Share

7. Rindu Panti Asuhan.

Clarissa bangun ketika adzan subuh. 

Ia merendam pakaian kotor di dalam kamar mandi untuk mencucinya nanti.

Clarissa keluar dari kamar mandi setelah berwudhu. 

Clarissa melaksanakan salat subuh. Ia menangis dan bersimpuh di depan sang pencipta.  Cukup lama dia berdo’a. Begitu banyak yang dicurahkan di dalam do’anya. Dengan menagis sejadi-jadinya, mulutnya tetap berdoa. Seakan dia sedang berbicara kepada seseorang teman yang begitu setia mendengarkannya. Tanpa mau menyalahkan. "Ya Allah, hamba tidak akan menyalahkan takdir yang engkau berikan untuk hamba. Hamba ikhlas menjalani cobaan yang engkau berikan. Meskipun hampa merasa tidak sanggup," Clarissa menagis sejadi-jadinya. Ketika ia mencurahkan semua kepedihannya. "Ya Allah, berikan hamba kekuatan untuk menjalin ini semua. Clarissa menyudahi Doanya setelah ia mencurahkan seluruh perasaannya. 

Clarissa mulai merapikan sajadah dan mukenanya. Clarissa berharap libur selama 2 hari ini bisa mengatur perasaannya.  Clarissa merasa belum sanggup untuk melihat ruangan di mana dia diperkosa. Bayangan di malam pemerkosaan itu begitu segar dalam ingatannya. Dalam tidur sekalipun, bayangan itu tidak pernah mau menepi.

Setelah selesai sholat, Clarissa melanjutkan pekerjaan rumah. Ia harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah  sebelum Sinta datang. Ini untuk pertama kalinya Clarissa akan jalan-jalan. Clarissa tidak sabar untuk bisa secepatnya menyelesaikan pekerjaannya. 

 Clarissa mencuci baju yang cukup  banyak karena ia hanya sempat mencuci baju satu kali dalam seminggu. Setelah selesai mencuci baju, Clarissa menjemur pakaian di belakang rumah.  kemudian membersihkan rumah, mengepel dan mencuci piring-piring yang kotor.

Clarissa memasak nasi dengan Periuk, karena memang dirinya tidak memiliki magic com. Clarissa kemudian menggoreng telur mata sapi untuk menu sarapan paginya. 

Clarissa sengaja menyibukkan dirinya dengan berbagai macam pekerjaan rumahnya agar dirinya tidak mengingat peristiwa itu kembali. Ia sarapan nasi dan telur mata sapi ditambah dengan teh hangat. Menu seperti ini terasa begitu sangat nikmat untuknya. 

Setelah perutnya terisi dan merasa kenyang. Carissa kembali melamun dan memikirkan segala macam permasalahan yang dihadapinya. 

Sendiri berada di rumah yang dalam keadaan seperti ini membuat Clarissa begitu sangat merindukan suasana di panti asuhan. Di sana selalu ramai dengan Adek-adeknya. "Bunda Risa rindu," ucap Clarissa yang begitu sangat merindukan bunda Linda. Bunda yang begitu sangat baik dan tulus menyayangi ku.

"Ibu, akhirnya Risa sadar dan paham sekarang Bu. Ibu sengaja meninggalkan Risa di panti. Ibu tidak ingin Risa hadir dan merusak kebahagiaan ibu. Risa terlalu menyayangi ibu, namun ibu tidak sayang Risa. Selama ini Risa seperti orang bodoh yang selalu berharap ibu datang untuk menjemput Risa. Bila ibu tidak bisa menjemput Risa, setidaknya ibu mau mengunjungi Risa di panti. Sekedar untuk memastikan Risa masih hidup atau sudah mati. Namun itu tidak pernah ibu lakukan. Seharusnya Risa sadar bahwa ibu tidak sayang Risa sehingga Risa tidak perlu datang ke sini, hanya untuk sekedar mencari ibu. Bila Risa tidak datang ke sini, semua ini tidak mungkin Risa alami Bu. Risa sudah sangat hancur. Bahkan hancur berkeping-keping.  Namun Risa tidak ingin menjadi anak yang durhaka. Risa tidak akan pernah menyalakan ibu. Ini semua takdir Risa Bu. Risa cukup menyadari ini semua. Maaf bila Risa terlalu sayang ibu dan berharap bisa hidup bersama dengan ibu seperti dulu. Walaupun hanya makan nasi tanpa lauk, namun semua itu terasa enak saat ibu yang menyuapinya," ucap Clarrissa sambil menangis tersedu-sedu. 

Clarissa berbaring di atas kasur tipis yang selalu di pakainya untuk berbaring dan tidur. Clarissa memegang ponselnya. "Risa sangat merindukan Bunda. Bila waktu itu Risa mendengarkan kata bunda, untuk tidak datang ke sini, semua ini tidak mungkin terjadi," Ucap Clarissa penuh sesal.

"Bunda maafin Risa yang tidak mau nurut sama Bunda," Ucap Clarissa memandang foto kecil yang berukuran 5R yang di beri bingkai  foto berwarna hitam. Di foto itu, Clarissa tersenyum sambil memeluk Bunda Linda.  

"Risa benar-benar nyesal bun," ucap Clarissa. 

Aku menghubungi nomor ponsel ibu panti yang selalu di panggilnya Bunda.

"Hallo, Assalammu'alaikum." 

Clarissa diam saat mendengar suara yang begitu sangat di rindukannya. Suara yang sangat lembut dan bersahaja.

 "Wa’alaikumsalam Bunda,” ucap Clarissa menjawabnya.

"Bagaimana kabar di sana,” ucap Bunda linda yang menanyakan kabar Clarissa.

"Risa baik Bun, kabar bunda bagaimana?"  

"Alhamdulillah, bunda baik sayang," jawab bunda Linda dari seberang sana.

 Tangis Clarissa serasa ingin pecah saat ini. Clarissa seakan tidak mampu menahan rasa sesak di dadanya.

"Risa kenapa nak?" ucap bunda saat mendengar Clarissa menangis. 

"Risa rindu bunda," ucap Clarrissa yang menangis dan terisak. "Risa ingin memeluk bunda."

"Apa Risa mau pulang sayang?" ucap bunda.

Clarissa mengelengkan kepalannya. "Risa sudah gajian bunda. Nanti Risa kirimkan bunda uang via kantor pos ya. Tapi Risa belum bisa kirim banyak. Soalnya Risa mau bayar sewa rumah dan beli sepatu juga. Sepatu Risa sudah rusak," ucap Clarissa menjelaskan.

"Risa masih butuh banyak uang di sana. Risa pegang aja dulu," ucap bunda Linda menasehati.

"Risa sudah janji sama Adek-adek di pantai bunda. Kalau Risa bakal kirimkan mereka uang, bila Risa sudah gajian. Uang yang Risa sisakan,  cukup sampai akhir bulan," ucap Clarissa menjelaskan.

"Kalau memang seperti itu, ya sudah, tidak apa-apa. Risa jangan lupa jaga kesehatan ya nak. Disana Risa sendiri. Bila sakit, siapa yang akan urus," ucap bunda yang begitu sangat menghawatirkan anak asuh yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri. 

“Iya bunda. Hari ini Risa akan jalan-jalan sama teman Risa bunda. Selama di sini, Risa belum pernah coba jalan-jalan," ucap Clarissa yang mengusap air matanya. 

"Iya nak, tapi hati-hati ya," ucap bunda Linda. 

"Iya bunda," jawab Carissa. 

"Bun, sudah ya, paket telpon Risa habis," ucap Clarissa setelah cukup lama bercerita dengan bunda.

"Iya nak, assalamu'alaikum,"  ucap bunda.

"Wa’alaikumsalam bunda," jawab Clarissa yang menutup panggilan telepon. Setelah menghubungi Bunda Linda Clarissa merasakan hatinya merasa sedikit lebih tenang. 

Clarissa memandang jam yang menempel di dinding kamarnya. Clarissa sudah tidak sabar menunggu Sinta datang menjemputnya. Clarissa membaca pesan yang masuk di ponselnya. Carissa tersenyum ketika membaca pesan yang dikirim cinta yang mengatakan bahwa dirinya akan datang ke rumah Clarissa. 

***

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kanza Khalisa
tu bos tidur apa mati ya, bercaptcer2 ga ada POV nya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status