Beranda / Fantasi / Anak Haram Sang Kaisar / Bab 42 : Latihan (Part 2)

Share

Bab 42 : Latihan (Part 2)

Penulis: Bakpaokukus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-04 17:35:54
"Tuan Seth, aku ingin istirahat sebentar. Kau makanlah dengan puas." ucap pemuda itu menutup kedua kelopak matanya.

Sinar hangat matahari mulai padam, tentu karena sang bintang telah terhalang awan tebal berwarna putih yang melayang di angkasa.

Derit pintu kamar Cassian berbunyi diiringi tapakan lirih seorang wanita berbaju tunik hitam dan putih.

Lux melangkah masuk dengan perlahan menjaga tidur sang tuan.

Kedua jemarinya menarik gorden yang terpasang pada kedua ujung jendela hingga bertemu, bertaut menjadi satu.

Mata wanita itu berhimpit memandang Cassian yang tertidur pulas.

Ia melangkahkan kakinya mendekat, meraih kain beludru tebal berwarna biru tua untuk ia balutkan pada tubuh sang majikan.

"Selamat beristirahat yang mulia." Ujarnya dengan lembut, kamar itu bersuhu dingin sejuk dengan jendela yang telah terbungkus rapat.

Lux berpindah ke arah trol besi yang berisi hidangan.

Begitu dibuka tutupnya, Tampak ular putih peliharaan Cassian terguling dengan peru
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 154 : Propaganda (Part 3)

    "Sepertinya ini akan semakin sulit. Kita harus minta bantuan pangeran Winter dan jika masih belum ada petunjuk, kita akan minta bantuan menara sihir." Semua orang mengangguk tanpa keberatan dan akhirnya kembali ke istana untuk sementara beristirahat dan meminjam bantuan Winter. ***Keesokan harinya Distrik Timur, kemiliteran Denting logam bergema, dua sendok bergerak dari piring ke sela bibir menghantarkan potong demi potong daging sapi dan kari kentang. Nin meraih segelas susu putih, permukaan gelas menyentuh bibirnya dan susu itu meluncur tanpa perlawanan. Matanya melirik sesaat ke bagian samping dan sedikit sendu."Ayah, apa anda tidak akan makan?" cetusnya, wajahnya kini menghadap ke arah Vanressan yang tengah duduk dengan wujud manusianya. Mendengar ucapan Nin, Vanressan hanya berdecak dengan kedua tangan melipat ke depan, kakinya menyilang dan kepalanya terangkat tinggi namun pas. "Aku tidak ingin makanan ini! Kenapa ini berbeda dari milik si bocah rambut hitam?! Mereka

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 153 : Propaganda (Part 2)

    "Ibu, saya akan pergi dengan Agnetto untuk ikut melakukan pencarian paman Valkan. Tolong katakan apapun pada Lux atau penjaga yang sedang betugas jika anda membutuhkan sesuatu, saya akan kembali sebelum makan malam." Cassandra terdiam sesaat dan mengambil kembali semua raut dari wajahnya."Cassian, kamu tidak perlu pergi. Kamu masih berusia 12 tahun dan ini semua bukan tanggung jawabmu. Ibu tahu kamu adalah seorang pengeran, tapi belakangan ini ibu lihat kamu terlalu melakukan hal-hal secara berlebihan." Bibir Casandra mengatup dan matanya samakin layu, benar apa yang ia katakan. Cassian adalah seorang pangeran dan bahkan umurnya tak sampai 15 tahun untuk mengambil semua tanggung jawab itu. Dia sudah mengalami beberapa insiden dan bahkan semakin lama Cassandra semakin khawatir. Kadang ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya dilakukan putranya di luar sana. Beberapa waktu dia akan pergi, kembali sebentar lalu pergi lagi. Apa itu normal untuk anak seusianya? Bahkan saudara-saudaranya

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 152 : Propaganda (Part 1)

    Mereka semua mendengarkan dengan saksama dan tak ada satupun yang menyela.Dari belakang, Cassandra menaikkan bibirnya dengan lebar sungguh tak menyangka bahwa putranya yang bahkan baru berusia 12 tahun telah mampu mengelola orang-orangnya sendiri. Casandra masih ingat dengan jelas di masa kecilnya, Cassian merupakan anak yang pemalu dan pendiam juga enggan untuk bertemu dengan orang lain. Hal itu bukan tanpa sebab, tapi karena beberapa orang yang ia temui sebelumnya memperlakukannya dengan tak baik. Anak dari kaisar bahkan jika statusnya adalah di luar nikah setidaknya harus mendapatkan kehidupan yang layak dan tunjangan yang cukup beserta fasilitas yang memadai secara minimum. Tapi kenyataannya semenjak mereka tinggal di rumah kayu itu, tak ada satupun tunjangan yang datang atau bahkan satu pelayanpun yang hadir. Yang lebih Cassandra harapkan adalah kehadiran satu penjaga yang dapat memberikan keamanan kepada mereka. Namun faktanya selama mereka hidup, hanya rumah reyot itu yan

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 151 : Tugas (Part 3)

    Tapak langkah datang dan mata Cassian Bergerak tipis-tipis, Lux menyeret tunik hitam putihnya seraya menunduk dengan dua tangan yang tertata rapi di depan."Yang mulia, Tuan Agnetto datang bersama orang-orang telah anda titipkan." "Bawa mereka masuk." Cassian menjawab dengan biasa dan mulutnya masih rajin terbuka karena menerima suapan kue coklat dari Cassandra.Lux segera pergi dan setelah menundukkan kepalanya lalu beberapa saat kembali dengan Agnetto yang hari ini mengenakan seragam hitam."Salam kepada bintang dan langit kekaisaran." cetus pria itu menyentuh dadanya penuh penghayatan. "Pangeran, saya telah membawa orang-orang itu setelah pelatihan-pelatihan yang sudah mereka jalani." Tapak lainnya datang dan yang satu ini lebih ramai, Halcy dan sembilan budak yang lain telah berdiri dengan penampilan yang jauh berbeda daripada saat mereka berada di Kalagor. Lalu Cassian tahu sesuatu yang lain yakni tanduk rusa milik Halcy anehnya hilang.Tidak mungkin dipotongkan? Mungkin sih

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 150 : Tugas (Part 2)

    Cassian menggosok rahangnya dan berpikir bahwa tidak ada alasan untuk permaisuri melakukan hal seperti itu. Mengirim anak-anak yang bahkan belum cukup umur untuk melihat investigasi sangat tidak fungsional dan jika itu hanya untuk sekedar pembelajaran atau pengalaman jelas bahwa permaisuri tidak akan sebaik itu. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Winter bersuara dan memecah renungan Cassian, ia menatap dengan mata merahnya yang bagai kristal darah. Sedangkan di sampingnya Tarzax mendengus, dahinya berkerut dan kakinya menyilang dengan kuat. Untuk sesaat Cassian ingin mengatakan sesuatu dan yang ia berikan hanya keheningan, ia melihat ke arah jendela kereta dan mereka sudah memasuki gerbang istana. "Bagaimana mereka akan melakukan penyelidikan?" Cassian bertanya, itu untuk winter, wajahnya kini perlahan-lahan keruh dan matanya memandang pada dimensi yang lain."Tenang saja, pasukan elite pasti dengan mudah melakukan ini. Hanya saja, ayah sedang keluar. Kejadian seperti ini saat pengu

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 149 : Tugas (Part 1)

    Winter hanya dapat menonton dan mengamati dari jauh ketika Cassian bertindak semakin agresif, dari belakang Cassian, Alectra bertemu pandang dengan dirinya dan tatapan itu melaju dengan dingin. Ketika beberapa pengawal kemudian datang mereka melapor bahwa salah seorang menemukan benda yang mungkin bisa dijadikan sebagai petunjuk, akhirnya ketegangan sedikit mereda."Kapten, kami menemukan sesuatu." Sebuah benda mengkilap berwarna emas berbentuk matahari pengawal itu bawa di atas telapak tangannya."Ini lencana milik Archduke Valkan. Di mana kalian menemukannya?" Lejandro menggait benda itu dengan sarung tangannya dan menyimpannya di dalam sapu tangan yang bersih."Di balik semak-semak." Langit tiba-tiba saja mendung dan warna awannya begitu gelap. Suara seseorang menyela dengan tapak langkah samar-samar."Lebih baik kumpulkan semua bukti terlebih dahulu dan bawa kembali ke istana. Untuk hal ini kita bisa meminta pasukan elite Kekaisaran untuk bekerja." ucap Alectra dengan tenang,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status