Seorang perempuan terbangun dengan wajah pucat pasi yang terkejut dan ia melihat ke sekelilingnya.Ia berusaha bangkit untuk duduk, meskipun dengan kepala yang sedikit berdenyut lalu melihat ke arah tangan kirinya yang sudah memiliki hiasan yaitu di infus. Di hidungnya juga terdapat alat bantu pernapasan selang oksigen."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya pada dirinya sendiri.Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Yosia, akhirnya udah sadar juga." ucap seseorang yang baru tiba.Yosia sedang melihat ke arah seorang perempuan yang sedang menatapnya dengan senyuman itu dan tiba-tiba muncul perempuan lain dari belakang."Ada yang sakit gak?" tanya perempuan itu lagi. Yosia hanya menggeleng."Dok, saya kenapa bisa ada di sini?" tanya Yosia sopan."Kamu itu bisa di sini karna di duga mau mencoba untuk bunuh diri. Kamu membawa mobil untuk menabrak pembatas jalan dan tercebur ke dalam air yang kebetulan saat itu arusnya bisa di bilang cukup membahayakan bagi nyawa ka
Seorang laki-laki muda sedang duduk merenung sambil meminum secangkir teh hangat kesukaan nya dan juga kesukaan kekasihnya.Ia sedang memandang secangkir teh hangat didepannya, lalu meminumnya sampai habis kemudian ia melihat secangkir teh lagi yang telah ia pesan untuk kekasihnya.Tanpa disengaja, ada seorang gadis yang tengah melintas melihat sosok laki-laki tengah duduk merenung dengan kemeja putih milik dokter yang ia taruh di samping meja."Sampai ketemu lagi," ucapnya kepada orang yang ada didepannya dengan wajah sendu lalu meninggalkannya.Gadis itu melihat sosok laki-laki itu pergi begitu saja, gadis didepannya terlihat sangat pucat seperti orang sakit, ia juga mengenakan pakaian pengantin yang cukup indah sambil menangis."Pemandangan apa lagi ini." gumam gadis itu lalu meninggalkan perempuan yang sedang menangis itu.Ia berjalan menuju tempat parkir, langkahnya terhenti karena melihat seorang laki-laki tadi yang ia lihat sedang men
Hari ini adalah hari pertama Aldira bekerja sebagai asisten dokter. Namun, sebelum itu mereka harus melakukan tahap seleksi agar menentukan siapa yang pantas untuk posisi tersebut. Terlepas dari itu ia hanya berharap "mereka" tidak mengacaukan harinya yang indah ini.Tok ... tok ... tok ...."Masuk!" ujar seseorang dari dalam ruagan itu.Aldira hanya mengikuti perempuan yang di depannya, kemudian terlihat seorang laki-laki yang tengah sibuk membaca beberapa laporan."Dok, ini adalah salah satu orang yang akan menjadi asisten dokter yang lain masih belum datang jadi kami membawakan dia sendiri terlebih dahulu. Ini juga adalah hari pertamanya bekerja di sini, jadi silahkan berikan arahan untuk apa yang dia kerjakan.""Ouh iya, terima kasih silahkan tinggalkan kami berdua." ucap nya.Laki-laki itu lalu menyuruh Aldira duduk, sementara ia terus memeriksa laporan itu tanpa menatap wajah Aldira."Apa ada yang bisa saya bantu, Do
Aldira yang mendengar perkataan wanita tua itupun mendekat ke tubuh yang sekarat itu, ia malah mengambil alih penanganan yang sebenarnya adalah tugas Alex.Aldira berusaha menyelamatkan wanita itu, Alex merasa terkejut karena tubuhnya di dorong oleh gadis magang itu. Semua suster yang ada di dalam juga ingin menghentikannya.Tetapi Alex yang merasa penasaran membiarkannya dan menyuruh mereka untuk membantu Aldira.Wajah gadis itu terlihat sangat serius, ia mulai dengan menjahit bagian kepala wanita itu dengan hati-hati dan penuh ketelitian.Sesekali ia melihat ke sebuah monitor yang menunjukan garis detak jantung yang masih terus bergerak.Pendarahan itu mulai berhenti, namun, kondisinya masih kritis. Monitor yang menampilkan gelombang berwarna hijau tiba-tiba menunjukan angka 52.Alex benar benar terkejut, biasanya dokter yang magang itu tidak berani megambil tindakan seperti ini.Tapi dia berbeda ....Sikapn
"Lain kali, lo jangan berbuat kek gitu lagi, ini masalah nyawa orang ngerti?" tegur Alex ketika sampai di ruangannya.Ia melepaskan jas dan meletakkannya pada kursi itu. Lalu bersandar pada kursinya dan kembali membaca laporan yang ada di mejanya."Bukannya tadi dia muji gue? Aneh banget sih nih orang, gak ada akhlak."Batin Dira.Tit ... tit ... tit .... (dering telpon ceritanya)"Halo," ujar Alex."Dok, pasien yang ingin cuci darah sudah siap." sahut suara dari seberang telpon."Hmm." jawabnya singkat lalu ia kembali mengenakan jas nya, dan beranjak pergi.Alex adalah dokter yang memiliki dua spesialis, tidak banyak dokter yang memiliki dua spesialis berbeda. Salah satu yang memilikinya adalah Alex. Alex adalah dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah.For your information ....Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal akibat kerusakan pada organ
Kini gadis itu sedang fokus menyetir dan ia tidak mengerti mengapa sekarang ia malah duduk bersama sebuah arwah yang tidak jelas asal usulnya dalam satu mobil."Jadi mau gimana nih?"tanya Aldira pada arwah itu."Biasanya kalo habis pulang kerja dia balik ke tempat yang kemarin,"sahut arwah itu"Kasian amat hidup tu orang, gak bosan apa ke tempat yang sama mulu,"ledek Dira.Arwah itu hanya diam dan tidak bergeming sedikitpun. Ia hanya melihat jalanan dengan tatapan kosong."Lu ngomong kek, diam mulu bosen nih gue,"ucap Dira.Arwah itu kini menoleh dan hanya menatap Aldiria tanpa berbicara dengan tatapan yang kosong."Yaudah kalo gak mau ngomong, gak usah liatin gue gitu terus,"seru Aldira karna merasa risih.Tak beberapa lama akhirnya berakhirlah masa membosankan itu. Aldira keluar lalu bersandar pada mobilnya menanti kehadiran seorang lelaki yang tidak lain adalah Alex.Setelah beberapa menit menunggu dengan bosan, akhir
Alex kini menatap wajah Aldira yang tengah menghela napas dengan kasar. Sebenarnya, entah mengapa ia juga merasa bersalah pada sosok perempuan di sebelahnya ini. Alex juga tidak suka bila merepotkan orang lain."Makasih,"gumam Alex."Ha?"tanya Aldira karna ia tidak mendengarnya dengan jelas."Yaudah pulang,"ujar Alex bangkit berdiri.Aldira tersenyum senang akhirnya ia akan segera bertemu dengan kasur nya.Gadis itu begitu bersemangat, saat bangkit berdiri ia tidak melihat lelaki itu sudah berada di depannya sehingga menabrak lengan kanan Alex yang keras."Aduh,"ucapnya spontan dan mengelus-elus jidatnya.Alex menoleh ke arah Aldira yang kini tengah menatapnya dengan kesal."Apa?"tanya Alex.Aldira hanya menghembuskan napasnya, karena memang ia yang salah tidak melihat Alex berada depannya."Kenapa diam? Mau pulang atau diam disini?"cetus Alex."Iya pulang,"jawab Aldira lemah ia lalu berjalan mengikuti Alex
Beberapa saat kemudian muncul lah sosok yang paling di tunggu oleh banyak anak magang itu."Halo,"Sapa nya ketika memasuki ruangan itu."Halo,"sahut anak-anak magang dengan antusias kecuali Aldira, ia malah memutar bola matanya dengan malas ketika tau siapa orang tersebut."Salam kenal saya Alex, semoga hari ini kalian dapat suatu pembelajaran,"ucapnya singkat.Tanpa banyak basa basi ia langsung berjalan dan diikuti oleh 10 anak magang yang teridiri dari 4 cowok dan 6 cewek termasuk Aldira dan Shuiyan.Shuiyan menarik lengan Aldira dengan semangat, dan kini mereka berdua berdiri tepat di belakang Alex.Sekarang mereka berada di ruang ICU dimana banyak orang sakit sedang berbaring dengan peralatan rumah sakit di sebelah mereka."Maaf menganggu waktunya, kami akan melakukan pemeriksaan,"ucap Alex meminta izin pada pasien itu."Kenapa hari ini ada banyak orang dok?" tanya lelaki muda itu terlihat seperti umur 21 tahun.