Share

Bab2-Death Contest

Author: Loserpryyy01
last update Last Updated: 2023-03-17 11:10:05

"Seorang utusan kerajaan mengatakan asal cuaca panas yang akhir-akhir ini melanda berasal dari wilayah hutan utara. Dengan ini pihak pemerintah

mengajukan tindak keberanian masyarakat untuk ikut serta mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di hutan utara, dan jika itu sebuah informasi, maka sampaikan pada raja dengan membawa bukti. Siapapun boleh mengajukan diri, tidak ada batasan umur dan gender," prajurit itu lantas menggulung kembali perkemen yang dibawa.

"Kami menawarkan jaminan kesejahteraan selama seumur hidup bagi satu orang yang berhasil menyelesaikan misi dengan baik dan membawa hasil. Menjadi bagian dari keluarga kerajaan yang derajatnya tinggi, serta dibuatkan patung untuk mengenang jasa."

"Kalian hanya perlu mencari tahu informasi dari sana sambil membawa pulang bukti. Setelah itu pihak kerajaan akan mengambil alih keseluruhan, mengambil tindakan untuk menyudahi fenomena panas terik ini," timpal prajurit lain.

Suara ricuh itu kembali terdengar sesaat setelah para prajurit kerajaan segera berkemas meninggalkan lokasi, meneruskan pemberitahuan informasi ke wilayah lain sesuai permintaan pemimpin yaitu sang kaisar. Informasi tersebut disebarluaskan ke berbagai wilayah agar semakin menarik simpati masyarakat hingga mereka berminat mengikuti kompetisi. Secara nyata, hal itu merupakan salah satu cara kerajaan membinasakan kalangan bawah dengan iming-iming harta.

Sayangnya masyarakat tak peduli, kalaupun mereka harus mati, setidaknya kematian itu berada dalam jalan perjuangan. Banyak orang menganggapnya sebagai bentuk kesetiaan terhadap kemakmuran negeri.

Hutan utara adalah salah satu bagian dari tempat-tempat terlarang di sekujur wilayah bumi, bukan tanpa sebab, menurut rumor banyak tanaman beracun dan binatang aneh di sana. Sehingga hewan predator seperti harimau, singa, beruang, bahkan buaya tidak mampu hidup di wilayah tersebut. Tempatnya dikuasai sesuatu yang mengerikan, membuat segala hal menjadi semakin parah, seakan wilayah itu telah dikutuk oleh dewa.

Dari yang Alexia pernah dengar dahulu, ada ribuan jenis tanaman beracun, efeknya juga bermacam-macam, mulai dari yang paling sederhana hanya gatal-gatal sampai menjurus ke kematian walau cuma menghirup udara di sekitarnya.

Belum pernah ada satu orang pun yang berani menginjakkan kaki di hutan utara, bahkan bagi orang-orang yang berniat bunuh diri, nyalinya ciut dihadapkan tempat itu, sekejap saja langsung mensyukuri hidup. Alex tidak pernah tahu sungguhan tentang kebenaran isi hutan tersebut, ia hanya mengetahui berita dari mulut ke mulut yang terdengar meyakinkan.

Alexia belum pernah melihatnya sama sekali karena tempat itu cukup jauh dari pemukiman, tapi ketika mendengar nama hutan utara disebutkan, terasa sesuatu yang tidak asing di telinga, entah kenapa, Alex merasa familiar, seakan ia sudah sering mengunjungi tempat itu atau ada hal berharga miliknya yang berada di sana. Yang jelas, Alex merasa sangat tidak asing dengan keberadaan hutan itu entah mengapa.

Disebutkan, ada semacam tabir sihir ketika melewati perbatasan dengan hutan utara, seolah menjebak manusia terperangkap selamanya pada dimensi lain, dan tidak akan pernah kembali.

Tapi mengingat hasil kemenangan yang ditawarkan, Alexia sama sekali tidak memikirkan tentang bagaimana suasana menakutkan di hutan utara. Akan lebih baik jika ia berjuang untuk mendapatkan hadiah utama dan membawa pulang gelar juara, ibu dan Helena pasti sangat senang. Mereka juga bisa hidup nyaman tanpa harus berhutang ubi kukus pada tetangga lagi. Kesejahteraan seumur hidup itu artinya mereka tidak perlu bekerja terlalu keras hingga punggung terasa hampir patah lagi, pihak kerajaan akan mengirimkan imbalan tiap bulan sekali dengan jumlah besar. Alex sungguh tertarik dengan hal itu.

"Alexia, jangan macam-macam, hutan itu bukan sapi perah yang bisa kau takhlukan dengan jerami." Helena memperingatkan ketika mendapati tatapan berbinar dari kedua bola mata sang adik.

"Kau tidak dengar kompensasinya? jaminan kesejahteraan seumur hidup! itu luar biasa dan sangat sepadan untuk perjuangannya, Helena!"

Johanesse menggeleng menyetujui pendapat Helena, dia tidak habis pikir dengan kemauan Alexia yang bersikeras mengikuti sayembara gila itu, walau hadiahnya memang tidak main-main. Jo berpikir secara logis tentang cara pemerintah mempengaruhi masyarakat kalangan bawah dengan cara memperbudak tanpa paksaan, terlebih mengingat orang-orang seperti Alexia terlalu mudah diperdaya, "Tetap saja itu berbahaya, Alex. Aku bisa mencarikanmu pekerjaan di rumah baron kalau kau memang sangat butuh uang, walau mungkin gajinya tidak akan terlalu besar."

"Jangan Jo, tidak perlu, kau pasti tahu aku sangat tidak cocok dengan pekerjaan para pelayan. Kalau kalian punya domba mungkin aku masih bisa menggembala." Alexia menepuk bahu teman lelakinya.

"Aku punya kuda, lima kuda kusir. Aku akan membayarmu kalau kau mau memandikannya di sungai, memberisihkan kandang, dan memberi makan," ujar Johanesse masih berusaha membujuk. Hutan belantara di utara itu sudah terkenal buasnya dengan sebuah cerita mengatakan tempat itu dihuni binatang dan tanaman berbahaya, sementara Alexia hanyalah seorang gadis muda penggembala yang tidak punya keahlian apapun selain menjinakkan hewan produsen daging dan susu. Di hutan utara bisa saja menyimpan berbagai tantangan maut. Bahkan orang sekuat dan sekekar Troy—salah satu pengawal di rumahnya yang paling ahli beladiri— masih punya kemungkinan mati, apalagi perempuan ringkih nan kurus seperti Alexia, ukuran tubuhnya seperempat dari Troy.

Alex kukuh menolak, jika ia bekerja di rumah baron, sama saja merepotkan keluarga Johanesse sendiri. Orang tua lelaki itu mungkin akan memberinya bayaran tanpa melakukan apapun mengingat betapa baik mereka terhadap keluarga Sawyer karena pertemanan Jo dan Alex, "Itu masih bagian dari pekerjaan kusir! kau punya selusin pekerja pria di rumah, aku mungkin tidak berguna."

"Sudahlah, sudah, jangan berdebat! sebaiknya urus saja Stephen dan Marcus-mu, jangan berharap akan pergi ke hutan utara, Alexia." Helena menggeleng merasa jengah mendengar perdebatan kedua muda mudi dari kalangan yang tidak sepadan itu, si kaya dan si miskin. Sembari membawa-bawa nama domba kembar berbulu lebat kesayangan Alexia, Stephen dan Marcus.

Alex melirik sang kakak dengan mata menyipit, membuat Helena jengah dan memilih pergi, "Helena, aku harus mengikuti sayembara ini apapun yang terjadi!"

Helena abai, berusaha menulikan telinga ketika sang adik terus meneriakinya untuk meminta persetujuan yang tidak akan pernah didapatkan sampai kapanpun. Tapi Alexia tetaplah Alexia, sosok paling keras kepala.

"Kau tidak takut mati?" tanya Johanesse menghentikan lengkingan suara gadis itu.

"Tidak, karena aku akan hidup sampai akhir," balas Alex terdengar terlalu percaya diri.

"Bagaimana kalau takdir berkata lain, lalu kau mati di sana? apa tidak memikirkan perasaan Helena dan ibumu?" tanya Jo kembali menggoyahkan perkataan Alex yang terlampau keras kepala. Ia hampir tidak percaya bisa berteman dengan perempuan kepala batu sementara dirinya tergolong lelaki penurut yang tidak suka membantah kecuali jika sudah menyangkut hal serius.

Bola mata Alexia bergetar ragu, namun perkataannya tetap kukuh, "Sudah ku bilang, aku tidak akan mati dan takdir pun tak bisa merubah keputusan itu."

TBC

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Alexia & Pangeran Naga Hitam   bab58-Mysterious Hometown

    Arus sungai membawa keduanya berhenti di sebuah hilir berupa perkebunan. Ada banyak rumah yang terlihat normal seperti pemukiman manusia pada umumnya, terlebih cahaya matahari bisa dikatakan cukup cerah menyinari rumah-rumah tersebut, tak segelap di dunia para penyihir.Alex menghela napas lega, mereka akhirnya menemukan manusia lain.Keduanya berjalan menyusuri pemukiman tersebut walau merasa agak asing karena tak pernah mengetahui adanya kampung yang berbatasan dengan hutan secara langsung. Tapi kecurigaan itu sirna setelah melihat keramaian padat antara penjual dan pembeli di pasar. Penyihir tidak akan melakukan kegiatan semacam ini, jadi jelas mereka semua pasti manusia.Alex tampak bersemangat melangkah kesana kemari melihat keramaian di sekitarnya."Syukurlah kita selamat, aku sangat yakin kalau mereka semua manusia seperti kita karena di sini ramai dan lumayan terang yah walaupun agak redup karena masih di perbatasan hutan."Sementara itu, Chris malah terdiam di tempat. Mengama

  • Alexia & Pangeran Naga Hitam   Bab57-River Flows

    Tidak butuh waktu lama, mereka sudah kembali naik ke tepian tebing. Alexia dengan panik membantu Chris yang masih bergelantungan.Chris menyakui belatinya kembali usai beberapa saat lalu ia gunakan sebagai pegangan yang ia tanjapkan di sela bebatuan, "Kita harus keluar dari tempat ini secepatnya.""Tunggu, kau sungguh sudah tak terpengaruh sihir itu 'kan?" tanya Alex seraya mematikan kilatan aneh yang semula bersemayam di bola mata Chris kini sudah lenyap tak tersisa."Ya, maka dari itu kita harus cepat pergi sebelum mereka menyadarinya," lelaki itu lekas meyabet pergelangan tangannya, berlari sekencang mungkin menjauhi marabahaya yang ada."Kau ingat arahnya?""Kita ikuti saja ngarai ini, aku mendengar arus deras dibawah sana, pasti ada sungai yang akan menuntun kita keluar tempat ini," ucap Chris percaya diri.Sudah cukup lama dan panjang perjalanan mereka menyusuri pinggiran ngarai, namun tampaknya tidak segera mendapatkan hasil. Rasanya jalur ngarai yang mengitari sungai seakan t

  • Alexia & Pangeran Naga Hitam   Bab56-Chase Until Death

    56Malam itu Alexia diseret masuk ke sebuah pemukiman aneh, mengerikan. Di sana—seluruh orang mengenakan jubah hitam, menunjukkan tatapan intimidasi atas kedatangannya. Cukup membuatnya merasa takut terlebih saat menyadari kalau warna pakaiannya sangat mencolok di tengah kegelapan itu, anan sulit buatnya melarikan diri tanpa ketahuan. Selama beberapa malam berlalu, ia ditepatkan pada sebuah kurungan yang berada di dalam ruang bawah tanah, tepatnya di sebuah bangunan serupa kastil. Kediaman milik pimpinan para penyihir hitam. Tidak ada cahaya sama sekali yang masuk ke ruang itu walau ada beberapa lubang ventilasi kecil. Hanya saya hal itu membuatnya frustasi karena tak bisa mengira sudah berapa hari ia berada di kurungan tersebut, sebab di tempat ini seolah tak ada pergantian hari, hanya malam dan kegelapan. Namun, ada satu hal yang bisa ia pastikan. Orang-orang itu akan datang di waktu tertentu untuk memberikannya makanan. Seperti yang sudah di duga, langkah kaki sosok berjubah mend

  • Alexia & Pangeran Naga Hitam   Bab55-The Witch Game

    Kuil Tengah ramai oleh para jemaat, dikarenakan esok ialah hari sakral yang dianggap penting, banyak orang berbondong-bondong membawa sesembahan dan hadiah untuk dewa, berharap diberikan keberkahan lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.Sebagai umat yang tinggal di kuil, Chris jelas ikut sibuk Bersama saudara saudarinya. Membersihkan seluruh area tak terkecuali, mempersiapkan peralatan untuk sesembahan, dan masih banyak lagi kegiatan berlangsung.Para pendeta duduk di alas mereka, menanti para jemaat yang datang silih berganti, lantas memandunya melakukan berbagai ritual keagamaan, sehingga mereka mendapat ketentraman hati untuk mengabdi kepada sang pencipta.“Kalungnya, tak kau kembalikan?” Zarina menyela disaat kesibukan semua orang semakin membludak pada puncak kegiatan. Pada genggamannya tergantung indah liontin permata ungu yang memancarkan kilauan cantik.Chris yang tengah sibuk menyiapkan air suci untuk persembahan, berdecak sebal, “Aku sibuk, kau saja.”“Tidak.. tidak.. aku y

  • Alexia & Pangeran Naga Hitam   Bab 54-Called First Love

    Alexia terlalu lalai, jika ia sudah membunuh Chris di hari pertama kedatangannya ke masa ini, dan mengkesampingkan perasaan belas kasih, maka problematika kerumitan mereka berakhir saat itu juga. Ia akan hidup lebih nyaman, mungkin menikah dengan sesama kalangan atas lalu punya anak dan hidup Bahagia hingga tua, lantas bereinkarnasi menjadi orang dengan kehidupan yang baik lagi. Bukannya malah semakin mengacau dan tidak jelas begini.Tak dapat dipungkiri kalau sejujurnya ia menikmati masa pertumbuhan ini, masa di mana gejolak remaja masih menguar dalam diri, karena walaupun ia yang seharusnya sudah berusia dua puluhan, kembali ke tubuh reinkarnasinya saat remaja, hormonnya mengikuti usia tersebut. Ia tentu juga punya rasa tertarik pada lawan jenis, tak lepas pula dari sosok Chris yang tumbuh semakin matang menuju kedewasaannya. Tubuhnya tinggi, bugar, dan sehat, kadang kala tampak sangat maskulin Ketika memunculkan bulir keringat di permukaan kulitnya yang seputih salju. Godaan-godaan

  • Alexia & Pangeran Naga Hitam   Bab53-When The Magic Was Born

    Dibawah pepohonan halaman kuil, beberapa kuda penarik gerbong diikat berjajar menikmati rerumputan hijau. Kala itu angin berhembus cukup kencang selama beberapa saat, menyadarkan Chris akan keadiran sosok Wanita baya bertudung. Bisikannya terdengar jelas meski langsung terbawa arus udara, “Anak muda, seandainya kau butuh bantuan temuilah aku di hutan lereng bukit,” begitulah sekiranya yang ia dengar.Namun saat itu juga, Ketika Chris menoleh untuk memastikan keberadaan Wanita itu, sosoknya lenyap dan langsung digantikan oleh Alexia—puteri pejabat negeri yang akhir-akhir ini terus berada di sekitarnya tanpa sebab jelas, “Siapa?—”“Aku di sini!” Alex lekas menyela ucapan Chris.Di satu sisi Chris lega karena sosok misterius tadi menghilang namun dalam satu waktu juga terkejut. Tampaknya Alexia benar-benar serius dengan segala ucapannya yang terdengar gila, sebab gadis itu bahkan sudah tahu dimana dirinya tinggal selama ini, “Kau—bagaimana kau bisa datang kemari!? dari mana kau tahu temp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status