Share

BAB 16. Keputusanku.

"Mbok, jangan buka pintu pada siapa pun yang datang, sampai aku kembali nanti sore. Kalau Mbok bosan bisa menyusulku ke kantor nanti biar aku pesankan taksi online." Wanita paruh baya itu hanya mengangguk.

"Em, anu, Bu, kalau Bapak yang pulang apa tetap jangan dibukakan pintu?" tanyanya ragu.

"Iya, biarkan saja di luar, ingat Mbok siapa pun!" ucapku memperjelas.

Sebelum aku benar-benar keluar kupastikan dulu apakah para benalu itu sudah pergi atau masih kekeh mendemoku di depan pintu.

Aku tidak mau langkahku terhambat karena harus berdebat dengan mereka semua. Menguras energi saja.

“Kunci, Mbok! Aku berangkat dulu, ya, titip Fia!” seruku.

“Siap, Bu!” jawab Mbok.

Aku gegas membuka pintu pagar karena tidak mungkin aku menyuruh Mbok bisa-bisa Fia nangis.

“Eh, Mbak Lisa sudah rapi saja jam segini. Mau ke mana, Mbak?” tanya tetanggaku yang masih ngobrol di luar dengan para tetangga yang lain sepertinya mereka baru saja selesai kerja bakti

“Ke mana lagilah pasti mau ke kantor pengadilan aga
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status