Share

Chapter 23.2

"Itu Ayu kenapa ya? Tumben rewel kayak gini?" tanyaku ketika mendengar suara tangisan Ayu. Kulirik jam dinding, pukul sepuluh malam. Dia tak biasanya begini. Aku menoleh pada Kevan yang baru keluar dari kamar mandi. Dia baru saja selesai bercukur. Dia terlihat lebih ganteng dan segar dengan tampilan barunya. Tapi aku tak mempedulikan itu, karena perhatianku sedang teralih oleh suara tangisan Ayu kini.

"Ngantuk kali mau tidur," sahut Kevan santai bersiap-siap naik ke atas tempat tidur.

"Tapi biasanya nggak gini, Kev? Udah setengah jam Ayu nangis. Aku nggak tega."

Dia mengembuskan napas pelan. "Ya terus kamu mau ngapain? Udah ada bapaknya, Ay."

Aku diam walaupun dalam hati rasanya tak tenang. Mendengar seorang balita menangis dengan keras di malam yang sudah larut ini membuat naluriku ikut terketuk. Jika tak ada Kevan, mungkin aku sudah berlari ke rumah sebelah. Memeluk Ayu dan memastikan ia baik-baik saja.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status