Home / Rumah Tangga / Aku Tidak Mandul, Mas! / Jadilah Sania-ku Yang Dulu

Share

Jadilah Sania-ku Yang Dulu

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2025-08-31 13:37:08

Bab 33

"Wow... Ini kalung mahal, Nak. Apa kamu sudah izin pada Randy untuk menggunakan uangnya?"

Ibunya benar-benar polos. Sampai sejauh ini, dia masih tetap menganggap jika keadaan rumah tangga putrinya baik-baik saja.

Sebersit pikiran melintas di kepala Sania untuk membatalkan semuanya. Tapi ia berpikir, itu tak mungkin. Ibunya harus tahu hal yang sebenarnya.

Dia mengambil resiko sebesar itu, dan berharap setelahnya akan baik-baik saja. Karena bagaimanapun, suatu saat ibunya akan mengetahui semua yang sudah terjadi. Apalagi ia memiliki rencana untuk merenovasi rumah ibunya.

Hanya tinggal menunggu waktu, dan keadaan keuangannya semakin membaik.

"Ini aku beli dengan uangku sendiri, Ma, bukan uang Mas Randy...."

"Tidak mungkin! Kalau bukan dari Randy, dari mana kamu dapat uang untuk membeli kalung ini? Kalung ini sangat cantik dan harganya pasti sangat mahal." Perempuan paruh baya itu terus membantah. Namun dia tetap menimbang benda itu. Dia sangat takjub karena baru kali ini ia meme
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Tidak Mandul, Mas!   Cinta Yang Terlarang

    Bab 35"Raka... kenapa nekat datang malam-malam begini?!"Sania sangat terkejut. Dia baru saja keluar dari kamar, tetapi Raka sudah muncul di ruang tamu. Artinya, pria itu sudah membuka pintu rumah lebih dulu, padahal Sania memastikan pintu rumah sudah terkunci dengan benar. Pria itu melepaskan helm dan jaketnya, sehingga yang tersisa kini hanya kaus ketat yang mencetak tubuh kekarnya serta celana panjang yang pas membalut bagian bawah tubuh Raka."Memang sudah niat, karena aku tahu kamu pasti akan menginap di rumah ini. Aku bahkan meminta Aya agar meletakkan kunci di luar rumah, di tempat yang sudah aku tentukan," ujarnya tanpa beban."Aya?" Sania langsung ternganga. Sampai sejauh itu dua asisten rumah catering-annya ini mendukung hubungannya dengan Raka. Ya Tuhan, ini sudah tidak benar. Dia sudah menasehati dua gadis itu, bahwa perbuatannya dengan Raka bukan hal baik untuk di tiru.Memberikan kunci cadangan untuk Raka sama artinya dengan mengundang harimau masuk ke dalam rumah in

  • Aku Tidak Mandul, Mas!   Seperti Dunia Milik Berdua

    Bab 34"Cie cie... romantis amat. Seperti dunia milik berdua, yang lainnya pada ngontrak, seperti kami ini," celetukan Lia disertai tawa kecil Aya."Kalian...." Mata Sania seketika melotot. Refleks dia memukul lengan pria itu, lalu beberapa detik kemudian dia menunduk. Malu sekali rasanya. Seharusnya mata dua gadis itu tak perlu ternoda oleh adegan tak pantas.Menyesal sekali. Dia merasa sudah mencontohkan hal yang terbaik pada dua gadis itu."Tidak apa-apa. Aya dan Lia bisa dipercaya, kan?" ujar pria itu terdengar sangat santai sembari menunjuk dua gadis yang masih tetap asyik dengan pekerjaannya."Aman, Kak. Kita semua bisa dipercaya, asalkan bayarannya cocok....""Dasar mata duitan!" sembur Sania. Wanita itu merasa semakin malu, malu tak terkira. Dan sekali lagi dia mencubit lengan Raka yang tetap dengan ekspresinya seolah tanpa dosa.Kenapa pria itu sangat percaya diri?Sania benar-benar tidak habis pikir."Setiap orang butuh duit. Itu pengalaman kami saat masih di jalanan." Tawa

  • Aku Tidak Mandul, Mas!   Jadilah Sania-ku Yang Dulu

    Bab 33"Wow... Ini kalung mahal, Nak. Apa kamu sudah izin pada Randy untuk menggunakan uangnya?" Ibunya benar-benar polos. Sampai sejauh ini, dia masih tetap menganggap jika keadaan rumah tangga putrinya baik-baik saja.Sebersit pikiran melintas di kepala Sania untuk membatalkan semuanya. Tapi ia berpikir, itu tak mungkin. Ibunya harus tahu hal yang sebenarnya. Dia mengambil resiko sebesar itu, dan berharap setelahnya akan baik-baik saja. Karena bagaimanapun, suatu saat ibunya akan mengetahui semua yang sudah terjadi. Apalagi ia memiliki rencana untuk merenovasi rumah ibunya.Hanya tinggal menunggu waktu, dan keadaan keuangannya semakin membaik."Ini aku beli dengan uangku sendiri, Ma, bukan uang Mas Randy....""Tidak mungkin! Kalau bukan dari Randy, dari mana kamu dapat uang untuk membeli kalung ini? Kalung ini sangat cantik dan harganya pasti sangat mahal." Perempuan paruh baya itu terus membantah. Namun dia tetap menimbang benda itu. Dia sangat takjub karena baru kali ini ia meme

  • Aku Tidak Mandul, Mas!   Kejutan Untuk Mama

    Bab 32Benar, Randy memang memeluknya sepanjang malam, tapi besok pagi dia harus mendapat omelan dari Mutia. Janjinya tanggung jawab, tapi ternyata Randy tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membela dirinya.Sania benar-benar geram. Dia memutuskan untuk tidak membuat sarapan pagi ini. Biarkan saja seisi rumah kelaparan. Dia langsung mandi dan bersiap untuk menuju rumah kontrakannya, karena tentu masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan."Biar aku sarapan di rumah kontrakan saja bersama dengan Aya dan Lia," gumam Sania setelah ia mengunci kamar dan melangkah keluar."Mau ke mana kamu pagi-pagi begini?" tegur mama Asih. Wanita itu tengah duduk menghadap meja makan yang kosong."Aku mau pergi, Ma. Mama bikin sarapan sendiri ya," ujar Sania ringan seolah tanpa beban dan terus melangkah melewati ruang makan menuju ruang tamu."Bikin sarapan dulu, Sania. Jangan main pergi aja! Urus dulu suamimu!" teriak mama Asih yang kaget dengan respon Sania yang membangkang perintahnya. Wanita it

  • Aku Tidak Mandul, Mas!   Istri Bukan Pembantu, Mas!

    Bab 31Makan malam kali ini sangat tenang, tanpa drama seperti biasanya. Malam ini Mutia tidak protes, meski hanya ada ikan gurame goreng, sayur labu kuning dan tempe goreng Mereka nampak makan sangat lahap, meskipun hanya ada Sania, Randy, Mutia dan mama Asih. Malam ini Raka kembali absen. Pria itu memang datang dan pergi sesukanya. Akhir-akhir ini dia lebih sering menginap di apartemen ketimbang di rumah. Terkadang Sania berpikir, Raka tersinggung lantaran kini ia tidak lagi bergantung kepada Raka.Sania sudah memiliki penghasilan sendiri yang cukup lumayan, keuntungan dari rumah cateringnya. Rekening pribadinya kini mulai terisi dan terus menggendut saldonya."Sania," panggil Randy ketika Sania baru saja selesai mengemas meja makan."Akhir-akhir ini kamu selalu pulang sore, bahkan hampir malam. Sebenarnya kamu sibuk apa sih di luar sana?""Itu bukan urusanmu, Mas," sahut Sania datar tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya."Tapi Mas harus tahu, karena kesibukan kamu itu membuat ru

  • Aku Tidak Mandul, Mas!   Bukan Robot

    Bab 30Glek.Ucapan Sania langsung menohok. Dia memang tidak perlu berbasa-basi, mengatakan apa adanya. Bukankah seharusnya setiap tetes keringat yang sudah dikeluarkannya harus ada imbalannya? Bukan sekedar materi, tapi setidaknya mereka bisa memperlakukannya lebih manusiawi, bukan dianggap sebagai robot pekerja rumah tangga. Jujur dia sudah muak dengan semua ini. Tapi saat yang ia nantikan itu belum tiba. Dia hanya ingin bermain cantik.Mungkin beberapa bulan lagi dan itu tidak lama. Saatnya akan segera tiba."Sudah berani itung-itungan kamu ya?" Wanita paruh baya itu mendengus kasar."Mama aja itung-itungan denganku. Masa aku nggak boleh itung-itungan dengan Mama?" cetus Sania."Memangnya Mama pernah memberi uang lebih setiap kali menyuruhku ke pasar untuk berbelanja keperluan rumah? Padahal Mama sendiri tahu jika aku hampir nggak pernah dikasih uang jajan sama Mas Randy," sambungnya lagi."Sudah berani protes kamu ya? Sudah nggak betah lagi jadi istri anakku?!" Ancaman itu melunc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status