Share

Sebuah Lamaran

Penulis: Sashareyn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-19 22:53:36

"Apa kamu tidak keberatan jika tetap memanggil ku dengan nama kecilku" ucapnya dengan nada lirih sambil menatapku. Aku mematung dan masih tidak mengerti apa yang terjadi. aku memang sedikit menghindari alur tapi apa putra mahkota memang memiliki sikap yang kekanak-kanakan seperti ini.

'Uhuk' Aku terkejut, dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Yang mulia? anda baik-baik saja" panikku sampai aku tidak menyadari bahwa pria didepanku tidak baik-baik saja.

"Hahaha, aku baik. bisa panggilkan Marquess" Aku keluar dari kereta kuda sesuai permintaannya, aku tidak tau apa yang terjadi sampai dia muntah darah tiba-tiba.

"Tuan Marquess!" spontanku begitu menemukannya didekat para kesatria.

"Faellyn?" balasnya yang seakan terkejut dengan aku yang berlari kearahnya.

"Ah maaf , yang mulia putra mahkota mencari anda" bisikku pada marquess, seakan sudah menyadari situasinya ia hanya mengangguk dan berjalan kerah kereta kuda setelah mengelus kepalaku.

"Faellyn tunggulah disini sebentar" aku hanya mengangguk mendengar perkataan marquess, aku ingin tau apa yang terjadi tapi sepertinya itu diluar kuasaku.

Cukup lama aku menunggu diluar kereta kuda bersama beberapa kesatria, dan marquess pun keluar, ia menatapku dan berjalan kearahku.

"Nak, bisa kamu temani yang mulia didalam kereta kuda? kita akan segera kembali ke Arise" Mendengarnya mengatakan itu aku hanya mengangguk karena kata yang lembut itu terdengar seperti perintah secara halus.

Aku tidak menanyakan apapun dan masuk ke kereta kuda, pandanganku langsung tertuju pada Chael yang bersandar sambil menutup mata, sepertinya dia tertidur tapi cara tidurnya menekan lukanya, haruskah aku membantunya agar lukanya lekas membaik?

"Haruskah aku membantunya?" gumamku sambil memikirkan jawaban untuk pertanyaanku.

"Ya, jika ada orang yang sedang kesusahan kamu harus membantunya bukan, lady Faellyn" Aku membelalakkan mataku melihatnya membuka mata sambil tersenyum padaku, apa dia hanya berpura-pura tertidur?

"Anda sepertinya berharap saya membantu anda?" Ia memiringkan kepalanya mendengar tanggapanku.

"ya anggap saja seperti itu"ia tertawa kecil, ini tidak adil kenapa ia bisa setampan ini?

"apa kamu tidak bertanya mengapa aku bisa sampai ke panti?" Aku menatapnya, ia terlihat ragu saat menanyakan hal itu padaku, jelas aku ingin tau apa yang dia lakukan dengan luka sebesar itu dan pingsan didepan panti padahal panti asuhan dan kuil hanya berjarak seratus meter saja.

"Apa anda akan memberi tahu saya jika saya bertanya?" Ia terdiam menatapku seakan ia tak percaya dengan apa yang barusaja kukatakan, aku memiringkan kepalaku dan ia mengalihkan pandangannya dariku.

"Sepertinya keputusanku untuk memilihmu tepat" Ucapnya lirih namun aku bisa mendengarnya dengan jelas.

"Apa maksud anda?" tanyaku memastikan, ia menatapku dengan ekspresi seakan ia merasa bersalah.

"Apa kamu akan marah jika tujuanku menyelampatkanmu untuk memanfaatkanmu?" Aku terdiam, aku tidak tau apakah ia pandai bermain dengan ekspresinya atau benar-benar merasa bersalah saat bertanya seperti itu padaku.

"Ah, pasti kamu akan marah ya" ia tersenyum getir sambil menundukkan kepalanya.

"Saya tidak tau mengapa anda mengatakannya pada saya, tapi bukankah itu normal untuk memanfaatkan sesuatu yang mereka rawat?" aku mengatakannya sambil menatap keluar jendela, ini adalah hal umum saat para bangsawan mengadopsi anak dari panti dan memanfaatkan mereka.

"itu adalah hal umum" lanjutku, tidak hanya terjadi dinovel ini tapi beberapa novel yang sebelumnya kubaca hal itu adalah hal yang lumrah, dimasa dimana pernikahan politik menjadi hal umum, banyak bangsawan yang mengambil seorng gadis untuk diadopsi demi mengikat pernikahan pilitik dengan bangsawan lain untuk meningkatkan kekuasaan.

" ya, kamu benar. kalau begitu aku akan langsung ke intinya" Aku menatapnya, entah mengapa nada bicaranya menjadi sangat tegas.

"Jadilah tunanganku" Aku mengedipkan mataku beberapa kali, aku masih belum dapat mencerna apa yang dia katakan, seakan otakku mengalami kemacetan seperti saat guru matematika menjelaskan rumus tanpa ditulis dipapan tulis.

"Ya?" ia mengangguk tanpa menjelaskan kembali apa yang ia katakan sampai membuatku sebingung ini.

"Tunangan?" Aku menunjuk diriku sendiri lalu menunjuknya, ia hanya mengangguk.

"Kamu akan menjadi tunanganku, itulah tujuanku untuk memanfaatkanmu" Jelasnya, setelah ku ingat-ingat ia juga megatakan bahwa Duke muda Erden juga akan menjadikanku tunangannya, bukan kah ini sama saja dengannya?

"Lebih tepatnya tunangan kontrak, aku janji akan membebaskanmu setelah 7 tahun dari sekarang" Aku menatapnya yang barusaja mengatakan hal itu dengan sangat percaya diri, saat ini usiaku 14 tahun, 7 tahun dari sekarang umurku 21 tahun, emm

" Aku akan memberimu waktu sampai ke kediaman Arise" ia mengatakannya sambil tersenyum tapi senyum itu tak terlihat indah sama sekali, senyum itu terlihat menyeramkan.

"Ah, dan aku biasanya tidak menerima penolakan" aku menganga mendengar apa yang ia katakan, aku menenangkan kembali diriku lalu tersenyum padanya.

"Jika seperti itu bukankah saya tidak memiliki pilihan lain yang mulia putra mahkota?" Ia masih tersenyum yang membuatku tambah kesal, aku menghela nafasku.

"Akan saya anggap ini adalah perintah, lalu bisakah saya meminta sesuatu disurat kontraknya?" lanjutku yang membuatnya menatapku tak percaya, sebenarnya apakah karakter second male lead memang ekspresif seperti ini? seinggatku ia digambarkan sebagai pria yang memiliki wajah datar tanpa ekspresi layaknya patung.

"Ya, tentu saja" Jawabnya pasti, aku mengangguk .

"Silahkan istirahat yang mulia, saya akan meminjamkan pundak saya untuk anda bersandar karena bersandar dikursi kereta kuda pasti menyakitkan untuk pungung anda yang terluka" ucapku sambil berpindah kesisinya.

"Ah, baiklah" ucapnya sambil menyandarkan kepalanya kepundakku, meskipun jawabannya sedikir terdengar ragu ternyata ia menerima saranku. saat rambutnya menyentuh pipiku aku dapat mengerti seberapa keras para pelayannya untuk menjaga rambunya agar dapat selembut ini.

'aku ingin menyentuhnya' Aku mengelengkan kepalaku.

mungkin saat aku menyentuh rambutnya tanganku akan langsung terpisah dari lenganku karena melanggar hukum.

"Yang Mulia?" Sepertinya dia benar-benar tertidur?

aku bertanya-tanya mengapa aku sepercaya ini pada orang yang barusaja ku temui?

Apa ini cara yang baik untuk menghindari kematian Faellyn?

"Sepertinya aku juga merasa lelah" aku memejamkan mataku sejenak, rasanya aku sedikit pusing karena terlalu banyak hal yang kupikirkan. Saat ini aku lah Faellyn unuk hal itu juga aku kan membuat alur hidupku sendiri, aku akan menghindari kematian itu bagaimanapun caranya.

Aku kembali membuka mataku saat kurasa kereta kuda berhenti bergerak, aku menatap kearah pintu berharap seseorang akan mengetuknya dan membukanya, karena aku tidak bisa merasakan sebagian tubuhku, jika aku bergerak pasti Chael akan terbangun.

"Faellyn" Marquess? Aku tersenyum mendengar suara itu, entah mengapa aku langsung mengetahui dari suaranya.

"Tuan marquess, Apa itu anda? bisa anda buka pintunya? Sepertinya Yang mulia terlelap bisakah saya meminta bantuan"Jelasku, Ia sedikit terkejut saat membuka pintu tersebut.

"Ah, ini pertama kalinya aku melihat yang mulia selelap ini" Aku memiringkan kepalaku mendengar ucapan marquess.

"Apa kamu baik-baik saja?" Aku tersenyum dengan kekhawatirannya, aku tidak bisa berbohong dengan mengatakan aku baik-baik saja.

"Yang Mulia Kita sudah sampai" Tak butuh waktu lama setelah Marquess mengatakan hal itu ia terbangun dari tidurnya. Mengesankan dengan rambut berantakan pun ia terlihat menawan, ah..

aku mengelengkan kepalaku.

"Faellyn? biarkan ayah mengendongmu pasti kamu juga lelah?" Aku menatap Marquess tak percaya.

"Saya baik-baik saja" Aku tersenyum namun setelah kupikir-pikir sebagian tubuhku benar-benar mati rasa, aku tidak bisa mengerakkan tangan kiriku.

"apa itu benar?" tanyanya memastikan, aku mengangguk dengan pasti.

"Dia tidak baik-baik saja angkat dia" Begitu mengucapkan hal tersebut Chael turun dari kereta kuda dan berjalan memasuki mansion besar didepannya.

"Ijinkan Ayah mengendongmu" Aku menatap marquess, agak asing untuk memanggilnya ayah. yah pada akhirnya aku mengangguk juga.

Kalau begitu ijinkan aku untuk bermanja sejenak.

"Kalau begitu terima kasih"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2.11

    "Yang mulia putra mahkota!" Teriak seorang kesatria begitu melihat Michael berjalan dengan wajah tertunduk dan seorang wanita ditangannya. "Panggil Callisto Andreash!" Perintahnya. mendengar hal tersebut Ruth, langsung mengangguk dan melaksanakan perintah sang tuan tanpa pentanyaan lebih lanjut. "Semuanya keluar!" perintah Michael bigut memasukki kamarnya. ia meletakkan Faellyn di kasur dengan hati-hati. "Akting anda cukup bagus Chael" Wajah kaku Michael melunak begitu mendengar suara Faellyn."Apa itu pujian?" Tanya Michael memastikan, Faellyn mengangguk pelan sambil tersenyum."Ellyn! " Faellyn menatap ke arah pintu. "Oh halo kak Call" Callisto dan Ruth yang semula berlari dengan sekuat tenaga kini mematung tidak percaya melihat Faellyn yang baik-baik saja tanpa luka sedikitpun. "Apa-apaan ini? " tanya Callisto yang tidak memahami situasi."Emm... sebuah permainan peran" ujar faellyn sambil tersenyum ke arah sang kakak yang dalam kondisi berantakan."Hahaha... " Tawa Callisto

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2.10

    "Ronald" bisik Faellyn tepat didepan Liontin yang dipegangnya didepan mulutnya, sekilas liontin tersebut terlihat sama dengan liontin yang diberikan Call padanya namun ada perbedaan diantara mereka. Liontin yang Call berikan kala itu mengandung kekuatan suci dan kini liontin itu kembali pada pemiliknya untuk membantu Call menekan kutukan Cranos sedang kan liontin ini mengandung kekuatan sihir yang memungkinkan penggunanya untuk memanggil siapa saja yang barada dikediaman Andreash yang sengaja dibuat Asrahan untuk melindungi Faellyn. "Senang bertemu anda kakak" Sapannya dengan sopan, Ronald yang sempat mengubah warna rambutnya kini kembali dengan rambut merah muda yang senada dengan warna bola matanya setelah mendapatkan ijin dari Faellyn. "Ronald, kenalkan beliau adalah putra mahkota Michael, dan Chael kenalkan ini adalah Ronald" Chael menatap tajam anak kecil didepannya, rasanya aneh menatap seorang anak berusia 15 tahun yang lebih dekat dengan Faellyn

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   s2.9

    "Yang mulia putra mahkota, Nona saintes meminta untuk menghadap anda, beliau menunggu anda diruang tamu" Michael sedikit tersentak, pasalnya ia tidak pernah mengundang sang saintes ke pesta apalagi keruang pribadinya."Apa kamu gila? Faellyn sudah menungguku kenapa kamu membiarkannya masuk seenaknya" Omel Michael pada Ruth, padahal Ruth sejak awal berada disamping Michael yang dapat dikatakan bahwa Ruth juga tidak mengetahui sejak kapan sang saintes berada diruang tamu. "Beliau mengatakan bahwa ini sangat penting berkaitan dengan Yang mulia putri mahkota" Michael menatap tajam sang penjaga yang mengatakan hal tersebut padanya, lalu menatap Ruth secara bergantian. Ruth mengangkat kedua pundaknya membuat, Michael sangat ingin menebas pundak tersebut."Ini pemaksaan" Keluh Michael, lalu berjalan keruang tamunya. "Saya menyapa yang mulia putra mahkota, semoga berkat Lorelia menyertai anda" Michael duduk tepat didepan sang saintes.

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2.8

    "Benar" Suasana menjadi hening, aku tidak pernah menyangka akan mendapatkan fakta semudah ini."Kenapa?" Ia hanya terdiam tanpa bereaksi apapun. "Ellyn apa kamu tau, aku tidak bisa merasakan perasaan manusia, meskipun ayah mengajariku sekalipun tidak ada yang berubah sama sekali, karena ayah... ", "Ayah tidak bisa merasakan perasaan manusia karena kutukan" potongku. "Ah, kamu sudah tau ya?" Benar itu yang tertulis dalam buku yang tak berjudul itu."Ellyn, mari temui ayah sekali lagi" Aku menatapnya tanpa bereaksi apapun. "Apa ayah menyegel ingatan saya seperti ayah menyegel kekuatan sihir Call?" ia mengeleng kecil. "Ayah menyegel ingatan semua orang" apa dia gila, menyegel ingatan semua orang apa dia dewa? "Sebenarnya ayah tidak perlu menyegel ingatan semua orang, karena saat kamu mengingat seluruh potongan ingatanmu ingatan semua orang tentang kehidupan yang berulang akan otomatis tersegel, namun ayah tidak ingin k

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2. 7

    "Saya baik-baik saja, karena ada Chael disamping saya"~"Saya baik-baik saja, karena ada Chael disamping saya"~"Saya baik-baik saja, karena ada Chael disamping saya"Michael meneguk Sampanye ditangannya dalam sekali tegukan, suara Faellyn terus terngiang-ngiang dipikirannya sampai rasanya seperti orang gila yang langsung tersenyum kala mengingat satu kalimat itu. Namun ia cukup kesal karena kakak beradik Andreash itu kini tengah menjadi pusat perhatian karena melakukan dansa kedua bersamaan, meskipun dansa pertama Faellyn tetap milik Michael namun ia merasa tidak terima karena Sibling Andreash lebih menarik perhatian bangsawan daripada Putra mahkota dan tunangannya. "Kapan lagunya berhenti?!" Ruth menatap sang putra mahkota yang terlihat sangat siap untuk membunuh seseorang yang telah mencuri tunangannya."Yang mulia ini belum sampai satu menit sejak putri berdansa dengan Tuan muda Andreash" Jelas Ruth berdasarkan fakta secara real time.

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2.6

    "itu terjadi sekitar 16 tahun yang lalu ..." tundukku, aku tidak berani menatap mata emas Faellyn secara langsung. Aku tersesat saat mengikuti Duke ronan yang tengah berburu, Michel yang sakit-sakitan tidak pernah menghadiri perburuan sebagai gantinya aku yang menghadiri setiap undangan perjamuan maupun perburuan yang mengundang Michel. Saat itu hari semakin malam, aku yang berusia 4 tahun sangat takut berada ditempat yang sangat asing bagiku, aku yang ketakutan menangis berharap ada seseorang yang mendengar tangisanku dan menemukanku. Namun yang datang bukanlah seseorang yang ingin menjemputku melainkan binatang buas yang siap memangsaku. Aku berlari sambil terus berteriak meminta tolong, cukup lama aku berlari, sampai pada akhirnya aku tiba diujung jurang. Aku terpojok dan ibumu menyelamatkan" aku menjeda ceritaku. "ibumu menitipkan bayi kecil berusia 1 tahun padaku, beliau juga memberi perlindungan kekuatan suci dan menu

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2.5

    "Ayah apa anda tidak akan ikut dalam parade?" Callisto menatap sang ayah yang kini mengarahkan kudadanya untuk menjauh dari rute parade. "Tidak, jangan kembali sendiri"~terjemah (Jangan kembali sendiri tanpa adikmu, apapun yang terjadi kamu harus membawa adikmu kembali bersamamu) Callisto tersenyum masam."Saya akan berusaha" sanggupnya sambil melihat kuda yang ditunggangi Asrahan yang kian menjauh."Callisto Andreash!" Ia terkejut lalu menoleh ke sisi lain. "Putra mahkota? " spontannya lirih. "Apa grand duke... ", "Ayah sedikit lelah karena terlalu lama menahan barier" Tegasnya memotong pertanyaan sang putra mahkota lalu memacu kudanya melewati putra mahkota.Meskipun itu sebuah kebohongan karena sebenarnya Asrahan hanya malas memperlihatkan dirinya didepan publik, apalagi bangsawan. Michael menatap Asrahan yang memacu kudanya menjauh dari rute parade. "Begitu ya... Beliau berusaha sangat keras"

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2.4

    "Kamu sudah berkerja keras" Aku tersenyum formal dengan pujian yang kaisar berikan padaku. Seminggu berlalu semenjak prosesi pemakaman Michel, istana kekaisaran kembali disibukkan dengan perkerjaan yang membuat setiap orang tidak dapat bersedih berkepanjangan."Anda terlalu memuji baginda, kalau begitu saya akan kembali" Pamitku dengan hormat. Nani, Michel, Michael benar-benar kehilangan orang-orang disampingnya. Tentang makam Nani, aku sudah memperbaikinya dan soal nama Chael yang ditulis mendiang Michel akan dijelaskan baginda saat Chael sampai dan itu sekitar besok pagi menjelang siang hari. Ah lalu, aku tidak mendapat jawaban dari ayah tentang ijin pernikahanku dengan Michael. "Fae?" Ah, aku mematung. Apa aku gila? bagimana mungkin aku mendengar suara Chael sekarang?"Fae? apa kamu tidak merindukan ku? " Ah. Tangan?"Chael?" ia mendekapku sangat erat, entah mengapa aku merasa senang ia kembali

  • Aku Menjadi Istri Kontrak Putra Mahkota Di Novel   S2. 3

    "Kakak ipar?" Aku sedikit tertegun. Gambaran aneh saat Kaisar menyentuh pundakku adalah kematian kaisar, kematian yang sama dengan karya aslinya. "Kalau begitu saya akan kembali ke istana saya" Pamitku, aku keluar tanpa menunggu jawaban Carlios, entah sejak kapan aku mulai terbiasa dengan sikap kurang ajarku terhadap Carlios. "Surat yang kaisar berikan padaku, membuatku sangat penasaran namun sebelum itu ada hal yang harus ku lakukan. "Tania, apa kita bisa memasuki hutan terlarang?" Tania menatapku sejenak. "Saya bisa memasukinya putri, apa perintah anda" Bagus, orang-orang Andreash memang tidak mengecewakan. "Pergilah saat malam hari tanpa ketauan, cari makam bernama 'Nani' apa kamu mengerti?" Tania mengangguk paham dengan apa yang ku bisikkan padanya. "Adel, Layani Putri mahkota" Sinis Tania lalu keluar dari kamarku."Keluarlah, bawalah buku-buku ini padaku" aku memberikan kertas padanya. "Bai

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status