“Hmm…gimana yaa…?” Tante Rica agak ragu dengan permintaan Mimi.“Ahhh kamu ini…oke, kamu akan ku promosikan jadi Kacab nanti di sebuah kantor cabang…gimana?” Mata Rica langsung membulat, lalu pura-pura mikir sebentar. Padahal hatinya berbunga-bunga.“Tawaranku ini hanya sekali lo ya, kalau kamu nolak, ya udah aku akan cari yang lain!” Mimi pura-pura jual mahal.“Hmmm…ya udah dehh, deal…!”Rica lalu janji akan langsung meminta Langga menemui Mimi di sebuah hotel bintang 5, sesuai keinginan wanita ini.Dan jadilah Mimi wanita kedua yang di gauli Langga, ternyata Mimi ikutan mabuk kepayang dengan Langga.Tante Mimi lalu susun siasat agar Langga makin lama bersamanya, Rica di promosikannya di sebuah kantor cabang di wilyah Sulawesi.Dengan alasan nanggung pindah, karena kurang dari 6 bulanan lagi ujian kelulusan SMU, Langga tak ikut Tante Rica boyongan ke Sulawesi.Tante Mimi mencarikan Langga apartemen, karena sewa rumah yang sebelumnya dia tempat bersama Tante Rica habis kontraknya.Mak
Pria yang sudah tua ini menatap Langga yang baru saja mengembalikan motor yang dipinjamnya. Dia geleng-geleng kepala saja saat Langga bercerita kehidupannya di Jakarta.Sedikit kaget saat tahu Langga jadi…gigolo.“Hmm…ilmu beladiri yang sempat ku ajarkan pada kamu dulu, kok bisa sampai kamu lupakan. Aneh sekali, memalukan sebagai lelaki kamu tak punya nyali Langga!” tegur Paman Jali sambil menghisap rokok yang baru saja di belikan Langga. Sengaja tak mau singgung soal profesi pemuda tampan ini.Langga hanya bisa terdiam tak berani membantah. “Tahu tidak, ayahmu yang bernama Hendra Sulaimin itu pernah duel dengan 3 orang preman di kompleks ini dulu. Karena berani memaksa ibu kamu melayani mereka!”Langga sangat kaget dan dia menatap pria tua ini seakan tak percaya. “Be-benarkah begitu paman?”“Iya, 3 preman itu tewas! Dan gara-gara itulah ayah kamu lalu kabur dari sini meninggalkan ibu kamu yang hamil muda. Karena di cari-cari polisi...! Ternyata 3 orang preman itu, 1 orang adalah apar
Lumayan lama juga Langga menunggu, hampir 20 menitan, pagar kemudian terbuka dan Badrun kini menemuinya lagi di pos satpam.“Mas Langga, silahkan masuk, langsung saja di teras kiri samping yaa. Oh ya mas…sabar ya…jangan kaget!” Badrun lalu mempersilahkan Langga masuk ke dalam pagar.Heran juga Langga, apa maksud Badrun yang memintanya sabar dan jangan kaget tadi. Sepanjang jalan menuju teras mewah ini, Langga terus kepikiran!Lumayan luas juga halaman rumah mewah ini, pilar-pilarnya besar dan Langga melihat di samping kanan ada 20 buah mobil mewah berjejer rapi di garasi.Begitu sampai di teras samping, ada seorang sekuriti lain yang menatap Langga ‘aneh’, bahkan agak melotot. Seolah-olah sosok Langga ini mahluk yang menakutkan.Sekuriti ini usianya lebih tua dari Badrun tadi, tapi dia hanya mengenakan baju kaos dengan celana gelap.“Silahkan duduk mas, sebentar lagi nyonyah besar akan menemui mas!” katanya ramah, tapi masih dengan pandangan aneh.Matanya seakan menyelidiki siapa sebe
“Karena…aku benci papa tiriku!” suara Imel terlihat mengeras, seperti menyimpan sebuah kemarahan yang di tahan-tahan.“Kenapa kamu benci Mel…?” Langga aneh sendiri dan makin penasaran dengan kondisi keluarga mendiang papa kandungnya ini.“Papa tiriku…ingin kuasai harta kakek dan Mama kini makin tenggelam dengan rencana jahat papa tiriku itu. Aku juga takut Bang…!” sahut Imel tanpa tedeng aling-aling.“Takut kenapa Mel..?” desak Langga.“Dia…sudah dua kali lakukan pelecehan terhadapku!” ceplos Imel blak-blakan. Langga terhenyak dan kini menatap seakan tak percaya dengan pendengarannya.“Bang…aku ingin lari dari rumah, tapi…aku kasian dengan kakek, beliau stroke dan lemah. Selama ini yang selalu menjaganya selain perawat, Imel lah yang saban hari menemani kakek, kalau Imel nggak sekolah!”Kini mereka sama-sama terdiam. Tiba-tiba Andina datang dan langsung menggelayut ke Langga, Imel kaget dan menatap gadis kecil cantik ini.“Siapa dia…apakah anak kamu Bang?”“Dia Andina, anak angkatku,
“Jamin dan Parlan di keroyok anggota geng Timur, mereka luka-luka parah!” Joko datang dengan nafas ngos-ngosan. Suasana latihan ditempat Bang Solehun langsung geger.Langga yang lagi aseek meninju karung pasir, ikutan kaget, 20 an orang anak buah Bang Solehun pun bergegas mengambil golok dan mereka langsung ke tempat yang disebut Joko tadi.Setelah memasang celana jeansnya, Langga otomatis ikut ke mana mereka jalan. Tapi karena dia tak punya senjata, Langga hanya ikut saja kemana rekan-rekannya ini menuju. Langga melongo, saat 20 an orang ini bentrok dengan preman lain, yang jumlahnya 23 orang, perang antar preman tak terelakan di kawasan ini.Warga-warga otomatis berhamburan menyelamatkan diri. Perkelahian ini sangat brutal, karena sama-sama gunakan senjata tajam.Bahkan ini lebih ngeri dari tawuran antar pelajar. Karena para preman ini tidak ada yang mengalah dan sama-sana ngotot ingin kalahkan lawan, hidup atau mati.Teriakan dan sumpah serapah, serta bunyi beradunya senjata taja
Langga menatap Aci, mantan Sekretaris Mami Ela. Kontrak 5 miliar terpampang di depannya. Satu bulan setelah perkelahian berdarah, antara anak buah Bang Solehun dan Thomas“Bagaimana Langga…apakah kamu menerima tawaran ini?” Aci kembali menatap wajah pemuda tampan ini.“Apakah tak ada bekas anak buah Mami Ela yang mau Aci..?”Langga masih ragu menerima tawaran fantastis ini.“Langga, dari 15 orang yang aku sodorkan. Kamulah yang dipilih dan mereka siap membayar kamu 5 miliar dan bonus 2 miliar. Untuk bersama selama…2 bulan sampai istrinya hamil…kapan lagi dapat rejeki ginian…udah dapat enak, bonusnya gede lagi!” canda Aci. “Bagaimana dengan anak angkatku…Andina?” sahut Langga cepat, dia ingat bakal ninggalkan si bocil cantik ini selama 2 bulan.“Sementara biar Andina denganku. Kan Astrid temanku juga…percayalah denganku...aku bukan Tante Erna lohh…hi-hi-hi!” Aci kembali goyun sambil menyakinkan Langga, lalu menatap wajah pria ini.Bagi Aci, kalau Langga menerima tawaran menggiurkan ini
Barwan mengisahkan, rencana ‘gila’ mereka ini sudah sejak setahun yang lalu mereka rencanakan berdua.Namun setiap lelaki yang disodorkan, mulai dari artis, model, hingga pemuda dari luar negeri alias bule, juga dari Arab, gagal menyakinkan hati Riesa.Riesa langsung menolaknya, dengan berbagai alasan. “Kadang Riesa takut kalau bocor soal ini. Lalu takut berdosa dan yang paling dia takutkan lagi. Kalau-kalau kelak dia hamil, si pria yang menghamilinya kelak menuntut dirinya…macam-macamlah ketakutannya!”Namun semua berubah, saat melihat foto Langga, Riesa melunak. Apalagi setelah mereka bertemu Aci. Dan mantan Sekretaris Mami Ela membeberkan kalau Langga lelaki yang cuek, dingin dan kadang sangat misterius.Utamanya lagi, Langga sangat pemilih kalau menerima klien.Cocok sekali dengan keinginan Riesa, di tambah lagi wajah Langga yang bak pinang di belah dua dengan Nicolas Saputra, salah satu artis idolanya. “Langga adalah pria unik yang selama ini kami kenal. Dan juga sangat pandai
Sambil menunggu Barwan pulang, Langga membantu Riesa memasak di dapur, keduanya kini aseek bercanda di dapur mewah ini.Tak disangka Riesa ternyata humble dan nyambung diajak bicara. Beda 180 derajat dibandingkan sejak di Bandara Soetta dan semingguan ini.Namun, Langga sedapat mungkin belum mau menyinggung kapan ia melaksanakan kontrak itu.“Ajaklah Riesa bicara pelan-pelan…jangan langsung tembak, yang ada Riesa malah eneg lalu kehilangan mood dan gagallah rencana kita. Biarkan dia akrab secara alami dengan kamu..!” itulah pesan Barwan sebelumnya pada Langga.“Langga…kamu benaran belum punya pacar atau kekasih?” Riesa kini memandang wajah Langga yang konsen menatap masakan yang di goreng di dapur listrik ini.“Dulu…iya…sekarang...jomblo!” Langga menoleh ke samping dan melihat Riesa tersenyum, Langga pun ikutan tersenyum.“Boleh aku tanya yang agak pribadi nggak?”“Boleh Bu Riesa…silahkan?’ Langga sesekali mengaduk masakan di panci itu.“Sebelumnya…jangan lagi panggil ibu ya, langsung