Share

Kosong

Hari ini, seperti biasanya toko begitu ramai pengunjung. Tetapi meskipun begitu, kami selalu menyempatkan diri untuk melakukan salat saat waktunya tiba, menghentikan aktivitas sejenak karena melakukan salat itu wajib hukumnya.

Dan seperti biasanya, setiap sore aku dan para pekerja bertugas membagikan sembako kepada orang-orang yang membutuhkan, mengatas namakan Kanaya sebagai donaturnya. Sebab sejak kami berpisah, Kanaya tidak mau menerima apa pun pemberian dariku, termasuk bagi hasil toko. Makanya diakali dengan cara dibagi-bagikan kepada panti-panti maupun kaum duafa.

Drrrrttt…

Drrrttt…

Drrrttt…

Ponsel dalam saku celana terus saja bergetar. Ada panggilan masuk dari Salwa, menanyakan keberadaanku sekarang ini.

“Mas lagi di panti, Dek. Sebentar lagi pulang,” ucapku kepada istri. Dia memang pencemburu, terlebih lagi setelah Haji Maisin mengenalk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status