Share

Bab 71

Penulis: Celine
Ardi suka masakan manis gurih, aku juga menyadarinya setelah beberapa kali mengikuti jamuan Keluarga Wijaya, terutama sup iga ini. Meski bahannya sederhana, kalau mau rasanya pas dan tetap ada wangi tulang iganya, sebenarnya lumayan susah.

Rahasia hidangan ini ada di bumbu yang meresap ke iganya, waktu masak harus pas, begitu juga dengan besar apinya, tidak boleh terlalu besar dan juga tidak boleh terlalu kecil. Dengan begitu, tekstur dagingnya baru bisa pas dengan selera Ardi.

Hidangan ini juga sempat menjadi hidangan kebanggaanku.

Namun, sejak dia bilang sudah bosan, aku tidak pernah ingin masak lagi. Kali ini, kalau bukan karena permintaan Rian, saat ini hidangan ini tidak mungkin muncul di meja makan.

Zelda tidak tahu tentang ini, tapi aku, Ardi dan bahkan Rian tahu jelas tentang hal ini.

Aku tidak khawatir Ardi akan mengungkapkannya, tapi aku melihat Rian dengan tatapan bersalah.

Namun, aku malah bertatapan dengannya.

Setelah itu, dia melihat Ardi dan berkata dengan datar, "Hidang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 121

    Setelah masuk ke ruang rapat, aku baru tahu bukan hanya aku yang dipanggil.Dari yang terlihat, selain ada Pak Roni, Dokter Dharma dan Bu Ratna dari departemen kami, ada orang dari Departemen Bedah Saraf, dari HRD dan juga beberapa petinggi.Rapatnya terasa lumayan besar dan penting.Di antaranya Jessy dan Zelda duduk di seberangku. Zelda duduk menduduk, terlihat ketakutan, juga seakan-akan ingin menangis.Terlihat sangat kasihan.Meski orangnya lumayan banyak, dilihat secara keseluruhan hanya ada orang-orang dari Departemen Anestesi dan Departemen Bedah Saraf. Ditambah beberapa orang yang sedikit banyak terlibat dengan laporan tanpa nama beberapa hari ini. Jelas terlihat, pihak rumah sakit ingin mengakhiri masalah ini.Sementara pelaku yang melapor tanpa nama juga membuat keributan di forum pasti ada di antara orang-orang ini.Siapakah pelakunya?Saat aku sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara di depan pintu. Waktu melihat ke asal suara, ada sekumpulan orang yang dipimpin oleh Ard

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 120

    Akting kasihan? Mengganggu?Aku melihat Ardi dengan tatapan bingung lalu bertanya, "Apa maksud Dokter Ardi?""Berakting jadi korban agar bisa minta cerai, 'kan?"Semakin didengar, kata-katanya semakin tidak masuk akal. Aku pun menjelaskan, "Aku juga pas sampai baru tahu ibuku juga ada di sana.""Waktu kamu pulang dari rumah sakit baru mau jam lima, tapi waktu sampai di kediaman sudah sejam lebih setelahnya." Ardi menganalisis semaunya. "Kalian berdua punya banyak waktu untuk latihan."Aku melihat Ardi dengan tatapan terkejut lalu balik bertanya, "Untuk apa kami berpura-pura? Dari waktu berakhirnya kontrak kita cuma sisa satu bulan lebih. Kalau aku mau cerai, apa perlu pakai trik-trik seperti ini?"Terdengar suara cibiran, lalu tatapannya yang tajam tertuju ke wajahku saat dia menyindir, "Benar, sekarang bahkan satu bulan saja kamu sudah nggak sabar?"Aku menatap Ardi, merasa pria ini benar-benar tidak masuk akal. Waktu aku mau melawan, aku mendengarnya berkata, "Tapi Raisa, asal kamu t

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 119

    Satu kalimat dari Ardi ini membuat semua orang menghela napas lega.Ibu mertuaku menanyakan hal paling penting dengan menggebu-gebu, "Siapa sebenarnya yang bersikeras mau mencari masalah dengannya? Apa ada orang yang mau menjebakmu dengan memanfaatkan pernikahan kalian? Kamu kasih tahu Ibu, Ibu ....""Cuma salah paham, Ibu nggak usah khawatir," sela Ardi. Kemudian, dia berkata dengan serius, "Aku akan mengurusnya dengan baik.""Tapi masalahnya sampai sebesar ini ....""Aduh, anakmu sudah bilang akan mengurusnya." Ayah mertuaku menghentikan ibu mertuaku bertanya lebih lanjut. "Kamu jangan tanya lagi."Ibu mertuaku berkata dengan kesal, "Ardi cuma nggak mau kita ikut khawatir.""Anak kita sudah besar, sudah seharusnya memberi dia kesempatan menyelesaikan masalahnya sendiri." Ayah mertuaku sangat tegas. "Kita tinggal menjadi tamengnya di belakang."Meski ibu mertuaku masih enggan, dia tidak bertanya lagi. Sementara ibuku juga merasa agak canggung, dia pun berkata, "Ardi pulang semalam ini

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 118

    Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi aku sudah tahu apa maksudnya.Aku tahu, menurut kebiasaan Keluarga Wijaya, dari sikap ibu mertuaku, begitu aku sebagai Nyonya Wijaya memengaruhi masa depan Ardi, aku pasti akan ditendang keluar sebagai pengorbanan. Dari masalah sebelumnya aku sudah menyadari hal ini.Namun, ibuku sepertinya baru menyadari hal ini. Setelah canggung sesaat, dia segera berkata, "Raisa juga ada salah. Raisa, cepat minta maaf. Nggak apa-apa berbuat salah, kita semua satu keluarga, yang namanya orang tua mana mungkin diam saja melihat anaknya menderita."Dia berbicara dengan sangat cepat, jelas terlihat dia sudah menyadari maksud ibu mertuaku ingin membuangku. Bahkan nadanya juga terdengar seperti perintah.Namun, juga terdengar seperti seorang bawahan yang lebih rendah.Aku tahu, dia takut kehilangan bantuan dari Keluarga Wijaya.Namun, dia yang pintar ini kenapa tidak mengerti? Di keluarga yang mementingkan keuntungan seperti ini, di saat kami sudah tidak bisa membe

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 117

    Aku tidak menyangka ibuku juga ada di sini.Tidak perlu bertanya, pasti ibu mertuaku yang memanggilnya.Melihat aku berdiri diam di tempat, ibuku langsung menghampiriku lalu menggenggam lenganku sambil berkata, "Dasar kamu ini, ada masalah sebesar ini kenapa nggak kasih tahu kami?"Sebelum aku sempat berbicara, aku merasakan sakit di lenganku seperti ditusuk jarum, membuatku hampir meneteskan air mata.Ibuku mencubitku.Aku melihatnya dengan ekspresi bingung, pas bertatapan dengannya, menurut pengertianku terhadapnya selama dua puluhan tahun, aku tahu dia sedang menyuruhku berakting kasihan.Sebenarnya sebelum masuk rumah aku juga merasa tersakiti, tidak mengerti kenapa di antara begitu banyak dokter magang, cuma aku yang terkena masalah seperti ini. Aku merasa aku selalu serius dalam bekerja, tidak berani lelet sama sekali. Namun, di mata orang lain, usaha dan pengorbananku ini malah menjadi trik untuk menyenangkan hati orang lain. Aku merasa tidak adil, aku bahkan ingin menangis.Nam

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 116

    Begitu unggahan ini keluar, ada banyak yang komentar. Tentu saja ada yang menghubungkannya dengan foto sebelumnya. Ada yang mengungkit pertengkaran dengan pasien, serta video intubasi saluran napas sebelumnya. Yang paling tidak masuk akal adalah bisa-bisanya ada orang yang merasa kalau video intubasi saluran napas itu disengaja olehku, agar aku punya kesempatan naik pangkat di kemudian hari ....Seketika, aku menjadi sasaran empuk semua orang. Wanita licik, tidak tahu malu, berbagai macam kata-kata kasar muncul di komentar.Kali ini, bukan kompetensiku yang diragukan, melainkan karakter dan sifatku.Ada yang mention petinggi Mogowa, meminta mereka menyelidiki hal ini, meminta kejelasan."Apa-apaan ini?" Bu Ratna juga merasa sakit kepala, dia berbisik, "Setelah melihat unggahan ini, Pak Roni hampir saja mau pensiun lebih awal saking marahnya. Benar-benar nggak masuk akal.""Ya, aku sudah sering membimbing dokter magang, kenapa cuma kamu yang masalahnya banyak banget?" Entah kapan Dokter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status