Share

Bab 31

Penulis: Dsdjourney17
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-07 20:41:56

Dengan segala tipu dayanya, akhirnya Aim berhasil meyakinkan semua orang agar dia bisa pulang dari rumah sakit hari ini juga.

Bocah badung itu tersenyum senang setelah Pak Itam Hasim selaku walinya, menandatangani surat pernyataan kalau seandainya terjadi apa-apa terhadap pasien maka pihak rumah sakit tidak mau bertanggung jawab.

Kami langsung meluncur ke Tanjung Tinggi, sesuai permintaan Aim. Tapi sayang Pak Itam Hasim tidak bisa ikut. Karena beliau, ada pekerjaan lain yang harus segera diselesaikan.

Jadilah Senja yang membawa mobil, dan Bang Aidan langsung mencuri start untuk duduk di bangku sebelah Senja.

"Ce, kita makan ikan bakar ya? Kan Cece janji, kalau pulang akan mengajak aku makan sepuasnya di Tanjung Tinggi," rengek Aim.

"Boleh, tapi jangan pesan banyak-banyak ya Im. Kamu tahu sendirikan, makan di Tanjung Tinggi itu mahal."

"Pesan semua yang kamu mau Im. Nanti biar Abang yang traktir," ucap Bang Aidan.

"Mantap, terima kasih Bang," ujar Aim, dengan wajah senang.

Semen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 45

    Aku pulang ke rumah sebentar, untuk mandi dan berganti dengan seragam dinas Kepolisian. Setelah itu aku pergi bekerja, tanpa sarapan. Mama juga tidak terlihat, tapi aku juga masih kecewa dengan sikap yang Mama perlihatkan di rumah sakit tadi. Sesampainya di Polres, ada banyak wartawan menunggu. Karena memang kejadian kemarin, menjadi berita yang heboh. Untung rumah sakit tempat Senja dirawat, dirahasiakan tempatnya oleh pihak kepolisian. Karena ditakutkan, ada beberapa pihak yang terkait dengan pengeboman kemarin masih berkeliaran bebas di luaran sana. Aku turun dari mobil, dan dengan dibantu Bang Ucok serta anggota lion king yang lain aku bisa masuk ke ruanganku tanpa harus menjawab pertanyaan para wartawan. "Alhamdulillah, Senja sudah dirujuk ke rumah sakit yang lebih bagus ya Ndan," ucap Abeng. "Maksudnya apa!" tanyaku shock. "Lho, tadi ada telepon dari pihak rumah sakit. Katanya keberadaan Senja di rumah sakit yang itu diketahui oleh wartawan, sampai parkiran mereka dipenuh

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 44

    Untung ada rumah sakit terdekat, yang hanya berjarak lima menit dari lokasi kejadian. Begitu sampai di rumah sakit, aku memarkirkan mobil sembarangan. Lalu secepat kilat, aku menurunkan tubuh Senja yang sudah tidak sadarkan diri. Beberapa orang suster dan seorang Dokter wanita paruh baya mengenakan masker, bergerak cepat membawakan tempat tidur dorong.Aku letakkan tubuh Senja perlahan, diatas tempat tidur. Lalu secepat mungkin, Senja dibawa ke ruang operasi. Tidak lama rombongan keluargaku datang, dan Aim berwajah pucat sampai tubuhnya gemetar hebat. "Cece Cia, kenapa ini terjadi pada Cece Cia," ucapnya dengan wajah panik. "Tenang Im, InsyaAllah Cecemu akan selamat," hibur Kak Cepi. "Ini bukan yang pertama Cece Ciaku, mengalami hal buruk. Ini sudah kesekian kalinya, dan itu selalu terjadi karena dia ingin menolong orang. Kenapa Cece Cia selalu mempertaruhkan nyawanya, untuk orang lain! Kenapa dia tidak pernah memikirkan aku ... Aku akan sendirian di dunia ini, kalau dia mati!"

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 43

    Tidak terasa Hut Bhayangkara sudah di depan mata. Besok, kepolisian akan merayakan Hut Bhayangkara di gedung Serbaguna yang besar. Karena kami akan menyambut kedatangan Bapak Kapolri. Jadi acara dibuat besar-besaran, bahkan rencananya akan diadakan jalan santai untuk masyarakat yang hadiahnya juga beragam nantinya. Anggota lion king sudah tentu datang semua, di saat upacara. Sementara Senja, dia terus berada di dekat Mama dan Papa bersama ajudan yang lainnya. Hari ini dia terlihat begitu cantik, menggunakan seragam coklat polwannya. Aku sampai senyum-senyum sendiri, saat pertama kali melihatnya di rumah tadi. Berbagai perlombaan yang diikuti oleh polisi, Polwan, Ibu Jenderal dan ada masyarakat umum juga dilakukan. Mama dan Senja ikut lomba make-up. Jadi, para Ibu Jenderal akan didandani oleh ajudan mereka yang perempuan. Aim yang ikut, langsung memegang kamera yang dibelikan oleh Kak Cepi. Dia sibuk merekam Cece Cia kesayangannya, saat memoles make-up ke wajah Mama. "Waduh, Ib

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 42

    Karena Mama masih tidak enak badan, akhirnya aku memutuskan untuk membawa Senja ikut lagi dengan tim Lion king patroli malam. Kali ini kami menyusuri daerah, yang menuju ke pelabuhan. Jalanan terlihat ramai oleh mobil-mobil besar bermuatan berat. Seperti biasa, Senja ikut denganku berboncengan motor. "Bang, itu kenapa ada anak-anak dibawah umur kumpul-kumpul di depan minimarket," ucap Senja. Aku langsung memberikan kode pada anggota lion king yang lain, untuk mendekati anak-anak itu. Beberapa dari mereka berhamburan lari, tapi berhasil dikumpulkan lagi oleh anggota yang lain. Setelah semuanya berkumpul, baru terlihat kalau mereka berwajah anak SMP. Ada delapan anak perempuan, dan dua orang laki-laki dewasa seperti awal dua puluhan. "Ayo digeledah barang-barang bawaan dan tubuhnya," ucapku pada anggota."Siap Ndan!"Aku mendekati Senja, yang sedang menggeledah para anak perempuan. "Kalian masih kecil-kecil ya, usia berapa kalian?" tanya Senja. "Kelas tiga SMP kak," jawab merek

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 41

    Setelah acara pernikahan Kak Cepi dan Bang Fikri yang fenomenal, kami semua kembali ke rutinitas pekerjaan. Malam ini kami kembali patroli, dan Senja ikut. Karena Mama sedang tidak enak badan, jadi beliau hanya di rumah yang sudah dipenuhi oleh ajudan serta petugas jaga yang selalu siaga di post depan rumah. Aku dan Senja menggunakan motor berdua, dan kami berhenti di depan sebuah rumah susun yang di depannya penuh oleh pemuda dan pemudi tanggung sedang nongkrong. Senja turun, dan langsung menangkap seorang pemuda yang berusaha menyembunyikan sesuatu di pos satpam yang kosong dan kotor. "Kamu sembunyiin apa itu?" tanya Senja, sambil menunjuk ke arah bawah meja. "Nggak ada Kak, itu cuma sampah rokok," elaknya.Aku berdecak kesal, dan mengambil bungkus rokok yang pemuda itu buang. Saat aku buka isinya, ternyata paket kecil berisi sinte atau tembakau sintetis. "Kamu pengedar atau hanya pemakai?" tanyaku. "Nggak ada Pak, saya juga nggak tahu itu punya siapa. Lihatlah, ada banyak sa

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 40

    Akhirnya hari pernikahan Kak Cepi dan Bang Fikri datang juga. Tentu saja aku ikut bahagia, tapi lebih bahagia lagi saat mendengar berita Andrew ditugaskan ke Indonesia Timur. Karena hal itulah, pernikahannya dengan Senja terpaksa diundur sampai masa tugasnya selesai. Sebab tempat bertugasnya itu, tidak memungkinkan untuk membawa istri.Sebenarnya bisa saja mereka menikah, dan Senja tinggal bersama kedua orang tua Andrew. Tapi waktunya juga terlalu mepet, jadilah mereka terpaksa menunda pernikahan yang memang belum sempat mempersiapkan apapun itu. Alhamdulillah, pokoknya! Dari satu minggu yang lalu, rumahku sudah dipenuhi oleh berbagai macam barang hantaran. Banyak keluarga juga berkumpul, tapi mereka menginap di hotel yang sudah dibooking khusus selama sepuluh hari. Senja dan yang lainnya sudah berangkat ke gedung, dari jam empat pagi. Karena dia dan beberapa penari lainnya, harus bersiap-siap make-up serta memakai baju menarinya. Acara akad diadakan di sebuah masjid, yang letakny

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 39

    Malam minggu ini, aku berencana mengajak Senja nonton di bioskop lagi. Karena Aim sudah ikut dengan Friska dan Johnson, untuk jalan-jalan ke mall. Katanya Johnson ingin membelikan Aim peralatan renang yang lengkap. Aku mengetuk pintu kamar Senja, dan tidak lama sang pemilik kamar membukakan pintu. "Nja, kita nonton film di bioskop yuk," ajakku."Boleh, tapi izin dulu sama Ibu.""Tadi Abang sudah izin, soalnya Abang mau ajak kamu makan malam diluar juga."Senja langsung tersenyum senang, dan bersiap-siap. Tidak lama Senja keluar kamar, dengan menggunakan dress panjang berlengan pendek warna pink dipadukan dengan make-up tipis yang membuatnya terlihat menawan. Tidak lupa dia memakai rambut sambungnya, karena aku memang selalu request pada Senja untuk memakai rambut panjang setiap kami jalan bersama. Tapi mimpi buruk datang menyapa, saat kami sudah akan masuk mobil datang mobil Andrew. Dan yang lebih menyebalkan adalah, Sandra juga berada di dalam mobil itu. Keduanya turun, dan meny

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 38

    Alhamdulillah, operasi Bang Aidan berjalan dengan lancar. Tapi Bang Aidan masih koma, bahkan setelah dua minggu tetap tidak ada perubahan yang positif. Sampai akhirnya malam ini, Bang Sandi dan Kak Ani datang ke rumahku untuk menemui Senja. "Ada apa Sandi dan Ani?" tanya Papa. "Kami datang kesini untuk meminta maaf pada Senja. Karena Mami kami sudah mengatakan hal yang sangat menyakiti hati Senja. Aidan rencananya akan dibawa berobat ke Singapura, InsyaAllah besok pagi berangkatnya. Tolong bantu doa juga, semoga Adik kami itu bisa diberi kesembuhan dan bisa beraktivitas kembali seperti semula," ucap Bang Sandi. "Nggak apa Bang Sandi, dari awal saya nggak merasa marah ataupun tersinggung dengan ucapan Ibu Kamila. Dan doa terbaik, InsyaAllah akan selalu saya panjatkan untuk Bang Aidan," ucap Senja tulus. Bang Sandi dan Kak Ani tersenyum lega, lalu mereka pamit pulang. Karena keduanya ikut ke Singapura, menemani Bang Aidan sampai sembuh. Setelah semuanya masuk ke kamar masing-masin

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 37

    Kami mendengar suara mobil digas dengan kencang, lalu berlalu dengan kecepatan tinggi. Ibu Kamila dan Bapak Jaya langsung panik, dan meminta para ajudan mereka untuk mengejar mobil Bang Aidan yang melaju dengan sangat kencang. Kami juga khawatir, akhirnya aku ikut berlari ke mobil untuk mengejar Bang Aidan. Ternyata Senja ikut, dan dia langsung masuk ke dalam mobilku duduk di sebelahku. "Bang, kenapa mobil Bang Aidan tidak terlihat?" tanya Senja khawatir. "Sepertinya Bang Aidan mengendarai mobil dengan kecepatan diatas seratus, tapi kita berdoa saja semoga tidak akan terjadi sesuatu yang buruk," ucapku, mencoba menenangkan Senja. Tapi tidak lama kami mendengar suara dentuman yang sangat keras. Aku menambah kecepatan mobil, dan tidak jauh terlihat mobil yang dikendarai Bang Aidan sudah terbalik. Para ajudan Pak Jaya berhamburan keluar mobil, mencoba mengevakuasi Bang Aidan. Karena takut mobil itu meledak. Sementara Ibu Kamila dan Pak Jaya terlihat syok. Aku ingin melarang Senja

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status