Share

Kisah dan Hidup yang Berbeda

“Maaf, anda mencari siapa ya ?” Ucap seorang Pria yang berumur sekita 45tahun dengan bernada Tegas.

.

“Maaf sebelumnya , perkenalkan nama saya Nera. Sebelumnya saya mohon maaf jika kedatangan saya yang mendadak dan sangat tiba-tiba. Maksud dan tujuan saya datang kesini adalah ingin melamar anak Bapak, Kezia.”

“Ha ? Melamar ? Tunggu, anda siapa ? Mengapa datang tiba-tiba dengan mengatakan hal yang sangat konyol begitu ? Anda sadar kah dengan apa yang barusan anda katakan?”

..

“Tentu saja Pak, saya sangat sadar. Mungkin Kezia tidak pernah bercerita tentang saya, tapi sebenarnya Saya dan Kezia dulu pernah menjalin hubungan Pak. Kami berpacaran selama hampir 2 tahun. Namun karena beberapa hal kami harus berpisah, dan saya sudah berjanji saat saya sudah cukup pantas dan mapan saya akan datang kembali untuk melamarnya. Kami sudah 2tahun tidak pernah bertemu lagi dan saya juga tidak pernah lagi komunikasi dengan Kezia. Jadi saya memutuskan untuk mencari alamat rumahnya dan berniat ingin segera melamarnya Pak.”

..

“Tu.. tunggu dulu. Apa alasan kamu ingin menikahi anak saya ? kalian sudah cukup lama berpisah dan tidak pernah lagi berkomunikasi, apalagi bertemu.. Jadi saneh sekali rasanya dengan kondisi seperti itu tiba-tiba anda datang untuk melamar. Apakah anda serius?” ucap ayah Kezia dengan Lugas dan dengan wajah sedikit heran .

“Tentu saja saya sangat serius. Saya masih mencintai anak anda Pak, makanya saya rela untuk mencarinya meskipun tak ada petunjuk apapun. Saya bekerja dan menabung selama ini hanya untuk mempersiapkan hari lamaran yang sudah saya impikan ini. Tentu saja saya tidak ingin memaksa pihak keluarga bapak untuk menerima lamaran saya. Tapi tidak ada salahnya kan jika bapak mengizinkan saya agar diberi kesempatan untuk menunjukkan keseriusan saya terhadap anak anda Pak.” Haku berkata dengan Nada yang sangat jelas dan serius.

..

“Memangnya apa yang ingin kamu tunjukkan dan buktikan pada kami? kita saja bahkan baru pertama kali bertemu, lalu kesan pertama kita bertemu dengan keadaan yang mengejutkan seperti ini rasanya sangat membingungkan bagi saya.”

..

“Saya mengerti jika bapak jadi terkejut seperti itu. sekali lagi  saya mohon maaf. Tapi bisakah saya menjelaskan dan menceritakan apa saja yang telah saya lewati hanya untuk sampai di titik ini? jika bapak sudah mengetahui semua hal yang telah saya lalui untuk sampai ke momen ini, mungkin bapak akan mengerti betapa seriusnya saya mencintai anak anda,Pak.”

..

“bisa saya pegang omongan Anda?.!”

..

“Tentu saja pak, dengan senang hati.”

“Baiklah, kalau begitu, silahkan masuk. Kebetulan Kezia tidak ada dirumah,”

..

“Oh? Kemana Kezia nya Pak ?” tanyaku agak heran.

“Kezia sedang kerja, dia masuk sore.”

“Kerja?! Hmmm,,, “

..

“Iya. kenapa ? Ada yang salah? Sepertinya anda agak terkejut.”

“Ah.. tidak, tidak apa-apa Pak.”

..”Ah tapi sebelum itu, ada satu hal yang harus kita tunggu. Sebelum aku memutuskan untuk menerima Lamaranmu atau tidak, kau harus berhadapan dengan Paman Kezia terlebih dahulu.”

..

“Oh mengapa begitu Pak ?”

..

“Iya, bagian dari Adat. Dan juga, pamannya Kezia atau kakakku itu sudah sakit-sakitan. Jadi dia meminta agar saat Kezia menikah kelak dia juga ingin menjadi penentu Kriteria untuk Calon Suami Kezia kelak.”

Sepertinya ini tidak akan berjalan mudah seperti yang ku pikirkan. Ini akan memakan proses dan waktu yang cukup panjang sepertinya.

“Baiklah pak. Saya akan menghormati itu jika itu memang bagian dari adat.”

..

“Kalau begitu, mungkin hari Minggu jam 10 pagi anda boleh datang lagi kesini.” Berkata dengan nada santai.

“Oh baik pak, kalau begitu saya mohon izin undur diri dulu. Saya akan Kembali lagi Minggu jam 10 pagi. Terimakasih banyak atas waktunya Pak” menundukkan kepala lalu membalikkan badan dan lekas pergi.

Nera pun berjalan kembali menuju mobilnya yang sengaja diparkir agak jauh. Karena takut akan dikira angkuh dan sombong.

Itulah awal mula Kisah Nera, yang mencari Mantan kekasihnya dan menikahinya hanya untuk balas dendam atas kekecewaan terhadap perasaan Nera yang telah ditinggalkan begitu saja tanpa rasa bersalah. Begitu lah pandangan dan perasaan Nera saat ini terhadap Kezia.

..

Semua bermula saat 4 tahun lalu, ketika mereka berdua masih pacaran ditahun 2016 silam. Nera orang yang selalu menomor satukan Kezia dalam hal apapun karena Nera sangat mencintainya meskipun Nera tau kalau Kezia tidak seperti itu padanya. Dia tidak pernah keberatan atau mengungkit tentang hal itu. Bukan berarti Kezia tidak mencintai Nera, mereka saling menyayangi, namun tingkatan mereka dalam mencintai satu sama lain sangat berbeda. Bisa dibilang, Nera mencintai Kezia Sepenuhnya, namun Kezia mencintai Nera Seperlunya saja.

Selama mereka menjalin hubungan, tidak pernah ada masalah berarti karena  sifat Nera yang suka mengalah dan Kezia yang suka memaafkan. Karena Nera saat itu memang masih “Labil” dan belum bisa berpikir dewasa seperti Kezia. Sementara itu sebaliknya, Kezia sedikit lebih tenang daripada Nera dan Kezia adalah pribadi yang tampak dewasa.

Kilas balik ke beberapa Tahun lalu saat Nera berpacaran denga Kezia.

“Lo belum dapat kerjaan juga? Ntar kelamaan nganggur yang ada pusing sendiri loh.” Ucap kezia sambil tersenyum melihat wajah Nera yang sedang serius memperhatikan komputernya.

“Heh, lo jawab, gue ngomong malah ga lo gubris. Dasar. Lo sibuk ngapain sih ?”

..

“Ah, ini aku sedang memperhatikan pasar Saham, aku masih dalam tahap belajar tentang yang beginian. Ternyata lumayan rumit tapi aku sepertinya mulai sedikit mengerti mekanisme nya.”

Nera memperhatikan komputernya dengan serius dan seperti tidak bisa diganggu. Namun Kezia tetap saja mengganggunya dengan niat menjahilinya.

“Ah, istirahat lah dulu. Lo udah berjam-jam didepan komputer loh, nanti mata Lo bisa rusak kelamaan didepan layar.” Ucap Kezia sembari memegang pundak Nera.

“iya iya, sebentar lagi.” Nera masih fokus dengan penelitian yang tidak jelasnya itu tentang saham. Entah mengerti atau tidak, sepertinya Nera sangat niat mempelajari hal seperti itu.

Beberapa bulan pun terlewatkan, Nera masih saja menganggur dan Kezia sudah Wisuda dan mendapat gelar Sarjana administrasi. Nera pun datang ke acara Wisuda Kezia dengan membawa  Bunga dan kado untuk Kezia. Namun saat tiba di kampus Kezia, Nera melihat seorang Lelaki yang berbadan agak tinggi dan berkulit putih berpenampilan layaknya orang bermartabat. Sontak Nera pun terpaku dengan pemandangan yang dilihatnya, kelihatan mereka seperti sudah saling kenal akrab. bukan hanya Kezia saja, namun orang tua Kezia pun terlihat sangat akrab dengan pemuda itu.

Dengan wajah yang datar seperti biasa, Nera pun berjalan menghampiri Kezia yang dikelilingi keluarga dan koleganya.

“Eh? Neraa.. siniii, lama banget datangnya ikhh.” Ucap kezia dengan ekspresi senyum girang dan terpancar kebahagiaan yang jelas dari wajah dan senyumnya.

“Ah iya, sorry, tadi dijalan macet. Selamat ya sayang.” Nera mengucapkan selamat sembari memberikan bucket bunga dan sebuah kado. Namun sebutan “Sayang” tadi membuat beberapa kerabat serta teman dan keluarga kezia agak terkejut dan terdiam sejenak.

“Ah, makasiihhh, aku buka ya kadonya.” Kezia pun membuka kado pemberian Nera dan terlihat sebuah kalung perak yang cukup indah yang berukirkan nama KEZIA di liontin kalung itu.

“Ahh, cantik. Makasih Nera, gue suka banget hadiahnya.” Kezia pun memakai kalung itu langsung dengan ekspresi dan perasaan senang. “oh iya, Nera, kenalin ini teman.. mmmm. Maksudku mantanku dulu, namanya Nathan.”  sambung kezia

Dengan tatapan Ragu, Nera pun menggerakkan tangan memberi isyarat untuk berjabat tangan. “Ah, saya Nera, senang bertemu dengan anda.”

“Salam, saya Nathan, senang bertemu dengan anda juga Nera.” Sahut Nathan dengan nada yang berwibawa dan tatapan hangat serta senyum yang ramah.

“Oh iya Mama, kakak, Nathan, ini pacar gue, yah selama ini dia juga termasuk orang yang udah banyak membantu dalam peran gue sebagai mahasiswi, dia udah banyak banget ngebantu  gue, dan sampai skripsi juga dia sampai bergadang berhari-hari Cuma untuk bantuin gue. Ehehehe. Dan untuk Nera, makasih banyak ya Lo udah jadi pacar yang baik sampai-sampai Lo sakit karena bantuin Skripsi gue. Pulang dari sini nanti kita makan ya, gue yang traktir. Ehehee” kata kezia sambil menahan tangis haru karena bahagia sebab orang-orang disekelilingnya yang selalu ada untuk dia.

Keadaan agak canggung ketika kakak dan ibu kezia berbicara

“Ehem, maaf nak Nera, sudah berapa lama kalian pacaran?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status