Beranda / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 2: Kecurigaan Tante Erna

Share

Bab 2: Kecurigaan Tante Erna

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-26 22:07:48

“Langga, kamu di mana…?”

Hari masih cukup pagi, tetapi Langga sudah mendapatkan telepon ‘dinas’ dari tante kesayangannya. Dia cukup kaget, sebab jarang sekali Tante Erna menghubunginya di saat matahari masih tinggi.

Karena pria tersebut sedang ada di lingkungan kampus, Langga mengangkat telepon tersebut dengan suara berbisik-bisik. “Saya di kampus tante, kenapa tante?”

“Kamu temui aku sekarang di Puncak, aku butuh kamu!”

“Tapi, Tan–”

“Jangan pakai tapi-tapi, soal Mami Ela itu urusanku! Sekarang, cepatlah kamu ke sini segera!” Tante Erna lalu menyebutkan alamat lengkapnya.

Dengan taksi online, Langga yang masih bingung meluncur ke sebuah cottage yang ada di Puncak, sesuai instruksi Tante Erna.

Begitu bertemu di kamar cottage, Langga kaget melihat mata wanita cantik yang rutin perawatan ke salon mahal ini memerah, tanda habis menangis.

“Langga, kamu kenal wanita bernama Astrid? Dia model terkenal dan bernaung sama dengan kamu di bawah kendali Mami Ela, kan?”

Langga kaget. Dia kenal dengan Astrid, wanita yang selalu jadi tempat pelampiasannya usai melayani Tante Erna. Mirisnya, Langga juga tahu jika Astrid juga merupakan simpanan dari suami Tante Erna.

Meski begitu, tidak mungkin Langga membocorkan hubungan gelapnya dengan Astrid pada Tante Erna.

“Hanya kenal saat latihan model dan manggung saja tante, tak akrab. Ada apa emangnya Tante?” Akhirnya, Langga terpaksa berdusta dan memasang wajah bengong.

“Suamiku tergila-gila dengan lonte itu!” Suara Tante Erna meninggi, menunjukkan dia tengah begitu emosional. “Dia mau jadikan si Astrid bini keduanya. Aku baru tahu dia sering transfer uang ke wanita itu!”

Langga langsung terdiam, bingung harus ngomong apa!

Hari ini, bukan bercinta yang diinginkan Tante Erna, tapi Langga dijadikan tong sampah, karena wanita ini mencurahkan seluruh uneg-uneg di hatinya.

Sebagai mahasiswa yang tentu memiliki kemampuan menganalisa suatu masalah, Langga dengan cerdik memberikan pandangannya.

“Tante, apakah sudah dipikirkan masak-masak?” ujar Langga begitu lembut, sesuatu yang jadi kelebihannya, sehingga membuat semua kliennya merasa nyaman dengannya.

“Ingat, suami tante sebentar lagi akan ikut pilkada. Kalau Tante bersikap gegabah, lawan politik pasti jadikan ini alat untuk jatuhkan suami tante!” Langga coba beri pandangan.

Adi Wibowo adalah pejabat yang akan bersaing di bursa pemilihan daerah. Itulah sebabnya juga, Tante Erna memiliki syarat yang begitu ketat sebelum menjadikan Langga sebagai simpanannya.

Mereka bertukar pendapat cukup lama, hingga senyuman tercipta di bibir Tante Erna. Tak hanya puas di ranjang, Tante Erna juga merasa puas pada sikap Langga yang begitu solutif.

Karenanya, hari ini Langga bak dapat durian runtuh, pria itu dihadiahi sebuah SUV keluaran terbaru oleh wanita setengah tua itu, yang sangat senang punya teman curhat yang sangat solutif dan bisa meredakan hatinya yang lagi gabut.

Dua bulan berlalu sejak nasihat Langga pada Tante Erna, hasil pilkada menyatakan jika Adi Wibowo telah terpilih sebagai Kepala Daerah di Provinsi Bagoya.

Siaran berita lokal dihiasi tampilan Tante Erna dan suaminya yang sama-sama tersenyum lebar, mengucap syukur atas kemenangan mereka.

Langga hanya tersenyum sinis melihat tayangan live itu, yang disiarkan sebuah TV swasta nasional, yang agaknya sengaja di bayar untuk tayangan khusus ini.

Saat itulah, pintu kos milik Langga diketuk dan langsung terbuka.

“Selamat yaa, Ayank kamu terpilih, aku lihat di hitung cepat suaranya tak mungkin lagi terkejar calon lain!” ledek Langga pada wanita cantik yang langsung merebahkan dirinya di ranjang.

“Hmmm, nggak usah nyindir deh!” Bibir wanita itu mengerucut, meski setelahnya terkikik juga. “Kamu juga kan simpanan Tante Erna Hadiyanti, istri Om Adi Wibowo. Pasti ikut kecipratan, lah … nanti! Tuh mobil SUV yang nangkring di depan itu dari siapa?”

Langga hanya tersenyum mesem. Astrid menggoyangkan tas mewahnya, bermaksud menunjukkan hadiah yang baru dia dapatkan dari pria simpanannya.

Di saat Adi Wibowo dan Tante Erna tengah berbahagia, Langga dan Astrid juga kembali menuntaskan penutup mereka di kamar kos ini.

Namun, wajah Astrid yang hari itu berbinar cerah memamerkan limpahan harta tak bertahan lama.

3 bulan setelah pelantikan, wanita itu datang lagi ke kamar kos Langga dengan wajah pucatnya.

“Kamu kenapa Astrid, kok pucat begitu…?”

“Aku sedang diteror seseorang, Langga!” Wanita itu bercerita dengan wajah frustrasinya. “Dia mengancam akan membunuhku kalau aku tidak meninggalkan Adi Wibowo. Aku curiga, dalang di balik ini semua adalah Tante Erna.”

“Apa hubungan kalian terendus media?” tanya Langga penasaran dan menatap tajam wajah Astrid.

Astrid menggeleng lemah. Dia kemudian bergerak mendekati Langga dan berbisik di telinga pria itu.

Tubuh Langga menegang, diiringi dengan kerutan di dahi setelah mendengar informasi mengejutkan. “Apa? Bagaimana bisa? Bukannya–”

Ucapan Langga terputus ketika Astrid menunjukkan sebuah benda tipis ke hadapannya. “Beberapa bulan ini aku tidak berhubungan dengan siapa pun selain dengannya. Aku yakin, aku hamil anaknya. Tapi sial, istrinya tau juga kabar ini!”

Seketika, Langga terpikirkan oleh reaksi Tante Erna. Bayang-bayang Tante Erna yang begitu emosional kala itu langsung terbayang di benak Langga. Wanita tua itu sanggup melakukan apa saja demi mendapatkan keinginannya.

“Lalu, apa rencanamu selanjutnya?” tanya Langga.

“Langga, seandainya terjadi apa-apa terhadapku, tolong sesekali jenguk anakku yang tinggal dengan neneknya. Dan ini ….” Astrid merogoh tasnya dan memberikan sebuah buku tabungan pada Langga. “Tolong simpan ini untuk keperluan anakku.” Mata wanita itu kemudian berkaca-kaca menatap pria di hadapannya.

Langga terpaku dengan tangan tergantung sembari memegang buku tabungan yang diserahkan Astrid padanya. “Kamu kenapa ngomong gini? Kamu udah kayak mau pamitan saja!” protesnya dengan degup jantung yang berdebar-debar, seolah-olah isyarat ini sesuatu yang buruk menimpa Astrid.

Astrid tersenyum tipis. “Pokoknya, aku percayakan semua sama kamu. Termasuk urusan anakku.” Kemudian, tangan wanita itu menepuk-nepuk bahu Langga beberapa kali. “Dan kamu, berhati-hatilah terhadap Tante Erna.”

Setelahnya, wanita itu langsung pergi meninggalkan Langga yang masih terpaku menatap benda yang diamanatkan padanya.

3 Minggu berlalu sejak kedatangan Astrid dan pesan ambigunya, Langga yang baru saja pulang dari pekerjaan short time-nya dikejutkan dengan sebuah berita di televisi.

Seorang reporter melaporkan sebuah insiden maut baru saja terjadi di tol Cipali, yang melibatkan sebuah mobil sedan mewah yang bertabrakan dengan sebuah truk kontainer. Mobil sedan mewah itu remuk di bagian depan, dan pengemudinya dilaporkan meregang nyawa di tempat.

“Ya Tuhan, Astrid!!”

*****

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ahmad Fauzi
hmmhummm keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk.Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya.Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa!Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara.Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya.“Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila.“I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot.Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal.“Bang, jujur deh, apakah selama in

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status