Part 12
Aku sudah sampai dirumah ibu, ku hentikan motor di depan rumah ibu.Ketika mendengar suara motor, ibu langsung keluar."Mirna... " Panggil ibu yang berada di ambang pintu.Ibuku kaget saat melihat aku mengangkat koper."Loh.. Mir, ada apa ini? " Tanya ibu padaku saat sampai di depan pintu rumah."Mirna nginap disini ya buk? ""Loh ada apa ini mir, kenapa kamu bawa koper? Kamu lagi ada masalah sama Farid? " Tanya ibu seolah bisa membaca keadaan."Boleh mirna masuk dulu buk? ""Ya masuk kah, sini azka ibuk gendong"Aku membawa masuk koper ke dalam rumah. Ku sandarkan tubuh di kursi lapuk yang telah setia menghiasi rumah ibu selama puluhan tahun."Minum dulu mir, kamu pasti capek""Azka mana buk? ""Sudah tidur dikamar ibuk, dia ngantuk berat tu""Bolehkan kan buk mirna nginap disini? ""Mir... Ibuk gak pernah larang kamu nginap disini, tap. "Mir.. Jika seandainya dalam seminggu ini Farid datang kesini bagaimana? " Tanya ibu penasaran. "Kalau dia bisa bawa cincin emas seharga mahar mirna, ya mirna akan pikir pikir dulu Bu""Apa kamu gak mau balik kerumah mu sama Farid? ""Entah lah Bu. Mirna rasanya udah lelah sama mas Farid, apalagi dengan keluarganya itu, menyebalkan sekali""Mir.. Apa kamu tahu, ibu dulu menghadapi ayahmu lebih dari kamu." Ucap Ibu mulai bernostalgia dengan masa lalunya. "Maksud ibuk? " Tanyaku tak mengerti"Meskipun farid bersalah, tapi Farid ibu rasa tak separah ayahmu dulu, meskipun kadang Farid suka marah marah, kasar, tapi dia tidak selingkuhin kamu kan? ""Iya sih buk""Apa kamu tahu, ayahmu dulu suka main perempuan, uang belanja hanya 3000 rupiah, sedangkan kalian bertujuh. Coba kamu pikir Apa cukup uang segitu Mir? "Aku tertegun mendengar penuturan ibu, sejahat jahatnya mas Farid ta
Farid datang kerumah ibu MirnaHari ini tepat empat hari aku berada dirumah ibu, tak ada tanda tanda kedatangan Mas Farid. Apakah ia lupa padaku? Atau mungkin ia belum punya uang untuk menebus Mas kawinku? Tiba tiba ponselku berdering.Segera aku menerima panggilan. "Hallo... Assalamu'alaikum" Ucapku memberi salam. "Waalaikumsalam"Pucuk dicinta ulam pun tiba, baru saja aku kepikiran dia. Mas Farid tiba tiba saja menelponku. "Iya, ada apa mas?" Aku masih cuek padanya, sebelum ia datang menjemput dan mengganyikan Emas ku, aku takkan pulang kerumah. "Bagaimana kabarmu Mir? ""Sehat""Azka gimana? ""Sudah tidur,""Kalian berdua baik baik saja kan Mir""Ya begitulah... " Dari nada suaranya, kedengaran seperti sedang menahan sedih. Aku tak yakin, apa ia benar benar sedih atau hanya dibuat buat agar aku luluh. "Mas besok datang kerumah ibuk Mir""Oiya? " Aku sedikit kaget mendengarnya, tapi aku tak boleh kel
Part 16Kembali Pulang kerumahAku akhirnya harus kembali kerumah, karna Mas Farid sudah memenuhi janjinya padaku. "Pakailah cincin itu Mirna,"Ucap Mas Farid sambil menunjuk cincin yang dia bawa. "Apa kamu gak mau memakaikannya ditanganku Mas? " Aku sengaja memintanya memasangkan cincin di jari manisku, aku ingin Mas Farid berubah, berubah jadi lebih romantis padaku. Mas Farid membuka kotak cincin, lalu mengeluarkan dari tempatnya. Dipegang tangan kiriku lalu dipasangkan cincin di jari manisku. Aku merasa senang, teringat kembali dihari itu, setelah dia mengucapkan ijab kabul di depan Ayahku, dia malu malu untuk memasang cincin di jari manisku. Entah karena tak pernah menyentuh tangan perempuan atau dia gugup di depan ayahku. Akhirnya aku mengambil cincin ditangannya dan kupasangkan sendiri di jari manisku. Orang orang di KUA tertawa melihat ku memasang cincin di jari manisku sendiri. Ah, betapa lucunya moment
Part 17Pulang kerumahAku semakin heran, sikap Mas Farid semakin aneh, tak seperti dia yang biasanya, jangan jangan ini modus agar aku melunak dan jatuh cinta lagi padanya. "Dek, Selesai makan kita pulang terus ya" Ucap Mas Farid sambil menatapku lekat. "Iya Mas" Jawabku singkat. Aku masih berusaha memaafkan kesalahan Suamiku, aku mencoba melupakan segala kenangan buruk tentangnya. Apalagi sekarang dia sudah menepati janjinya, aku juga harus menepati janjiku untuk kembali ke rumah. Pukul 14.00 siang, Azka sudah bangun. Aku memberinya makan dan susu. Mas Farid sudah beberapa hari tak bertemu dan melihat Putra satu satunya, ia begitu senang melihat Azka. "Sayang, sini sama ayah, ayah kangen sekali sama Azka.. " Ucapnya sambil meraih Azka dari gendongan ku. Ia memeluk dan mencium Azka, seolah sudah lama sekali tak bertemu. Aku mengerti Mas Farid Pasti rindu sekali pada Anaknya. Apalagi Azka adalah anak kami satu
Pagi ini, tepat tiga hari setelah kepulangan ku kerumah. Semua kembali normal, suamiku pergi bekerja, dan aku kembali sebagai ibu rumah tangga yang melakukan semua pekerjaan rumah sendiri sambil mengasuh balita. Pukul 10.00 pagi, saat semua pekerjaan sudah beres, anakku sudah tidur lagi setelah selesai mandi dan sarapan. Aku sedang duduk dirunag tamu sambil nonton TV. Tiba tiba sebuah suara mengagetkan ku. Suara seorang wanita yang tak asing bagiku. "Assalamualaikum.. ""Waalaikumsalam" Aku bangkit dari duduk, lalu melangkah ke pintu depan. "Mamak? " Rupanya ibu mertuaku. Ada apa mertuaku datang kesini tiba tiba tanpa menghibungiku lebih dulu, biasanya beliau akan menelpon atau menanyakan kabar Azka lebih dulu. "Dimana Azka? " Tanya mertua dengan Raut wajah tidak bersahabat. "Lagi tidur mak, masuk dulu mak" Aku mempersilakan mertua masuk kedalam rumah. Beliau masuk sambil menjunjung sebuah tas b
Kali ini aku tak sanggup diam lagi, cukup sudah aku diam selama ini, cukup sudah aku sabar dan menerima segala hinaan dan makian dari beliau. Bahkan, Dicerai anaknya pun aku sudah tak peduli. "Ada apa ini ribut ribut? " Tiba tiba saja mas Farid sudah pulang ke rumah. Kok bisa siang siang begini ia pulang, apalagi diwaktu yang tak diharapkan begini. "Farid, kamu sudah pulang Nak? " Si Ibu mertua tiba tiba mendekati Mas Farid. "Mamak baru sampai dirumah kamu, tapi istrimu malah ngajak ibuk berdebat, tolong kamu nasehati istri kamu itu, biar dia tahu sopan santun" Pandai sekali playing victim wanita tua ini, batinku. Udah Salah malah mengalahkan orang lain, awas saja pasti aku akan membuat ia menyesal membuatku kesal. "Bohong, mamak jangan memutar balik fakta, justru mamak yang duluan ngajak ribut. Mas, bilang sama ibu kamu, dirumah kita hanya ada satu kamar, kalau ibu kamu minta nginap disini kamu buatin dulu kamar satu lagi" Ucapku kesal sambil meninggalkan mereka berdua. Aku ma
Part 20Kulihat Mas Farid, ia mengangkat jari telunjuk lalu ditempel ke bibirnya, memberi kode agar aku tidak bicara. Aku mengangguk, lalu melangkah menuju dapur untuk mengisi perutku yang lapar. Kuletakkan si kecil di atas karpet, aku mengambil nasi dan lauk, tak sabar rasanya untuk melahap makanan, perutku sudah sangat lapar. "Azka mau makan nak? ""Syusyu mama" Ucap bocah kecilku minta susu. "Sebentar ya sayang, mama buatin dulu"Selesai membuat susu untuk Azka, aku langsung menghabiskan makan siangku. Tiba tiba, datang Mas Farid mendekatiku. "Dek, aku antar mamak dulu ya""Kemana Mas? ""Pulang kerumahnya""Gak jadi nginap disini? " Tanyaku penasaran. Mas Farid tak menjawab pertanyaan ku, ia segera berlalu meninggalkanku yang masih bengong. Aku tak tahu entah apa yang mereka bicarakan setelah aku ke dapur, hingga membuat mamak mertua tak jadi menginap dirumahku. "Syukurlah, aku jadi gak pusing mikirin mertua harus tidur dimana kalau nginap disini"Namun, mengapa buru buru
Part 21Malam pukul 22.00, tiba tiba Azka menangis kencang tak seperti biasanya, kuraba keningnya ya Tuhan panas sekali badan anakku. "Mas.. Azka demam mas," Ucapku pada suami yang sedang terlelap. "Kasih paracetamol aja" Ucapnya rak beranjak sedikitpun. "Tolong kamu ambilkan mas, aku gak bisa ambil, Azka lagi nangis kalau akun tinggalin makin kencang nangisnya"Dengan sedikit malas akhirnya Mas Farid bangun, lalu diambilnya paracetamol. Segera kuberikan pada Azka, setelah kuberikan paracetamol dan kuberikan susu, Azka akhirnya tertidur lagi,namun lima belas menit kemudian Azka kembali menangis. "Hua...hua...hua.." Tangisan Azka begitu kencang, aku tidak bisa tidur dengan tenang. Kupeluk Azka sambil menepuk punggungnya pelan, namun tak juga ia berhenti menangis. Disaat Azka menangis, tiba tiba susu yang tadi diminumnya keluar semua dari mulut kecilnya. "Huweeeekkk" Azka terus menerus muntah hingga cairan yang keluar bukan lagi susu, melainkan cairan kuning kental. Mas Farid se