Share

Bab 112

Author: Celine
Di koridor, Zelda berkata dengan ceria, "Nggak kusangka Kak Ardi dan Kak Raisa sekompak ini, punya pikiran yang sama. Sekarang baguslah, masalah Dokter Rian sudah selesai, akhirnya juga bagus."

Sebenarnya aku juga tidak menyangka akan bertemu Ardi di kamar pasien. Bagaimanapun juga dia ini sangat berprinsip. Namun, hari ini dia juga menunduk ke pasien dan keluarganya demi Rian.

Apalagi aku menyadari tadi waktu Kevin meminta nomor pribadi Ardi, dia tanpa sadar mengernyit. Namun, setelah ragu sejenak, dia akhirnya memberi tahu nomornya.

Memikirkan hal ini, aku berkata dengan sungkan, "Terima kasih Dokter Ardi."

Ardi hanya menatapku sekilas lalu melihat jam tangannya, sama sekali tidak menjawabku dan langsung berbalik ke arah Departemen Bedah Saraf.

Seakan-akan dia tidak mendengarku.

Aku juga sudah biasa.

Kabar kalau suami istri Keluarga Tanadi dengan cepat sampai di telinga Bu Ratna. Dia menyerahkan kantong es sambil berkata dengan nada kasihan, "Kamu ini kalaupun mau meminta belas kasih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Raisya Yna Dinzly
Udah 100 bab.. Belum ckup 52 hr lg ke utk surat perjanjian nikah ardi dan raisya kelar? Lama bgt nunggu cerai.
goodnovel comment avatar
Jono Joni
makasih udah up bnyak kak... makasih...pengen ke inti Masalah kak
goodnovel comment avatar
Jono Joni
kak...kapan up lagi kak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 118

    Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi aku sudah tahu apa maksudnya.Aku tahu, menurut kebiasaan Keluarga Wijaya, dari sikap ibu mertuaku, begitu aku sebagai Nyonya Wijaya memengaruhi masa depan Ardi, aku pasti akan ditendang keluar sebagai pengorbanan. Dari masalah sebelumnya aku sudah menyadari hal ini.Namun, ibuku sepertinya baru menyadari hal ini. Setelah canggung sesaat, dia segera berkata, "Raisa juga ada salah. Raisa, cepat minta maaf. Nggak apa-apa berbuat salah, kita semua satu keluarga, yang namanya orang tua mana mungkin diam saja melihat anaknya menderita."Dia berbicara dengan sangat cepat, jelas terlihat dia sudah menyadari maksud ibu mertuaku ingin membuangku. Bahkan nadanya juga terdengar seperti perintah.Namun, juga terdengar seperti seorang bawahan yang lebih rendah.Aku tahu, dia takut kehilangan bantuan dari Keluarga Wijaya.Namun, dia yang pintar ini kenapa tidak mengerti? Di keluarga yang mementingkan keuntungan seperti ini, di saat kami sudah tidak bisa membe

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 117

    Aku tidak menyangka ibuku juga ada di sini.Tidak perlu bertanya, pasti ibu mertuaku yang memanggilnya.Melihat aku berdiri diam di tempat, ibuku langsung menghampiriku lalu menggenggam lenganku sambil berkata, "Dasar kamu ini, ada masalah sebesar ini kenapa nggak kasih tahu kami?"Sebelum aku sempat berbicara, aku merasakan sakit di lenganku seperti ditusuk jarum, membuatku hampir meneteskan air mata.Ibuku mencubitku.Aku melihatnya dengan ekspresi bingung, pas bertatapan dengannya, menurut pengertianku terhadapnya selama dua puluhan tahun, aku tahu dia sedang menyuruhku berakting kasihan.Sebenarnya sebelum masuk rumah aku juga merasa tersakiti, tidak mengerti kenapa di antara begitu banyak dokter magang, cuma aku yang terkena masalah seperti ini. Aku merasa aku selalu serius dalam bekerja, tidak berani lelet sama sekali. Namun, di mata orang lain, usaha dan pengorbananku ini malah menjadi trik untuk menyenangkan hati orang lain. Aku merasa tidak adil, aku bahkan ingin menangis.Nam

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 116

    Begitu unggahan ini keluar, ada banyak yang komentar. Tentu saja ada yang menghubungkannya dengan foto sebelumnya. Ada yang mengungkit pertengkaran dengan pasien, serta video intubasi saluran napas sebelumnya. Yang paling tidak masuk akal adalah bisa-bisanya ada orang yang merasa kalau video intubasi saluran napas itu disengaja olehku, agar aku punya kesempatan naik pangkat di kemudian hari ....Seketika, aku menjadi sasaran empuk semua orang. Wanita licik, tidak tahu malu, berbagai macam kata-kata kasar muncul di komentar.Kali ini, bukan kompetensiku yang diragukan, melainkan karakter dan sifatku.Ada yang mention petinggi Mogowa, meminta mereka menyelidiki hal ini, meminta kejelasan."Apa-apaan ini?" Bu Ratna juga merasa sakit kepala, dia berbisik, "Setelah melihat unggahan ini, Pak Roni hampir saja mau pensiun lebih awal saking marahnya. Benar-benar nggak masuk akal.""Ya, aku sudah sering membimbing dokter magang, kenapa cuma kamu yang masalahnya banyak banget?" Entah kapan Dokter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 115

    Kata-kata Ardi penuh makna.Aku tidak tahu apakah hanya perasaanku, aku merasa nada bicaranya penuh makna, sangat berbeda dengan sikapnya yang tajam dan terus terang.Bahkan nada bicaranya juga seperti sedang menginterogasi.Namun, juga ada sedikit suara hidung, yang membuatnya merasa seperti tersakiti.Membuat Rian juga tertegun.Setelah mereka bertatapan untuk sesaat, Rian menggaruk kepalanya dan menjelaskan, "Bukan, Ardi, masalah ini sebenarnya juga melibatkan Departemen Bedah Saraf. Aku juga maunya segera tahu apa yang terjadi, ini juga memengaruhi keharmonisan antara dua departemen."Ardi mengalihkan tatapannya lalu berdeham, kembali memasang ekspresi datar seperti biasanya lalu berkata secara perlahan, "Dokter Rian benar, tapi belum lama ini Dokter Raisa sudah mengatakan dengan jelas urusan Departemen Anestesi nggak perlu bantuan kita."Dia mengatakan kalimat ini sambil melirikku dengan tatapan menyindir.Aku baru teringat adeganku melawannya di kantor kemarin. Pantas saja tadi w

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 114

    "Kenapa kamu bisa tahu?" Mata Kevin langsung bersinar, menunjukkan ekspresi terkejut lalu segera kembali dingin. "Tenaga Dokter Rian juga kuat, pernah latihan juga?""Karate.""Kebetulan sekali."Setelah mereka saling membalas, menyadari ternyata mereka dari guru yang sama, mereka pun mulai mengobrol dengan penuh semangat.Aku dan Nyonya Tanadi saling bertatapan lalu tersenyum tidak berdaya."Benar, Tuan Tanadi mau melindungi istri, aku juga mau melindungi temanku, tujuan kita sama."Mendengar ini, Kevin melihatku lalu melihat Rian dan berkata kaget, "Jadi kamu dan Dokter Raisa sebenarnya sepasang kekasih?"Aku dan Rian langsung tertegun dan aku segera menjelaskan, "Nggak, nggak, aku dan Dokter Rian cuma teman."Kevin kembali melihat ke Rian dengan tatapan bingung. "Kamu bagaimana?"Rian tanpa sadar menggaruk kepalanya lalu berkata setelah ragu-ragu sejenak, "Sekarang memang teman."Kevin mencibir lalu menghampiri istrinya dan berkata, "Sayang, lihat, mereka nggak setia kawan.""Sebelu

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 113

    Zelda menjelaskan dengan hati-hati, "Aku cuma ingin menyampaikan kabar baik ini secepatnya ke Dokter Rian. Dia bertanya jadi aku nggak tahan memberi tahu dia soal Kak Raisa yang pergi meminta maaf demi dia ...."Suara Zelda makin lama makin kecil, nadanya juga seperti ketakutan, seakan-akan takut aku akan melakukan sesuatu padanya.Aku pun berkata terus terang, "Kalau begitu, Dokter Zelda harusnya juga sudah memberi tahu Dokter Rian kalau Dokter Ardi juga pergi menggantikannya minta maaf ke suami istri itu, 'kan?"Zelda melihatku dengan ekspresi bingung. Waktu dia hendak berbicara, dia dipotong oleh bunyi telepon yang tiba-tiba. Dia pun menjelaskan, "Ada pekerjaan mendadak di tempatku, kalian makan saja."Sekarang hanya tersisa aku dan Rian.Dia melihatku lalu bertanya, "Ardi ... juga pergi?"Lihat saja, kami berdua memahami karakter Ardi. Dia dingin, tidak egois, sangat profesional, siapa pun tahu kalau Ardi si ikon Departemen Bedah Saraf Mogowa tidak bisa didekati.Namun, memang bena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status