Share

Bab 1507

Author: Erlina
Jantung Camila berdebar kencang. Belum sempat dia bersuara, Dylan berkata lagi, “Biarkan aku peluk sebentar saja. Percaya sama aku, orang tuaku akan segera pergi!”

Camila sudah menjadi “sandera” Dylan. Namun, di depan mata Kevin, mereka adalah pasangan kekasih yang sedang bermesra-mesraan.

Kevin dan Lyana merasa canggung. Bagaimanapun, mereka adalah senior, mereka pun tidak enak hati untuk melihat sikap mesra-mesraan mereka.

Lyana terpaksa memperingatkan Dylan. “Dylan, ingat, ya, kalau kamu berani sembarangan, kamu tunggu saja pelajaran dariku! Aku bukan lagi mengagetkanmu!”

Usai berbicara, Lyana melihat ke sisi Camila. Sikapnya seketika berubah lembut.

“Camila, kamu jangan takut. Ada aku dan Paman Dylan di belakangmu! Kalau Dylan berani menindasmu atau berani melukai dan membuatmu sedih, kamu beri tahu kami saja. Kamu nggak usah turun tangan, kami akan membantumu untuk melampiaskan emosimu!”

Kevin juga menunjukkan sikapnya. “Semua yang kami katakan itu adalah isi hati kami. Kalau kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1508

    Dylan mengendarai mobil. Tangannya yang indah diletakkan di atas setir mobil. Pandangannya tertuju ke sisi luar. “Sebelumnya aku menyukai seorang gadis, sangat amat menyukainya. Aku selalu percaya dengan semua omongannya. Aku bahkan percaya omongan dia yang hanya akan menikah sama aku!”“Justru karena aku terlalu memercayainya. Aku pun melibatkan 2 orang yang nggak bersalah ….”Kening Dylan berkerut, sepertinya dia kepikiran dengan sesuatu yang tidak menggembirakan. Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Kemudian, dia mencampakkanku. Saat pergi, dia bahkan menancap beberapa pisau ke sisiku. Huft …. Intinya, dia melukaiku dengan sangat dalam, seperti bagaimana Leon memperlakukanmu.”“Setelah aku keluar dari hubungan itu, aku pun merasa nggak seru untuk berpacaran dengan hati tulus, lebih baik hanya urusan fisik, lebih menyenangkan. Bisa memenuhi kebutuhan biologis tanpa harus terluka. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.”“Aku nggak mau disakiti cewek lagi. Aku juga sangat menik

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1509

    Kakek tidak pernah mendengar candaan seperti itu. Dia pun merasa syok.Camila sungguh kehabisan kata-kata. Dia langsung menendang Dylan, lalu berkata kepada si Kakek, “Kamu jangan dengar omong kosongnya. Ada masalah dengan otaknya.”Dylan yang berdiri di samping pun tersenyum bodoh. Dia tidak merasa marah.Camila memilih dua tusuk manisan, satunya buah sanca dan satunya lagi stroberi. Harganya 30 ribu. Dylan pun memindai QR untuk membayar.Camila melepaskan masker, lalu membuka manisan sanca dan mulai memakannya sembari berjalan.Dylan menenteng beberapa plastik jajanan mengikuti di samping Camila.Ketika melihat orang-orang di jalanan terus melihat ke sini, Dylan pun mengingatkan, “Kamu juga nggak takut akan dikenali orang lain! Jangan sampai namamu viral besok. Seorang artis terkenal, Camila, sedang jajan di jalanan bersama seorang pria tampan.”Camila meliriknya sekilas. Dylan mengatakan dirinya adalah seorang pria tampan. Dia memang tidak tahu malu!”“Aku jajan di jalanan juga ngga

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1510

    Camila memelototi Dylan dengan dingin. Dylan pun memberinya senyuman tampan. “Aku cuma ingin menghiburmu saja. Saat aku memelukmu tadi, aku juga nggak ada pemikiran lain. Aku murni hanya menganggapmu sebagai teman baikku saja! Kalau aku membohongimu, aku nggak akan menemukan kekasih untuk selamanya!”Camila tidak ingin mengakui dirinya merasa tidak senang karena masalah itu. Nanti dikiranya ada sesuatu di hati Camila!Jadi, Camila pun berbohong dengan mengerutkan keningnya, “Aku hanya merasa agak nggak senang, tapi aku bukan kesal karena masalah itu ….”Dylan bertanya, “Jadi, karena apa?”Camila mengomel, “Memangnya aku nggak boleh kesal tanpa alasan?”Dylan tersenyum. “Tentu saja boleh. Hanya saja, ketika melihatmu kesal, aku jadi ingin memperhatikanmu. Gimana kalau aku ceritakan kisah sedihku kepadamu, biar kamu merasa gembira?”Camila sungguh kehabisan kata-kata. “Awas!”Dylan mengendarai mobil, kemudian mulai menceritakan riwayat gelapnya. Saat kecil dulu, dia pergi berenang di pan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1511

    Dylan sudah memindai wajahnya untuk membuka pintu. “Terkadang aku akan tinggal di sini. Ada banyak alkohol berkualitas bagus diletakkan di sini. Ayo, masuk.”Camila tersadar dari bengongnya, lalu bersama Dylan berjalan ke dalam vila.Di dekat pintu terdapat deretan lemari penyimpanan transparan yang memenuhi seluruh dinding. Namun, lemari itu bukan untuk menyimpan tas, melainkan dipenuhi dengan sepatu-sepatu pria.Semuanya adalah sepatu edisi terbatas dari merek-merek ternama, ada sepatu lari, sepatu sneakers, sepatu kasual, juga ada sepatu kulit ….Camila penasaran. “Apa kamu suka koleksi sepatu?”Dylan mengiakan. Dia melihat Camila yang sedang melihat koleksinya dan segera berkata, “Semua ini sepatu pria, seharusnya nggak ada yang kamu sukai, ‘kan? Aku ngomong dulu di awal, kalaupun ada yang kamu sukai, aku juga nggak akan kasih kamu. Semua ini koleksiku!”Camila berkata, “Aku juga suka koleksi sepatu, tapi aku hanya suka koleksi sepatu cewek. Sepatuku lebih banyak berkali-kali lipat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1512

    Dylan berkata, “Hidup mesti penuh makna!”“Lima tusuk sate seharga 30 ribu diletakkan di atas piringmu yang seharga 10 juta, memang cukup bermakna.” Camila adalah seorang artis. Dia pun tidak asing dengan merek barang mewah.Set peralatan makan di rumah Dylan adalah hasil pekerjaan tangan dari Kistalia. Harga dari 1 piring saja hampir menyentuh 7 digit.Merek ini tergolong merek mewah yang tidak dikenal banyak orang dan sangat disukai oleh anak muda yang berselera tinggi.Dylan menyusun sate di atas piring. “Asalkan suka, sate seharga 30 ribu juga pantas dipadukan dengan piring seharga 10 juta, bahkan bisa dipadukan dengan yang lebih bagus lagi. Rasa suka itu nggak ada harganya. Karena kita menyukainya, dia pun baru paling berharga.”Camila tidak melanjutkan. Pernyataan Dylan tadi sangat sesuai dengan kriterianya dalam mencari pasangan. Saat mencari kekasih, biasanya Dylan tidak peduli dengan berapa uang yang dimiliki wanita itu, dia hanya peduli dengan kesucian, kesehatan, dan apakah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1513

    Dylan menatap Camila beberapa saat, lalu duduk bersila di hadapannya. Tanpa bertanya kondisi Camila, dia duluan membuka kaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Camila. Dylan juga membuka sebotol untuk dirinya sendiri. “Ayo, kita minum dulu.”Mereka berdua bersulang, lalu menengadah kepalanya untuk meminum bir.Dylan melihat makanan di depan, kemudian bertanya, “Yang mana yang enak?”Camila menjawab, “Semuanya enak.”Dylan berkata dengan tersenyum, “Keluarga Nandara memang bukan tergolong konglomerat, tapi latar belakang keluarga kalian juga tergolong bagus. Kamu juga adalah putri semata wayang orang tuamu. Apa Paman dan Bibi mengizinkanmu untuk makan semua ini?”Camila membalas, “Justru karena kami bukan keluarga konglomerat, jadi nggak ada banyak aturan di keluargaku. Orang tuaku sangat memanjakanku, terkadang mereka akan mengizinkanku makan sedikit. Setelah aku tumbuh besar, mereka pun nggak mengurusku lagi.”Dylan melihat stinky tofu sembari bertanya, “Yang hitam-hitam itu apa?”Cami

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1514

    Camila tahu Dylan mengatakan ucapan itu untuknya. Dia pun memalingkan kepalanya ke sisi Dylan. “Gimana kalau kita minum arak?”“Boleh!”Dylan membuka botol arak, lalu menuangkannya untuk mereka berdua. Setelah bersulang segelas, Dylan baru bertanya, “Aku lihat kamu begitu tertekan, kamu pasti lagi ada masalah. Apa kamu ingin menceritakannya?”Camila menyesap araknya. “Kata siapa aku lagi tertekan?”“Aku bisa melihatnya.”“Kamu pintar sekali. Kalau begitu, coba kamu lihat kenapa aku bisa merasa tertekan?”Dylan membalas dengan menyipitkan matanya. “Apa karena Leon?”Camila terdiam membisu.Dylan berkata, “Luka yang Leon berikan kepadamu sama seperti luka yang Citrus berikan kepadaku. Jadi, aku bisa memahamimu, juga memahami perasaanmu.”Camila bertanya, “Citrus? Gadis yang kamu ceritakan di jalan tadi? Yang pernah melukaimu?”“Emm.”“Aku nggak pernah dengar nama itu. Apa dia juga berasal dari Kota Jawhar?”Dylan menggeleng. “Bukan, dia bukan orang Kota Jawhar, juga bukan putri dari anak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1515

    Dylan merokok, lalu lanjut bercerita, “Surat cinta pertamaku kutulis untuknya. Pertama kalinya aku bergandengan dengan seorang gadis, bahkan pertama kali berpelukan dengan gadis juga bersamanya.”“Aku juga menciumnya, tapi aku nggak berani menciumnya terlalu mendalam, hanya menyentuh bibirnya saja. Waktu itu, ciuman seperti itu disebut cap stempel.”“Hanya karena itu, aku pun kegirangan hingga nggak bisa tidur sepanjang malam. Keesokan harinya, aku pergi mencarinya dan mengatakan, aku sudah menciumnya, kelak dia sudah menjadi milikku. Aku berjanji pasti akan menikahinya!”“Waktu itu, usiaku masih muda, nggak berpengalaman dalam soal percintaan. Cintaku itu sangat murni dan serius. Keinginanku untuk melindunginya sangat tinggi. Aku ingin sekali melindunginya dan memperlakukannya dengan baik! Aku menggunakan semua cara yang bisa kupikirkan saat itu untuk memperlakukannya dengan baik dan menyenangkannya.”"Aku menolak semua wanita yang mengejarku. Hanya ada dirinya di dalam benakku. Aku b

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1600

    Camila memalingkan kepalanya untuk melihat Hogan. “Hogan, dasar kamu ini! Padahal kamu ingin menikahinya, kenapa kamu malah berbohong? Dia saja nggak bilang kalau dia meremehkan kamu itu miskin.”Hogan terbengong. “Tapi … kata Catherine … katanya ….”Camila menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa kata Bu Catherine? Apa dia bilang Keluarga Suryadi merendahkanmu karena kamu miskin, jadi mau memisahkan kalian?”Hogan tidak berani menyambung. Dia melihat Catherine dengan bingung.Catherine duduk di samping ranjang dengan ekspresi putus asa.Camila berkata, “Bu Catherine, sekarang kamu memang seorang ibu hamil, kamu itu orang yang sangat dilindungi bagai barang berharga negara saja. Tapi, aku ingin ngomong beberapa hal sama kamu, kenapa kamu berbohong?”“Kamu bohongin Hogan kalau dia diremehkan sama Keluarga Suryadi? Betapa besar tekanan yang diterima Hogan! Lagi pula setelah didengar, kelihatannya jadi Keluarga Suryadi sangat merendahkan orang miskin!”“Orang yang nggak tahu kenyataan pasti

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1599

    Suasana di dalam kamar hening selama beberapa saat. Pada saat ini, teman sekolah Catherine bertanya, “Catherine hamil?”Camila mengangguk. “Emm, sudah 2-3 bulan!”Mentor Catherine bertanya, “Benarkah?”Camila mengangguk dengan sangat serius. “Tentu saja serius. Aku nggak mungkin sembarangan bicara dalam masalah ini.”Mentor segera melihat ke sisi Catherine. “Dasar, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu lagi hamil? Kalau aku tahu, aku juga nggak akan beri kamu penelitian yang begitu susah.”Teman-teman berkata, “Iya, kalau kami tahu kamu lagi hamil, kami pasti akan lebih menjagamu. Semua pekerjaan berat dan lelah nggak akan jadi milikmu.”Hogan merasa sangat gembira. “Catherine, apa kamu hamil? Benarkah? Apa benar kamu hamil?”Napas Catherine terengah-engah. Hatinya terasa panik. Baru saja dia hendak membantah, Camila pun duluan berkata, “Serius, serius, kalau kamu nggak percaya, nanti kamu bisa bikin tes DNA sendiri. Anak ini punya kamu.”Hogan merasa terharu hingga menangis. “Aku percay

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1598

    Semua orang di tempat langsung terdiam. Tatapan mereka semua serempak melihat ke sisi Camila.Camila mendengus dalam hati dengan ekspresi lugu. “Bu Catherine, kamu jangan memfitnah orang baik. Sejak kapan aku memukulmu? Sejak kapan aku menculikmu?”Catherine menggertakkan giginya. “Hari ini! Hari ini! Kamu culik aku ke sini!”Camila tersenyum. “Oh, maksudmu yang ini. Memang aku dan Dylan yang bawa kamu ke sini, tapi kami bawa kamu ke sini buat kasih kejutan sama kamu.”“Kalau kami benar-benar mau menculikmu, kenapa kami akan berada di lokasi lamaran ini?”Para guru dan teman sekolah Catherine berbondong-bondong maju untuk membela Camila.“Catherine, kamu sudah salah paham. Dia memang lagi membantu. Semua dekorasi di ruangan ini dihias sama dia.”“Iya, Bu Camila sudah sibuk dari tadi. Dia keluar uang dan juga tenaga.”Para adik yang mengidolakan Camila juga merasa tidak senang. Mereka bergumam dengan suara kecil.“Bahkan jas putih dan bunga segar kekasihnya juga dibeli sama Bu Camila.”

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1597

    Kevin dan Lyana bertanya kembali, “Kata siapa hari ini Dylan akan melamar?”William dan Siska terbengong di tempat.Mereka hanya mendapat kabar lamaran. Hanya saja, memang tidak ada yang mengungkit soal Dylan.Mereka tahu Catherine dan Dylan memiliki hubungan asmara. Itulah sebabnya saat mendengar kabar lamaran, mereka otomatis mengira Dylan yang akan melamar Catherine!Justru karena ini, mereka baru merasa begitu gembira, bahkan melakukan siaran langsung untuk memberi tahu seluruh orang di dunia ini!“Catherine dan Dylan ….” Kevin memotong mereka, “Mereka berdua sudah masa lalu. Apa kalian nggak lihat ada yang lagi melamar Catherine?”Siska merasa panik. “Bukan, menantu Keluarga Suryadi itu Pak Dylan!”Lyana membantah, “Kamu jangan sembarangan bicara. Dia baru menantu kalian!”William dan Siska melihat ke sisi Hogan sembari bernapas dengan terengah-engah. “Bukan! Bukan! Bukan seperti ini! Bukan … seperti ini!”William melangkah maju hendak memotong Hogan, tetapi langkahnya dihalangi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1596

    “Lagi pula, kamu juga bukannya nggak tahu hubungan dia dengan Dylan. Kalau aku benar-benar melukainya, Dylan juga nggak akan setuju.”Naomi bertanya, “Sebenarnya apa yang lagi kamu pikirkan?”Camila berkata, “Aku ingin menghancurkan mimpinya! Biar seumur hidupnya, dia nggak akan bisa memiliki Dylan lagi, lalu menjauhi Bibi Lyana dan Paman Kevin.”Naomi terdiam membisu. Baru saja Naomi hendak bertanya, tiba-tiba muncul sekelompok orang di depan pintu. “Kak Camila!”Camila menoleh untuk melirik sekilas, kemudian tersenyum ke sisi pintu. Dia berkata pada Naomi, “Naomi, kamu bangunkan Catherine, ya. Setelah dia bangun, kamu keluar saja. Aku akan tunggu kalian di koridor.”Usai berbicara, Camila berjalan ke sisi Dylan, lalu menariknya berjalan keluar pintu. Dia berjalan sembari berkata pada orang-orang di dalam ruangan, “Semuanya harap bersiap-siap. Kita akan segera masuk ke momen-momen penting. Kita akan menjadi saksi mata atas kebahagiaan.”Saat mendengar, orang-orang di dalam kamar langs

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1595

    Demi sopan santun, Dylan pergi menyapa William dan Siksa, lalu segera meninggalkan tempat.Caden tidak akrab dengan mereka dan tidak ingin berhubungan dengan mereka. Caden juga tidak menghiraukan mereka, hanya terus berdiri di sisi Naomi saja.Orang-orang di kalangan juga tahu Dylan berhubungan baik dengan Caden. Ada seseorang berbisik kepada William, “Jangan-jangan dia itu Pak Caden?”William juga tidak pernah bertemu dengan Caden. Dia memalingkan kepala untuk bertanya pada Kevin, “Pak Kevin, apa dia itu Pak Caden dari Grup Pangestu?”Kevin mengangguk. “Iya, dia.”Kedua mata William kembali terbelalak. Tadinya William mengira sudah cukup hebat untuk berkenalan dengan William, siapa sangka ternyata Caden juga ada di tempat!Mereka segera memuji, “Pak Caden itu muda dan berkompeten. Padahal masih semuda ini, dia malah bisa menduduki posisi orang terkaya. Dia memang hebat sekali!”Kevin berkata, “Caden memang hebat. Jangan lihat dia masih muda, dia sangat punya otak bisnis.”Beberapa da

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1594

    Kevin dan Lyana juga tidak mengerti apa yang sedang William katakan. Mereka hanya mengangguk dengan tersenyum saja. “Oke, oke, oke.”William berkata pada Kevin, “Pak Kevin, biar kuperkenalkan sebentar, dia adalah teman baikku. Sementara yang ini adalah mitra kerja paling penting bagiku. Yang ini ….”William memperkenalkan 1 per 1, lalu berkata, “Begitu mereka mendengar ada kabar gembira di Keluarga Suryadi, semuanya langsung datang untuk memberi ucapan selamat.”Orang-orang yang diperkenalkan langsung membungkukkan tubuh dan bersalaman dengan Kevin. Mereka menyerahkan kartu nama. “Halo, Pak Kevin!”“Salam kenal, Pak Kevin!”Mereka tidak benar-benar datang untuk memberi ucapan selamat. Lebih tepatnya, mereka datang untuk mengenal Kevin.Berhubung kedudukan Keluarga Suryadi di Kota Jawhar tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Hermanto, tempat sepergaulan William tidak seelite Kevin.Semua orang pergi ke rumah sakit malam-malam demi mengunjungi Kevin!Kevin tidak ingin berhubungan deng

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1593

    Camila memegang pita berwarna dan berjinjit menempelkan ke dinding tanpa menoleh padanya. “Nggak boleh bocor. Kalau kamu bisa bantu, ya bantuin. Kalau nggak bisa, mending istirahat sana.”Dylan merapatkan bibirnya, lalu mengambil pita dari tangan Camila.“Tinggi segini cukup, nggak?”Camila mengangguk dengan puas. “Cukup, cukup.”Dylan menempelkan tali.Camila pun mengacungkan jempol. “Kamu juga bukannya nggak bisa apa-apa, kamu berguna juga.”Dylan terdiam. Entah kenapa pujian ini lebih parah daripada hujatan. Namun, Dylan tetap bertanya, “Ngapain kamu hias ruangan ini? Apa kamu berencana rayain pesta di sini?”“Kamar ini memang kamar VIP, nggak peduli apa pun yang kamu lakukan, juga nggak akan mempengaruhi orang lain. Hanya saja, gila kalau kamu rayain pesta di sini!”Camila menyindirnya, “Kamu yang gila. Kata siapa aku mau bikin pesta! Ayo, yang cepat, tempelkan balon di sini!”Dylan melakukan sesuai dengan perintah Camila. Dia menempel balon sembari bertanya, “Kalau kamu nggak adak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1592

    Mereka berdua berbicara sembari menatap Dylan. Kemudian, mereka kembali memperingati Dylan dengan susah payah, “Hargai Camila dengan baik. Bisa bertemu dengannya adalah keberuntungan dalam hidupmu! Kalau kamu menghilangkannya, keberuntungan dalam hidupmu juga akan ikut hilang!”“Kalau kamu berani menghilangkannya, aku akan patahkan kakimu. Kalau nggak percaya, kamu coba saja!”Dylan benar-benar tidak bisa bersembunyi. Baru saja berbicara sebentar, Dylan malah diomeli.Tiba-tiba Dylan kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Ma, bagaimana cara Camila menghibur kalian dalam masalah Catherine?”Ketika mengungkit masalah ini, Lyana merasa gembira. Dia berkata dengan tersenyum, “Camila telah menceritakan masalah kalian berdua kepada kami. Meskipun Camila belum hamil, kalian memang telah bersama, lagi pula kalian juga punya rencana untuk memiliki anak setelah menikah.”Dylan terbelalak lebar. Menikah dan melahirkan anak?Astaga! Kacau!“Itu kata Camila?”Lyana mengangguk. “Emm, kata Camila sendiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status