Share

Bab 13

Author: Erlina
Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.

Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.

Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.

“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saat-saat seperti ini, dia selalu merasa sangat sedih. Padahal, dia jelas-jelas sudah masuk ke universitas yang sangat bagus. Alhasil .... Takdir memang suka mempermainkan orang. Namun, tidak ada gunanya juga dia mengenang masa lalu.

Kemudian, Naomi pun mencari lowongan pekerjaan di internet. Hanya saja, tidak ada pekerjaan yang disukainya. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk melamar kerja di tempat yang gajinya paling tinggi.

Setelah membandingkan semuanya, hanya pekerjaan menjual alkohol di bar yang gajinya tinggi, yaitu 760 ribu per malam dan akan ditambah dengan komisi sebesar 2%. Selain itu, gajinya juga akan dibayar per hari. Meskipun tidak menyukai lokasi seperti itu, Naomi akhirnya mengalah karena harus menghasilkan uang.

Pada jam 7 malam, Naomi tiba di Happy Bar. Tempat ini dinamai Happy Bar karena pemiliknya merasa alkohol bisa memberikan kebahagiaan dan menghilangkan kesedihan. Happy Bar adalah bar paling mewah dan besar di Kota Jawhar. Orang yang mampu datang ke bar ini hanyalah orang-orang kaya.

Hanya dalam waktu 1 jam, Naomi sudah berhasil menjual 3 botol alkohol. Harga setiap botol alkohol itu mencapai 20-40 juta. Jika dijumlahkan, komisi yang didapatkannya sampai sekarang sudah mencapai 1 juta lebih.

Di zaman sekarang, selain ijazah dan pendidikan, penampilan juga sangat penting.

Naomi sangat cantik, juga memiliki tubuh bagus dan suara yang merdu. Hal yang terpenting adalah, tangannya juga sangat indah. Mendengarnya berbicara dan menyaksikannya menuang alkohol juga merupakan semacam kebahagiaan. Jadi, Naomi sangat disukai di tempat ini. Namun, orang yang terlalu cantik juga repot karena malah menjadi incaran orang.

“Minumlah segelas alkohol ini, aku traktir!” ujar Brain Senjaya, paman kedua Jessica. Dia merupakan tipikal hidung belang yang sangat terkenal di Kota Jawhar. Selain jelek dan gemuk, dia juga sangat mesum.

Naomi tidak mengenalnya. Setelah mendengar ucapan Brian, dia pun bertanya dengan terkejut, “Kamu mau aku minum?”

“Benar, cepat minum sampai habis!”

“Umm ... sepertinya itu kurang bagus. Ini adalah alkohol yang kalian pesan dan harganya juga lumayan mahal.”

“Nggak masalah. Sebotol alkohol ini cuma 200 juta, kok. Begitu kamu minum, aku akan langsung bayar,” jawab Brian sambil mengamati tubuh Naomi dengan tampang mesum.

Naomi tahu dia sudah bertemu dengan hidung belang, tetapi tetap menahan keinginannya untuk memukul orang. Dia berkata sambil tersenyum sopan, “Maaf, sebelum datang kemari, aku sudah minum obat demam. Jadi, aku nggak boleh minum alkohol.”

Begitu mendengar ucapan Naomi, Brian pun merasa tidak senang. Dia berkata, “Kalau begitu, bawa pergi alkoholnya. Kami nggak jadi pesan.”

Naomi pun menjawab dengan terkejut, “Menurut peraturan bar, alkohol yang sudah dibuka nggak boleh dikembalikan.”

“Heh, memangnya aku menyuruhmu membukanya? Kamu sendiri yang membukanya, ‘kan? Kalau nggak bisa dikembalikan, kamu bayar saja sendiri.”

Naomi menahan amarahnya dan menjawab, “Bukannya Bapak yang menyuruhku membukanya? Di ruang privat ini juga ada CCTV, silakan periksa saja rekamannya.”

Begitu mendengar ucapan Naomi, semua orang yang berada di dalam ruang privat pun tertawa dan berkata, “Gadis ini pasti jarang datang ke tempat seperti ini. Kalau ada CCTV di bar, orang-orang mana bisa bersenang-senang di bar? Haha!”

Naomi pun mengepalkan tangannya dan diam-diam menggertakkan gigi. Dia memang tidak pernah datang ke tempat seperti ini sehingga tidak memahami situasinya.

Ada orang yang tiba-tiba berkata, “Cantik, kamu seharusnya merasa terhormat karena Pak Brian menyukaimu. Kalau dia suruh kamu minum, minum saja. Jangan nggak tahu diri! Kamu tahu dia itu siapa? Kalau tahu, kamu pasti akan terkejut! Tapi, kalau kamu menyenangkannya, kelak kamu pasti akan bahagia.”

Dari perkataan itu, Naomi tahu bahwa hidung belang di hadapannya ini memiliki status yang tinggi. Jika mereka memang ingin bermain curang, dia pasti akan dirugikan dengan melawan mereka. Bagaimanapun juga, orang-orang dari lapisan bawah masyarakat bukanlah apa-apa di hadapan orang kaya.

Harga sebotol alkohol ini mencapai 200 juta. Berapa banyak orang yang mampu menghasilkan uang sebanyak itu dalam setahun? Namun, orang kaya malah bisa menghabiskan beberapa botol alkohol mahal itu dalam semalam. Jadi, bagaimana Naomi bisa melawan mereka? Lebih baik mereka langsung membunuhnya daripada meminta uang sebanyak itu darinya. Dia tidak punya uang untuk ganti rugi.

Setelah terdiam sesaat, Naomi pun bertanya sambil tersenyum, “Maaf, aku yang kurang peka. Pak Brian, tempat ini sangat ribut. Bagaimana kalau kita ngobrol berdua di luar?”

Brian langsung bersemangat dan terkekeh. Kemudian, dia bangkit dan menjawab, “Oke! Mari kita cari tempat yang lebih sepi. Jadi, kita bisa ngobrol lebih mendalam.”

Semua orang di dalam ruang privat pun segera bersorak, “Benar, benar! Makin dalam makin bagus! Hahaha!”

Setelah mendengar tawa mereka yang mengandung niat jahat, Naomi pun merasa muak dan ingin muntah. Namun, dia menahan rasa muaknya dan tersenyum sebelum berjalan keluar.

Baru saja hendak masuk ke lift, Caden kebetulan melihat Naomi yang berjalan ke arah pintu darurat. Dia pun menghentikan langkahnya dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak.

Pada detik selanjutnya, Brian berjalan keluar dari ruang privat, lalu buru-buru melangkah ke arah pintu darurat sambil bergumam, “Sayang, tunggu aku! Hehe.”

Ada banyak hal yang bisa terjadi di belakang pintu darurat di bar. Bagaimanapun juga, tempat itu sangat gelap dan sepi, juga merupakan tempat paling cocok bagi orang-orang yang tidak mampu menahan hasrat mereka saat berada di bar.

“Aku suka wanita sepertimu! Hanya dengan 1 lirikan, kamu sudah bisa membuatku terpesona. Jangan khawatir, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik. Setelah melayaniku sampai puas, kamu juga akan untung! Lihat saja bibir indah ini .... Cepat berlutut dan cium aku dulu ....”

Ucapan ini dapat membuat orang berimajinasi liar.

“Ah!” Tiba-tiba, terdengar teriakan Naomi.

Ekspresi Steven langsung berubah dan dia segera berkata, “Kak Caden, sepertinya Bu Naomi lagi dalam bahaya.”

Caden hanya mengerutkan keningnya dan tidak berencana untuk peduli pada Naomi. Namun, begitu teringat Rayden, dia mau tak mau berjalan ke arah pintu darurat. Kemudian, dia pun menyaksikan pemandangan yang sangat mengejutkan ....

Saat ini, kepala Brian dibungkus dengan plastik sampah warna hitam. Dia tergeletak di lantai sambil berteriak kesakitan dan melindungi kepalanya. Sementara itu, Naomi tidak berhenti menendang dan meninjunya. Meskipun kekuatan Naomi sangat lemah dan paling-paling hanya seperti anak SD yang berkelahi, Brian tetap berteriak kesakitan. Bagaimanapun juga, Naomi mengenakan sepatu hak tinggi.

Brian sepertinya sudah mabuk dan sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Setelah menghajar Brian untuk beberapa saat, Naomi pun terengah-engah. Dia juga tidak lupa membuat beberapa ekspresi mengejek ke arah Brian sebelum berpura-pura pingsan di lantai.

Setelah itu, Brian berdiri dengan terhuyung-huyung, lalu melepaskan plastik sampah yang membungkus kepalanya dan mengumpat, “Sialan! Siapa yang berani memukulku? Sudah bosan hidup, ya? Aku akan membunuhmu!”

Sementara itu, Naomi memegang kepalanya dan akhirnya “tersadar”. Kemudian, dia bertanya dengan pura-pura bingung, “Pak Brian, ada apa? Kepalaku sakit banget, seperti dipukul orang.”

“Ada orang yang tiba-tiba menyerangku! Apa kamu lihat siapa orangnya?”

“Nggak, aku langsung pingsan setelah dipukul tadi.”

“Kampret! Beraninya dia merusak hal baikku! Sayang, jangan takut. Aku akan segera suruh orang untuk menyelidikinya. Begitu menangkap pelakunya, aku akan membunuhnya!” umpat Brian sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.

Naomi berlagak takut, lalu memanfaatkan kesempatan ini untuk permisi pergi ke kamar mandi. Namun, baru saja dia berbalik, ekspresinya langsung berubah dan terlihat sangat menarik, seolah-olah sedang memaki Brian habis-habisan dalam hati.

Melihat situasi ini, Caden dan Steven pun tercengang. Setelah berpikir sejenak, mereka segera mengerti apa yang terjadi. Brian seharusnya ingin melecehkan Naomi. Namun, berhubung tidak dapat melawan Brian secara langsung, Naomi baru menggunakan cara selicik ini. Mereka benar-benar tidak tahu harus memuji kecerdasannya atau mengagumi keberaniannya.

Naomi berlagak takut dan berjalan keluar dari belakang pintu darurat dengan hati gembira. Namun, begitu melihat Caden dan Steven, dia langsung tercengang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (25)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
NAOMI CERDASSS JURUS AMPUH utk Mengalahkan laki² BRENGSEKKK hidung belang spt itu
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
NAOMI CERDASSS JURUS yg AMPUH MENGALAHKAN laki² hidung Belang spt itu
goodnovel comment avatar
Erah Jumaerah
ceritanya bagus ,lanjut ,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 2347

    Sekarang Tora memang terus mempertimbangkan perasaan Caden! Dia mengernyitkan keningnya sembari menatap Caden. “Apa kamu lupa, nyawa putrimu masih ada di tanganku!”Caden bertatapan dengannya. “Kalau begitu, coba kamu lukai dia saja. Aku ingin lihat apa seumur hidupmu ini, kamu masih berkesempatan untuk mendapatkan virus generasi ke-8 atau nggak!”Mereka berdua saling bertukar pandang selama 2 menit. Pada akhirnya, Tora duluan mengalah. “Kita jangan bertengkar lagi. Nggak ada untungnya bagi kita untuk bermusuhan. Kamu nggak ingin kehilangan putrimu dan aku juga nggak ingin kehilangan virus generasi ke-8.”“Tapi, kita nggak bisa terus bersikap seperti ini. Dengan kondisi di depan mata, gimana kamu ingin menyelesaikannya?”Caden juga mengalihkan pandangannya. Dia mematikan puntung rokok ke dalam asbak, lalu menyalakan satu batang lagi. Caden tidak menjawab pertanyaannya, melainkan mengubah pertanyaannya. “Kalau kamu ingin virus generasi ke-8, kamu jawab pertanyaanku dulu. Selain kamu, s

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 2346

    Tora terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. “Sejak kecil, aku sungguh berharap bisa dikagumi oleh orang-orang. Aku berharap bisa menjadi dewa yang bisa mengatur nasib orang lain, bukan diatur oleh orang lain!”“Sebelumnya aku selalu melakukan semuanya dengan mempertimbangkan perasaan orang lain. Aku juga berharap orang lain bisa mempertimbangkan perasaanku.”Caden berkata dengan nada dingin, “Kenapa kamu hanya menargetkan warga Negara Carika saja? Kenapa kamu nggak menargetkan warga negara asing?”Tora membalas, “Aku juga nggak kenal dengan warga negara asing itu. Kalau mereka mengagumimu, aku juga nggak merasa punya pencapaian. Lebih enak untuk bisa dikagumi oleh orang-orang yang familier bagiku.”Caden langsung berkata, “Kamu memang sakit!”Tora telah sakit parah. Dia bahkan lebih gila daripada orang gila! Sepertinya memang ada masalah dengan mentalnya.Kening Caden berkerut. Dia berkata dengan dingin, “Kamu juga adalah warga Negara Carika. Virus generasi ke-8 juga akan berdam

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 2345

    “Setelah itu, kamu pergi lagi ke Desa Silas untuk menyamar sebagai ayahku. Kamu menyeret Samuel ke atas gunung di tengah hujan deras, membuatnya melihat langsung betapa tragis nasib kakak perempuannya sendiri!”“Aku bisa memahami tujuanmu membuat Samuel mengalami semua itu. Kamu ingin menghancurkan mentalnya agar dia sepenuhnya dirasuki oleh iblis dan bisa dimanfaatkan olehmu.”“Tapi, aku nggak bisa paham, padahal saat ayahku hidup dulu, dia memperlakukanmu dengan sangat baik! Dia bahkan menganggapmu sebagai saudara kandungnya!”Raut wajah Tora kelihatan muram. “Aku nggak bisa menerima tatapan ibanya ketika melihatku. Setiap kali dia membantuku, aku merasa seperti sedang diberi sumbangan saja!”Caden menggigit bibirnya. “Dengan karakter ayahku, berhubung dia memilih untuk membantumu, dia pasti akan melakukannya dengan sepenuh hati! Apa kamu mencelakainya hanya gara-gara masalah itu?”Tora berkata, “Kamu sama sekali nggak mengerti perasaan seperti itu! Aku benar-benar berharap orang yan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 2344

    Ada sebuah danau buatan di samping rumah sakit, dengan sebuah kedai teh di tepi danau.Caden dan Tora sama-sama memasuki kedai teh itu. Harlan juga mengikuti mereka. Setibanya di depan pintu kedai teh, Tora baru berkata pada Harlan, “Kamu nggak usah masuk. Ada yang ingin aku bicarakan berdua dengan Caden. Kamu tenang saja. Aku hanya akan ngobrol malam ini. Aku nggak akan turun tangan. Sekarang belum saatnya juga untuk turun tangan.”Kening Harlan berkerut. “Kamu sudah janji sama aku, nggak akan membunuh Caden!”Tora mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Harlan mengernyitkan keningnya. Meskipun Harlan tidak bersedia, dia juga menuruti apa kata Tora untuk tidak ikut masuk ke dalam kedai teh.Sesampainya di ruangan VIP, Caden menyalakan rokok. Raut wajahnya kelihatan penat ketika melihat pemandangan danau di luar jendela!Tora duduk di seberang Caden sambil menatapnya dengan tenang.Beberapa saat kemudian, pelayan masuk untuk menyuguhkan teh. Tora berterima kasih dengan hormat dan ramah.S

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 2343

    Setelah diselidiki, Tora berkata pada orang tua anak perempuan itu, “Dia bisa bernasib seperti ini juga gara-gara ulah kalian. Kalian barulah pembunuhnya. Kalau jadi aku, aku nggak ada muka untuk hidup lagi!”Pada malam hari itu, ibu dari anak perempuan itu bunuh diri dengan mengonsumsi racun. Baru saja pemakaman ibu dan anak perempuan selesai, anak laki-laki juga bunuh diri dengan lompat dari gedung.Peristiwa ini langsung menghancurkan sedikit rasa keterikatan yang masih tersisa pada diri Caden terhadap Tora!Polisi memang tidak menemukan apa-apa saat memeriksa Tora dan Harlan, tetapi firasat Caden mengatakan pasti Tora sudah menghasut Harlan untuk melakukannya! Caden pernah mencari Tora untuk berterus terang kepadanya, lalu benar-benar memutuskan hubungan dengannya!Waktu itu, mata Tora kelihatan merah. Dia merasa sakit hati dan juga kecewa. Dia berulang kali terus mempertanyakan Caden, “Seandainya aku benar-benar separah yang kamu katakan, kenapa aku nggak menghasutmu untuk membunu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 2342

    Setelah Tora muncul, kehidupan Caden menjadi lebih membaik.Berhubung Caden mendengar kata Tora, dia juga tidak keras kepala lagi saat berhubungan dengan anggota Keluarga Pangestu.Justru karena Tora selalu diam-diam menjaganya, membawakan makanan lezat dan mainan kepada Caden, bahkan bercerita kisah sebelum tidur kepada Caden, Caden pun merasakan kembali kehangatan yang sudah lama tidak dirasakannya.Bahkan masalah Tony adalah sandaran terbesar Caden dalam Keluarga Pangestu, juga diberi tahu oleh Tora.Tora berkata, “Kakekmu memang nggak mencintaimu. Kamu pasti bisa merasakannya. Dia menjemputmu kembali juga demi dirinya sendiri!”“Kamu adalah satu-satunya penerus Keluarga Pangestu. Tanpa kamu, Keluarga Pangestu akan jatuh ke tangan orang lain. Tapi dengan adanya kamu, dia bisa menggunakan alasan membantumu untuk sementara waktu, lalu menguasai seluruh Keluarga Pangestu dengan terang-terangan!”“Jadi, selama di Keluarga Pangestu, Tony adalah satu-satunya orang yang nggak berharap kamu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status