Home / Romansa / Alverez / Operasi Langit Hitam

Share

Operasi Langit Hitam

Author: Daffa
last update Last Updated: 2025-04-19 15:00:28

Langit malam tampak muram, dihiasi awan hitam pekat yang menggantung berat di cakrawala. Angin bertiup tajam, menyibak pepohonan yang berjajar di sepanjang jalanan hutan pinggiran kota. Di balik bayang-bayang gelap itu, Bara Alvino, Adrian Wijaya, Arga Wijaya, dan Clara Mahendra bersembunyi di markas sementara mereka yang tersembunyi di bawah tanah. Tempat itu dulu adalah bunker militer tak terpakai, yang kini mereka sulap menjadi pusat komando darurat.

Bara berdiri di depan layar besar yang menampilkan peta kota. Tangan kirinya memegang tablet yang terus menerus memperbarui pergerakan musuh, sementara tangan kanannya meremas sisa luka tembak yang belum sepenuhnya sembuh.

"Operasi Langit Hitam akan dimulai malam ini," ucap Bara tegas, memecah keheningan ruangan.

Adrian yang berdiri di dekat meja dengan berbagai dokumen intelijen mengangkat kepalanya. "Kau yakin ini waktunya? Calvin pasti sedang menggila mencari Clara. Keadaan sangat tidak stabil."

Clara y

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Alverez   Jaring-Jaring Kebenaran

    Langit Jakarta masih muram ketika pagi menyambut hari baru. Tapi bagi sebagian orang, hari itu tidak membawa terang—hanya mendung yang menyesakkan. Rumah keluarga Wijaya pagi itu dipenuhi dengan kesibukan yang tak seperti biasanya. Aldo, Alan, Adrian, Andre, dan Arga terlihat duduk melingkar di ruang tengah. Tak satu pun dari mereka berbicara selama beberapa menit.Hingga akhirnya Alan membuka suara, suaranya pelan namun penuh tekanan, “Kalau kita terus begini, kita akan terlambat. Clara bisa saja ditemukan kembali oleh Calvin, dan Bara Valentino tidak bisa menahannya terlalu lama.”Adrian menyandarkan punggung ke kursi, pandangannya menatap langit-langit seolah mencari jawaban. “Aku sudah minta Bara untuk menyiapkan rute baru. Tapi kita butuh sesuatu yang lebih kuat untuk membuat Clara kembali aman. Ia ingin bicara langsung dengan ayahnya.”Aldo mengetuk meja dengan jarinya pelan. “Dan kau pikir itu ide bagus? Clara belum tahu siapa yang bisa dia percayai

  • Alverez   Pecahnya Senyap, Pecahnya Sekutu

    Malam itu, langit Jakarta berlapis mendung kelabu. Petir menyambar sekali-sekali, tapi hujan belum turun. Di rumah keluarga Wijaya yang kini dijaga tiga kali lebih ketat, cahaya lampu menyinari halaman depan yang sepi. Namun ketenangan di luar tak mencerminkan isi rumah yang sedang bergolak.Di ruang rapat kecil, Aldo Wijaya duduk di kursi utama. Di sisi kirinya ada Alan dan Adrian, di kanan Andre dan Arga. Mereka baru saja menyelesaikan pembicaraan panjang dengan ayah mereka, Indra Wijaya, yang kini sedang beristirahat setelah perjalanan panjang dari Madrid.“Aku tahu ini terlalu cepat,” ucap Aldo membuka suara. “Tapi kita tak punya waktu untuk pulih perlahan. Musuh sudah melangkah lebih cepat dari kita.”Adrian menatap Aldo penuh curiga. “Kau bahkan belum mengatakan bagaimana kau bisa sadar. Kenapa dirahasiakan?”Aldo menatapnya tenang. “Ayah tahu bahwa jika siapa pun tahu aku bangun, Calvin akan segera bertindak. Apalagi kalau dia tahu aku meny

  • Alverez   Kembali dari Kegelapan

    Langit Jakarta masih dibalut awan kelabu ketika pagi itu menyapa. Hujan semalam menyisakan embun di kaca-kaca gedung pencakar langit, termasuk di kediaman megah milik Calvin Rahadian—pria yang selama ini mengatur jalannya konflik berdarah antara dua dinasti penguasa bisnis: keluarga Wijaya dan keluarga Mahendra.Di ruang kerjanya yang sunyi, Calvin duduk sendiri. Jam tangannya menunjukkan pukul 08.12 pagi, tapi ia belum tidur sejak malam sebelumnya. Keringat dingin membasahi tengkuknya meskipun pendingin ruangan menyala sempurna.Layar besar di hadapannya menampilkan rekaman visual dari seorang mata-mata yang ditempatkan tak jauh dari rumah utama keluarga Wijaya. Calvin telah memutarnya berulang-ulang, seolah masih berharap penglihatannya keliru. Namun tidak. Sosok itu benar-benar Aldo Wijaya. Ia kembali. Ia turun dari mobil hitam bersama Indra Wijaya, dan disambut oleh keempat adik laki-lakinya."Aldo..." gumamnya nyaris tanpa suara.Calvin menya

  • Alverez   Kembalinya Indra dan Aldo Wijaya

    Malam masih pekat saat mobil yang membawa Adrian, Alan, dan Arga melaju kembali menuju vila keluarga Wijaya. Mereka baru saja memastikan Clara selamat di tangan ayahnya, Dimas Mahendra—pertemuan singkat namun emosional, di mana Clara menangis dalam pelukan sang ayah, dan Dimas bersumpah akan menebus kesalahannya.Namun, saat ketiganya tiba di depan gerbang vila, mereka disambut oleh pemandangan tak terduga: dua mobil hitam elegan terparkir rapi di halaman, dijaga oleh tiga pria berbadan besar yang tak dikenal.Arga segera menyalakan mode siaga, sementara Alan menyipitkan mata, mencoba mengenali logo kecil di pelat mobil: simbol sayap perak dengan huruf IW di tengahnya.Alan menarik napas tajam. “Itu… hanya satu orang yang pakai lambang itu.”Adrian perlahan turun dari mobil, jantungnya berdetak lebih cepat. Pintu vila terbuka. Dan di sana, berdiri dua sosok yang hampir ia lupakan namun tak pernah benar-benar hilang dari pikirannya.Indra Wijaya, sang kepala keluarga, dan Aldo Wijaya,

  • Alverez   Pertempuran Terakhir

    Adrian Wijaya berdiri di depan jendela apartemennya, menatap ke luar dengan mata yang penuh tekad. Ia tahu bahwa waktu mereka semakin sempit. Calvin Rahadian yang jahat sudah mengetahui langkah mereka, dan pertempuran yang sudah lama dihadapi, kini semakin mendekat pada klimaks yang tak terhindarkan. Hanya ada satu hal yang ada di pikirannya: mengembalikan Clara kepada ayahnya, Dimas Mahendra, dan menghentikan Calvin selamanya.Di sampingnya, Clara duduk dengan tubuh tertunduk, matanya yang lelah mencerminkan beban emosional yang telah ia tanggung selama ini. Ia telah kehilangan begitu banyak, tetapi kini ada harapan—harapan yang datang dari Adrian dan orang-orang yang bersamanya.“Apakah kamu siap?” tanya Adrian pelan, suaranya penuh pengertian.Clara mengangguk, meskipun rasa takut masih menggantung di hatinya. “Aku sudah tidak bisa lagi bersembunyi, Adrian. Aku ingin kembali ke rumah. Aku ingin bertemu ayahku.”Adrian mera

  • Alverez   Operasi Balas Dendam

    Dua hari setelah video penyiksaan Clara sampai ke tangan Dimas Mahendra, suasana di kediaman Mahendra berubah drastis. Tak ada lagi perjamuan mewah atau rapat direksi penuh kepura-puraan. Dimas kini menjadi sosok ayah yang terbakar oleh rasa bersalah dan marah. Clara, darah dagingnya sendiri, telah dikhianati oleh orang yang ia percaya selama ini: Calvin Rahadian.Namun, Dimas adalah pria yang tidak terbiasa bermain dengan emosi. Ia belajar dari pengalaman bahwa emosi bisa menjadi kelemahan. Maka ia menyalurkan amarahnya menjadi satu hal: aksi.Di ruang kerjanya yang kini dijaga lebih ketat dari biasanya, Dimas memanggil orang-orang terdekatnya yang paling ia percayai. Di hadapan mereka, ia menyusun sebuah operasi balas dendam yang ia beri nama: Operasi Langit Hitam. Sebuah rencana rahasia yang bertujuan menghancurkan Calvin Rahadian secara sistematis—bukan hanya dari segi kekuasaan, tapi juga citra, loyalitas, dan jaringan kekuatannya."Kita tak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status