Share

Bab 195

Penulis: Sunshine
Di dalam kantor.

Bahrul terbenam di kursi kulit mewahnya, mengembuskan asap cerutu ke langit-langit seolah-olah dia memiliki seluruh kota terkutuk itu, dan dalam pikirannya, memang begitu.

"Halo, Pak Bahrul." Valerio memulai, suaranya tegang. "Ada kemungkinan si bocah kurus itu sudah mengaku?"

Bahrul mendengus, senyum kejam muncul di wajahnya.

"Mengaku atau nggak, sama sekali nggak ada bedanya. Bocah tolol itu akan buka mulut cepat atau lambat. Pada akhirnya, semua orang bakal hancur di bawah tekanan."

Valerio mengusap mulutnya. "Kau yakin? Kalau aku jadi kau, aku akan bereskan dia cepat-cepat. Keadaan bisa jadi ... tak terduga."

Bahrul menghantamkan tinju besarnya ke meja, dentumannya bergema di dinding.

"Kau mau mengajariku cara menjalankan markasku? Markasku, aturanku. Aku yang berkuasa di sini, dan jangan sekali pun kau lupakan itu."

Valerio mengangkat kedua telapak tangan tanda menyerah.

"Santai, Pak Bahrul, santai. Aku tahu kau rajanya wilayah ini. Aku hanya takut bocah itu punya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 249

    Saat Alvaro dan Joselin melangkah melewati ambang pintu Vila Keluarga Kasmir, dia melihat para dokter paling bergengsi di Kota Vilego berkerumun di sana."Kau akhirnya datang, Nak! Masuk, cepat!" seru Lela, senyumnya nyaris memenuhi seluruh wajahnya.Rasa tidak nyaman sontak menjalar di punggung Alvaro."Kau bilang bisa menyembuhkan putriku!" kata Jebran dengan suara lantang. "Kalau nggak bisa, akui saja sekarang!""Aku berpegang pada ucapanku," jawab Alvaro, senyum tenang memenuhi wajahnya. "Tapi kau harus membayarku dengan Akar Surga, setuju?"Jebran memiliki Akar Surga, herbal langka itu.Dia mendapatkannya melalui keberuntungan dan kesabaran. Baru-baru ini tanaman herbal itu matang sehingga sudah bisa dikonsumsi.Dia menjaganya demi masa depan Melisa. Sebab setiap keluarga berkuasa di provinsi ini pasti akan melakukan apa pun untuk merebutnya begitu ada peluang."Baiklah," kata Jebran yang setiap katanya terasa dingin. "Sembuhkan dia dan Akar Surga akan menjadi milikmu. Tapi kalau

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 248

    Suara Lela bergetar ketika dia mencengkeram lengan baju Jebran."Kita harus gimana sekarang? Melisa bakal baik-baik saja, 'kan?"Jebran menunduk, berbisik di sela giginya yang terkatup rapat, "Aku nggak tahu." Pikirannya berpacu mencari keajaiban apa pun yang belum dia coba.Cadangan tenaga dalamnya sudah menipis, nyaris habis.Begitu percikan terakhir itu padam, detak jantung Melisa akan menyusul masuk ke kegelapan.Tatapan Lela tertuju pada nakas, tempat sebuah kotak beludru merah tua tergeletak di samping secarik catatan tulisan tangan.Pesan itu, ditulis dengan goresan melengkung khas Melisa, isi tulisannya. [Kalau aku dalam bahaya, gunakan pil ini.]Bahkan dia menggambar hati merah kecil di samping kata-kata itu, seolah-olah keyakinannya terpatri dalam tinta dan emoji hati itu."Jebran, kita harus mencoba ini," desak Lela sambil dengan cepat membuka kotak dan mengangkat botol kecil di dalamnya.Itulah pil yang Alvaro titipkan pada Melisa, harta kecilnya, janji abadi yang menyamar

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 247

    Alvaro menatap Melisa dan mengembuskan napas letih.Dia mengambil sebuah botol kaca kecil berisi satu pil di dalamnya, lalu menyodorkannya kepadanya."Kalau sesuatu terjadi padamu, minum pil ini. Tapi ingat baik-baik, ini cuma penanganan sementara. Kau benar-benar butuh penanganan dan mungkin akulah satu-satunya yang bisa memberikannya," ucapnya pelan.Jantung Melisa berdebar, napasnya tercekat, dan sebelum sempat berpikir dua kali, kata-kata begitu saja keluar dari mulutnya."Aku percaya padamu."Alvaro berkedip tertegun. "Apa?"Mata Melisa membesar. "Mak ... maksudku, ya! Aku ... aku punya masalah jantung," ujarnya terbata, pipinya memerah seperti langit sebelum matahari terbit."Dan aku pikir ... cuma kau yang bisa menyembuhkanku."Suasana hening menyelimuti mereka, terasa canggung.Kemudian berusaha menutupi ucapannya, Melisa melambaikan tangannya dengan cepat."Bu ... bukan begitu maksudku! Maksudku bukan masalah jantung karena dilanda cinta atau semacamnya ...."Dia memalingkan w

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 246

    "Jebran? Apa yang ingin dia lakukan dengan Akar Surga?" tanya Alvaro."Aku dengar putrinya menderita kelainan jantung genetik yang langka, dan dia pikir Akar Surga bisa menyelamatkannya," jelas Celyn sambil melirik Alvaro."Melisa?" sahut Alvaro."Ya." Celyn mengiakan.Alvaro menghela napas letih. Dia membayangkan Melisa yang menyembunyikan rasa sakitnya di balik wajah elegan itu. Tidak heran Jebran memanjakannya, menuruti setiap keinginannya, bahkan membiarkan kebiasaan buruknya."Alvaro, gimana kita harus menyikapi ini?" tanya Celyn, nada suaranya goyah oleh kabar tersebut."Aku harus mendapatkan Akar Surga itu," tegas Alvaro tanpa ragu."Nggak ada waktu untuk dibuang. Aku akan berangkat ke Kota Verma hari ini."Dia melangkah keluar dari klinik dan terkejut melihat sekelompok tunawisma berhadapan dengan dua preman kekar yang membawa sebuah drum.Tatapan di wajah kedua preman itu jelas menunjukkan niat buruk."Apa yang terjadi di sini?" tanya Alvaro dengan tegas."Dok, dua orang ini b

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 245

    "Akhirnya, Owen datang!" Melisa tertawa lega, matanya berbinar penuh kelegaan."Melisa! Sari! Kalian baik-baik saja?" Pria tinggi dengan bahu lebar itu bergegas menghampiri, sama sekali mengabaikan Alvaro seolah dia tidak ada.Dia berdiri dengan wibawa yang memikat, sorot matanya tajam, memancarkan aura bangsawan yang jelas membedakannya dari orang biasa."Kami baik-baik saja," jawab Melisa dengan nada penuh syukur. "Semua berkat Alvaro yang menyelamatkan kami.""Oh, begitu ya?" Nada suara Owen Wiyono sarat dengan keraguan ketika matanya menyapu Alvaro dari ujung kepala hingga kaki."Melisa, kamu nggak boleh menilai orang cuma dari wajahnya. Lebih baik kau jauhi orang asing."Ekspresi Owen mendadak berubah. "Tunggu. Aku kenal kau, bukankah kau Alvaro yang berani menampar Melisa waktu itu?"Mata Owen menyala penuh amarah. "Aku sudah mencarimu ke mana-mana setelah kau berani melakukan itu padanya."Melisa buru-buru berdiri di antara Owen dan Alvaro, gerakannya panik."Owen, hentikan! Itu

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 244

    Suara benturan keras membelah udara saat pintu kaca klinik hancur diterjang. Pecahannya menyebar ke lantai.Tanpa ragu, sepuluh pembunuh bertopeng menyerbu masuk."Sial, mereka berhasil menyusul kita!" umpat Sari. Mereka sudah disergap dalam perjalanan menuju daerah kumuh. Seluruh pengawal mereka dibantai.Hanya dia dan Melisa yang berhasil lolos, setidaknya begitu yang mereka kira.Para pembunuh itu jelas tidak berniat melepaskan mereka."Bu Melisa, biar aku yang tahan mereka," ujar Sari. "Kau kabur lewat pintu belakang saja."Wajah Melisa pucat pasi. "Kalau aku lari, kau pasti mati. Aku target utama mereka, jadi mereka nggak akan melukaiku. Biar aku yang jadi sandera mereka.""Bu Melisa, aku pengawalmu," ujar Sari, berdiri tegak di depan Melisa dengan tekad membara."Tugasku melindungimu, lakukan saja apa yang kukatakan."Suara serak dan dingin menyela mereka."Nggak perlu berdebat. Tempat ini nggak punya pintu belakang, kalian nggak akan ke mana-mana. Kami akan membawa kalian berdua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status