Share

Rengekkan

Suara bayi begitu menangis kencang, membuat Tara yang baru terlelap sebentar harus bangun. Ia menoleh ke samping, Kanti pulas tertidur, mengabaikan tangis putranya yang tali pusarnya bahkan masih belum lepas.

Decakan Tara tak berarti apa pun, seminggu sudah usia putra mereka, seminggu pula Tara harus bangun di tengah malam karena tangisan putranya yang haus. Ia berjalan ke box bayi, menatap wajah putranya yang memerah menangis kencang begitu kuat. Segera ia menggendong, mencoba menenangkan tapi tak kunjung reda tangisnya.

Tara membawa keluar kamar, bayi bernama Ibnu itu masih menangis kencang. Pintu kamar orang tuanya terbuka, ibu terbangun, wajahnya begitu lelah karena membantu Kanti mencuci pakaian bayi, mereka tak pakai pembantu, karena Tara tak mampu membayar. Lho... kok bisa?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status