Dylan sangat memahami Caden. Dia tahu hanya ada ibu kandung Rayden seorang di hati Caden. Selama ini, Caden benar-benar sangat menjaga diri. Meskipun ada banyak wanita yang mendekatinya, tidak ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Bahkan Jessica yang sudah berinteraksi dengannya begitu lama juga sama sekali tidak pernah menyentuhnya.Ekspresi Caden pun bertambah muram. Di benaknya, tidak berhenti berputar adegan di mana Naomi berjinjit, lalu menciumnya sambil menarik dasinya.Melihat Caden yang diam saja, Dylan juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, “Biarpun kesetiaanmu terhadap ibu kandung Rayden sangat mengharukan, kamu bahkan nggak tahu apa dia masih hidup atau sudah mati. Mungkin juga dia sudah nikah sama orang lain. Kalau sekarang dia sudah punya suami dan anak, juga hidup bahagia, apa kamu tega memisahkan mereka secara paksa?”“Ada banyak cara untuk balas budi, kok. Nggak harus paksakan diri untuk bersama. Buat apa kamu begitu jaga diri? Mungkin saja dia lagi a
Kedua pengawal itu buru-buru menoleh. Namun, sebelum sempat melihat jelas tampang orang itu, mereka sudah diserang dari belakang dan langsung pingsan.Setelah melihat Naomi menghentikan taksi dan pergi, Hayden baru merasa tenang. Jika bukan karena Braden berpesan padanya untuk mengikuti ibu mereka secara diam-diam dan jangan menunjukkan diri selain dalam keadaan terpaksa, dia sudah langsung keluar dari tadi. Beraninya orang-orang ini melukai ibunya, apa mereka sudah bosan hidup? Setelah Naomi pergi, Hayden langsung pergi untuk mencari Jessica. Berhubung kakinya sudah terkilir, Jessica masih belum berdiri dari lantai sampai sekarang. Hayden berlari ke arah Jessica, lalu mulai berteriak dari kejauhan, “Bibi, minggir! Jangan halangi jalan!”Jessica menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Hayden sedang berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Akan sangat sakit apabila ditabrak anak yang larinya secepat kilat itu. Oleh karena itu, dia pun buru-buru berseru, “Ka ... ka ... kamu pela
Pada saat yang sama, di Vila Maison.Vila yang besar ini terasa sangat dingin. Caden membawakan mie yang dimasaknya sendiri ke kamar Rayden. Saat ini, Rayden masih duduk di depan jendela sambil menatap ke luar. Sosoknya terlihat sangat kesepian.Melihat sosok Rayden yang seperti itu, Caden pun merasa sangat sedih. Dia berjalan menghampiri Rayden dan berkata, “Rayden, ayo makan dulu!”Rayden tidak bergerak dan masih tetap memandang ke luar.Caden menaruh semangkuk mie itu ke meja kecil di hadapan Rayden, lalu berkata, “Kalau kamu nggak makan, Mama akan sedih.”Begitu mengungkit tentang ibu, mata Rayden baru sedikit berbinar. Dia menatap Caden dan bertanya, “Apa kamu rasa Mama akan tahu?”“Tentu saja. Hati seorang ibu dan anaknya selalu terhubung. Dia akan tahu apa yang kamu pikirkan, juga tahu kamu nggak makan.”“Bagaimana kalau perasaan rindu? Apa dia akan tahu aku merindukannya?”“Dia pasti tahu.”“Kalau tahu aku merindukannya, kenapa dia nggak pulang untuk menjengukku?”Begitu menden
Kecelakaan? Begitu mendengar jawaban itu, Jessica langsung merasa tenang. Sepertinya, tebakannya benar. Caden tidak menyukai wanita itu, tetapi wanita itu yang menggoda Caden. Ternyata wanita itu memang adalah wanita penggoda yang tidak tahu diri.Kemudian, Jessica mulai bersandiwara. Dia berkata, “Dia seharusnya salah paham soal hubungan kita. Jadi, dia bawa orang untuk memukulku dan hampir menghancurkan wajahku. Huhuhu ....”Jessica sengaja memutarbalikkan fakta supaya Caden membenci Naomi dan kasihan pada dirinya. Dia akan lebih gembira lagi apabila Caden mematahkan kaki wanita jalang itu demi dirinya. Bahkan dirinya yang sudah berjasa besar bagi Caden juga tidak pernah mencium Caden. Atas dasar apa wanita itu mencium Caden?“Di mana pengawalmu? Memangnya pengawalmu nggak peduli kamu dipukul?” tanya Caden.“Pengawalku juga dilukai orang yang dibawanya. Dia bawa sekelompok orang untuk datang menghajarku. Kalau bukan karena ada orang baik yang menemukan kami dan melapor polisi, mungki
Caden mengerutkan kening dan terdiam sesaat. Setelah itu, dia berkata, “Tarik kembali dana sebesar 100 miliar yang kita investasikan pada Grup Senjaya. Sekalian telepon Jessica dan sampaikan padanya, aku nggak suka dibohongi.”Jessica sudah berulang kali berbohong pada Caden. Apa Jessica menganggapnya bodoh?Steven tahu Caden sudah marah. Dia pun mengangguk dan menjawab, “Oke!”Setelah kembali ke kamar Rayden dirawat, semua kedinginan yang terkandung dalam mata Caden langsung sirna dan digantikan dengan kasih sayang, rasa kasihan, serta ketidakberdayaan. Rayden masih tertidur lelap. Jadi, Caden duduk di sisi ranjang pasien dan mengelus-elus wajahnya dengan lembut.“Mama ...,” gumam Rayden dalam tidurnya.Melihat situasi ini, hati Caden pun bertambah sakit. Dia mengumpat dalam hati, ‘Wanita kejam, kapan kamu mau baru mau pulang? Putramu sangat merindukanmu. Begitu kamu pulang, penyakitnya akan langsung sembuh. Dia itu juga darah dagingmu, apa kamu sama sekali nggak menyayangi ataupun k
Keesokan paginya, Naomi bangun sangat awal hari ini. Dia masih belum mengetahui dirinya sedang dipantau.Begitu melebarkan mata, dia langsung menelepon ke Vila Uwana untuk bertanya apakah Caden sudah pulang atau belum. Namun, dia malah tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari ujung telepon. Kepala Naomi sungguh terasa sakit. Entah kapan dia bisa terbebas dari ikatan pernikahan ini?Naomi tidak dapat melihat secercah cahaya sama sekali! Dia tidak menemukan harapan!“Haih ….” Naomi menghela napas. Berhubung masih pagi, Naomi kembali berbaring di atas ranjang sembari mengutak-atik ponselnya. Awalnya dia ingin melacak jejak keberadaan Caden. Alhasil, dia malah menemukan pengumuman pencarian orang hilang. Keluarga Himawan tidak berhasil menemukannya, mereka terpaksa mengunggah pengumuman pencarian orang hilang di internet.Sekarang setiap sosial media dan stasiun televisi sedang menyiarkan berita ini. Hanya saja, tidak terdapat foto dan nama dalam pengumuman tersebut. Mereka hanya menuli
Jessica mendorong seluruh kesalahan ke diri Naomi, lalu memaki, “Dasar wanita jalang! Bukannya sembunyi, malah berani mondar-mandir di hadapanku! Apa dia nggak takut aku bakal bunuh dia?”Brian membalas, “Jessica, dengar-dengar Caden juga lagi di rumah sakit. Menurutmu, apa dia datang untuk mencari Caden?”Setelah mendengar ucapan pamannya, kedua mata Jessica spontan terbelalak lebar.“Dasar wanita nggak tahu diri! Dia malah ingin goda Caden. Padahal Caden sudah bilang dia nggak suka sama cewek itu, tapi cewek itu malah nggak tahu diri, terus dekatin Caden! Paman, kamu bawa dia pergi dari rumah sakit, lalu beri pelajaran kepadanya! Hancurkan mukanya dulu, lalu suruh orang untuk hancurkan kesuciannya. Setelah puas, baru jual dia ke luar kota. Aku nggak ingin melihatnya untuk selamanya!”Kedua mata Brian spontan berkilauan. Dia bisa menelepon Jessica juga demi menunggu jawaban ini. Dia takut setelah melecehkan wanita ini, nantinya Caden malah akan menyalahkannya. Jadi, dia ingin menjadi
Awalnya Steven ingin segera menuruni mobil untuk menyelamatkan Naomi. Namun, setelah melihat Brian sudah kehilangan kesadarannya, dia pun menghentikan langkahnya.Dari kaca depan mobil dapat terlihat Brian yang berpakaian tidak rapi. Dia spontan berkata pada Caden, “Si Brian ini cowok nggak beres. Aku saja nggak bersedia untuk mengaku kalau aku mengenalinya. Memalukan sekali!” Caden mengangkat kepalanya menatap ke luar jendela. Dia pun berkata dengan sinis, “Berhubung dia nggak suka pakai baju, biarkan dia berlari keliling Kota Jawhar 3 keliling tanpa mengenakan sepotong pakaian pun.”Ujung bibir Steven berkedut. Di cuaca yang dingin ini, Brian malah disuruh keliling Kota Jawhar tanpa berbusana?Menakjubkan sekali. Rasakan!Seorang pria malah menindas seorang wanita. Dia malah ingin melakukan pemaksaan?Steven menuruni mobil untuk menjemput Naomi.Baru saja Naomi membuka pintu mobil, hendak melarikan diri. Dia malah melihat keberadaan Steven. Alhasil, Naomi pun terbengong di tempat ….
Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d
Di rumah sakit, Dylan sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Dia mengerutkan keningnya sembari melihat ke atas plafon. Suasana hatinya terasa tertekan.Sebelum Catherine pergi, ucapan yang dilontarkannya sewaktu di koridor terus terbayang di benak Dylan.‘Apa kamu puas sekarang? Ternyata ini janjimu padaku? Bukannya kamu berjanji akan menjagaku?’Ucapan ini bagai gunung besar saja yang menekan hatinya. Dylan merasa tertekan hingga kesulitan untuk bernapas. Dia tahu jelas bahwa Catherine bermasalah. Semua yang dialami Catherine hari ini adalah akibat dari perbuatannya! Namun, Dylan spontan menyalahkan dirinya sendiri ….Tiba-tiba Dylan menerima pesan dari Catherine. Dylan duduk di tempat, lalu membalas.[ Berapa? ]Catherine langsung membalas.[ Satu triliun. ]Dylan tidak berpikir sama sekali, lalu membuka aplikasi bank untuk mentransfer uang.Tiba-tiba Dylan kepikiran dengan Camila, Dylan pun mengetik.[ Untuk apa kamu minta uang sebanyak ini? ]Kening Catherine berkerut.[
Naomi menatap Caden beberapa saat. Dia pun mengerutkan keningnya dan berbohong. “Kamu jangan sembarangan bicara! Nggak, ah!”Memilih untuk tidak memberi tahu Caden karena masalah ini adalah privasi Camila. Ditambah lagi, Caden adalah sahabat Dylan. Naomi takut Caden akan memberi tahu rahasia itu kepada Dylan!Sebelum Camila membuat keputusan, Dylan tidak boleh mengetahui masalah ini.Meskipun Dylan boleh mengetahui masalah ini, dia juga seharusnya diberi tahu langsung oleh Camila.Caden menatap Naomi dengan berlagak tenang.Tadi sore saat membeli sepatu, Caden hanya curiga saja, sekarang dia pun telah memastikan. Camila benar-benar telah hamil! Naomi bahkan merahasiakan masalah itu dari Caden. Sudah bisa dipastikan bahwa anak itu milik Dylan!Masalah ini tergolong kabar bahagia bagi Keluarga Hermanto!Seandainya Lyana dan Kevin mengetahui masalah ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira!Mereka berdua akan memperlakukan Camila bagai leluhur mereka!Namun, entah kabar ini adalah kab
Dylan mengerutkan sedikit keningnya. “Semua itu juga akibat dari perbuatan Catherine. Suasana hatiku nggak bagus nggak ada hubungannya sama Camila.”Naomi mengingatkannya, “Seharusnya kamu jelas sekali. Camila mencelakai Catherine untuk balas dendam juga demi kamu, Bibi Lyana, dan Paman Kevin.”Naomi tidak peduli jika Dylan tidak senang karena masalah Catherine. Hanya saja, seandainya dia menyalahkan Camila atas masalah malam ini, Naomi akan maju untuk membela sahabatnya! Atas dasar apa Dylan menyalahkan Camila?Alasan terbesar Camila bisa balas dendam terhadap Catherine juga demi Keluarga Hermanto!Dylan menyadari sesuatu. Dia pun bertanya pada Naomi, “Apa Camila sudah salah paham?”Naomi menggeleng. “Nggak.”Dylan berkata, “Aku bukan tipe orang yang nggak tahu diuntung.”Naomi membalas, “Emm, bagaimana kondisimu sekarang? Apa kamu masih merasa mual?”Dylan berkata, “Aku sudah baikan.”Naomi berucap, “Berarti resep obat itu berguna. Besok kamu minum lagi. Sehari cukup sekali saja.”Ca
Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila
Setelah berpikir sejenak, Camila menjelaskan, “Aku peduli karena aku menganggap dia sebagai temanku, nggak ada hubungannya dengan suka.”Naomi memastikan. “Apa benar kamu nggak suka sama dia?”Camila mengangguk. “Benar-benar nggak suka! Aku merasa agak penat. Kalau dia nggak izinkan aku buat beri pelajaran sama Catherine, kenapa dia nggak bilang dari awal? Sekarang setelah terjadi, dia malah merasa sebal.”Naomi berkata di posisi netral, “Seharusnya dia bukan sebal sama kamu. Suasana hatinya lagi nggak bagus. Kamu tahu sendiri, dia punya hubungan dengan Catherine. Sekarang Catherine terluka, maklum kalau suasana hatinya nggak bagus.”Singkat kata, Dylan merasa tidak senang malam ini karena Catherine, bukan karena Camila.Camila diam-diam merasa tidak nyaman. Keningnya pun berkerut. Dia bergumam, “Aku benar-benar nggak tahu sebenarnya apa hubungan di antara dia dengan Catherine?”Naomi juga merasa penasaran dengan masalah ini, tetapi kali ini dia lebih peduli dengan masalah kehamilan Ca
Terlintas sesuatu yang aneh di mata Camila. Dia pun menoleh untuk menenangkan Lyana. “Kelak kamu nggak usah khawatir Catherine akan mengganggu kalian lagi. Mulai malam ini, dia pasti nggak berani untuk muncul di hadapan kalian lagi.”Kevin dan Lyana mulai memuji Camila.Waktu sudah semakin larut. Mereka mengobrol beberapa saat. Kemudian, Camila membujuk kedua orang tua untuk pulang dan beristirahat.Baru saja Kevin dan Lyana pergi, Dylan pun berkata pada Caden, “Kita berdua pergi merokok di luar.”Caden melirik Naomi sekilas, lalu mengangguk. “Ayo, pergi.”Mereka berjalan pergi. Dari tadi Dylan tidak melirik Camila sama sekali.Camila menatap bayangan punggung Dylan. Hatinya terasa penat. Dia telah memberi pelajaran kepada Catherine. Meski Dylan tidak mengatakan apa-apa, jelas sekali dia merasa tidak senang.Ya sudah kalau tidak senang! Lagi pula Camila juga tidak merenggut nyawa Catherine dan juga tidak menjebloskannya ke penjara!Dulu Catherine mengutus Angeline untuk melukainya. Kal
Lyana berkata pada William dan Siska dengan tidak senang, “Putri Keluarga Suryadi kalian hebat juga, malah menjebak Keluarga Hermanto!”Kevin juga berkata dengan ekspresi dingin, “Keluarga Hermanto akan mengakhiri semua proyek kerja sama dengan Keluarga Suryadi. Kalau butuh bayar ganti rugi, Keluarga Hermanto juga akan ganti rugi kepada kalian. Mulai sekarang, Keluarga Hermanto nggak akan bekerja sama dengan Keluarga Suryadi untuk selamanya!”William terdiam membisu.Semua pebisnis yang datang bersama William juga merasa syok. Ketika melihat Keluarga Suryadi tidak bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Hermanto, bahkan telah menyinggung Keluarga Hermanto, mereka semua mulai menyindir.“Keluarga Suryadi memang pintar dalam mendidik putri! Untung saja, masalah ini sudah terbongkar. Kalau nggak, Keluarga Hermanto pasti akan merasa sangat menderita.”“Perilaku anak itu tanggung jawab ayahnya!”Wajah William kelihatan merona. Dia sungguh merasa kesal. Dia menepuk dan juga menampar Catherine
Camila memalingkan kepalanya untuk melihat Hogan. “Hogan, dasar kamu ini! Padahal kamu ingin menikahinya, kenapa kamu malah berbohong? Dia saja nggak bilang kalau dia meremehkan kamu itu miskin.”Hogan terbengong. “Tapi … kata Catherine … katanya ….”Camila menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa kata Bu Catherine? Apa dia bilang Keluarga Suryadi merendahkanmu karena kamu miskin, jadi mau memisahkan kalian?”Hogan tidak berani menyambung. Dia melihat Catherine dengan bingung.Catherine duduk di samping ranjang dengan ekspresi putus asa.Camila berkata, “Bu Catherine, sekarang kamu memang seorang ibu hamil, kamu itu orang yang sangat dilindungi bagai barang berharga negara saja. Tapi, aku ingin ngomong beberapa hal sama kamu, kenapa kamu berbohong?”“Kamu bohongin Hogan kalau dia diremehkan sama Keluarga Suryadi? Betapa besar tekanan yang diterima Hogan! Lagi pula setelah didengar, kelihatannya jadi Keluarga Suryadi sangat merendahkan orang miskin!”“Orang yang nggak tahu kenyataan pasti