Share

Bab 569

Author: Celine
Hatiku yang tadinya penuh keraguan, tidak bisa menahan getaran.

Apakah kekhawatiran di mata Ardi itu untukku?

Aku tidak bisa tidak mengingat situasi tadi malam. Ardi menghalangiku di lift, mencengkeram pergelangan tanganku, lalu membela diri dengan begitu serius dan mendesak. Dia khawatir akan keamananku.

Getaran di hatiku makin bertambah. Tatapan kami bertemu, sementara jantungku tiba-tiba mulai berdetak kencang.

"Kak Ardi, kamu memang yang paling teliti. Kalau melihatnya seperti ini, kamu yang paling peduli pada Kak Raisa." Pada saat itu, suara Zelda tiba-tiba terdengar lagi. Dia memeluk lengan Ardi dengan lebih erat, sementara sudut bibirnya menunjukkan senyum yang lebih lebar. "Kak Ardi, apakah kamu juga ingin bersaing dengan Dokter Rian dan Dokter Steven untuk mengejar Kak Raisa?"

"Apa?" Rian dan Steven yang berdiri di sampingku bersuara bersamaan. Kemudian, mereka bersama-sama melangkah maju, berdiri di hadapanku, sementara kedua pasang mata mereka menatap tajam pada wajah Ardi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 665

    Benar saja, Devi menggandeng lenganku sambil tersenyum manis, lalu berbagi kabar baik ini denganku. Dia tidak lupa berterima kasih padaku, "Kak Raisa, ini semua berkat kamu. Kalau bukan karena kamu, malam itu aku tidak akan punya tempat tinggal. Kalau bukan karena kamu, aku dan Felix juga tidak akan membicarakan semuanya dengan jelas secepat ini. Kak Raisa, kamu sangat baik padaku. Aku harus membalas budi dengan tubuhku.""Bukannya dua malam yang lalu kamu sudah tidur denganku? Itu sudah bisa dianggap membalas budi dengan tubuh. Sudah, jangan membicarakan hal-hal ini lagi. Asalkan kamu dan Felix baik-baik saja, aku sudah senang." Aku tersenyum menggodanya.Wajah Devi kembali memerah, senyumnya menjadi makin manis. Namun, dia mencondongkan tubuh lebih dekat lagi, lalu bertanya padaku dengan suara rendah, "Oh ya, Kak Raisa, bagaimana perkembangan para pengejarmu? Apakah hari ini Pak Steven atau Pak Ardi yang mengantarmu? Apakah Dokter Rian membawakan sarapan lagi untukmu?"Sepertinya keg

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 664

    Malam makin larut, suasana pun sangat sunyi. Suara memelas Ardi ini bahkan terdengar diiringi isak tangisan.Aku bisa membayangkan sudut matanya yang memerah saat ini.Aku tidak bisa menyangkal. Ketika mendengar kalimat ini, hatiku bergetar tak terkendali.Dia adalah pria yang aku cintai selama delapan tahun. Dari cinta diam-diam hingga masuk ke pernikahan, aku telah merasakan manis dan asam, juga pahit dan pedasnya hidup. Itu adalah waktu delapan tahun yang tidak singkat.Sampai sekarang, Ardi masih menempati sebuah benteng di hatiku, masih tidak mau pergi. Aku juga sadar bahwa aku benar-benar tidak mungkin melupakannya.Namun, aku tidak berniat untuk kembali lagi.Luka dan rasa sakit di masa lalu itu mengingatkanku agar jangan menoleh ke belakang, jangan percaya lagi.Aku memang tidak menoleh, seolah tidak mendengar suara memelas Ardi yang rendah ini. Aku berjalan keluar dari pintu kamar dengan langkah besar, meninggalkan perasaanku yang kacau di kamar tamu yang ditempati Ardi, langs

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 663

    Aku berbalik, terus berjalan ke depan. Namun, baru berjalan dua langkah saja, aku seperti pasrah pada nasibku, lalu berbalik kembali. Aku mengambil gelas air, lalu menyodorkannya ke tangan Ardi yang meraba-raba di sudut meja."Duduk dan minumlah. Jangan tumpahkan airnya di tempat tidur." Aku membantu Ardi bukan karena kasihan padanya. Aku hanya tidak ingin dia memecahkan gelas.Namun, ketika gelas baru saja disodorkan ke tangan Ardi, detik berikutnya pinggangku ditarik oleh sesuatu, lalu aku terjatuh ke dalam pelukan yang erat.Aroma alkohol dan wangi kayu bercampur menjadi aroma yang aneh. Kepalaku kosong sejenak. Ketika mengangkat padangan, tatapanku bertemu dengan sepasang mata yang jernih dalam cahaya redup.Kacamata Ardi sudah dilepas. Sepasang matanya tampak makin dekat, hingga aku bisa melihat semuanya dengan jelas. Ada senyum samar yang mengambang di matanya. "Raisa, ternyata kamu peduli padaku. Aku tahu kalau kamu tidak akan meninggalkan suamimu begitu saja."Sepasang mata ini

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 662

    Dalam kegelapan yang sunyi, aku membungkuk, mataku menatap Ardi yang tertidur tanpa berkedip sedikit pun. Dadaku berdetak kencang seperti ada dentuman genderang, seolah kehilangan kontak dengan dunia luar.Karena selain suara dentuman genderang ini dan dengungan halus di telinga, aku tidak bisa mendengar atau merasakan apa pun.Dalam suara detak jantung yang seperti dentuman genderang ini, aku menggunakan seluruh tenaga untuk menguji sekali lagi.Aku menarik cuping telinga Ardi, lalu bertanya lagi, "Apa karena kamu takut lambungku bermasalah?""Hm ...." Ardi akhirnya merespons.Suara dentuman di dadaku tiba-tiba berhenti. Saraf yang tegang tiba-tiba kembali rileks, indera peraba dan pendengar yang menghilang tiba-tiba kembali lagi. Aku menghela napas panjang, tetapi baru menyadari ternyata aku berkeringat.Padahal aku hanya menanyakan satu pertanyaan saja, tetapi aku seperti baru saja berlari sejauh 800 meter.Namun, aku akhirnya mendapat jawaban yang pasti. Aku bisa menenangkan hatiku

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 661

    Menjelang akhir makan malam, Nyonya Lina pergi ke kamar tamu untuk merapikan tempat tidur.Malam ini, Ardi benar-benar sudah minum terlalu banyak. Ketika menopangnya berjalan menuju kamar tamu, aku mencium bau alkohol yang pekat dari tubuhnya. Aku diam-diam mengerutkan kening.Ardi bukan orang yang suka minum berlebihan, tetapi malam ini dia minum sangat banyak. Sebelumnya aku juga tidak pernah melihat dia begitu dekat dengan ibu mertuanya. Kenapa hari ini dia bisa mengobrol dengan begitu gembira bersama ibu mertuanya? Jika orang luar melihat, mereka pasti mengira keduanya adalah ibu dan anak kandung.Setelah masuk ke kamar tamu, aku hanya bisa menghela napas dalam hati. Meskipun Nyonya Lina dan Ardi bukan ibu dan anak kandung, Nyonya Lina benar-benar sangat menyayangi Ardi.Seprai dan selimut di kamar tamu ini semuanya baru. Bahkan ini adalah barang mahal yang Nyonya Lina beli dan simpan selama ini, tidak pernah tega dipakainya."Raisa, jangan lupa untuk menuangkan segelas air hangat

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 660

    Terakhir kali Ardi mencegahku minum, waktu itu aku masih belum paham kenapa dia mengatakan aku tidak boleh minum.Kali ini, aku tahu aku tidak boleh minum.Karena aku hamil, jadi aku tidak boleh minum alkohol.Namun, bagaimana bisa Ardi tahu aku tidak boleh minum alkohol?Pria itu tidak mau aku minum alkohol. Jangan-jangan dia sudah tahu kalau aku hamil?Seketika, tubuhku seolah disambar petir. Aku berdiri terpaku di tempat. Sepasang mataku menatap Ardi dengan lekat, tidak bisa bergerak untuk waktu yang lama.Hatiku dipenuhi kebingungan dan keraguan."Kenapa dia tidak boleh minum? Tidak bisa, hari ini dia harus minum. Kamu sudah mengantarnya sampai depan pintu rumah, tapi dia bahkan tidak mau mengajakmu naik untuk minum. Apa ini yang akan dilakukan anak baik?" Paman malah mengerutkan kening, merasa sangat tidak puas.Kemudian, Paman kembali bersikeras, "Raisa, kemarilah. Bersulanglah untuk Ardi sebagai permintaan maaf!""Tidak bisa, Raisa benar-benar tidak boleh minum." Ardi lebih bers

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status