"Meskipun nggak ada aib yang mematikan, informasi mereka sangat lengkap. Coba kamu lihat apa kamu bisa menemukan sesuatu dari dalam sini. Oh, ya, kita bisa lebih fokus dalam salah satu ruangan laboratoriumnya.”“Ada satu ruang laboratoriumnya yang nggak dipasang jaringan internet. Kakek Buyut dan Nenek Buyut sudah menganalisis, seharusnya ada rahasia penting Morake di sana!”Caden mengambil flashdisk. “Ruang laboratorium tanpa jaringan internet?”Rayden mengangguk. “Emm, lokasi laboratorium itu ada di dalam flashdisk dan ada juga beberapa informasi dari ruang laboratorium itu. Hanya saja, informasi itu nggak begitu berguna. Sama seperti Kota Karl, semua informasi yang diselidiki itu palsu, nggak bisa ditemukan informasi apa pun di dalam laboratorium.”Kening Caden sedikit berkerut. Dia merenungkan dirinya sejenak. “Oke, aku mengerti. Sementara ini, kamu nggak usah khawatirin masalah Morake. Kamu istirahat di hotel saja. Mamamu sangat merindukanmu.”Rayden mengangguk dengan patuhnya. Sa
Rayden mengangkat kepalanya untuk melihat Caden dengan mata berkaca-kaca.“Emm! Semuanya baik-baik saja! Aku belajar banyak pengetahuan baru dari Kakek Buyut Keempat selama di pegunungan! Aku juga sudah resmi bergabung dalam Aliansi Peretas Carika! Kakek Buyut Keempat dan Nenek Buyut memuji kehebatanku!”Mata Rayden berkilauan. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya saat berbicara.Caden sungguh merasa gembira. Kondisi Rayden sudah semakin mendekati anak normal. Dia pun semakin sehat saja. Caden sungguh berbahagia atas pemulihan Rayden. “Rayden memang hebat sekali! Selamanya, kamu akan menjadi kebanggaan Papa! Ayo, masuklah untuk beri penghormatan kepada Kak Mia-mu. Nanti kita ngobrol lagi.”“Emm.” Rayden segera mengangguk.Caden menggandeng tangan kecil Rayden, lalu membawanya ke dalam aula. Dia mengambil sebuket bunga krisan putih untuk diserahkan kepada Rayden.Rayden mengerutkan sedikit keningnya. Dia bagai seorang anak dewasa saja, terlebih dahulu memberi hormat kepada fot
Biasanya Hayden selalu masuk kiri keluar kanan. Contohnya, Naomi berpesan kepadanya untuk tidak boleh bertengkar. Dia selalu berjanji, tetapi dia tetap saja berkelahi!Naomi mengamati Hayden dari atas hingga ke bawah. Setelah memastikan si cilik baik-baik saja, dia segera bertanya, “Apa Rayden masih di pegunungan?”Hayden menggeleng. “Rayden pulang bareng aku. Tadi kami berpisah di lantai bawah. Dia pergi cari Papa. Mama nggak usah khawatir. Rayden juga baik-baik saja.”Naomi bertanya, “Gimana kalian pulangnya?”Hayden berkata, “Kakek Buyut Bungsu mengantar kami turun gunung. Semua orang di bawah gunung itu anggotanya Papa. Anggota Papa mengantar kami pulang.”Naomi segera bertanya, “Apa Kakek dan Nenek baik-baik saja di pegunungan?”Hayden mengangguk. Dia tidak berani mengungkit masalah Kakek Buyut Kedua. “Semuanya baik-baik saja.”Usai berbicara, Hayden melihat ke sisi Baby dengan tatapan penuh kasih sayang. Dia mencubit pipi Baby dengan penuh hati-hati.Bibir Baby bergerak. “Enak ….
Baru saja berlari beberapa langkah, tiba-tiba si pria menabrak seorang pria.Si kecil tidak jatuh akibat ditabrak oleh si pria, malah si pria yang terpelanting hingga jatuh ke lantai! “Sialan!” maki si pria sambil menutup bagian dadanya dengan gusar. Dia membangkitkan tubuhnya, lalu hendak lanjut berlari. Hayden menyandung kakinya, alhasil dia kembali jatuh ke lantai!Tanpa menunggu reaksi dari si pria, Hayden langsung menginjak dada si pria. “Aku datang untuk beri pelajaran kepada kalian!”Dada si pria bagai ditindih oleh batu satu ton saja. Dia hendak bergerak, tetapi malah tidak sanggup untuk bergerak. Dia menatap Hayden dengan syok, lalu memaki dengan bahasa Rigira.Kening Hayden berkerut. “Ngomong bahasa manusia. Aku nggak ngerti bahasa hantu seperti itu!”Si pria bertanya dengan menggunakan logat Carika yang fasih, “Siapa kamu?”Hayden menggigit bibir bawahnya. “Apa kamu buta? Apa kamu nggak sadar wajahku mirip sama wajah papaku? Kamu malah berani menargetkan adik perempuanku. K
“Mama, kenapa bisa ada penyakit yang nggak bisa diobati di dunia ini?”Naomi berpikir sejenak, lalu menjelaskan, “Karena teknik pengobatan mencakup banyak aspek. Kita sebagai manusia juga sedang berusaha untuk menelusurinya. Hanya saja, kemampuan kita terbatas, masih belum bisa sepenuhnya memahami semua penyakit itu. Jadi, ada beberapa jenis penyakit bisa kita sembuhkan dan ada juga yang nggak bisa kita sembuhkan.”Baby bertanya lagi, “Apa setelah memahami seluruh aspek teknik pengobatan, manusia pun nggak akan menderita lagi?”Naomi berterus terang, “Pasti tetap akan menderita. Bagaimanapun, setiap proses penyembuhan suatu penyakit membutuhkan proses. Hanya saja, saat kita sudah sepenuhnya memahami penyakit itu, penyakit kita pun bisa disembuhkan.”Baby berkata, “Kalau bisa disembuhkan semuanya, apa itu berarti kita nggak akan mati karena sakit lagi?”“Emm, benar.”Baby menunjukkan tatapan penuh harapan. “Kalau begitu, bagaimana caranya untuk bisa sepenuhnya memahami penyakit itu?”Na
Malam harinya, Caden menemani Morris yang ingin mendampingi Mia. Berhubung usia anak masih cukup belia, anak kecil tidak cocok untuk bergadang. Naomi pun membawa anak-anak untuk beristirahat di hotel.Braden dan Jayden sudah tidur. Namun, Baby terus membalikkan tubuhnya lantaran tidak bisa tertidur.Naomi memeluk Baby sembari menghiburnya. “Baby, apa kamu belum ngantuk?”Baby mengejapkan matanya untuk melihat Naomi sembari menggeleng. “Nggak ngantuk.”Naomi memiringkan tubuhnya untuk berbaring di samping, lalu membelai rambut Baby dengan ringan. Dia bertanya dengan penuh kesabaran, “Kenapa? Apa ada masalah dengan Baby?”Baby melebarkan mata bulatnya dan menunjukkan ekspresi lugu. “Mama, apa maksudnya Kak Mia sudah meninggal? Aku dengar dari Kakek Morris, Kak Mia sudah meninggal! Aku juga dengar Kak Jayden bilang dia nggak ingin Kak Mia meninggal.”Naomi menjawab dengan lembut, “Meninggal … maksudnya meninggalkan dunia sekarang, lalu pergi ke dunia yang lain.”Baby bertanya, “Dunia kita