Share

Aku Sang Pria Pemuas
Aku Sang Pria Pemuas
Author: mrd_bb

Bab 1: Lelaki Komersil

“Bodoh! Apa yang kamu lakukan!”

Wanita setengah baya yang sedari tadi terus melenguh tiba-tiba membentak pria yang sedang mengungkung tubuhnya. “Aku bayar kamu mahal untuk cari kepuasan dengan kamu, bukan kamu yang cari kepuasan denganku!”

“Iya, Tante.”

Pria tersebut menurut, dan segera menahan hasratnya yang sebetulnya nyaris saja meledak.

Langga Kasela adalah seorang gigolo muda dan favorit dari agensi Mami Ela yang berkedok sebagai agensi model majalah.

Wajahnya sepintas mirip artis Nicholas Saputra. Saat ini, dia dan Tante Erna, wanita paruh baya yang jadi kliennya baru saja selesai berhubungan badan.

Usai menyadari Tante Erna telah mendapatkan pelepasan, Langga buru-buru melepas penyatuan mereka. 

“Maaf, Tante.” Dia lalu bangkit perlahan dengan gaya sopan dan mengambil handuk, lalu ke toilet dan membersihkan tubuhnya.

Langga adalah pria pilihan. Dia tidak sembarang menerima tamu, harga untuk mendapatkan service darinya pun tergolong mahal. Dia bisa mendapatkan 20 juta untuk short time, dan 35 juta untuk semalam. Dan Tante Erna adalah salah satu yang beruntung bisa memakai jasa Langga dengan bayaran yang fantastis.

Tante Erna bahkan jadi klien tetapnya. Wanita itu juga begitu percaya dengan membiarkan Langga memuaskannya tanpa pengaman. Namun, kliennya itu juga mematok syarat yang tidak main-main. Salah satunya adalah melarang Langga mendapatkan pelepasan.

Setelah bersih, Langga pun kembali ke kamar usai berpakaian rapi.

“Ini bonus kamu!” Tante Erna menepukkan segepok uang di bahu Langga. “Ingat, yaa, aku tak ingin rahimku disiram punya kamu. Walaupun usiaku sudah 48 tahun, tapi aku masih subur. Pokoknya tugas kamu bikin aku melayang, setelah aku klimaks, maka tugasmu selesai!”

Wanita setengah tua yang wajahnya cantik karena rajin dirawat di salon mahal dan 3X operasi plastik ke Korea agar tetap tampil cantik itu mendengus di akhir kalimatnya.

Inilah bonus buatnya, biasanya si tante ini kasih bonus 10 juta, tapi kali ini dia kecewa karena gigolonya ini hampir saja menyiram rahimnya, akhirnya dia hanya mendapatkan setengah dari biasanya.

Langga pun menerima bonus yang diberikan Tante Erna dengan pasrah. “Iya Tante Erna. Sekali lagi Langga minta maaf. Permisi ya tante, jangan jera kontak saya lagi!”

Pria itu pun mencium dahi dan bibir Tante Erna sebagai tanda perpisahan, lalu kembali dengan gaya sopan dan hormat izin permisi pulang. 

“Hmmm. Untung kamu sangat romantis dan sangat ganteng, serta punya size wow.” Mata Tante Erna mengilat kala mengucapkan kata terakhirnya. “Sampai ketemu lagi sayang!”

Tante Erna membalas mencium bibir pemuda itu dan mendorong sedikit kasar tubuh Langga dan langsung menutup pintu kamar hotel mewah yang baru saja mereka tempati.

Langga melangkah perlahan dan langsung menuju ke lobby hotel dan memanggil sebuah taksi, untuk pulang kembali ke kosnya.

Begitu sampai di kos, pemuda dengan tinggi badan menjulang hingga 185 cm dan tubuh kokoh ini dengan segera memeriksa tubuhnya. Siapa sangka, tubuh kekarnya penuh bekas cakaran wanita yang sudah membooking dirinya selama 2,5 jam.

“Benar-benar wanita setengah tua yang ganas!” ujarnya saat meneliti beberapa bekas luka di sekujur tubuh. “Badanku bisa remuk kalau sampai satu malam bersamanya!”

Saat Langga tengah mengobati lukanya, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia pun segera mengangkat tanpa melihat layar ponselnya lagi.

 “Langga, tadi Tante Erna protes ke aku, katanya kamu hampir saja nembak di dalam!”

Ternyata Mami Ela yang menelponnya.

“Iya, Mami, maaf. Aku tadi terbawa perasaan.”

“Ingat yaa, utamakan kepuasan klien kita!” Mami Ela mengultimatum tegas. “Dia klien kakap kita, berani bayar mahal dan tak perhitungan. Saya nggak mau dengar alasan ‘terbawa perasaan’. Kalau kamu masih nanggung puasnya, carilah pacar dan puaskan dengan pacar kamu itu!”

Langga menganggukkan kepalanya meski Mami Ela tak melihat. Setelah mengatakan maminya telah mentransfer bagian untuk pria itu, telepon pun ditutup secara sepihak.

Apa yang dibilang Mami Ela memang sudah Langga terapkan. Tiap kali habis melayani Tante Erna, kepalanya pasti pusing karena gagal mencapai klimaks. Untuk itu, dia selalu menghubungi satu nama tiap kali dia habis melayani klien tetapnya, dan menuntaskan apa yang seharusnya dikeluarkan tadi bersama Tante Erna.

*****

“Kamu di mana?” Langga menelpon seseorang.

“Pasti kamu kena tanggung lagi sama Tante Erna?”

Astrid, wanita yang dihubungi Langga datang ke kamar kos pria itu dengan tawa yang renyah, tak sampai 2 jam usai Langga menelpon.

Wanita itu memang sudah tahu akhir kisah setiap kali Langga melayani Tante Erna, selalu dialah yang jadi penutup dari rangkaian percintaan untuk sama-sama meraih kepuasan.

Alis Langga naik sebelah, menatap ke arah wanita yang tengah menertawakannya. “Kamu sendiri gimana? Puas dengan Adi Wibowo?”

Detik nama tersebut disebut, bibir mungil Astrid memanyun. “Yah, gitu. Payah, sudah letoy! Untung dia royal, nih … aku dapet bonus 15 juta kali ini, lumayanlah Langga.”

Langga hanya tersenyum pahit mendengar ucapan gadis cantik yang mirip selebgram Hana Hanifah ini, tapi tubuh Astrid tinggi semampai, karena dia seorang model yang tak beda  dengannya, namun sama-sama punya profesi ganda.

“Kamu tau kan, dia itu suaminya Tante Erna?” tanya Langga.

Dengan mulut yang menyembulkan asap dari rokok, Astrid mengangguk ringan. “Tau. Mami Ela bilang itu dari awal. Tapi Mami Ela tak tahu kalau aku dan Tuan Adi Wibowo diam-diam terus berhubungan, dia tahunya aku melayani short time!” sahut Astrid enteng.

Langga menggelengkan kepala tak kentara, kemudian tersenyum miris setelahnya.

“Baru nemu aku, pasangan pejabat dan pengusaha yang terkenal alim di mata warga, ternyata kelakuannya sama bejatnya!”

*****

BERSAMBUNG

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Angger
Sipp ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status