Tiara tidak tahu apa yang terjadi pada Andrew. Kenapa Andrew tiba-tiba bermesraan dengannya? Kenapa dia tiba-tiba berhenti di tengah jalan? Kenapa Andrew begitu pucat? Kenapa tadi Andrew terlihat begitu menderita?Tiara tidak berhenti berpikir, tetapi tidak dapat menemukan jawabannya. Jantungnya berdebar kencang dan dia merasa gelisah. Ketika masih memikirkannya, Intan tiba-tiba menelepon."Tiara, kamu bisa hubungi Shane?"Tiara menjawab, "Dia baru saja meneleponku. Ada apa?"Suara Intan terdengar cemas. "Kata Julia, mereka baru saja menghubunginya sekitar 20 menit yang lalu. Tapi, mereka tiba-tiba nggak bisa hubungi dia sekarang!"Tiara bertanya dengan terkejut. "Dia nggak ada di rumah?"Intan menghela napas dan menjelaskan, "Dia tahu kamu pergi ke panti asuhan hari ini. Jadi, dia bergegas ke sana begitu cuacanya berubah. Dia khawatir akan bahaya bagimu untuk nyetir pulang sendirian di tengah hujan deras. Dia pun pergi menjemputmu.""Tapi, waktu dia sampai, katanya kamu sudah pulang.
Shane mendongak dan menatap ke arah rumah Tiara. Matanya dipenuhi perasaan campur aduk. Tiara benar-benar akan meninggalkannya dan menjadi kekasih orang lain.Shane menghela napas berat, lalu menyalakan mobil dan melaju meninggalkan Kompleks Futuria. Ketika dia sampai di gerbang kompleks, ada satpam yang menghentikannya. Shane menurunkan kaca jendela dan bertanya, "Ada apa?"Dua satpam yang bertugas dan mengenakan jas hujan hitam memperingatkan dengan ramah, "Kamu masih mau keluar di tengah hujan deras begini? Kamu bahkan nggak ganti pakaian dulu sebelum keluar. Kalau basah kuyup begini, kamu bisa masuk angin."Shane menyahut dengan ekspresi lembut, "Aku bukan pemilik rumah di kompleks ini. Aku cuma mau kunjungi teman. Sekarang, aku mau pulang. Aku akan mandi dan berganti pakaian begitu sampai di rumah."Kedua satpam itu berujar, "Kenapa kamu nggak tinggal di rumah temanmu dulu sampai hujannya reda? Pergi sekarang benar-benar terlalu bahaya.""Temanmu juga nggak pengertian banget. Ken
Tangan Andrew tiba-tiba muncul di pinggang Tiara dan menarik Tiara ke dalam pelukannya. Dia menekan tubuh Tiara ke tubuhnya dengan sekuat tenaga!Tiara yang merasakan sesuatu terlebih dahulu terkejut, lalu merasa tersipu. Dia terengah dan hanya sempat merasa linglung untuk beberapa detik sebelum memejamkan mata dan menyerah pada Andrew ....Tiara menyukai dan bahkan mencintai Andrew. Jika bisa, dia bersedia memberikan segalanya untuk Andrew. Baik hati maupun tubuhnya adalah milik Andrew!Suhu di kamar mandi terus meningkat. Yang satu rela menyerahkan diri, sedangkan yang satu lagi dilahap nafsu. Bagaikan kayu kering yang tersulut api, kedua orang itu terjerat dalam nafsu hingga nyaris sulit dikendalikan.Andrew telah melepas mantel Tiara. Dia mengenakan kemeja lengan pendek Andrew. Tubuh bagian atasnya bersandar ke dinding, sedangkan tubuh bagian bawahnya menempel pada tubuh Andrew. Sebelah bahunya terekspos dan Andrew ....Tiba-tiba, Andrew mendesis, lalu melepaskan Tiara dan mundur b
Di rumah Andrew, setelah diberi semangat, Tiara memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan malam ini untuk berbicara baik-baik dengan Andrew. Dia ingin mencari tahu apa alasan Andrew tetap tidak mau bersamanya padahal jelas-jelas menyukainya. Malam ini, dia ingin membuka hati Andrew.Saat ini, Andrew sedang tidak ada di kamar. Tiara bersembunyi di bawah selimut sambil merenung dan menyiapkan kata-kata dalam pikirannya. Dia berpikir tentang apa yang harus dia katakan kepada Andrew nanti.Akan tetapi setelah Tiara menunggu lama, Andrew tidak kunjung datang juga. Dia pun mulai merasa cemas. Jangan-jangan, Andrew meninggalkannya begitu saja? Mungkinkah dia masih berada di bawah untuk memperbaiki mesin pengeringnya?Tiara terus berpikir, lalu akhirnya membuka selimut dan memutuskan untuk memeriksa ke bawah. Dia mengenakan kaus oblong milik Andrew yang panjangnya menutupi sebagian besar kakinya. Meski memperlihatkan sebagian besar kaki, kaus tersebut tidak terlalu terbuka.Bagaimanapun, Andrew
Camila dan Naomi terus memberi semangat dan dukungan pada Tiara.Di rumah Keluarga Hermanto, Dylan baru saja selesai mandi. Dia mengenakan jubah mewah seharga ratusan juta dan berjalan mendekati Camila, lalu bertanya, "Lagi ngobrol sama siapa?"Camila bersandar di kepala ranjang. Tanpa mengangkat kepala, dia membalas, "Tiara."Dylan memicingkan matanya yang indah sambil bertanya, "Dia dan Andrew sudah sampai tahap mana?"Camila menatapnya dan menjawab dengan kesal, "Sudah sampai mana? Padahal dia suka sama Tiara, tapi nggak pernah menyampaikan hal itu ataupun menerima Tiara. Sampai sekarang, masih saja Tiara yang tersiksa."Dylan merasa bangga pada dirinya sendiri. Dia menimpali, "Perbandingan itu penting, makanya kamu bisa lihat bedanya, 'kan? Aku ini pria terbaik! Aku nggak pernah menyiksamu."Sambil berkata begitu, Dylana sengaja melonggarkan tali pinggangnya dan memperlihatkan bahunya yang terbuka. Dia menatap Camila dengan tatapan menggoda, lalu bertanya, "Gimana kalau aku tampilk
Andrew masih belum tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia mulai merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya. Mulutnya kering, sementara kepalanya pusing dan tidak fokus. Seluruh tubuhnya terasa panas, seperti ada api yang membakar dari dalam. Itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Andrew pergi ke bar untuk mengambil segelas air dingin. Begitu air dingin itu masuk ke mulutnya, rasanya cukup menyegarkan. Namun, itu hanya solusi sementara. Sebab tak lama kemudian, api di dalam tubuhnya makin membara.Bagaimanapun, Andrew adalah seorang pengawal profesional sehingga sangat peka terhadap kondisi tubuhnya. Dia segera sadar akan apa yang terjadi. Keningnya mengerut, lalu dia segera berjalan menuju kamar mandi.Saat melihat wajahnya di cermin yang memerah dengan sangat tidak normal, Andrew langsung tahu bahwa dia telah diracuni. Namun, dari mana datangnya racun itu?Anggur! Sudah pasti dari anggur yang Andrew minum barusan. Dylan benar-benar berengsek. Andrew pun menggertakkan gigi, lalu me