Ibu penasaran bagaimana kondisi pernikahan Bella nanti, tapi sebenarnya kasihan juga gadis malang itu," ucap Laura.

      "Kalau Ibu kasihan kita suruh saja Bella bercerai dari suaminya dan biarkan dia bekerja seperti Ibu," ucap Wilona dengan mencebikkan bibirnya. Dia merasa cemburu ketika mengetahui Laura kasihan pada Kakak tirinya tersebut.

      Memukul kepala Wilona dengan kasar, "Ibu bekerja seperti ini juga demi mencukupi kebutuhan hidup kamu selama ini," hardik Laura.

       

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status