Share

Kemungkinan tak direstui

“Engg.. hampir dua tahun Bu” sambut Nera dengan eskpresi yang agak grogi dan malu.

“Ah, maaf kalau boleh tahu apa kegiatan anda sekarang ? masih kuliah atau sudah Kerja?” sambung Nathan yang bertanya dengan wajah tanpa dosa namun sebenarnya punya niat tersembunyi.

Suasana pun mendadak berubah karena keluarga dan kolega yang lain melihat ke arah Nera dengan tatapan yang dipenuhi rasa penasaran.

“(Ini ? Apakah ini sebuah pertanyaan yang waras atau mereka seperti sengaja menyinggungku? Tapi , sudahlah, aku jawab saja apa adanya.)” ucap Nera dalam hati.

“Ah, saya sedang tidak ada kegiatan, beberapa bulan lalu saya berhenti kerja dan memang ada rencana untuk melanjutkan kuliah, saya hanya tamatan D3 informatika.” Tutur Nera dengan ucapan yang agak ragu dengan jawabannya. Dia berfikir bahwa mungkin saja setelah ini hubungannya denga Kezia tidak akan lagi berjalan mulus seperti biasa. Karena secara kasta jelas Nera berada di bawah Keluarga Kezia karena Nera berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja sedangkan Kezia berasal dari keluarga yang Berada dan bermartabat.

                Meski begitu, Nera tidak langsung berkecil hati, dia tidak ingin berfikir aneh-aneh atau berprasangka buruk terhadap orang-orang yang ada di depannya saat ini. Namun, sesuatu yang tidak disangka terjadi, ibu Nera pun mulai membawa pembicaraan mereka menjadi lebih intens dan tentu saja memiliki maksud tertentu.

“Begini nak Nera, sekarang Kezia kan sudah menyelesaikan pendidikannya, dan ini bukanlah sebuah akhir namun merupakan sebuah awal, ibu tahu bahwa Kezia sudah memiliki pacar yaitu kamu, tapi selama dua tahun ini, inilah kali pertama kita ketemu, iya kan?”

“Aa?..ah, iya Bu, maaf saya telat memperkenalkan diri, dan maaf atas kelancangan saya saat pertemuan pertama tadi.” Ucap Nera dengan nanda menyesal dan menundukkan kepala kepada ibu Kezia.

"Iya lagian mama juga jarang dirumah , sibuk ngurusin bisnis diluar kota, jadinya kan sulit untuk aku bisa ngenalin Nera ke Mama, apalagi Papa yang pulangnya Cuma setahun sekali, kelamaan di luar Negeri bahkan Wisuda anaknya saja dia tidak datang. Huh” Kezia pun memasang wajah cemberut dan seperti anak kecil yang sedang ngambek.

“Ahahaha iya maaf ya sayang,, tapi kan kali ini Mama datang. Dan untuk nak Nera, ibu mau memberitahu bahwa, mulai saat ini coba kalian istirahatkan dulu hubungan kalian, Kezia juga kan sekar...” belum sempat meyelesaikan kalimatnya, Kezia buru-buru memotong omongan mamanya.

“Apa? mama! Maksud mama apa? mama minta kami untuk putus ?! kok mama gitu sih? Kenapa harus ikut campur hubungan kami?” Kezia pun marah dan menunjukkan raut wajah yang tidak senang kepada Ibunya.

..

“Tidak sayang, bukan begitu, mama Cuma minta kalian fokus saja dulu ke karir masing-masing. Nera juga saat ini kan menganggur kan? Yah mungkin nera bisa lebih baik lagi jika meneruskan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi dan mapan, setidaknya setara dengan Kezia, jadi nanti tidak jadi bahan omongan orang. Dan Kezia juga baru saja mendapat gelar S1 nya , baiknya untuk Kezia fokus ke dunia kerja dan meniti karir dulu kan? Soal hubungan asmara kan bisa ditunda dulu.” Ucap mama kezia dengan nada santai. Namun dibalik  perkataan itu, mama kezia memiliki maksud tersendiri, singkatnya mama Kezia tidak terlalu setuju bila Nera bersama Kezia karena tidak seLevel menurutnya. Namun panyampaian yang lembut, tenang dan juga berwibawa disertai dengan senyum seolah membuat ucapan itu tidak memiliki intrik jahat.

“Mama!, mama gak bisa ngelarang aku atau menetukan hubunganku. Semua ini harus kami yang memutuskan, lagian selama ini Nera udah baik banget sama aku, bahkan aku rasa belum tentu aku hari ini bisa Lulus dan mendapat gelar ini jika tidak dibantu oleh Nera. Aku tidak pernah masalah jika mama mengatur semua keperluanku sejak dulu, mulai dari sekolah, aturan rumah, sampai cita-citaku bahkan mama yang selalu nentuin, aku kayak robot yang Mama kendaliin untuk mengikuti kemauan mama dan melakukan hal sesuai perintah mama dan aku sama sekali tidak pernah membantah. Tapi kali ini mama udah kelewatan sampai ikut campur dalam hubunganku.! Aku gak suka ..!” Kezia mulai marah dan bernada tinggi.

“Keziaa!” ... tukas Nera dengan tegas

“Kau gak boleh seperti itu kepada Ibumu. Sekalipun kau tidak setuju tapi kau tidak boleh sampai bernada tinggi apalagi sampai membentaknya. Aku senang kau membelaku, kau memberitahu mereka tentang kebaikanku, tapi aku tidak setuju jika tujuanmu menyampaikan itu untuk membantah orangtuamu. Aku mohon, biar aku saja yang berbicara. Tenanglah, semua bakalan baik-baik aja.” Nera pun berusaha memperbaiki keadaan, namun dia tahu posisi dia saat ini tidak terlalu terpandang.

“Tapi gue gak mau Ner! Gue gak suka jika ada orang yang ngurusin hubungan gue sama Lo, sekalipun itu orang tua gue, gue gak mau ... “ ....Plaak! Mama kezia pun menampar pipi Kezia, dengan tatapan yang tajam dan sinis, mama Kezia melihat ke arah Nera dan Kezia.

“Mm!!Mama!!, “ Kezia berucap lirih dan mlihat mata mama nya.

“Kezia, mungkin kamu benar, Nera udah bantuin skripsi kamu, nemanin kamu sampai bergadang berhari-hari hingga sakit. Mama hargai itu, mama ucapkan terimakasih pada Nera atas perhatiannya yang nolongin kamu. Tapi kamu pikir berkat siapa kamu bisa sampai di titik ini ? apa kamu pikir biaya kuliah, biaya hidup kamu itu gratis? Kamu jangan Cuma melihat dari satu sisi, kamu lihat sisi lain siapa yang lebih besar pengorbanannya untukmu ? Dan sekarang kamu malah melawan dan berani membentakku? Dasar anak tidak tahu terimakasih.” Mama Kezia pun mulai panas serta emosi namun Nathan bak seorang pahlawan yang bijak mencoba menenangkan kondisi yang sedang memanas itu.

“Ah, Tante maaf atas kelancangan saya, tapi sepertinya kita kurang bijaksana jika ribut disini dan Kezia kamu seharusnya tidak seperti itu ke mama kamu, kamu boleh marah tapi jangan sampai membentak mama dong.” Nathan berbicara dengan kelembutan dan penuh wibawa, seketika kondisi pun perlahan mulai mereda

..”Anu, maaf bila sudah menyebabkan keributan, saya merasa tidak enak atas peristiwa ini. Kezia, sepertinya apa yang dikatakan mama kamu ada benarnya, sepertinya memang aku harus fokus membenahi diriku dulu. Dan aku juga ingin menjadi orang yang pantas untukmu kelak, sebagai laki-laki aku sudah banyak tertinggal. Jadi, mengistirahatkan hubungan kita sementara toh tidak masalah kan? Lagian sesekali juga kita masih bisa berjumpa jika saling senggang.” Tutur Nera dengan perasaan yang berdebar namun dengan penyampaian yang lembut serta senyum yang hangat.

..

“Nera, ....” Kezia mencoba menahan air mata karena tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi. Kezia merasa bahwa sepertinya keluarganya tidak menyukai Nera yang berlatarkan orang biasa serta hanya lulusan D3. .. “Nera, maaf... aku..”

“Sudahlah Kezia, tidak apa-apa. aku mengerti, jangan menangis. Ini kan hari bahagia, tidak lucu jika kau menangis. Harusnya kita bisa nikmatin hari ini dengan suka cita. Haha, ciisss, senyum dong. Kau kelihatan jelek jika menangis..” Nera mencoba menghibur gadis cantik yang sangat dicintainya itu.

Setelahnya, keadaan perlahan mulai mereda namun tidak merubah pandangan orang tua Kezia pada Nera. Dan tidak begitu juga, sepertinya juga Nathan seolah ingin membuat jarak antara Kezia dan Nera. Entah apa tujuannya namun sepertinya ada maksud dan niat tertentu.

“ah, kalau begitu saya permisi dulu. Maaf sudah membuat keadaan tidak nyaman. Terimakasih atas waktunya, saya pamit dulu.” Nera pun bergegas pamit pergi, karena dia tahu kalau semakin lama dia disitu maka semakin aneh keadaan yang dirasakannya. Nera sangat sadar bahwa sebenarnya mereka semua sedang memandang dirinya sebelah mata, sejak awal Nera sudah memperkirakan hal seperti ini akan terjadi.

“Ner..jangan pergi dulu.” Teriak Kezia yang tidak mau kekasihnya itu pergi meninggalkannya dihari bahagia itu.

“Ah, tenang saja Key, tidak apa-apa. aku juga ini sebenarnya ada panggilan job dadakan. Makanya aku membawa tas jinjing. Aku duluan ya, selamat atas wisudanya, jika ada waktu senggang kita ketemuan ya.”  . Nera pun melangkah pergi tanpa mendengar ucapan setelahnya.

..Sebulan berlalu, mereka pun akhirnya bertemu setelah tak pernah lagi bertemu, hanya berkomunikasi lewat Handphone.

“Hey! Neraa!!.. “ kezia berjalan menuju Nera yang sedang menunggunya di Taman tempat biasa mereka janjian. Namun karena tak sabar, Kezia pun berlari segera menuju arah Nera. Nera pun yang melihat itu juga segera berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Kezia. Kezia mempercepat langkahnya karena sudah sangat merindukan kekasihnya itu.

“Ner!!” ucap kezia yang melompat ke arah Nera dan memeluknya dengan erat hingga meneteskan air mata.

“Ehehe, hey hey, kau menangis. Wajahmu jadi jelek tu.”

“Biarin!! Gue rindu banget sama Lo tauk!!”

“Ahaha aku pun juga, aku lebih merindukanmu. Sangat.” :) suasana haru menyelimuti mereka berdua beberapa saat. Mereka pun selama 30menit ditaman itu saling berbicara dan berpegangan tangan tanpa sekalipun melepasnya, layaknya Remaja yang sedang terbakar asmara, mereka sangat mencintai satu sama lain. Setelah 30menit mengobrol, Nera pun mengajak Kezia ke cafe langganan mereka untuk makan dan bersantai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status