Bu Dian dan bu Erina sangat terkejut dengan penuturan dari Abhi. Benar-benar di luar nalar mereka berdua. "Bagaiman bisa itu terjadi?" Tanya bu Erina kepada anaknya itu. Akhirnya Abhi menceriitakan kejadian kemarin saat dia hendak pulang kerja. Tiba-tiba kepalanya pusing dan fokusnya sedikit menghilang, jadi hampir menyerempet Retha yang sedang berboncengan dengan anaknya. Tapi syukurnya Retha tidak sampai jatuh. Dan dia juga memberikan minuman kepada Retha dan anaknya karena tahu mereka pasti sangat ketakutan. "Jadi seperti itu ceritanya," Kata bu dia setelah mendengar cerita dari Abhi. "Ini bukan salahmu nak, mungkin memang ada seseorang yang tidak suka dengan Retha. Jadi, dia menggunakan kesempatan ini utuk memfitnah Retha." ujar mama Erina. "Benar, dan jauh dari lubuk hatiku, aku bersyukur kalian bertemu dan menimbulkan kesalah pahaman itu. Karena akhirnya Retha bisa lepas dari suami yang tidak bertanggung jawab dan keluarga toxicnya."kata bu Dian yang merasa sangat senang, a
Sebulan setelah kata talak telah terucap dari mulut Danil namun sampai saat ini, surat cerai masih belum juga di dapatkan Retha. Hampir tiap satu minggu sekali Retha menanyakan kepada bu Dian apakah ada surat yang datang, tapi jawabannya tetap "tidak ada. " Retha akhirnya menyerah, mungkin Danil ingin hubungan mereka di gantung seperti ini, tidak ada kepastian. Disaat seperti ini, Rethalah yang harus bergerak. Dia harus mendapatkan status barunya, walau itu hanya seorang janda. Tapi setidaknya dia memiliki status yang jelas. Pagi ini Retha menerima pesan dari bu Dian, kalau nanti siang dia akan datang kerumah bersama dengan seseorang. Dengan senang hati Retha akan menyambut kedatangan malaikat penolongnya itu. Karena selama ini bu Dian lah yang telah mengangkatnya dari keterpurukan. Retha akan memasak makanan spesial hari ini untuk menyambut kedatangan bu Dian. Urusan toko, biar bi Sumi dan Lusi yang handle. Dia sangat bersemangat hari ini. Makanan sudah siap
Abhi mengambil sesuatu di dompetnya dan memberikannya kepada Retha. "Besok, temui aku di alamat itu pukul sepuluh. Bilang saja ke resepsionis kamu sudah punya janji dengan ku, nanti mereka akan mengantarkanmu ke ruanganku. Siapkan bukti-bukti yang kau miliki, agar mempermudahmu dalam mengurus perceraian. " ujar Abhi memberi intruksi kepada Retha. "Baik mas, in syaaAllah aku akan datang. " "Ya, sudah kalau begitu. Kami pamit dulu ya, Yesh." kata Bu Erina berpamitan kepada Retha. "Terimakasih makanan nya lho, jadi ngerepotin kamu. " lanjutnya sambil berjalan keluar. "Enggak apa-apa bu, aku malah seneng kalau masakanku disukai. " kekeh Retha. "Mungkin satu minggu lagi, Jihan akan mulai ngekost di sini. Kami mau nyiapin keperluan Jihan dulu. " kata Bu Erina lagi. "Iya bu saya tunggu. Nanti saya bersihkan dulu kamar kost nya, biar Jihan betah disini. " Retha mengantarkan mereka semua sampai depan pagar, dan masuk kembali ketika mobil mulai jalan. Retha kemudian membersihkan bekas m
Satu minggu berlalu sejak Retha mengurus surat perceraian nya dengan Danil. Permohonan cerai Retha sudah diterima, Retha juga sudah menandatangani surat perceraiannya, hanya tinggal menunggu Danil yang menandatangi surat ceraiannya. Siang itu, ada seorang kurir yang mengantar paket ke rumah bu Ayu. Dengan senang hati bu ayu menerima paket itu, di cover luarnya tertulis pengadilan agama. Bu Ayu langsung menyunggingkan senyum lebarnya. Dia langsung menelpon Danil. "Hallo Dan.. " "Ada apa bu, " "ini ada yang mengantar surat dari pengadilan agama. " kata bu ayu dari seberang telpon dengan semangat. Deg... Danil langsung terdiam. Rupanya Retha sudah mengajukan permohonan cerai di pengadilan. Padahal selama ini Danil tidak mengurusnya karena masih ingin bicara dengan Retha. "Hallo Dan, kamu masih disana? " tanya Bu Ayu yang tidak mendengar suara Danil. "Iya bu, simpan saja di dalam kamarku. Nanti aku akan melihatnya. " kata Danil setelah sadar dari lamunannya. "Baiklah. Nanti bawa
Hari ini, Retha mendapat satu tambahan pekerjaan yaitu memasak untuk salah satu penghuni kostnya, yaitu Jihan. Retha harus sudah mulai memasak dari pagi karena Jihan akan ada kelas pagi ini,jadi semua harus sudah siap. Semalam Retha sudah bicara dengan bi Sumi, kalau mulai besok harus menambah porsi masaknya. Karena selain Satpam dan Lusi yang makan siang hari, akan ada tambahan personil yang akan makan dirumah Retha, yakni Jihan. Pukul delapan pagi, Jihan datang ke rumah Retha untuk mendapatkan sarapan paginya. Retha segera menyuruh Jihan masuk ke dalam rumah untuk sarapan bareng. "Vano kemana mbak? " tanya Jihan "Sudah berangkat sekolah, donk. Kan kalau anak SD masuknya jam tujuh. " jawab Retha dengan memberikan senyuman hangatnya. Jihan menepuk jidatnya, "Ah iya aku lupa. " Retha hanya tersenyum melihat tingkah Jihan. "Ayo, di makan. " Retha menyuruh Jihan segera makan, takut terlambat. Dengan senang hati Jihan memakan makanan yang terhidang di hadapannya. Walau cukup sederh
Retha, Jihan, Vano dan sekarang di tambah Abhi. sedang makan malam di salah satu tempat makan di mall itu. Vano terlihat bahagia hari ini, karena bisa bermain di tempat permainan anak, dan sekarang makan ayam kriuk kesukaannya. Ya, Vano menyebutnya ayam kriuk, karena saat di makan berbunyi kriuk... kriuk... Abhi minta ijin kepada semua yang ada disana untuk pergi ke toilet. Dan di saat itulah, Danil punya kesempatan untuk mendekati Retha. "Retha... " panggilnya lirih. Mendengar namanya dipanggil oleh suara yang sangat Danenalnya itu, Retha langsung menoleh ke asal suara. "Retha, beri aku kesempatan untuk bicara dengan mu. Empat mata. " Danil memohon kepada Retha. Retha merasa tidak enak dengan kehadiran Danil di antara Jihan dan Vano. Akhirnya Retha meminta tolong kepada Jihan untuk menjaga Vano. "Jihan tolong temani Vano dulu ya, mbak ada urusan bentar sama mantan suami mbak. Mbak akan duduk di sana. " kata Retha sambil menunjuk kursi kosong. " "Iya mbak, mbak tenang saja. "
Keesokan harinya, saat Danil sedang bekerja di luar kantor , Vio meminta ijin keluar kantor untuk menemui bu Ayu. Walau dia tidak begitu menyukai ibu dari kekasihnya itu, tapi Vio harus mengambil hati ibunya Danil untuk segera melakukan tindakan kepada Danil yang tidak segera menceraikan atau menandatangani surat gugatan cerai yang dilayangkan Retha. Dan disinilah Vio berada, di rumah bu Ayu. Ibunya Danil. Vio disambut dengan sangat hangat oleh ibu Danil tersebut. Karena bu Ayu sendiri sangat mengingknkan Vio untuk jadi istri istri Danil. "Kenapa kamu siang-siang kemari, Vio? Apa kamu tidak kerja? ' tanya Bu Ayu basa basi setelah menyambut kedatangan Vio, yang membawakannya paket sembako untuk oleh-oleh. " Ah, saya kerja tante,.Tapi karena ada yang ingin saya bicarakan dengan tante, makanya saya minta ijin kepada atasan saya untuk keluar sebentar. " jawab Vio memberikan alasana kedatangannya. "Apa yang ingkn kamu bicarakan denganku, Vio?" tanya bu Ayu tak mengerti. "Ini tentang m
Malam harinya sesuai keinginannya, Abhi datang ke rumah Retha. Kali ini dia tidak sendiri, tapi bersama sang mama yang ingin ikut dengan alasan ingin bertemu Jihan. Karena kemarin saat Jihan pindah ke tempat kostnya, bu Erina tidak ikut, karena suami bu Erina memintanya ikut dinas ke luar kota. Jadi dengan alasan itu, akhirnya Abhi mengijinkan mamanya ikut. Dan disinilah mereka berada, di rumah Retha. Dengan senang hati Retha menerima kedatangan bu Erina di rumahnya. Begitu juga dengan Jihan yang sama sekali tidak menyangka kalau mamanya akan datang, dia sangat senang karena banyak yang ingin diceritakan dengan mamanya itu. "Mama, mama datang? " kata Jihan menyambut mamanya. "Iya, kakakmu tadi katanya mau ke rumah Retha, jadi mama ikut sekalian karena ingin melihatmu. Mama kangen, Jihan. " ujar bu Erina memeluk jihan Jihan pun balas memeluk mamanya itu. "Ma, nanti ada yang mau Jihan ceritain sama mama. " kata Jihan berbisik di telinga mamanya. "Apa? " Bu Erina ikut berbisik "Na