"Lain kali, lo jangan berbuat kek gitu lagi, ini masalah nyawa orang ngerti?" tegur Alex ketika sampai di ruangannya.
Ia melepaskan jas dan meletakkannya pada kursi itu. Lalu bersandar pada kursinya dan kembali membaca laporan yang ada di mejanya.
"Bukannya tadi dia muji gue? Aneh banget sih nih orang, gak ada akhlak."Batin Dira.
Tit ... tit ... tit .... (dering telpon ceritanya)
"Halo," ujar Alex.
"Dok, pasien yang ingin cuci darah sudah siap." sahut suara dari seberang telpon.
"Hmm." jawabnya singkat lalu ia kembali mengenakan jas nya, dan beranjak pergi.
Alex adalah dokter yang memiliki dua spesialis, tidak banyak dokter yang memiliki dua spesialis berbeda. Salah satu yang memilikinya adalah Alex. Alex adalah dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah.
For your information ....
Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal akibat kerusakan pada organ tersebut. Selama proses cuci darah, darah akan dialirkan oleh mesin dari dalam tubuh pasien melalui saluran steril dan melewati membran dialisis khusus. Melalui membran tersebut, zat-zat sisa metabolisme tubuh akan dibuang dan ditampung di dalam cairan khusus.
Ketika mereka sampai di tempat itu betapa terkejutnya Aldira. Ketika tahu ternyata orang yang akan melakukan cuci darah adalah seorang anak kecil.
Anak perempuan berumur 10 tahun itu terlihat sangat tidak ada semangat untuk hidup. Aldira berusaha untuk menghiburnya.
"Hai anak manis!" sapa Dira menghampiri anak itu.
Anak itu hanya menatap wajah Aldira tanpa ekspresi. Wajah sang ibu anak itu terlihat sangat sedih, matanya terlihat penuh penderitaan.
"Semangat yah! adek pasti bisa lewatin semua ini." ucap Dira memberi semangat.
"Aku kadang cape kak, soalnya sakit mulu." jawab anak itu dengan suara pelan.
Aldira mengusap pelan puncak kepala anak itu.
"Cuci darah itu perlu dek, untuk saat ini ginjal adek gak bisa berfungsi dengan baik. Jadi cuci darah bisa membantu adek untuk bisa menjalani aktivitas dengan baik." tutur Aldira dengan tenang.
"Tapi, aku bisa sembuh kan kak?" tanya anak kecil itu polos.
"Kalau ginjal adek udah berfungsi dengan baik pasti sembuh kok," jawabnya. "Yuk masuk!"ajak Aldira.
Lalu tak beberapa lama mulai lah proses cuci darah tersebut. Langkah pertama yang dilakukan dokter untuk memulai prosedur cuci darah adalah memeriksa kondisi kesehatan tubuh pasien.
Dokter dan perawat akan melakukan pemeriksaan fisik pasien seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan.
Setelah itu, akses cuci darah yang sudah dibuat sebelumnya dibersihkan untuk pemasangan jarum.
Dua buah jarum yang terhubung dengan selang cuci darah kemudian dipasang di titik akses yang sebelumnya sudah dibuat di tahap persiapan. Satu buah jarum akan mengalirkan darah ke mesin cuci darah, sedangkan satu jarum lagi akan mengalirkan darah dari mesin cuci darah ke dalam tubuh.
Darah akan mengalir melalui selang steril tersebut menuju alat cuci darah. Kelebihan cairan tubuh beserta zat-zat sisa metabolisme akan dibuang setelah melewati membran khusus.
Darah yang sudah mengalami proses cuci darah kemudian dikembalikan ke tubuh menggunakan pompa khusus.
Selama prosedur cuci darah dilaksanakan, pasien diperbolehkan untuk melakukan kegiatan santai, seperti menonton televisi, membaca, atau tidur, namun harus tetap berada di tempat tidur.
Pasien dapat memberitahukan kepada dokter atau perawat terkait ketidaknyamanan yang dirasakan selama prosedur cuci darah. Selama cuci darah, dokter dan perawat akan memantau kondisi pasien secara berkala.
Semua proses itu akhirnya berjalan dengan lancar.
Hari mulai gelap, Aldira akhirnya bisa istirahat karena waktu tugas nya telah selesai.
Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan baginya. Karena ada banyak sekali pasien yang harus ia periksa.
Ketika ia melihat jam di tangannya tidak terasa ternyata sudah menunjukan pukul 23.45 WIB.
"Argh!" serunya sambil merenggang kan kedua tangan nya ke atas, ke kiri dan kanan sambil menutup mata.
Baru saja ia membukan matanya, sudah ada sebuah arwah setan yang berada di depannya.
"Dasar setan sialan!" pekiknya sambil menampar wajah setan yang berada di depannya karna kaget.
"Jadi setan gak ada akhlak banget, udah jelek makin jelek tau gak gara-gara gak punya etika!" makinya kesal dan pergi meninggalkan setan yang berantakan wujudnya itu.
Sementara setan itu kebingungan karna orang tersebut tidak merasa ketakutan bahkan berani sekali menamparnya.
Aldira kesal sekali hari ini. Sungguh sangat kesal, ketika ia menghampiri mobilnya ia kembali melihat sosok arwah itu.
"Hmm oke," ucap Aldira pasrah.
Kira-kira apa yang terjadi setelah ini?
TBC
Segini dulu yak, jangan lupa ikuti aku :
I* : @yoselmie_selmie0902
F* : Yoselmie alexandra
Tungguin terus yah kelanjutan cerita ini. Pai²🖐🏻
Salam hangat dari author😘
Seorang perempuan terbangun dengan wajah pucat pasi yang terkejut dan ia melihat ke sekelilingnya.Ia berusaha bangkit untuk duduk, meskipun dengan kepala yang sedikit berdenyut lalu melihat ke arah tangan kirinya yang sudah memiliki hiasan yaitu di infus. Di hidungnya juga terdapat alat bantu pernapasan selang oksigen."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya pada dirinya sendiri.Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Yosia, akhirnya udah sadar juga." ucap seseorang yang baru tiba.Yosia sedang melihat ke arah seorang perempuan yang sedang menatapnya dengan senyuman itu dan tiba-tiba muncul perempuan lain dari belakang."Ada yang sakit gak?" tanya perempuan itu lagi. Yosia hanya menggeleng."Dok, saya kenapa bisa ada di sini?" tanya Yosia sopan."Kamu itu bisa di sini karna di duga mau mencoba untuk bunuh diri. Kamu membawa mobil untuk menabrak pembatas jalan dan tercebur ke dalam air yang kebetulan saat itu arusnya bisa di bilang cukup membahayakan bagi nyawa ka
Kecelakaan tersebut tidak bisa terhindarkan. Kerasnya benturan membuat mobil milik Alex terseret sangat jauh. Mobil yang di kendarai oleh Alex sudah ringsek tidak berbentuk.Aldira terkejut melihat hal itu, segera ia keluar dari dalam mobilnya dan berlari menghampiri Alex. Aldira bisa melihat Alex yang berusaha untuk keluar dari mobil yang terbalik itu. Adira menghampiri Alex dan membantunya berjalan ke tempat yang agak jauh dari mobilnya.Alex terduduk lemah dengan kondisi tubuh yang tengah penuh dengan darah. Aldira mengambil ponselnya dan segera menelepon ambulans."Alex." panggil Aldira di tengah isak tangisnya. Ia segera memeluk tubuh lelaki itu. Hal yang sangat di takuti olehnya benar-benar tidak bisa di hindari. Tiba-tiba Alleta datang di antara mereka. Ia hadir dengan meneteskan air mata sambil terus tersenyum. "Alex, gue datang jemput lo." lirihnya.Aldira menatap tajam ke arah Alleta. "Jangan bilang kalo lo yang udah mancing mobil itu ke arah Alex!" Tuduh Aldira.Alleta ha
Aldira hanya tercengang ketika mendengar pengakuan itu. Akan tetapi, ia kembali tersadar dan mengajukan sebuah pertanyaan. "Lo udah selesai? Sekarang giliran lo yang harus ngaku semua kejahatan lo ke kantor polisi!" Perintah Aldira.Arya menatap Aldira beberapa saat. Ia bangkit berdiri dan menghapus air matanya seketika itu juga ia tertawa. "Lo pikir gue bakal nurutin kemauan lo? Gak mungkin!" Jawabnya sambil tertawa.Aldira hanya menggelengkan kepalanya. "Lo ada masalah hidup apa sih?" Tanya Aldira kesal. "Arya, lo seharusnya mempertanggung jawabkan semua perbuatan lo yang salah!" Seru Alleta berusaha meyakinkan. Arya hanya menatap sendu ke arah Alleta. "Gue gak salah! Gue cuma balas dendam atas kematian lo Al!" Jeritnya."Tapi yang bunuh gue itu bukan Alex, itu karna perbuatan lo sendiri Arya!" Seru Alleta mulai geram. Di sisi lain telepon Aldira tiba-tiba berdering. Hingga fokus mereka teralihkan ke arahnya."Halo," Sapa Aldira. "Hmm, iya naik aja di lantai paling atas." Ucap
Peringatan!Part ini akan sangat panjang dari biasanya jadi selamat menikmati🤗Jangan lupa vote dan comment yah!Baru saja tiba di rumah, Aldira langsung melemparkan sebuah vas bunga yang berada di meja itu. "Lo kenapa?" Tanya Anggika. "Gue gak suka sama apa yang terjadi!" Serunya. Shuiyan berusaha menenangkan Aldira. Sedangkan Alleta dan Anggika hanya saling menatap. Disini tidak ada Fiona, karena ia telah diantar sampai kerumahnya terlebih dahulu."Lo tenangin pikiran dulu, nanti kita cari solusinya kalo udah tenang." Ucap Alleta. "Gimana gue bisa tenang, gue gak suka sama permainan aneh ini." Cetus Aldira. Aldira menghembuskan nafas kasar, ia lalu mengambil segelas air dan meminunnya. __________"Gue bisa buat lo ketemu sama Alleta." Kalimat itu terus menghantui Arya. Ia duduk di suatu ruangan gelap ditemani dengan penerangan yang sangat minim dan cukup sunyi. Arya mengusap wajahnya frustasi, mencoba untuk melupakan omong kosong itu. Bagaimana mungkin dia bisa bertemu deng
"Jadi lo ngebunuh banyak orang cuma demi balas dendam kisah lo doang?" Ucap Aldira meremehkan.Sosok misterius itu yang ternyata adalah Arya. Sahabat dekat dari Alleta. Dia hanya tertawa mendengar perkataan Aldira. "Gue gak nyangka, cuma karna mau balas dendam sama Alex lo bahkan rela membunuh banyak orang." Ungkap Fiona. "Iya, lo egois banget. Gue yakin Alleta gak mau sama lo itu pasti karna dia tau keegoisan lo!" Seru Shuiyan. Arya hanya tertawa mendengar setiap perkataan mereka. Ia berjalan mendekati Alex dan melepaskan ikatannya. Arya menyuruh beberapa sosok misterius lainnya untuk memegangi Alex. Ia hanya menatap lelaki itu yang di paksa bejalan meskipun sedang kesakitan. "Gimana? udah puas bunuh orang?" Cetus Aldira. "Lo gak usah ikut campur, gue dengar bahkan lo gak pernah jatuh cinta jadi mending diam aja gak usah ikut campur." Ucapnya tegas pada Aldira. "Hahaha, lucu banget. Lo bilang cinta? dari yang gue lihat dan dengar, lo bukan cinta tapi lo cuma terobsesi karna ga
"Gue bisa liat hantu," ungkap Aldira tanpa basa-basi. Alex mengalihkan pandangannya, sebenarnya ia sudah menduga hal ini saat Aldira mulai bersikap aneh dan berbicara sendiri. "Pemandu kita tadi, dia sebenarnya gak ada hubungannya dengan jebakan ini. Dia tadi sempat ngasih penglihatan kalo emang dia nerima telpon buat balik ke rumah sakit, tapi di tengah jalan dia di cegah sama beberapa orang yang dia gak kenal. Dia sempat ngelawan tapi ada sosok dari belakangan yang mengunci lehernya yang buat tulang lehernya patah dan dia di bunuh dengan cara yang gak wajar yaitu di bakar." jelas Aldira.Aldira tahu ucapannya itu tidak masuk akal bagi orang normal (tidak bisa melihat dunia lain), bagaimana caranya orang yang sudah meninggal bisa mendatanginya dan menceritakan semua yang terjadi padanya. Alex akhirnya menatap kembali kedua bola mata Aldira. Ia menggenggam erat tangan gadis itu berusaha memberikan kenyamanan padanya. "Ouh iya," balasnya santai. "Shuiyan lo juga bisa liat hantu?" t
"Yaudah, sekarang kita harus mikirin gimana caranya supaya bisa keluar dari ruangan ini," ucap Aldira mengalihkan topik pembicaraan. "Dira, lo ngerasa ada yang aneh sama tempat ini gak?" tanya Shuiyan. "Iya, ini kayak bukan jalan untuk keluar tapi menurut gue mungkin ada perangkap lain." tutur Aldira. Aldira lalu membuka kembali ponselnya, "Gak ada jaringan di ruangan ini."Aldira menatap ke arah Alex, ia melihat Alleta yang duduk di samping nya sedang menangis melihat kondisi lelaki itu."Ini sebenarnya tempat apa?" tanya Alex lebih kepada dirinya sendiri. Aldira yang mendengar hal itu menggelengkan kepalanya, tiba-tiba muncul sebuah suara yang memenuhi ruangan itu."Saya tidak menduga kalian semua bisa sampai di tempat ini, tapi selamat karna kalian telah mencapai puncak permainan. Kini kalian harus memikirkan bagaimana caranya agar kalian bisa terus bertahan." Semua yang ada di ruagan menoleh ke arah kiri dan kanan mencari dari mana asal suara tersebut, tidak lama kemudian se
"Fiona, lo tadi bilang kalo lo udah pernah di bawa ke sini terus gimana caranya lo keluar?" tanya Alex. "Gue biasanya keluar kalo udah pagi dan pintu ke buka sendiri," jawab Fiona."Ha? Lo yakin kita bakal terus di sini?" tanya seorang perempuan magang lainnya. Fiona hanya diam tak menjawab, Aldira melihat ke kiri dan kanan untuk mencari jalan untuk keluar. Tiba-tiba Alleta muncul tepat di hadapan Aldira dan membuatnya terkejut. "Gimana udah ketemu?" tanya Aldira pada Alleta, ia sudah tidak peduli apa yang orang pikiran begitu melihatnya. "Gue gak gak ketemu jalan keluarnya, semua beneran rapi gak ada jalan buat keluar satupun." Jawab Alleta. "Lo yakin udah nyari ke semua tempat?" tanya Aldira lagi."Dira lo kenapa?" tanya anak-anak magang yang menatap heran ke arahnya. "Gue lagi ngomong sama teman gue," sahut Aldira. Alleta menggelengkan kepalanya lalu berjalan mencari sesuatu agar mereka bisa keluar dari tempat ini."Lo gak usah becanda gak lucu," seru perempuan lainnya."Yan
Baru saja Aldira melangkahkan kaki memasuki rumah sakit itu. Ia langsung bertemu dengan Shuiyan yang sudah menunggu kedatangannya sedari tadi."Akhirnya lo datang juga," ucapnya."Ada apaan kok lo panik gitu?" tanya Aldria.Shuiyan menariknya dan membawanya ke tempat khusus mereka para anak magang beristirahat. Gadis itu lalu mengambil tasnya dan mencari sesuatu."Lo lihat ini!" kata Shuiyan sambil memberikan sepucuk surat.Aldira membuka surat itu dan melihat sebuah tulisan. "Tunggu saja, permainan akan di mulai kalian pasti akan sangat menyukainya." "Dari mana lo dapat surat ini?" tanya Aldira."Itu tadi pagi tiba-tiba sudah ada di depan pintu rumah gue," jawab Shuiyan."Shuiyan, Aldira, di panggil dokter Alex ke ruangannya!" seru seorang perempuan yang baru saja tiba."Iya, makasih." sahut Shuiyan dan segera menyembunyikan surat itu di saku jasnya.Shuiyan segera menarik tangan Aldira keluar, tapi Aldira malah berhenti dan menatap sosok perempuan yang sedang merapikan tas dan men