LOGIN“Kalau kau tidak lari dari sini, maka kau akan menyesal seumur hidupmu!” Peringatan itu datang dari Dominic Ganeth Vesper, pria yang selalu diselimuti aura gelap dan berbahaya. Namun, bagi Cleora Danielle Addison, gadis cantik dengan kepala keras dan penuh harga diri, kata-kata itu terdengar seperti kesombongan yang tak pantas diindahkan Kemudian, satu keputusan sembrono berhasil membuat Cleora terjebak dalam malam yang panas dan memabukkan, malam yang seharusnya tidak pernah terjadi pada mereka Saat fajar menyingsing dan ia menyadari siapa pria itu sesungguhnya Cleora memilih melarikan diri. Ia berusaha menjauh sejauh mungkin, berharap jarak dapat memadamkan bara yang telah tercipta Namun, bagaimana cara ia benar-benar lari dari pria yang telah menorehkan jejak tak terhapus dalam dirinya? ‘Aku hamil ?’
View MoreCleora meringkuk di ranjangnya, tubuhnya bergetar hebat. Air mata sudah mengering di pipinya, namun hatinya masih terasa sakit dan ketakutan. Anne duduk di sampingnya, menghela napas panjang. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk menenangkan Cleora, namun tidak ada yang berhasil."Sampai kapan kau akan seperti ini, Cleo?" tanya Anne, dengan nada lelah. "Kau tidak bisa terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri."Cleora tidak menjawab. Ia hanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar. Pikirannya melayang, mengingat kembali saat-saat bersamanya dengan Dominic."Padahal... dia tipeku sekali," gumam Cleora, dengan nada melamun.Anne mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia tidak habis pikir dengan sahabat sekaligus nonanya itu. Di saat seperti ini, Cleora masih saja memikirkan hal-hal yang tidak penting."Kau pikir nona muda sepertimu akan mudah mencari cinta sesuai yang kau inginkan?" kata Anne, dengan nada kesal. "Kau punya segalanya, Cleo. Kau cantik, kaya, pintar. Tapi kau selalu saja
Dominic menutup telepon dengan kasar. Wajahnya mengeras, rahangnya mengeras. Ia berbalik, menatap Cleo yang masih berbaring di ranjang, terbalut selimut dan mengenakan kemejanya.“Sial!” Makinya.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Dominic bergegas berpakaian. Ia mengenakan setelan jasnya dengan gerakan cepat. Ia meraih kunci mobilnya dan bergegas keluar dari kamar, meninggalkan Cleo yang masih terbaring di ranjang.Dominic melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota yang sepi. Pikirannya dipenuhi dengan amarah dan kekhawatiran. Ia tahu, keluarga Addison adalah ancaman nyata bagi keluarganya. Dan sekarang, mereka merencanakan sesuatu yang besar.Sementara itu, di penthouse Dominic, Cleo terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya, lalu menyadari bahwa ia sendirian di ranjang. Ia mencari-cari Dominic, namun tidak menemukannya di mana pun.Cleo bangkit dari ranjang, mengenakan kemeja kebesaran Dominic yang terasa hangat dan nyaman di tubuhnya. Ia berjalan kelu
Napas Cleo dan Dominic masih tersengal-sengal saat mereka berbaring berdampingan di sofa. Suasana di restroom itu terasa begitu intim dan penuh kehangatan. Keduanya masih berusaha menenangkan diri setelah badai gairah yang baru saja mereka lalui.“Kau lelah?” tanya Dominic.Cleo menatap langit-langit, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia merasa sedikit malu, tetapi juga sangat bahagia. Ia tidak pernah membayangkan akan melakukan hal seperti ini dengan seorang pria yang baru dikenalnya. “Mh sedikit.” Jawabnya.Namun, ia tidak menyesal. Ia merasa bahwa Dominic adalah seseorang yang istimewa, seseorang yang bisa membuatnya merasa nyaman dan aman.Dominic memiringkan tubuhnya, menatap Cleo dengan tatapan lembut. Ia mengulurkan tangannya, mengelus rambut Cleo dengan sayang. "Kau baik-baik saja?" tanyanya, dengan nada khawatir.Cleo mengangguk pelan. "Ya, aku baik-baik saja," jawabnya, sambil tersenyum tipis. "Aku hanya... sedikit terkejut."Dominic tertawa kecil. "Aku juga,"
Cleora duduk santai bersama Anne yang tengah sibuk bergelut dengan ponselnya, sementara Cleo, gadis itu benar-benar gugup sampai dia bahkan tidak bisa berbuat apa-apa di kursinya sendiriBeberapa saat kemudianPintu ruangan itu terbuka, seorang pria dengan jas abu-abu masuk dengan satu orang di belakangnya. Kemudian tanpa aba-aba langsung melangkah ke arah meja Cleora tanpa ragu sedikit pun.“Boleh aku duduk di sini?” suara itu muncul tiba-tiba dari samping meja.Anne dan Cleora serempak mendongak. Begitu Cleo melihat wajah itu, ia langsung berdecak pelan dan memutar bola matanya malas. “Tidak,” jawabnya singkat dengan nada menyebalkan.Brandon hanya terkekeh kecil. “Kau belum berubah, Cleo. Aku bahkan belum duduk, tapi sudah ditolak lebih dulu.”Cleo menyandarkan tubuhnya, menyilangkan tangan di dada. “Kau juga belum berubah, Brandon. Masih saja tidak mengerti konsep ‘tidak berarti tidak.’”Anne menahan tawa di seberang meja, pura-pura sibuk membuka menu.Brandon menarik kursi dan d






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.