Home / Rumah Tangga / Aku di Antara Kalian / 185. Setahun kemudian ....

Share

185. Setahun kemudian ....

last update Last Updated: 2025-07-10 14:58:13
AKU DI ANTARA KALIAN

- Setahun kemudian ....

"Ada di laci meja riasku paling bawah, Mas. Ternyata aku lupa menaruhnya." Kiara tersenyum. Manggala bernapas lega. Walaupun dia tidak tahu apa isinya, tapi pasti sangat berbahaya kalau terbaca oleh orang lain.

"Syukurlah kalau sudah ketemu. Sekarang nggak usah lagi nulis di diary. Ceritakan saja semuanya pada suamimu. Ini diary yang nggak akan pernah hilang dan bocor ke orang lain, Ki," ujar Manggala yang membuat Kiara tertawa.

"Ya pasti terjaga rapi, Mas. Wong kemarin aku cerita sesuatu saja Mas lupa keesokan harinya."

Manggala tersenyum. Iya, dia lupa dengan curhatan istrinya yang membahas tentang rencana kegiatan ibu-ibu di Posyandu.

Kiara sendiri tidak akan menceritakan tentang hal yang sebenarnya tentang buku harian itu. Khawatir terjadi keributan lagi antara kakak dan adik. Sekarang keadaan sudah bisa dikatakan mereda.

"Jam berapa sekarang, Mas?"

Manggala meraih jam tangannya yang tadi ditaruh di atas nakas. "Jam sete
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
kapan ren..ya km nyari jodoh ren jngn si hampiri ma jodoh ntr gak sreg atau gimn ma hati km
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
buruan Ren jemput jodohnya... masak iya kalah ma Fathan..
goodnovel comment avatar
Ayu Cla
nah bener kata mb Neng mas Rendra, laki² itu menjemput jodoh bukan menunggu jodoh. yuk bisa yuk mas Rendra move on dari Kiara
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku di Antara Kalian   199. Berdebar 3

    "Dulu dia kehilangan istri sekaligus anaknya. Tapi sekarang Mas Fathan mendapatkan apa yang dulu pergi. Kalau Mas nggak capek, kita mampir ke Pandaan, ya." "Oke," jawab Manggala sambil tersenyum. Kemudian mengajak istrinya untuk keluar kamar. Mereka harus segera berangkat sebelum hari beranjak siang. 🖤 Saat Manggala sekeluarga berangkat ke Surabaya, Narendra dan Tiana mengurus pindahannya Rizky. Di lantai atas rumah Pak Gatot, ada satu kamar yang dipersiapkan untuk Rizky. Tepat bersebelahan dengan kamarnya Narendra. Anak itu sudah mulai banyak bicara dan tersenyum. Dia bahagia mendapatkan ayah yang perhatian. Tidak seperti ayah kandungnya sendiri yang tidak peduli dan selalu kasar. Sepulang sekolah, dia dijemput oleh Narendra dan Tiana untuk langsung diajak berbelanja ke kota. "Rizky, kamu pilih sepatu yang mana?" Narendra meraih tubuh anak itu untuk mendekat padanya. Mereka sedang berada di toko perlengkapan sekolah. "Sepatuku masih bagus, Yah," tolak Rizky. "Nggak ap

  • Aku di Antara Kalian   198. Berdebar 2

    "Kaiya siapa, ya? Di sini nggak ada yang namanya Kaiya. Yang ada Kaira." Kiara memandang anak perempuannya sambil bicara dengan nada sengaja menggoda. Dan gadis mungil itu langsung menunjuk-nunjuk dadanya. "Ini Kaiya," teriaknya. Membuat dua kakaknya terkekeh. "Iya-iya. Lusa kita pergi. Kak Arsha harus izin nggak masuk sekolah kalau gitu," kata Kiara. "Nggak apa-apa. Dua hari saja," jawab Manggala. "Arka, kita main ayunan." Selesai makan, Arsha mengajak Arka untuk bermain. Kaira yang biasanya tidak mau ketinggalan, kini diam saja karena ada ayahnya. "Arsha, jaga adeknya," pesan Kiara saat si sulung bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Arka. Mbak Neng yang sejak tadi mengawasi dari ruang dalam, segera bangkit untuk menjaga anak-anak yang melangkah ke samping rumah. Sementara di tenda pernikahan, Narendra dan Tiana sibuk menghampiri dan berbincang dengan kerabat yang tengah menikmati hidangan. Bu Puri dan Pak Gatot pun sama. Mereka berkeliling dan saling sapa. Menje

  • Aku di Antara Kalian   197. Berdebar 1

    AKU DI ANTARA KALIAN - Berdebar Manggala yang menggendong Arka berdiri gagah di samping kiri kakaknya, sedangkan Kiara di samping Tiana. Kaira sempat menguap kecil dalam gendongan sang ibu. Anak itu mulai mengantuk. Arsha berdiri di depan Narendra. Dia ikut senang melihat pakdhe kesayangannya tampak bahagia hari itu. Walaupun dia belum benar-benar paham, apa itu pernikahan. Setelah satu kali jepretan foto, Narendra memanggil Rizky untuk naik ke pelaminan. Bocah yang duduk di samping Bu Yanti, menaiki tangga dan berdiri di depan ibunya. Mereka foto bersama. Selesai foto, Manggala mengucapkan selamat seraya memeluk kakaknya. Kemarin dia memberikan paket bulan madu, tapi ditolak oleh Narendra. Sang kakak bilang, mungkin tidak bisa bepergian jauh karena banyak pekerjaan. "Makasih, Gala," kata Narendra kemudian mencium pipi Arka yang berada di antara mereka. "Mbak Tia, selamat pengantin baru. Kali ini, kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu," ucap Manggala menyalami Tiana. Memb

  • Aku di Antara Kalian   196. Kencan Pertama 3

    "Aku tadi dapat email dari salah satu klien. Katanya desainku bakal dipakai buat packaging kopi lokal mereka. Lucu banget branding-nya, aku suka." Mata Kiara berbinar. Manggala menanggapi dengan antusias. Dia mendukung apapun yang dikerjakan istrinya. Selagi itu nyaman bagi Kiara. Mereka tidak terlalu mengulas tentang kabarnya Narendra dan Tiana. Tetap ikut bahagia, tapi tak perlu dibahas di antara mereka. Demi saling menjaga hati masing-masing saja. "Mas nggak ingin kamu stres, Ki. Bekerja sambil ngurus anak-anak." "Aku masih bisa handel, Mas. Kalau pagi Arsha sudah sekolah. Paling siang saja agak riweh kalau mereka sudah sibuk rebutan mainan." Manggala mengambil map di tangan istrinya, lalu mengembalikan di nakas. Lampu kamar diredupkan. Lalu merangkul lagi istrinya. Membuat kepala Kiara bersandar di dadanya. Sementara saat itu, di luar hujan kembali turun. Menjadi irama pengantar tidur. "Kita punya waktu berdua kalau malam begini. Kalau siang Mas sibuk di Gudang, kamu sibu

  • Aku di Antara Kalian   195. Kencan Pertama 2

    "Ya," jawab Narendra pasti. "Aku nggak ingin memulai sesuatu dengan kebohongan. Aku tahu ini mungkin membuatmu berpikir ulang. Tapi aku tetap memilih jujur memberitahumu semuanya." Narendra menceritakan perjalanan panjangnya bersama Kiara. Dan itu membuat Tiana terdiam dan gemetar. Jadi ini yang membuat Kiara terlihat menjaga jarak dari Narendra tiap kali bertemu. "Kamu sudah tahu semua tentangku. Sekarang aku sudah ikhlas menerima semuanya. Kiara bahagia dengan Manggala dan anak-anak mereka. Dan keluarga memang sepakat, menjaga rahasia ini sampai kapanpun. "Kuharap, andai kamu mundur dari rencana kita. Tolong jaga rahasia ini untukmu saja. Jangan ceritakan pada siapa pun. Manggala sudah banyak berkorban, Arsha juga sangat menyayangi ayahnya. Jangan sampai rahasia ini merusak kebahagiaan mereka." Tiana mengangguk pelan dengan netra berkaca-kaca. Dia bisa membayangkan bagaimana sulitnya posisi Kiara. Sebab dirinya juga merasakan bagaimana hidup menderita. "Iya. Aku paham banget, R

  • Aku di Antara Kalian   194. Kencan Pertama 1

    AKU DI ANTARA KALIAN - Kencan Pertama Malam itu udara terasa lebih dingin dari biasanya, meski Narendra tidak menyalakan pendingin ruangan. Kamar temaram, hanya diterangi lampu baca di sisi ranjang. Ia duduk termenung bersandar pada kepala tempat tidur. Mata menatap ke arah langit-langit kamar. Suasana terasa sepi, hanya dalam kepalanya saja segala hal begitu riuh. Keputusannya untuk menikahi Tiana terasa seperti titik akhir dari sebuah perjalanan panjang. Bukan tentang cinta yang membuncah atau rindu yang menggebu. Bukan pula kisah manis yang membuat dada berdebar. Tapi lebih kepada kebutuhan untuk menyudahi kesendirian, untuk membangun masa depan. Usianya dan Tiana sudah melewati jauh dari gairah cinta masa muda. Mereka mengambil keputusan menikah karena ada alasan yang lebih matang daripada sekedar menuruti napsu. Yaitu mendapatkan orang untuk bisa diajak bergandengan tangan menata masa depan. Begitu juga dengan Tiana. Dia butuh sosok yang bisa melindungi diri dan anakn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status