Clara membuka matanya perlahan. Merasakan cahaya mentari yang menyeruak masuk ke dalam kamarnya melalui selah gorden yang tidak tertutup dengan rapat. Wanita cantik itu merasakan ada yang melingkar pada pinggangnya. Dan itu tak lain adalah lengan seseorang.Dia menolehkan wajahnya ke samping. Melihat sosok Aland yang masih terlelap tepat di sana. Ada senyum tipis yang terukir pada wajah cantik Clara. Mendapati pria yang berada di sampingnya ketika dia terbangun.Namun sangat di sayangkan, Clara tidak bisa mengingat apapun semalam. Clara yakin, setelah dirinya meminum obat itu dirinya langsung terlelap. Mungkin ketika Aland masih berada di dalam kamar mandi.Perlahan Clara melepaskan lengan Aland pada tubuhnya, kemudian beringsut turun dari ranjang. Wanita cantik itu berdiri di tepi ranjang sembari menatap wajah Aland yang tengah tertidur pulas itu. Tampan, sangat tenang, membuat senyuman manis Clara terukir pada wajah cantiknya.Is he really my husband? Batin Clara.Setelah memandangi
“Sejak kapan kalian menikah?”Sebelum menjawab pertanyaan dari Helena. Clara ingin bertanya terlebih dahulu mengenai wanita di hadapanya. Siapa dia? apakah dia adalah sodara Aland? Jika memang ya, lalu mengapa dia tidak mengetahui perihal pernikahan Clara dengan Aland. Bahkan jika dia adalah teman Aland, tidak mungkin jika Aland menikah tanpa sepengetahuan teman-temanya.Dan … Mereka bertemu hampir setiap hari?Helena sendiri menganggap perkataan Aland itu benar. Jika Clara memang istri Aland, maka tugas Hele sekarang adalah untuk menyingkirkannya dari sisi Aland, kemudian menggantikan posisinya. Pada kenyataanya, Aland tidak mencintai wanita tersebut. Hele tau itu.Lord! Adegan semalam terus-menerus muncul di pikiranku. Dan pria ini tidur bersama wanita lain ketika istrinya berada di dalam satu rumah. Ckck. Clara yang malang. Batin Helena.“Kami sudah menikah semenjak tiga bulan yang lalu.” jawab Aland.Seketika Helena terhenyak. Tiga bulan yang lalu? Jelas saja tiga bulan yang lalu
Clara duduk di kursi taman, di temani oleh Jonathan di hadapanya. Di atas meja sudah tersedia dua cangkir teh hangat untuk menemani percakapan mereka. Clara mengajak Jonathan berbincang sejenak setelah pria itu selesai memeriksa kondisinya.“Kau mengenal Aland dengan baik, bukan?” tanya Clara kepada Jonathan.Pria tampan itu menatap Clara dengan tatapan yang sangat lekat.“Tentu.”Clara terdiam sejenak, menatap cangkir berisikan teh di atas meja dengan nanar. “Benarkah? Bisakah kau ceritakan sedikit tentangnya?” tanya Clara lagi sembari mengangkat wajahnya dan menatap Jonathan.Jonathan terdiam. Clara anggap diamnya itu adalah sebuah penolakan. “Setidaknya beri tahu kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi.” pinta Clara dengan penuh harap.Jonathan menghela napas panjang, menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi taman. “Apakah aku punya hak? Seharusnya kau bertanya langsung kepada Aland, Clara.” jawab Jonathan yang tentunya begitu mengecewakan untuk Clara.Kemudian dokter tampan itu ber
Wanita cantik yang mengenakan dress berwarna merah serta high heels yang tinggi itu melenggang masuk ke dalam ruangan setelah si pemilik mempersilahkannya. Dia duduk di atas sofa berwarna abu tepat di hadapan seorang pria tampan tersebut. Jangan pernah melupakan make upnya yang begitu tebal.Apakah wanita ini tidak takut berakhir seperti … Helena? Ckck.“Aku sudah menunggu dua puluh menit agar bisa bertemu denganmu. Nampaknya kau begitu sibuk, Aland.”Dia berkata berkata dengan penuh percaya diri. Tidak melihat ataupun mengukur tengah berbicara dengan siapa. Hanna pikir, satu kali mereka tidur bersama, itu artinya hubungan mereka sudah begitu dekat dan intim. Wanita cantik itu menantikan kesempatan kedua, untuk benar-benar merasakan fantasy menikmati tubuh Aland dengan nyata.“Kau tidak memberi kabar, atau membuat janji terlebih dahulu.” Ujar Aland.“Aku ingin membuat kejutan untukmu.”Aland terkekeh pelan mendengar itu. “Kejutan?”“Tentu.” Balas Hanna cepat. “Apakah kau sudah makan s
Bahu Hanna melemas seketika, dan seluruh tubuhnya meremang hebat ketika mendengar pernyataan yang di ucapkan oleh pria tampan di hadapannya. Menikah? Adik? Apakah yang di maksud oleh Aland adalah Clara? Namun bagaimana mungkin.Dapat Aland sadari jika raut wajah Hanna yang mendadak terlihat begitu pucat. Bagaikan aliran darah yang mengalir pada area wajahnya mendadak terhenti. Bagaimana tidak. Kini pria yang tengah di rayunya malah mengatakan hal yang sangat mengejutkan.Hanna mencoba mengatur pikirannya, menyetabilkan kembali degub jantung yang kini berpacu dua kali lipat dari biasanya. Hanna harus terlihat seolah dia bingun dan tidak mengerti dengan apa yang sudah Aland katakana tadi.Wanita cantik itu mengangkat wajahnya untuk menatap Aland. Halisnya sedikit berkerut. Dia membuat raut wajah kebingungan.. “Apa maksudmu, Aland?”Aland menatapnya dengan begitu intens. Apakah ini adalah salah satu kelebihan wanita? Begitu pandai berpura-pura? Sebelumnya hal itu juga berlaku kepada Hele
“Dia sudah menikah dengan Aland. Apa sekarang kau puas, Dadd?”Tentu saja. Robert benar-benar terkejut dengan apa yang telah Hanna katakan. Haruskah dia senang atau malah merasa sebaliknya? Clara adalah putrinya yang terang-terangan telah dia buang, bahkan Robert juga tega menjualnya pada acara lelang. Namun kini, siapa yang mengira jika putri buangan itu begitu memiliki nasib yang baik.“APA?” pekik Patricia. “Bukankah Aland hanya memeliharanya?”“PATRICIA! Jaga ucapanmu!” bentak Robert. Pria paruh baya itu kini harus berhati-hati dalam bertindak. Itu juga berlaku untuk semua anggota keluarga yang lain.“Waw, Clara. Itu luar biasa.” seru Alice seraya menepuk kedua tangannya.Alice sangat membenci Clara. Namun Ia merasa senang ketika mendengar kabar terbaru mengenai saudara tirinya itu. Karena secara tidak langsung, Hanna sudah di kalahkan. Ckck. Hanna selalu menyombongkan dirinya. Dan sekarang dia tengah terjun bebas.Mereka semua terkejut. Batin Clara merasa heran.Bukankah untuk se
Perlahan pikiran Clara mulai tersadar. Dia juga dapat mendengar suara dari keyboard yang tengah di ketik. Lalu, Clara membuka matanya. Melihat sekeliling ruangan yang tampak berbeda. Dia tidak tidur di kamarnya, melainkan di dalam ruangan Aland.“Kau bangun?” tanya Aland ketika melihat Clara yang beranjak dari tempatnya.Clara sedikit merapikan rambutnya yang berantakan. Dia duduk di atas sofa sembari memandangi Aland yang terlihat begitu sibuk. Lalu wanita cantik itu memandangi tubuhnya yang kini sudah mengenakan pakaian yang berbeda.“Kau yang mengangganti pakaianku?” tanya Clara memastikan.“Ya, pakaianmu robek.”Clara menundukan wajah sembari menggigit bibir bagian bawahnya. “Maafkan aku, Aland.”“Beristirahatlah, Clara.” balas Aland. Pria tampan itu berbicara tanpa menatap Clara.Clara menganggukan wajahnya kemudian menjawab. “Ya.”Kemudian, Clara keluar dari ruangan Aland dan berjalan menuju kamarnya. Dia masih mengingat dengan jelas kejadian sebelum dirinya tertidur tadi. Merek
Happy Reading ....“Bagaimana? Apa yang Jonathan katakan?” tanya Clara kepada Aland.Kini mereka berdua tengah berada di dalam sebuah lift dan turun menuju basemant. Setelah pemeriksaanya selesai, Aland langsung mengajaknya pergi tanpa membiarkanya untuk bertemu Jonathan terlebih dahulu. Aland beralasan jika Jonathan tengah sibuk, dan tentu Clara menghargainya.Sesaampainya di basemant rumah sakit. Seorang pria memberikan sebuah kunci mobil kepada Aland. Dan Aland meminta Clara untuk naik ke dalam mobil yang berbeda dengan yang di naikinya ketika berangakat tadi. Mobil sport mewah dengan Aland yang menyetirnya sendiri.“Masuklah.”“Baik.”Mobil melaju kencang dan membelah jalanan. Mungkin ini yang pertama kalinya bagi Clara, menaiki mobil dengan Aland yang mengendarainya. Suasananya terasa berbeda, terlebih hanya ada mereka berdua di dalam mobil tersebut.Sudah ada sekitar dua McD yang mereka lewati, dan ada sebuah raut wajah kecewa yang di tampilkan Clara. Sejak kemarin, Clara ingin