Home / Romansa / Alana dan Albert / Rasa Penasaran Louis

Share

Rasa Penasaran Louis

Author: justkins
last update Last Updated: 2021-08-27 00:59:54

Pagi ini didalam ruangan yang berhiaskan poster band-band jadul dan dinding yang dikelilingi oleh warna hitam disetiap sudutnya. Itulah kamar Louis, dia sangat menyukai warna hitam. Memang terlihat sedikit seram dan gelap. Didalam kamarnya, Louis masih saja teringat oleh Alana. Bukan hanya penasaran saja, mungkin Louis juga mulai menyukai Alana.

Gaya Alana yang sangat cuek kepada orang lain dan tidak terlalu mencampuri urusan orang lain yang menjadi salah satu pancingan untuk Louis agar bisa terus melihatnya tanpa Alana menyadarinya. Tapi dari tatapan mata Alana seakan menyiratkan kebencian dengan Louis. Belum pasti jelas alasannya. Mungkin karena Alana benci kepada orang yang terlalu kepedean. Atau mungkin dia bosan mendengar nama Louis dikumandangkan para gadis disetiap harinya selama bersekolah dengan Louis.

Pagi ini tepat tujuh hari Louis bersekolah disekolah yang sama dengan Albert dan Alana. Awalnya Albert tidak menyangka bahwa Louis menyukai Alana. Tapi dalam beberapa kesempatan Albert sempat mempergoki Louis melihat Alana secara diam-diam. Bukan hanya itu Louis seperti seorang stalker , saking penasaran akan Alana dia sampai membuat akun fake untuk sekedar mengecek bahkan memberi like disetiap feed i*******m Alana.

Alana belum tahu soal hal itu, karena dia hanya menganggap bahwa mungkin akun fake milik Louis itu mungkin saja hanya sebatas fans didunia mayanya. Albertpun yang mengetahuinya enggan bercerita terlebih dahulu kepada Alana walaupun dia sempat mempergoki Louis mempergunakan akun fake tersebut . Semakin hari Albertpun mulai curiga kepada Louis dia seperti seorang psikopat dalam pikirannya.

“Kenapa Louis tidak bertanya langsung saja kepada Alana ya? Kenapa Louis harus mencari tahu semuanya sendiri? Bahkan kerap kali aku mempergokinya membuntuti Alana saat disekolah, apa aku harus menegurnya?” ucap Albert dalam hatinya dengan beribu pertanyaan yang menyelimuti benaknya itu.

“Apa aku harus beritahu Alana tentang ini ya? Lama-kelamaan aku takut kepada Louis yang seperti seorang penguntit, apa mungkin itu caranya untuk mengetahui apa yang disukai Alana?” ucap Albert yang masiih saja berbicara dalam hati sambil berjalan menuju kelasnya.

Sebentar lagi memasuki pelajaran olahraga. Para murid bersiap menuju tempat mengganti pakaian. Terdapat ruangan pria dan wanita yang dipisahkan dengan dinding tebal. Dilain sisi Albert masih saja memperhatikan gerak-gerik Louis. Dia sangat cemas dengan Alana. Albert takut Louis merupakan lelaki ang tidak baik. Bisa jadi juga Louis merupakan lelaki yang mesum dengan gelagak yang aneh dan sangat misterius itu.

Albert tidak habis pikir dibuatnya. Seniat itu Louis sampai mencari info apapun tentang Alana. Albert merasa ada saingan baru untuk mendapatkan hati Alana. Namun yang Albert inginkan adalah persaingan yag sehat. Albert hanya ingin Alana menyukainya bukan karena terpaksa melainkan dari hati Alana yang terdalam. Setelah selesai mengganti pakaian mereka masing-masing para murid laki-laki dan perempuan segera berlari menuju lapangan.

Sebelum melakukan pelajaran olahraga, para murid terbiasa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Agar otot mereka semua tidak kaku dan merasa keram. Mereka semua mulai berlari mengitari lapangan dengan sepuluh kali putaran. Lalu disusul dengan melakukan peregangan. Kebetulan hari ini ada praktek bermain basket. Guru olahragapun membagi mereka dalam beberapa tim.

Kebetulan Albert dan Louis ada di tim yang berlawanan. Kesempatan ini dimanfaatkan Louis dan Albert untuk menunjukkan bakat dan skill mereka agar Alan menoleh kepada mereka. Guru olahraga pun melempar bola basket keatas disusul bunyi peluit tanda pertandingan telah dimulai. Louis menampis bola basket itu untuk bisa meraihnya, dilewatinya dengan mudah tim dari Albert. Namun saat sampai dekat ujung ring, saat Louis melayangkan bola basket kearah ring, seketika Albert berlari dan menampis bola basket itu agar tidak masuk ketengah-tengah ring. Dikursi penonton Alana memperhatikan pertandingan mereka.

Tapi mata Alana hanya menuju kepada Albert. Saat sedikit melihat Louis hanya tatapan sinis saja yang dia lontarkan kepada Louis. Tatapan mata penuh dendam yang tidak jelas. Itulah wanita apapun yang mereka perbuat selalu saja benar dalam kamusnya. Angka pertandingan antara tim Albert dan tim Louis berimbang. Terlihat dipapan score terpampang angka 3-3. Karena score mereka berimbang. Guru olahraga pun mengusulkan adanya pertandingan tambahan beberapa menit untuk menentukan siapa pemenang dari pertandingan ini.

Pertandingan itu sangat menantang bagi kedua tim. Terlebih lagi dari Albert dan Louis. Hanya demi merebut perhatian Alana mereka rela bertanding dengan sengit. Itulah cinta apapun rela dilakukan, kata orang tua jaman dulu. Detik-detik terakhir penetuan babak final pertandingan bola basket antara kedua tim itu mulai menegangkan. Didetik-detik terakhir tembakan bola jarak jauh dilemparkan oleh Albert menuju ring, Louis dengan sigap mencoba menangkis bola tersebut namun sayang usahanya gagal. Tembakan jarak jauh bola yang dilemparkan oleh Albert menuju ring itu membawa timnya menuju kemenangan. Tentunya dengan kemenangan itu membuat tim Albert mendapatkab nilai terbaik dalam ujian praktek itu.

Walau hanya sebatas ujian, tapi seperti berada ditengah-tengah pertandingan sebenarnya yang sering disiarkan stasiun televisi secara langsung. Tanpa disadari Alana sangat senang ketika mengetahui bahwa bukan Louis yang menang melainkan Albert. Alana berdiri dan mengucapkan “Yes”. Dari kejauhan Alana melambaikan tangan untuk memberi kode kepada Albert agar dia menoleh kearahnya. Alana hanya membentuk jarinya dengan simpul “Ok”, Albert pun menjawab sinyal yang diberikan Alana dengan mengangkat kedua jempol tangan kanan dan kirinya kepada Alana.

Belum sempat tim wanita melakukan pertandingan, bel selesai pelajaran berbunyi. Guru olahragapun mengumumka bahwa ujian praktek bagi siswa wanita akan diadakan minggu besok dan guru olahraga membubarkan mereka semua. Bel selesai pelajaran olahraga itu sekaligus merupakan bel istirahat makan siang. Albertpun segera menuju kearah alana dan mengajaknya kekantin.

“Makan yuk, asli laper banget!” ajak Albert kepada Alana sambil memegang perutnya yang kelaparan itu.

“Hayuk, sama laper juga masa. Pengin makan yang banyak, tapi takut ngantuk nanti kan kita masih ada satu mata pelajaran lagi,” ucap Alana dengan raut mukanya yang sedih.

“Ya, sudah yuk jalan dulu kekantin. Nanti keburu jam istirahatnya selesai,” ucap Albert kepada Alana.

Mereka berdua berjalan menuju kantin. Sesampainya dikantin mereka disambut oleh kegadudan Louis yang mengumpulkan para murid kelas mereka untuk mentraktir mereka semua makan siang. Dari kejauhan Alana menatap dengan tatapan sinisnya kepada Louis.

“Apa lagi yang anak itu perbuat!! Entah kenapa dia selalu membuatku illfeel. Biar dibilang apa coba traktir satu kelas? Ingin banget dibilang kaya apa ya? Jauh-jauhin deh gue dari manusia kaya begitu.” Ucap Alana dalam hatinya.

Hal yang sangat dibenci Alana tiba-tiba saja berjalan menuju arahnya. Dengan senyum manisnya Louis mendekati Alan dan berkata.

“Alana aku traktir sekalian mau?” ucap Louis dengan senyuman kepada Alana.

“Ga usah, gue punya duit kok buat beli makanan gue sendiri. Mending simpan saja uang lo itu ga usah jadi pahlawan kesiangan deh,” ucap Alana dengan sangat ketus kepada Louis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Alana dan Albert   Cemas

    Perasaan yang Albert sembunyikan begitu lama, akhirnya akan dinyatakan juga pada hari ini kepada Alana."Semoga saja hari ini adalah hari keberuntunganku", gumam albert dalam hatinya.Hari ini, Albert berencana mengajak Alana untuk pergi bersama agar niatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.Dengan senyuman yang lebara, Albert segera mengetik pesan untuk Alana."Pagi Alana, kalau hari ini kita ketemuan bisa?", ucap Albert dalam telefon.Albert menunggu dengan rasa khawatir, takut Alana telah mempunyai janji dengan orang lain.Dibukanya pintu kamar Albert dan pergilah dia menuju ruang tamu. Menunggu dengan perasaan yang belum tenang sambil menonton televisi.Terdengar suara mama dari kejauhan dan suaranya makin mendekat kearag Albert." Kamu, Ok kan?" tanya mama kepada Albert." Lagi, mikirin apa sih nak? ", ucap mama yang penasaran dengan raut muka Albert." Ma, kalau Albert suka sama cewek, tapi dia sahabat Albert sendiri gimana ya ma?", tanya albert kepada Alana.Sambil ters

  • Alana dan Albert   Perjalanan Pulang

    Hiruk-pikuk suasana jalanan siang ini. Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk melaju. Terdengar suara klakson mobil dan motor di mana-mana. Kurangnya rasa sabar, atau mereka sedang terburu-buru. Disisi lain Albert masih asyik mengamati keadaan itu sambil menunggu lampu merah. Lampu merah siang ini terasa lama, tak seperti biasanya. Mungkin karena letih yang dirasa Albert atau suasana jalanan yang tidak mendukung. Namun hal ini tidak sebanding, karena hari ini dia ingin berjalan dengan Alana. Sejuta rasanya, ada perasaan senang dan berbunga-bunga. Albert terkadang menjadi bingung kenapa perasaannya kepada Alana tetap sama sampai sekarang. Terlihat lampu hijau terlihat, berjalanlah Albert dengan perlahan dengan motor kesayangannya itu. "Setidaknya, hari ini masih terasa udara segar yang diselimuti oleh mendung, " ucap isi hatinya. "Tuhan, tolong tahan hujan turun. Agar, aku tetap bisa pergi bersama Alana, " pinta Albert dalam doa kecilnya s

  • Alana dan Albert   Senang

    Bila ada pertemuan yang indah seringkali selalu ada perpisahan yang menyakitkan. Ada kalanya Albert merasa takut kehilangan sosok Alana yang sangat ceria. Pasca kesembuhan Alana, Albert hanya bisa menjaganya dengan sangat ketat. Maklum Alana merupakan sosok perempuan yang sangat keras kepala. Dokter berkata, untuk pulih lebih cepat Alana memerlukan waktu kurang lebih satu bulan lamanya dengan pantauan asupan makanan yang cukup. Belakangan ini Albert lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alana. Dia selalu menemani Alana sepanjang waktu senggangnya. Bukan hanya sangat akrab bahkan lebih dari amplop dan perangko. Albert sangat sering memandangi wajah Alana yang tidak pernah membosankan. Saat Alana diam, tertawa, melamun ataupun bertingkah konyol. Albert senang pasca Alana sakit, Alana lebih mendengarkan Albert untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Tak lupa Albert selalu meminjamkan catatan pelajaran sekolah agar Alana tidak tertinggal pelajaran.

  • Alana dan Albert   Cemas dengan Alana

    Setelah perjalanan yang agak macet menuju kerumah sakit tibalah Albert dirumah sakit cipta bangsa tempat Alana dirawat. Alana dirawat di kamar melati nomor 802 lantai dua rumah sakit cipta bangsa, Albert segera bertanya ke resepsionis rumah sakit mengenai letak dan posisi kamar perawatan Alana.“Permisi kak saya mau tanya kamar melati 802 dimana ya ka? Saya mau menjenguk teman saya yang dirawat disini.” Ucap Albert kepada reseptionis yang berada tak jauh dari pintu masuk rumah sakit.“Mas nanti kearah kiri terus lurus saja nanti mas ketemu sama lift, nanti mas bisa naik kelantai 1 terus posisi kamarnya itu disebelah kanan lift ya kurang lebih beberapa langkah nanti mas sampai ke kamar melati 802, dari sini sudah cukup jelas mas?” tanya resepsionis itu kepada Albert.“Sudah cukup jelas kak, terimakasih sebelumnya.” Jawab Albert kepada resepsionis itu.Albertpun melangkahkan kakinya sesuai dengan arah yang dibilang oleh r

  • Alana dan Albert   Kemana Perginya Alana

    Sudah beberapa hari ini Alana tidal masuk sekolah, Thomas mencari kabar dari beberapa teman Alana yang sekelas dengannya namun mereka tidak mengetahui mengapa Alana tidak masuk beberapa hari ini. Thomas pun mencoba menghubungi nomor Alana namun tak kunjung ada balasan juga yang dia dapat beberapa hari ini. Thomas terpikir untuk mengunjungi rumah Alana tapi dia berpikir kembali takut kehadirannya akan sia-sia bila Alana nanti tidak ada dirumah.Didalam kelas Albert sedari tadi hanya melamun saja, biasanya dia selalu diramaikan oleh suara Alana yang sangat berisik dan bawel dengan segudang ceritanya. Beberapa hari ini terasa sepi karena tiba-tiba saja Alana menghilang tidak ada kabar. Albert masih mengira mungkin saja Alana masih sakit dan tidak sanggup untuk masuk sekolah, untung saja ujian sekolah sudah usai. Albert berbicara sendiri dalam hatinya.“Kemana ya Alana? Tumben banget chat gue ga dibales,” keluhnya dalam hati dengan muka yang muram.&ldqu

  • Alana dan Albert   Risau Hati ini

    Semakin hari Alana dan Thomas bagaikan sepasang kekasih. Thomas tak henti-hentinya membuat Alana merasa seperti ratu dibuatnya. Perlakuan Thomas kepada Alana sangat manis dan sopan. Namun selalu muncul dibenak Alana mengenai keraguan kepada Thomas, entah mengapa hatinya bisa mempunyai firasat seperti ini. Disisi yang lain Thomas adalah anak yang baik dan sangat baik memperlakukan perempuan, dia tidak pernah sekalipun mengucapkan kata-kata kasar kepada Alana.Tidak seperti waktu pertama mereka melakukan pendekatan, perasaan yang dirasakan oleh Alana sekarang terhadap Thomas seakan menjadi hambar. Perasaan yang awalnya kagum dan mulai menyukai Thomas secara perlahan berubah seketika. Alana merasa sosok Thomas hanya cocok dijadikan sebagai teman atau kakak baginya. Apa semua ini karena Thomas terlalu baik atau ada hal lain yang membuat Alana merasa seperti itu, namun Alana tidak mengerti benar dengan yang ia rasakan.Semenjak bertemu dan mengakrabkan dirinya kembali denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status