Aku tercengang oleh serangkaian pertanyaan Devi.Hatiku yang akhirnya sudah merasa tenang, kembali menjadi tegang dan panik oleh kata-katanya barusan.Kenapa Ardi dan Zelda mulai bertengkar? Zelda jelas-jelas memercayai penjelasanku, kenapa dia berdebat dengan Ardi lagi sampai menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini?Seharusnya aku tidak bertanya karena penasaran tadi, akhirnya aku juga yang repot."Tentu saja benar. Pasangan yang sedang jatuh cinta selalu sangat sensitif terhadap urusan kekasihnya. Kekhawatiran Dokter Zelda begitu besar, sampai-sampai dia salah paham tentang hubunganku dengan Dokter Ardi." Aku berusaha menahan gejolak emosiku dan menjaga agar ekspresiku tetap alami, tetapi aku tak bisa menahan diri dan bertanya, "Seharusnya Dokter Ardi sudah membujuk Dokter Zelda, 'kan?"Aku yakin Ardi akan dengan sabar membujuk pujaan hatinya dan menemukan cara untuk memperbaiki hubungan mereka.Lagipula, Ardi sangat mencintai Zelda."Dokter Ardi memang mencoba membujuk, tapi dia tidak
Aku hampir menggigit lidahku saking terkejutnya. Aku segera menarik Devi ke dalam kamar, lalu menutup pintu. Aku mengerutkan kening dan memarahi, "Devi, berhenti bicara omong kosong. Kenapa Dokter Steven mau mengungkapkan perasaannya padaku? Dia sudah punya pacar.""Kak Raisa, kamu tidak bisa begitu saja berasumsi mereka pacaran, hanya karena kamu melihat seorang pria dan seorang wanita bersama. Bagaimana kalau mereka ternyata kakak beradik? Lagipula, kamu juga melihatnya. Dokter Steven tidak hanya menunjukkan perhatiannya padamu, dia bahkan memanggilmu Raisa di depan kami dan bilang dia ingin bersenang-senang denganmu. Jelas sekali dia menyukaimu!" Penjelasan Devi benar-benar panjang lebar."Kamu hanya mimpi!" Aku mencubit pipinya dengan kesal. "Kepedulian Dokter Steven padaku, hanya karena dia datang menjengukku dan mengundangku bekerja di Muliajaya."Aku menceritakan sekilas ajakan Steven untuk bekerja sebagai asistennya di Muliajaya, lalu aku memperingatkan Devi, "Jangan asal tebak
Wajah Steven sungguh memesona.Mungkin karena cahaya malam ini sangat lembut, mungkin karena pakaian merah menyalanya yang terlalu mencolok, mungkin juga karena dia begitu dekat denganku, aku tak bisa menahan perasaanku kalau dia sungguh memesona malam ini.Aku benar-benar ingin menyuruhnya berhenti menatapku dengan mata rubahnya yang berkilauan itu. Gadis mana yang tahan dengan tatapan seperti itu?"Aku baik-baik saja. Mungkin aku sedikit kepanasan setelah makan malam." Aku berdiri dan menjauhkan diri dari Steven. Aku tersenyum untuk menutupi rasa panikku, lalu aku berjalan ke jendela untuk menikmati pemandangan malam.Aku tidur cukup lama hari ini. Setelah menyantap bubur, aku pun berkeringat. Kepalaku terasa jauh lebih jernih sekarang. Melihat kerlap-kerlip lampu di luar jendela, suasana hatiku terasa membaik."Cahaya bulan malam ini begitu indah, sungguh sempurna untuk dinikmati oleh sepasang kekasih." Steven menghampiri, lalu berdiri di sampingku dan menatap bulan bersamaku.Cahay
Waktu Steven datang tadi, dia bilang belum makan malam dan ingin makan malam denganku. Apa yang harus kulakukan sekarang?Aku merasa bersalah dan merasa makin tidak enak. "Dokter Steven ….""Ucapanku tadi itu hanya bohong. Aku sebenarnya sudah makan kenyang, aku hanya ingin makan sedikit lagi dengan Dokter Raisa saja." Steven sudah menyela ucapanku dan menjelaskan sambil tersenyum.Dia begitu memikat saat tersenyum. Mata sipitnya yang seperti rubah, menyipit dan memancarkan daya pikat yang menggoda. Dia mengenakan baju olahraga merah cerah hari ini, sangat cocok untuknya, membuatnya tampak sangat memesona.Tatapannya kembali tertuju pada wajahku, membuat jantungku berdebar kencang. Aku benar-benar ingin mengingatkannya agar jangan mudah tersenyum pada orang lain."Dokter Steven, apakah kamu sudah makan malam?" Devi menyela, "Jadi, kamu kemari bukan hanya untuk mengantarkan makanan pada Kak Raisa, tapi juga untuk makan malam bersamanya? Dokter Steven, kamu sungguh baik pada Kak Raisa!"
Ternyata pelayan itu salah, makanan ini dipesan oleh Ardi.Ardi sungguh mencintai Zelda. Zelda memanglah kekasih dan pujaan hatinya.Ardi merawat Zelda dengan sangat teliti, dia bahkan menyadari kalau Zelda tidak makan dengan baik malam ini dan secara khusus memesankan hidangan koki hotel ini untuk gadis itu.Keraguanku terjawab, hatiku benar-benar damai. Akan tetapi, rasa kesepian dan kepahitan yang mendalam bergejolak di dalam diriku.Itu memang ilusi.Aku keliru, mengira kehadiran Ardi di kamarku, lalu memelukku dan membujukku minum obat merupakan kelembutan yang dia berikan padaku.Aku bahkan secara samar-samar berilusi kalau aku seakan kembali ke tahun pertama pernikahan kami, ketika Ardi masih bersikap lembut padaku.Namun, pada akhirnya semua itu hanyalah ilusi. Kelembutan Ardi tadi hanya sesaat saja dan kami takkan pernah bisa kembali.Sekarang, semua kelembutannya telah dia berikan pada Zelda. Kelembutan dan perhatian yang sangat mendalam, menunjukkan cinta di antara mereka ya
Usai mengatakan itu, aku mencondongkan tubuh ke samping. Aku memberi jalan dan memberi isyarat pada Ardi untuk segera pergi.Gadis itu sudah curiga pada hubunganku dengan Ardi, sekarang dia memergoki Ardi yang sedang berada di kamarku. Kalaupun aku membenarkan ucapan Devi dan bilang Ardi sedang menjengukku, itu tidak akan menghilangkan kecurigaan Zelda.Akan lebih wajar kalau aku hanya menjelaskan Ardi ingin meminjam toilet kamarku. Dengan begitu, kekhawatiran Ardi padaku tidak akan terlihat, Zelda juga tidak akan curiga lagi.Kurasa aku benar-benar bijaksana. Aku tidak hanya menyaksikan kebahagiaan suamiku bersama selingkuhannya, tetapi juga membantu menjaga hubungan mereka.Ardi mungkin akan sangat berterima kasih padaku. Saat dia mengingat aku yang begitu peka pada hubungannya, mungkin dia akan segera menandatangani surat cerai itu.Benar saja, setelah aku menjelaskan, kekesalan di wajah Zelda lekas memudar. Dia segera menghampiri dan menggenggam lengan Ardi. "Jadi begitu. Kak Ardi,