Share

BAB 32. Rumah disita Bank?

🌸🌸🌸🌸🌸

Kutarik lengan anak ini dan gegas mengajaknya pergi dari sini.

“Teh, kenapa kok, buru-buru?”

“Teteh takut ketemu siapa itu si Eko. Ups!” jawabku keceplosan.

“Ha ha ... iya, Teh. Emang mengerikan itu laki-laki mata keranjang. Kalau lihat aku saja enggak mau kedip. Apalagi lihat Teteh yang cantik jerit begini,” jawabnya. Untung saja anak ini enggak curigaan. Aman!

“Makanya itu Teteh takut. Yuk, buruan! Itu mobil Teteh di sana!” ajakku.

"Baru kali ini loh, aku sekolah diantar pakai mobil, biasanya nebeng sama teman kalau Bapak enggak bisa antar," celotehnya.

“Alhamdulillah semoga saja nanti Neng jadi orang sukses dan ke mana-mana naiknya mobil,” jawabku.

“Aamiin ... Teh!” Kemudian dia selfie-selfie. Bisa gawat nih, kalau dia update status terus ketahuan Mas Eko dan yang lainnya.

“Neng. Pemandangan di sini bagus sekali , ya?”

“Iya, Teh. Kan, masih di pelosok kampung. “

"Eh, iya Neng, tahu enggak kebun di sini yang mau dijual? Kayaknya kalau beli kebun di sini enak juga,"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status