Share

Bab 77 Melahirkan

last update Last Updated: 2025-08-17 15:48:49

“Sial, sepertinya mobilku pecah ban!” desis Ello.

Sementara Dirga dan keenam anak buahnya telah berada dekat di belakang.

“Bagaimana ini? Lihat mereka sudah dekat!” ujar Asri.

“Cepat turun, kita tidak punya banyak waktu. Kita lari dari sini!” ajak Ello.

Asri mengernyitkan dahinya.

“Terus mobil kamu?” tanya Asri.

Ello mendelikkan matanya ke atas. Bisa-bisanya di saat keadaan genting seperti ini, Asri masih memikirkan mobil Ello.

“Kamu mau mendorongnya? Silahkan!” desis Ello, ia pun mencabut kunci mobilnya, lalu keluar dengan kesal.

Asri mengerucutkan bibirnya beberapa centi. Lantas ia pun ikut keluar.

“Tunggu aku!” pinta Asri, saat Ello telah berada jauh di depannya.

Asri berlari menyusul, beberapa kali ia menoleh ke belakang, Dirga dan orang-orangnya pun berlari mengejar.

“Cepat, jangan sampai mereka menangkapmu!” seru Ello.

Kini mereka berlari ke arah gang-gang sempit, deretan rumah kumuh mereka lewati.

“Asri! Kamu tidak bisa lari dariku! Anak itu milikku, kamu tidak berhak membawany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 77 Melahirkan

    “Sial, sepertinya mobilku pecah ban!” desis Ello.Sementara Dirga dan keenam anak buahnya telah berada dekat di belakang.“Bagaimana ini? Lihat mereka sudah dekat!” ujar Asri.“Cepat turun, kita tidak punya banyak waktu. Kita lari dari sini!” ajak Ello.Asri mengernyitkan dahinya.“Terus mobil kamu?” tanya Asri.Ello mendelikkan matanya ke atas. Bisa-bisanya di saat keadaan genting seperti ini, Asri masih memikirkan mobil Ello.“Kamu mau mendorongnya? Silahkan!” desis Ello, ia pun mencabut kunci mobilnya, lalu keluar dengan kesal.Asri mengerucutkan bibirnya beberapa centi. Lantas ia pun ikut keluar.“Tunggu aku!” pinta Asri, saat Ello telah berada jauh di depannya.Asri berlari menyusul, beberapa kali ia menoleh ke belakang, Dirga dan orang-orangnya pun berlari mengejar.“Cepat, jangan sampai mereka menangkapmu!” seru Ello.Kini mereka berlari ke arah gang-gang sempit, deretan rumah kumuh mereka lewati.“Asri! Kamu tidak bisa lari dariku! Anak itu milikku, kamu tidak berhak membawany

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 76 Pamrih

    Mobil menjauh meninggalkan sekumpulan manusia jahat. Namun, Asri belum bisa bernapas lega. Bagaimana dengan Rani? Apakah Dirga tidak main-main dengan ucapannya?“Kenapa? Kamu masih mau kembali ke rumah itu?” tanya Ello, menyadari kecemasan Asri.Asri menggelengkan kepalanya. Perasaannya gusar, pikirannya melayang mengingat wajah polos anak itu.“Tidak, mereka semua jahat. Kecuali satu anak, dia Rani. Dia keponakan Dirga. Anak itu yang selama ini baik padaku. Tadi juga dia yang menolongku saat ayahnya nyaris melecehkanku waktu disekap di gudang. Tanpa dia, mungkin sekarang ini aku masih berada di ruangan pengap itu, melawan lelaki jahat seperti Ferdi, ayahnya!” jawab Asri.“Kau khawatir dengannya? Apakah ayahnya akan membiarkan anaknya disakiti oleh Dirga?” tanya Ello.Asri menghembuskan napas kasar, mengedikan bahunya.“Entahlah, yang aku tahu Ferdi sangat menyayangi anaknya. Aku harap Rani aman di sana,” jawab Asri.Asri mengusap perutnya yang masih merasakan sakit.“Perutmu sakit?”

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 75 Ancaman

    “Sialan! Kau ternyata menipuku!” hardik Asri.Cengkeraman pria tak dikenal itu kian erat. Menampakkan seringai jahat yang sebelumnya tak pernah Asri lihat. Sungguh, kamuflase yang sangat sempurna.“Bagus, kau memang bisa diandalkan. Bayaranmu akan aku transfer. Sekarang masukkan dia ke dalam mobil!” titah Dirga.“Baik, Bos!” sahut pria itu.Pria itu kemudian menoleh ke arah Asri. Wajahnya berubah menakutkan, saat diketahui ia ternyata anak buah Dirga.“Maaf, Nona. Saya tidak bisa membantumu.” Pria itu dengan kasar menarik tangan Asri, lalu membuka pintu mobil.“Aaargh!”Pria itu memekik kesakitan, tangannya mengalirkan darah segar dari bekas gigitan kuat yang baru saja Asri berikan.Cuih!Asri meludahkan darah itu, lalu melepaskan cengkraman itu dengan mudahnya. Ia berlari terbirit-birit menghindari Dirga dan anak buahnya itu.“Sialan! Tangkap dia sekarang juga! Jangan biarkan dia lolos. Kalian semua, keluar dari tempat persembunyian, kejar wanita itu!” teriak Dirga.Satu persatu lela

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 74 Dibawa Pergi

    Asri terperanjat, jantungnya kembali tersentak. Tubuhnya yang lemas, ia paksakan untuk menoleh ke belakang.“Sssst!”Seorang pria bertubuh tinggi besar berdiri di belakang Asri. Kulit-kulit di tangannya ditumbuhi banyak bulu.“Si-siapa, kamu?” tanya Asri tergugup.“Jangan berisik, kamu sedang menghindari seseorang, kan?” tanyanya berbisik, nyaris tidak terdengar.Asri mengangguk pelan, tenaganya nyaris hilang hanya untuk mengangguk pun.“Iya,” jawab Asri.“Aku lapar, aku juga haus!” gumam Asri.Pria itu tiba-tiba meninggalkannya, membuat wanita itu terdiam tak mengerti. Apa tujuannya mendekatinya? Ingin menolong? Namun, kenapa pria itu pergi meninggalkannya tanpa bicara apa pun lagi?Hanya helaan napas yang terhembus. Namun, sangat lemah. Untuk berdiri pun, rasanya ia tidak sanggup. Lapar dan haus yang mendera. Sungguh jahat perlakuan keluarga Dirga. Menyiksa wanita yang tengah hamil tua. Entah ke mana perginya nurani mereka semua.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Pria bertubuh

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 73 Melarikan Diri

    “Ka-kamu!”Asri membeliak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Ke-kenapa kamu bisa melakukan ini?” tanya Asri masih tidak habis pikir.Rani, anak kecil itu berdiri mematung di hadapan tubuh ayahnya yang tergeletak tak sadarkan diri. Sebelah tangannya menjatuhkan sebuah kain berwarna putih.“Tante, ini ponsel Tante. Cepat keluar, sebelum mereka melihat ini!” pinta Rani.Sekuat tenaga, Asri berdiri lalu melangkah mendekat ke arah Rani. Berlutut di hadapan anak itu, menuntut penjelasan kenapa bisa anak itu melakukan hal sejauh itu kepada ayahnya.“Kenapa kamu bisa melakukan ini, Rani?” tanya Asri.Rani tiba-tiba terisak, menoleh ke arah ayahnya lalu berganti menatap ke arah Asri.“Tadi pagi aku mengintip apa yang dilakukan Papa dan om Dirga. Jadi aku tahu, apa yang dilakukannya akan seperti apa. Aku diam-diam mengambil kain dan botol yang digunakan untuk membuat Tante tidak sadar di kamar Papa dan mama. Aku juga menemukan ponsel Tante di ruang keluarga.” Rani menitikkan air mata.“Me

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 72 Melukai Diri

    “Emmmm!”Darah mengucur di pergelangan tangan Asri. Entah benda apa yang membuatnya terluka. Asri tidak tahu pasti. Namun, air matanya mengalir cukup deras menahan perih.Rasa perih seketika menjalar kuat. Sekuat tenaga ia menahan kesakitan itu seorang diri. Ingin berteriak. Namun, siapa yang akan menolongnya? Bisa saja mereka akan menertawakannya, dan menganggap ini adalah sebuah kekalahan.Tidak, Asri tidak mungkin melakukannya. Harga diri di atas segala-galanya. Saat ini mereka tengah berada di atas angin. Menari-nari di atas lukanya, menikmati harta rampasan yang bukan hak mereka.“Aku harus kuat, aku harus bisa keluar dari tempat ini. Bagaimana pun caranya, aku tidak boleh kalah dari mereka semua!” batin Asri.Asri berusaha memberontak. Melepaskan diri dari tali yang menjeratnya. Beberapa kali ia harus memekik kesakitan, saat luka yang menganga tergesek oleh tali yang mengekang.Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Kesakitan di pergelangan tangannya, membuatnya cukup tersi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status