Aldira yang mendengar perkataan wanita tua itupun mendekat ke tubuh yang sekarat itu, ia malah mengambil alih penanganan yang sebenarnya adalah tugas Alex.
Aldira berusaha menyelamatkan wanita itu, Alex merasa terkejut karena tubuhnya di dorong oleh gadis magang itu. Semua suster yang ada di dalam juga ingin menghentikannya.
Tetapi Alex yang merasa penasaran membiarkannya dan menyuruh mereka untuk membantu Aldira.
Wajah gadis itu terlihat sangat serius, ia mulai dengan menjahit bagian kepala wanita itu dengan hati-hati dan penuh ketelitian.
Sesekali ia melihat ke sebuah monitor yang menunjukan garis detak jantung yang masih terus bergerak.
Pendarahan itu mulai berhenti, namun, kondisinya masih kritis. Monitor yang menampilkan gelombang berwarna hijau tiba-tiba menunjukan angka 52.
Alex benar benar terkejut, biasanya dokter yang magang itu tidak berani megambil tindakan seperti ini.
Tapi dia berbeda ....
Sikapnya sama seperti, apaa sebenarnya yang gue pikirin. Batin Alex.
Semua yang ada di dalam ruang operasi tidak lagi mempedulikan Aldira. Saat ini yang ada di pikiran mereka adalah harus bekerjasama untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Selama 2 jam akhirnya Aldira dan beberapa orang lainnya bisa menarik napas lega. Ia berhasil menyelamatkan nyawa wanita tua itu.
Mereka semua menatap ke arah alat penditeksi jantung itu, semuanya telah berjalan dengan normal.
"Hufff" Aldira menghembusan napas kasar.
"Keren, gue kaget waktu lo tiba-tiba nekat ngambil alih penanganan, gue sempat bengong aja selama beberapa detik." ucap Alex sambil terus memantau monitor itu.
Aldira hanya tersenyum, ia juga tidak menyangka akan bertindak seperti itu untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
"Hanya menjalankan tugas." jawab Aldira. Ketika mendengar penjelasan wanita tua tadi ia hanya ingin sebuah keluarga kecil bisa berkumpul kembali.
Alex mengangguk setuju. Lalu lelaki itu berbicara pada suster dan ia mencatat semua yang dikatakan oleh Alex.
"Ikut gue!" perintah lelaki itu lagi.
Aldira hanya kembali mengikuti perkataannya, bagaimanapun ia sekarang benar-benar seperti ekor yang hanya mengikuti kemana lelaki itu pergi dan hanya terus menyimaknya.
Maaf yah kalo part ini gak seru, Segini aja dulu
TBC
Jangan lupa vote, coment, and share yah
Berteman juga yah disosmed aku:
I* : @yoselmie_selmie0902
F* : Yoselmie alexandra
Salam hangat dari author😘
"Lain kali, lo jangan berbuat kek gitu lagi, ini masalah nyawa orang ngerti?" tegur Alex ketika sampai di ruangannya.Ia melepaskan jas dan meletakkannya pada kursi itu. Lalu bersandar pada kursinya dan kembali membaca laporan yang ada di mejanya."Bukannya tadi dia muji gue? Aneh banget sih nih orang, gak ada akhlak."Batin Dira.Tit ... tit ... tit .... (dering telpon ceritanya)"Halo," ujar Alex."Dok, pasien yang ingin cuci darah sudah siap." sahut suara dari seberang telpon."Hmm." jawabnya singkat lalu ia kembali mengenakan jas nya, dan beranjak pergi.Alex adalah dokter yang memiliki dua spesialis, tidak banyak dokter yang memiliki dua spesialis berbeda. Salah satu yang memilikinya adalah Alex. Alex adalah dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah.For your information ....Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal akibat kerusakan pada organ
Kini gadis itu sedang fokus menyetir dan ia tidak mengerti mengapa sekarang ia malah duduk bersama sebuah arwah yang tidak jelas asal usulnya dalam satu mobil."Jadi mau gimana nih?"tanya Aldira pada arwah itu."Biasanya kalo habis pulang kerja dia balik ke tempat yang kemarin,"sahut arwah itu"Kasian amat hidup tu orang, gak bosan apa ke tempat yang sama mulu,"ledek Dira.Arwah itu hanya diam dan tidak bergeming sedikitpun. Ia hanya melihat jalanan dengan tatapan kosong."Lu ngomong kek, diam mulu bosen nih gue,"ucap Dira.Arwah itu kini menoleh dan hanya menatap Aldiria tanpa berbicara dengan tatapan yang kosong."Yaudah kalo gak mau ngomong, gak usah liatin gue gitu terus,"seru Aldira karna merasa risih.Tak beberapa lama akhirnya berakhirlah masa membosankan itu. Aldira keluar lalu bersandar pada mobilnya menanti kehadiran seorang lelaki yang tidak lain adalah Alex.Setelah beberapa menit menunggu dengan bosan, akhir
Alex kini menatap wajah Aldira yang tengah menghela napas dengan kasar. Sebenarnya, entah mengapa ia juga merasa bersalah pada sosok perempuan di sebelahnya ini. Alex juga tidak suka bila merepotkan orang lain."Makasih,"gumam Alex."Ha?"tanya Aldira karna ia tidak mendengarnya dengan jelas."Yaudah pulang,"ujar Alex bangkit berdiri.Aldira tersenyum senang akhirnya ia akan segera bertemu dengan kasur nya.Gadis itu begitu bersemangat, saat bangkit berdiri ia tidak melihat lelaki itu sudah berada di depannya sehingga menabrak lengan kanan Alex yang keras."Aduh,"ucapnya spontan dan mengelus-elus jidatnya.Alex menoleh ke arah Aldira yang kini tengah menatapnya dengan kesal."Apa?"tanya Alex.Aldira hanya menghembuskan napasnya, karena memang ia yang salah tidak melihat Alex berada depannya."Kenapa diam? Mau pulang atau diam disini?"cetus Alex."Iya pulang,"jawab Aldira lemah ia lalu berjalan mengikuti Alex
Beberapa saat kemudian muncul lah sosok yang paling di tunggu oleh banyak anak magang itu."Halo,"Sapa nya ketika memasuki ruangan itu."Halo,"sahut anak-anak magang dengan antusias kecuali Aldira, ia malah memutar bola matanya dengan malas ketika tau siapa orang tersebut."Salam kenal saya Alex, semoga hari ini kalian dapat suatu pembelajaran,"ucapnya singkat.Tanpa banyak basa basi ia langsung berjalan dan diikuti oleh 10 anak magang yang teridiri dari 4 cowok dan 6 cewek termasuk Aldira dan Shuiyan.Shuiyan menarik lengan Aldira dengan semangat, dan kini mereka berdua berdiri tepat di belakang Alex.Sekarang mereka berada di ruang ICU dimana banyak orang sakit sedang berbaring dengan peralatan rumah sakit di sebelah mereka."Maaf menganggu waktunya, kami akan melakukan pemeriksaan,"ucap Alex meminta izin pada pasien itu."Kenapa hari ini ada banyak orang dok?" tanya lelaki muda itu terlihat seperti umur 21 tahun.
Selama pembelajaran berlangsung, tidak ada yang berani berbicara seperti awalnya. Bahkan tidak ada yang berani menatap wajah Alex.Kecuali Aldira, ia terus memperhatikan gerakannya dan setiap ekspresi Alex yang menurutnya biasa saja tetapi menurut orang lain menakutkan.Setelah beberapa menit memeriksa dan mencatat apa yang mereka dapatkan, pembelajaran yang sangat membosankan bagi Aldira itu akhirnya berakhir.Aldira lalu maju memberikan catatanya dan catatan Shuiyan kepada Alex untuk di periksa, ia memberikan buku tersebut dengan santai."Nih,"ucapnya Aldira.Alex menatap buku itu dan melihat wajah Aldira dengan tatapan tidak suka."Apa?"tanya Aldira heran.Gadis itu lalu menyerahkan buku tersebut pada tangan Alex lalu berbalik. Namun Alex mencengkam pergelangan tangan Aldira dan membuat gadis itu kembali menatapnya.Kini Aldira menemukan mata Alex yang begitu tajam sedang menatapnya, rahang bawahnya terlihat bergetar d
Flashback onSeorang lelaki dengan sebuah jas yang menggantung di lengan kirinya sedang berjalan di pinggiran jalan, ekspresi lelaki itu tampak sangat kesal.Begitu kesalnya ia menampar sebuah tiang listrik yang berada di depannya. Ia lalu menarik tangannya karna merasa sakit dan menunjukan tangan nya sudah berwarna merah karena benturan keras itu.Lelaki itu mengoyang-goyangkan tangannya yang terasa sangat nyeri itu. Tiba-tiba sebuah uluran tangan yang hangat menyentuh tangan lelaki itu.Akibat sentuhan hangat yang kecil itu, membuah ia terkejut dan dengan cepat menarik tangannya."Lo gak apa-apa?"tanya perempuan itu.Sedangkan lelaki itu menatapnya dengan wajah seakan-akan tidak suka atas kehadirannya, ia lalu pergi menjauh dari perempuan itu. Namun perempuan itu berjalan dan mendekatinya."Nama gue Alleta, gue cuma mau nolong lo aja,"ucap gadis itu."Gue gak perlu bantuan,"jawab lelaki itu dingin lalu pergi.Alleta berlari menghadang jalannya, "Gue liat tadi tangan lo kesakitan, ka
Alex berjalan menuju ruangannya sambil menggosok-gosok kepalanya dengan frustasi. Ia tidak tahu kenapa hari ini ia bertingkah aneh sekali. Jantung nya yang selalu bergetar hebat ketika melihat Aldira.Ia duduk sambil meutup mata dan menaruh tangan kirinya di atas keningnya, berharap mendapatkan sebuah ketenangan.Tiba-tiba, ketika matanya tertutup muncul bayangan wajah Alleta. Ia membuka matanya dengan cepat berharap menemukan sosok yang ia rindukan.Alex menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan bersamaan dengan telapak tangan yang mengusap wajah nya.Di sisi lain, Shuiyan masih dengan penuh rasa curiga menanyakan semua pertanyaan yang ia pikirkan."Dira, lo ngapain sih? Jawab dong yang gue tanya tadi,"ucap Shuiyan sambil menggerak-gerakan tangan Aldira karena temannya hanya terdiam tanpa memberikan jawaban.Aldira yang merasa risih sekaligus merasa tidak enak karena menyembunyikan sesuatu dari Shuiyan, akhirnya ia memutuskan untuk menjawab."Iya gue jawab, tapi ini rahasi
Ketika sampai di pintu toilet Shuiyan menghentikan langkahnya."Kenapa?"tanya Aldira."Kita pergi aja,"ucap Shuiyan sambil menarik tangan Aldira menjauh dari tempat itu.Ketika sudah berada jauh dari tempat itu akhirnya Aldira bertanya pada Shuiyan karena ia bingung mengapa tiba-tiba gadis tersebut berubah pikiran."Lo kenapa tiba-tiba berubah pikiran?"kata Aldira tanpa basa-basi."Gue heran aja gitu, kita gak tau apa yang sebenarnya terjadi gue jadi agak ragu gitu buat tolongin dia,"jelas Shuiyan."Maksud lo mungkin si cewek tadi ada sesuatu hal dengan sosok tadi yang kita gak tau?"tanya Aldira."Iya bener, gue ragu aja gitu takutnya entar malah kita lagi yang ada dalam bahaya,""Nah iya, gue juga mau bilang kek gitu. Gue heran aja ruangan itu kayak udah gak pernah dipakai dan yang jadi pertanyaan gue, dia bisa dapat kunci ruangan itu dari mana?"tutur Aldira."Rumit yah ... ehh jangan-jangan ini kek yang di film atau cerita biasanya, si cewek dan cowok itu punya misi rahasia terus ce