Share

Bab 97

Author: Celine
Ardi tersedak di depan semua orang.

Para pembantu segera bantu membereskan kuah yang tumpah, mertuaku sibuk mengambilkan tisu. Ardi yang terobsesi dengan kebersihan melihat lengan bajunya yang terkena sup segera pergi ke kamar mandi dengan ekspresi dingin.

Mertuaku pun tidak melanjutkan pembicaraan ini lagi.

Aku juga bukannya sengaja mau melempar kesalahannya ke Ardi, tapi bagaimanapun juga dia dan Zelda yang menikmati pemandangan sungai itu. Secara logika, kalau aku membantunya menutupi, orang biasanya pasti akan berterima kasih.

Namun, Ardi tidak.

Oleh karena itu, aku terpaksa memberi tahu dia kalau aku bisa membantunya sekali, tapi tidak mungkin terus menerus.

Lima menit kemudian, Ardi yang sudah ganti pakaian kembali ke ruang makan. Dia melirikku lalu berkata, "Aku masih sibuk, kita pulang dulu."

Dengan senang hati. Waktu aku diam-diam bergembira di dalam hati, melihat mata Ardi yang suram, aku pun merinding.

Kelihatannya Dokter Ardi lagi-lagi marah.

Aku duduk di kursi penumpang. B
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Fazza Mufaraz
aurhor cob bikin raisa wnita tangguh yg berani melawan padasaat ditindas ardi
goodnovel comment avatar
Vid
idiiihhh...si Ardi Mulu yg marah..emng dipikir dia doang yg punya perasaan..stress dehh
goodnovel comment avatar
Suryani Yan
iya jgn di bikin tolol raisa nya penulis masa perempuan oada tolol karena cinta aneh bgt si penulis
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 503

    Tenggorokanku kering, butuh beberapa saat bagiku untuk menahan isak tangisku. "Terima kasih, Dokter Steven, terima kasih telah menyelamatkanku ….""Hei, kukira kamu menangis kesakitan, ternyata kamu menangis karena gembira. Jangan menangis lagi, ya. Kamu sudah aman sekarang. Kamu seharusnya bahagia dan tersenyum." Steven membujukku, bahkan mengulurkan tangan untuk menyeka air mataku.Jari-jarinya panjang, putih dan yang terpenting, sangat lembut. Dia dengan lembut menyeka sudut mataku yang basah oleh air mata, lalu membujukku dengan sabar, "Anak baik, jangan menangis lagi. Kalau kamu menangis, kamu tidak akan dapat kue."Dia membujukku seperti sedang membujuk anak kecil, dia pun membujukku berulang kali.Dia bahkan sampai menakutiku dan bilang kalau aku menangis lagi, aku tidak akan dapat kue.Kenapa dia bisa berkata begitu? Aku sudah dewasa, bagaimana mungkin aku masih menginginkan kue?Namun, godaannya menghilangkan suasana hatiku yang gusar, air mataku pun berhenti.Steven menyerahk

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 502

    Selama dua tahun terakhir ini, aku selalu mengira menunggu Ardi pulang itu merupakan waktu yang sangat panjang.Akan tetapi hari ini, aku berubah pikiran.Meskipun malam-malam menunggu Ardi sangat panjang dan menyedihkan, setidaknya aku aman. Aku duduk di sofa kulit di dalam rumah mewahku yang bernilai ratusan juta. Aku menunggu suamiku sambil mengenakan baju tidur sutra lembutku. Semua rasa sakit itu berasal dari dalam hatiku.Namun kini, dengan tangan yang terikat di belakang, aku meringkuk di lantai yang dingin dan kotor. Aku terpaksa mendengarkan tindakan brutal yang sedang berlangsung. Angin dingin menembus jaket putihku yang berdebu. Setiap detik malam ini terasa seperti bertahun-tahun lamanya.Aku berharap Steven mengerti maksudku, lalu bergegas datang menyelamatkan Zelda dan aku.Aku merasa tersiksa selama waktu ini. Aku terperangkap dalam rasa cemas, takut dan sakit sampai mati rasa. Akhirnya jeritan Zelda mereda, pria kekar berkulit gelap itu pun melepaskan tubuh Zelda dengan

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 501

    "Ardi, kamu sudah mencelakaiku. Kenapa kamu kejam sekali? Aku benci, aku sangat membencimu!"Tangisan itu dipenuhi amarah dan rasa tidak berdaya, yang akhirnya berubah menjadi keputusasaan yang mendalam.Aku meringkuk di sudut ruangan dan terpaksa menyaksikan kekejaman ini. Gudang ini sangat dingin. Angin dingin berembus dari luar dan mengguncang lampu putih di atas kepalaku. Cahaya lampu yang bergoyang menyinari wajah pria kekar berkulit gelap dan Santi, serta memantulkan wajah pucat Zelda di atas lantai.Aku menundukkan kepala dan memejamkan mata rapat-rapat, berharap waktu bisa berlalu lebih cepat.Aku juga berharap ketika aku membuka mataku lagi, aku bisa menyadari kalau semua ini hanyalah mimpi, sebuah mimpi yang buruk.Aku tak berani membuka mata, aku takut melihat mata Zelda yang dipenuhi keputusasaan dan kebencian. Namun, kakiku sudah tertekuk begitu lama, kakiku pun mati rasa. Saat aku menggerakkan kakiku, aku membentur sesuatu.Aku membuka mataku. Saat melihat benda itu, aku

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 500

    Aku yang tadinya merasa tak terlihat, tiba-tiba disebut-sebut oleh pria kekar berkulit gelap ini.Jantungku yang perlahan-lahan mulai tenang, terasa seperti terhantam dan tiba-tiba berdebar lagi.Aku tak bisa menahan diri dan menatap ponsel di tangan pria kekar berkulit gelap itu. Rasa penasaran merayap di sela-sela rasa getir dalam hatiku.Aku juga ingin tahu bagaimana Ardi akan menjawab pertanyaan ini."Siapa? Raisa Larasati?" Di ujung telepon, Ardi sepertinya baru ingat kalau aku juga sedang berada di sini. Dia tertawa sinis. "Hah, apakah kalian tidak salah paham? Kalian pikir aku tertarik pada wanita seperti itu?""Bagaimana mungkin wanita bodoh dan tak berguna seperti dia bisa berhubungan denganku? Sepertinya kalian punya banyak waktu kosong, sampai-sampai kalian menculik wanita itu juga," jelas Ardi."Kalau tak ada hal lain lagi, aku akan tutup teleponnya. Kukatakan sekali lagi, jangan sentuh Zelda!" ucap Ardi mengakhiri panggilan telepon ini.Setelah panggilan telepon ditutup, j

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 499

    Santi yang berdiri di samping pria kekar berkulit gelap itu, mengepalkan jari-jarinya. Matanya memerah karena amarah."Zelda diculik oleh kalian?" Suasana menjadi hening selama beberapa detik, lalu suara Ardi terdengar oleh kami lagi. Suaranya yang terdengar tidak puas dan angkuh tadi pun hilang. Sekarang dia terdengar sangat cemas dan gelisah. Kecemasannya itu membuatnya berteriak dengan tak terkendali, "Aku tak peduli siapa kalian, lepaskan Zelda segera. Kalau kalian berani menyentuhnya, aku akan membuatmu menyesal!""Zelda? Siapa di antara kalian berdua yang bernama Zelda?" Pria kekar berkulit gelap itu tidak menanggapi ancaman Ardi dengan serius. Dia hanya menangkap inti dari kata-kata Ardi, lalu berbalik untuk bertanya padaku.Aku mengerutkan bibir, sama sekali tidak bisa tersenyum.Meskipun jawabannya sesuai dengan dugaanku, saat mendengar kata-kata Ardi, aku tak kuasa menahan rasa sedih di hatiku. Rasa pahit dan getir menyelimuti hatiku.Ardi sungguh mencintai Zelda. Meskipun di

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 498

    Gadis kecil itu memang pintar, tetapi dia mengambil langkah yang jelas-jelas kurang bijaksana.Kecerdasannya terbukti saat dia menjadi orang pertama yang menjelaskan, dia dengan tegas mengatakan kalau dia tidak ada hubungannya dengan Ardi. Sandiwaranya sangat hebat, siapa saja yang lihat pasti akan yakin kalau dia mengatakan yang sebenarnya.Namun, kenapa dia malah menyuruh mereka menelepon Ardi untuk membuktikan ucapannya?Zelda dan aku berada dalam bahaya pada saat yang sama. Mudah bagiku untuk menebak siapa yang akan dipilih Ardi untuk menyelamatkan. Tindakannya hanya akan menggagalkan semua usahanya, para penculik ini pasti akan mengincarnya.Namun, aku tentu tak akan mengingatkannya.Sekarang hanya ada salah satu di antara kami yang bisa selamat. Bahkan sebelum aku membuka mulut, dia sudah lebih dulu mengorbankanku untuk melindungi dirinya sendiri. Begitu kebohongannya terbongkar nanti, aku tentu tidak mau membantunya.Aku menutup mulut dan berbaring diam di lantai, aku sama sekal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status