Share

Bab 73

Author: Sunshine
"Siti! Apa yang kau lakukan di sini?" Livia Sarjono menerobos masuk ke kafe dengan ekspresi marah.

"Semua orang mencarimu!"

Sebelum Siti sempat menjawab, Livia langsung meraih lengannya dengan kasar.

"Nenek mau bertemu denganmu. Sekarang juga," tambah Livia dengan nada kesal yang kentara.

Kaget dengan sikap sepupunya yang begitu mendadak, Siti pun menarik lengannya. "Livia, ada apa sebenarnya? Kenapa kau bersikap seperti ini?"

Livia mendengus sambil menyilangkan tangan. "Jangan pura-pura polos. Kau menghilang justru saat keluarga lagi sangat membutuhkanmu. Ini memang sesuai banget dengan gayamu."

"Menghilang?" ulang Siti. "Aku nggak tahu kalau ada yang membutuhkanku."

"Mungkin kalau kau lebih peduli sama hal lain selain dirimu sendiri, kau bakal tahu," balas Livia ketus.

Alvaro ikut campur sambil menatap keduanya bergantian. "Mungkin kau bisa jelaskan dulu apa yang sedang terjadi."

Livia menatap Alvaro dengan tajam. "Ini urusan keluarga. Pecundang sepertimu jangan ikut campur!"

Siti me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 83

    Ketika Jasmin mencondongkan tubuh untuk mencium Alvaro, terdengar deru baling-baling helikopter memenuhi udara.Embusan angin yang kencang membuat rambutnya beterbangan menutupi wajahnya dan memaksanya untuk melindungi mata.Helikopter itu turun dengan presisi tinggi dan melayang hanya beberapa meter di atas tanah. Angin dari baling-baling membuat puing-puing beterbangan di jalanan.Alvaro bereaksi sangat cepat. Dia menggendong Jasmin dan berlari menuju helikopter.Dengan satu lompatan yang lincah, dia naik ke helikopter sambil mendekap Jasmin dengan erat."Lanjut pergi ke tempat tujuan!" seru Alvaro di tengah kebisingan yang memekakkan telinga."Baik, Pak!" jawab pilot. Dia mengendalikan helikopter dengan stabil dan membawa mereka semua naik ke udara.Angin yang kencang membuat para pejalan kaki di sekitar berlarian. Para satpam Grup Kusuma hanya bisa menatap helikopter itu naik ke udara dengan tidak berdaya.Di dalam helikopter, Alvaro menaruh Jasmin ke tempat duduk dengan lembut.Ja

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 82

    Alvaro sedang berada dalam helikopter ketika melihat Jasmin tergantung dengan posisi berbahaya di tepi gedung pencakar langit setinggi 30 lantai.“Bawa aku ke sana sekarang juga!” serunya pada pilot. Suaranya terdengar tajam dan mengalahkan deru bilah rotor.Ketika helikopter melaju ke arah gedung, Alvaro bergerak ke pintu yang terbuka dan berencana untuk meraih Jasmin.Namun, pada detik selanjutnya, jantungnya langsung berdebar kencang. Jasmin telah melepaskan pegangannya dan melompat ke udara.Matanya pun membelalak, tetapi hanya untuk sepersekian detik.Instingnya langsung mengambil alih.Dengan dorongan yang kuat, Alvaro melompat keluar dari helikopter dan menukik ke langit malam untuk mengejar Jasmin.Ketika Alvaro jatuh ke bawah, gerakan yang tiba-tiba ini mengguncang helikopter dan menyebabkannya bergoyang.Angin yang dingin menerpa wajahnya dan menusuk kulitnya, sedangkan lampu-lampu kota di sekitarnya terlihat kabur.Jasmin terjun bebas di udara. Dunia di sekelilingnya berubah

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 81

    Jasmin bersandar di kursi dan memejamkan matanya. Kepalanya sangat pusing.Ruangan ini terasa sangat panas, ini sangat tidak biasanya, sedangkan jantungnya berdetak dengan tidak nyaman.Apa dia bekerja terlalu keras?Ketika teringat Alvaro, seulas senyum pun menghiasi wajahnya.Mungkin ini adalah alasan paling tepat untuk menghubungi Alvaro.Jasmin mengambil ponselnya dan menelepon Alvaro.“Alvaro, aku butuh bantuanmu,” ucap Jasmin dengan lembut.“Jasmin? Ada apa?” tanya Alvaro dari ujung telepon.Alvaro sedang berada di helikopter dan dalam perjalanan kembali dari kota pertambangan ke Kota Vilego. Dia masih harus periksa keadaan pria tua itu di fasilitas utama Organisasi Kujaya.“Aku tiba-tiba merasa nggak enak badan.” Jasmin mengakui.“Kepalaku pusing, tubuhku terasa ... aneh. Aku merasa sangat kepanasan dan napasku juga berat.”Alvaro memicingkan mata sambil memutar otak. “Ini terjadi tiba-tiba? Kau ada makan atau minum sesuatu yang nggak biasa?”Jasmin melirik cangkir kopi yang han

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 80

    Saat Alvaro mengantar Joselin kembali ke panti asuhan, Regina dan anak-anak sudah berkumpul cemas di dekat pintu. Wajah mereka langsung berbinar begitu melihat Joselin kembali.Begitu Joselin melangkah masuk, anak-anak yang lebih kecil langsung berlari dan memeluk pinggangnya erat-erat."Kak Joselin, kami khawatir banget!" seru salah satu dari mereka. Air mata terlihat jelas di matanya."Apa mereka menyakitimu?" tanya anak lainnya dengan suara bergetar.Joselin berlutut, lalu memeluk mereka hangat. "Aku baik-baik saja kok. Serius," ujar Joselin lembut. "Semuanya sudah aman sekarang."Rudi berdiri sedikit terpisah dari kerumunan sambil menatap Alvaro."Makasih sudah membawanya pulang."Alvaro tersenyum pelan. Dia meletakkan tangan di bahu anak itu sebagai tanda menenangkan."Kau sudah ambil keputusan yang benar dengan meneleponku. Kau telah ikut menyelamatkannya."Wajah Rudi pun bersinar. Campuran antara bangga dan lega terlihat jelas.Saat anak-anak menarik Joselin masuk dan berbicara

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 79

    Joselin menatap tajam ke arah polisi itu. Kemarahan menyala di balik sikap tenangnya."Aku tahu kalian semua terima suap dari Kenny. Kalian bungkam siapa pun yang berani bicara soal tambangnya yang meracuni kota ini dan buat orang sakit.""Jaga mulutmu, Nona," geram polisi itu. "Fokus saja pada dakwaan kau dan jangan sembarangan menuduh."Sudah jadi rahasia umum bahwa hampir semua polisi di kota pertambangan ini sudah disuap Kenny. Mereka menutup mata demi amplop tebal dan janji keuntungan lebih besar.Joselin menegakkan bahunya dan menolak mundur. "Aku lebih memilih hadapi dakwaan palsu daripada dipaksa menyerah olehmu atau Kenny."Ekspresi polisi itu berubah menjadi muram.Dia melangkah maju dan mencengkeram rambut Joselin, lalu menariknya kasar ke belakang. "Kau sebaiknya terima tawaran ini selagi aku masih bersikap baik," bisik polisi itu dengan tajam sambil mencengkeram lebih erat.Namun bukannya takut, Joselin menatap langsung ke matanya dan meludahi wajahnya. "Kaulah penjahat se

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 78

    Alvaro berdiri di depan bangunan apartemen tua berlantai delapan. Dia menatap tampilannya yang sudah usang. Di tangannya, dia menggenggam kartu pos lusuh pemberian Regina. Itu adalah satu-satunya petunjuk tentang masa lalunya yang terlupakan.Tulisan pudar di kartu itu bertuliskan. [813.]Alvaro menaiki tangga yang berderit sampai ke lantai delapan, lalu menemukan pintu dengan nomor yang sama. Dia mengetuk dengan tegas, tetapi tidak ada jawaban.Saat itu juga, pintu unit sebelah nomor 812 terbuka pelan. Seorang pria tua mengintip keluar dengan tatapan keruh dimakan usia."Sudah lama nggak ada orang yang tinggal di situ," gumam pria tua itu. "Selama yang aku ingat, tempat itu selalu kosong.""Makasih," jawab Alvaro sambil mengangguk sopan.Begitu pria tua itu kembali masuk, Alvaro menoleh lagi ke pintu 813. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu dengan hati-hati membobol kunci pintu dan masuk ke dalam.Debu beterbangan di udara dan menari dalam cahaya tipis yang menyusup lewat tirai yang t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status