Part 5
"Mas... coba kamu lihat tabunganku.. " ucapku pada mas Andi seraya menunjukkan tabungan hasil jualan kue hampir setahun.
"Alhamdulillah..banyak sekali dek.." ucap suamiku dengan wajah gembira ."Iya mas...Alhamdulillah..aku punya ide mas"."Ide apa..""Aku mau jualan kue di toko..""Apa...kamu mau nyewa toko?""Iya mas...tabunganku sudah cukup untuk sewa toko mas untuk modal aku mau ajukan pinjaman ke Bank""Kamu udah pikir pikir dek...jangan buru buru.""Sudah mas...ini impianku dari dulu, aku pingin jualan kue di toko sendiri..""Mas hanya bisa kasih dukungan buat kamu, apa pun yang kamu inginkan asal itu baik mas setuju.""Makasih.. mas mau dukung aku."Aku senang sekali hampir setahun usaha kue ku berjalan lancar dan hasil nya kutabung di rekening. Alhamdulillah usaha tidak akan mengkhianati hasil.Aku sejak dulu memimpikan memliki usaha sendiri, hasil jerih payahku sendiri bukan hasil meminta dan meminjam dari orang tua.Apalagi sekarang mas Andi sepenuhnya mendukungku, aku makin bersemangat ingin membuka toko kue."Mas...besok temenin adek ya, kita mau cari toko yang pas untuk jualan kue.""Iya dek..jam berapa ?""Jam 10 pagi aja mas..""Oke..siap.."***Keesokan harinya ,aku dan mas Andi berangkat ke kota mencari toko yang cocok untuk usaha kue.Dari ujung ke ujung kucari, ku tanya kesana kemari belum juga mendapatkan yang sesuai keinginan kami.Di tengah jalan aku bertemu dengan saudara mas Andi yang kebetulan membuka usaha jualan martabak."Hai Andi...apa kabar?" Ucap kang Ujang sepupu mas Andi."Alhamdulillah..baik kang, akang apa kabar?""Ya beginilah ndi, masih kayak dulu..kamu mau kemana sama nur?""Kami mau nyewa toko kang, tapi belum ketemu toko yang pas.""Emangnya kalian mau buka usaha apa?""Usaha kue kang." Ucapku singkat "Kalau usaha kue kayaknya cocoknya toko yang berada dipinggir jalan, kayaknya ada deh teman aku yang nyewain toko, tunggu sebentar ya, aku mau telpon dia dulu..""Iya kang..silakan.."Setelah perbincangan yang lumayan lama dengan temannya, akhirnya kang Ujang menunjukkan sebuah toko yang pas untuk kami sewa."Ada ndi toko yang lagi kosong, kamu jalan aja tiga puluh meter lagi kedepan nanti ada tiga toko yang kosong, nah kebetulan satu toko disitu lagi kosong belum ada yang sewa, coba kamu lihat dulu ndi..kali pas nanti kukasih nomor yang punya toko itu.""Boleh kang..boleh..kalau begitu kami kesana terus ya kang."Kami berdua menuju tempat yang disebutkan kang Ujang, ternyata benar ada tiga buah toko yang berjajar dipinggir jalan, satu toko memang kosong belum ada yang sewa."Ini mas toko yang kang Ujang bilang tadi ya?""Kayaknya iya dek..coba kita telpon kang Ujang lagi."Mas andi menelpon kang Ujang untuk memastikan apa benar toko ini yang disebutkan tadi, dan ternyata dugaan kami benar.Kang Ujang mengirimi nomor hp pemilik toko tersebut.Tanpa menunggu waktu yang lama suamiku langsung menghubungi nomor pemilik toko.Setelah terjadi perbincangan yang lumayan lama, akhirnya mas Andi bertemu dengan pemilik toko."Mas Andi ya.." ucap bapak bapak yang memakai kemeja batik."Iya bapak siapa ya..""Saya pak Burhan, pemilik toko ini.""Ooh..pak Burhan. Maaf saya baru tahu..""Jadi gimana mas Andi.. apa mau lihat lihat dulu kedalam toko..?""Oohh boleh pak.."Aku dan suamiku diajak pak Burhan untuk melihat lihat kedalam toko yang akan kemi sewa."Jadi bagaimana mas Andi??""Setelah saya kompromi dengan istri saya,dia suka toko ini pak ,apalagi lokasinya yang strategis ..""Saya yakin pasti mas Andi dan ibuk gak akan kecewa karena banyak pelanggan betah jualan ditoko saya ada yang sampai berpuluh tahun menyewa..""Jadi berapa harga sewanya pak??""12 juta setahun.."Aku dan mas Andi lagi lagi saling tukar pendapat mengenai harga sewa toko.Akhirnya kami setuju dengan jarga yang diberikan pak Burhan."Baiklah..pak, kami setuju.""Alhamdulillah.."Aku senang sekali, untuk pertema kalinya dalam hidupku impianku sedikit demi sedikit terwujud. kali ini aku bisa menyewa toko, semoga lain waktu aku bisa membeli toko. Semoga usaha kue ku di toko ini berjalan lancar dan sukses.Bersambung..
Part 45Pov AndiAku tak menyangka akan bertemu Nur disaat penampilan ku sedang kacau begini, baju yang kupakai penuh dengan nida tepung, celana kucel bekas kecap, sendal jepit, ditambah lagi rambut acak acakan sebulan belum keramas. Duh, malu sekali jumpa sama Nur tadi, berbanding terbaik dengan penampilannya. Nur telihat lebih putih, bersih, langsing, wangi, glowing, ah pokonya sempurna. Mengapa setelah bercerai dengaku Nur terlihat semakin cantik dan menawan? Aku sampai pangling bertemu dengan nya. Kalau tahu Nur akan secantik ini, tak akan ku pacari janda kembang tetangga kampung sebelah, sepuluh kali lebih cantik Nur. Iya, Nur yang sekarang tapi. Kalau Nur yang dulu mah, hitem, dekil, jelek, sebelas dua belas sama aku. Ya, aku sadar dulu saat masih miskin Nur tidak kenal yang namannya skin care apalagi pergi ke salon, boro boro, untuk beli beras saja susah. Pernah dulu aku bertanya pada Nur "dek, kamu kok
Part 45Bertemu Mas Andi di pasarSepulang dari rumah Linda, aku kembali ke aktivitas biasanya ditoko membantu karyawanku membuat kue. Sebenarnya bisa saja aku duduk manis saja sebagai Bos, tapi aku tidak mau. Jiwa bisnis selalu menuntutku untuk selalu bekerja, apa saja harus aku kerjakan, selagi aku mampu dan senang mengerjakannya. Setiba di dapur toko, aku hendak membantu Rini menyiapkan Adonan kue, tapi Rini mengatakan jika persediaan bahan baku tinggal sedikit lagi. "Bu, tepung sama mentega tinggal beberapa kilo, ibu harus segera menyiapkan bahan bahan itu, pesanan masih banyak bu""Baiklah Rin, saya akan memesannya segera"Aku segera mengubungi toko bahan kue langgananku, namun ada sedikit kendala, pemilik toko sedang dirawat di rumah sakit karena Operasi ginjal, terpaksa tokonya di tutup untuk beberapa hari. Terpaksa aku harus kepasar untuk memesan bahan bahan kue ditoko lain. "Rin, saya harus ke
Part 44Mengantarkan Linda pulang"Terima kasih Nur.. Terima kasih sudah memberikan kebebasan pada Anak saya.. "Ibunya Linda mencium tangan ku sambil menangis, aku jadi tidak enak hati, beliau jauh lebih tua dari ku tidak pantas beliau mencium tanganku. "Iya Buk, Ibu tidak usah mencium tangan saya Buk. Saya jadi tidak enak.. " Aku berusaha menarik tanganku, namun ibu ini semakin erat memegang tanganku. "Kamu baik sekali Nur, kamu sudah Maafkan Anak saya ya Nur, dan membebaskan dia, kamu memang berhati malaikat Nur, kamu orang baik Nur, semoga Allah memberikan kebahagiaan padamu Nur.. ""Amin.. " Setelah mencium tanganku, Ibu ini lalu memelukku. Ia merasa sangat bahagia karena anaknya bisa bebas, aku bisa merasakan kebahagiannya. "Ayok Nur dan Ibuk mari masuk kedalam" Aku dipersilahkan masuk kedalam rumah ibunya Linda. "Iya Buk, "Begitu Memasuki rumah Ibunya Linda, anak anak Linda yang baru ba
Part 43Mengantar Linda pulangAku tahu, Linda pasti tak punya uang sama sekali. Biarlah aku mengantarkan dia pulang kerumahnya, sekaligus aku mau silaturahmi dengan ibu dan anak anaknya. "Linda, ayo aku antar kamu pulang, sekalian aku mau silaturahmi sama ibu dan anak anak kami" Ucapku seraya tersenyum, aku mencoba berdamai dengan hatiku. Aku mencoba ikhlas atas apa yang dilakukan Linda, biarlah masalah ini menjadi pelajaran bagi Linda untuk ke depan agar dia tidak melakukan kesalahan itu lagi. "Tapi Nur, aku malu... Aku gak punya muka jika menumpang dimobilmu setelah apa yang sudah ku lakukan pada mu" Linda merasa keberatan dengan ajakanku, padahal aku ikhlas membantunya. "Sudahlah Linda, aku sudah memaafkanmu, aku juga sudah melupakan masalah itu, aku ikhlasin apa yang terjadi, pulanglah bersamaku. Kamu pasti butuh kendaraan untuk pulang kerumah kan? "Linda mengangguk, ia kelihatan segan bicara denganku,tida
Part 42Menarik gugatan LindaMaka dari itu, aku memutuskan untuk mengikhlaskan saja Uang yang telah di ambil Linda, aku berencana akan mencabut tuntutan di kantor polisi. Aku belajar dari pengalaman emak mertua, dengan ikhlas hidup kita jadi mudah. Ya, setelah melaksanakan shalat istikarah aku mantap mendapatkan petunjuk, lewat Kenangan dan cerita dari Almarhum Emak mertua, Alfatihah untuk beliau, semoga beliau tenang disana. Semoga keputusan ini adalah yang terbaik, terutama bagi Anak anak Linda. Pagi Hari, aku menceritakan pada Ibu tentang keputusanku akan mencabut gugatan Linda. Ibu tak terlihat kaget, beliau malah tersenyum padaku. "Ibu tahu kau bukan orang jahat Nur, ibu dukung keputusanmu""Alhamdulillah, semoga ini yang terbaik untuk kita ya Bu""Amin.. "Aku ditemani ibu mendatangi kantor polisi untuk mencabut gugatan Terhadap Linda. Polisi nampak kaget dengan keputusanku secara tiba t
Part 41mengikhlaskan Uang yang telah hilangTanpa menunggu jawaban dari Ibu tersebut, aku segera bangkit lalu menuju ke ruang kerjaku. Sebenarnya aku kasihan pada ibu itu, tapi aku harus tegas padanya, walau bagaimanapun perbuatan Linda tetap salah dimata Hukum dan agama. Jika memang Linda sayang pada anak anaknya, harusnya ia berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan, karena resikonya adalah anak anaknya yang tak berdosa itu terlunta lunta. Dan aku sangat benci pada Suaminya, bisa bisanya laki-laki pengecut itu berhutang ratusan juta, lalu kabur begitu saja, udah buat masalah malah melimpahkan masalah itu pada istrinya, benar benar laki laki tak tahu untung. Duh, aku harus bagaimana? Aku sebenarnya kasihan pada Linda, dia itu hanya korban dari kejahatan suaminya, akun juga kasihan pada anak anaknya. Tapi aku juga tak bisa membiarkan perbuatan Linda begitu saja, ia harus bertanggung jawab atas perbuatan mencuri uangku yang j