Untung saja Tiara memahami Andrew, hatinya pun terasa sangat hangat. Dia tahu Andrew menyuruh Tiara untuk mandi pasti bukan karena memiliki pemikiran melenceng, melainkan murni tidak ingin Tiara masuk angin. Tiara juga tidak segan, melainkan langsung mengangguk. “Oke.”Sekujur tubuh Tiara sedang basah kuyup, memang sudah seharusnya dia membasuh tubuhnya dengan air hangat dulu, lalu mengganti pakaian bersih. Jika Tiara pulang dengan keadaan seperti ini, besar kemungkinan dia akan masuk angin.Andrew tidak berbicara banyak lagi, melainkan membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar. Dia mengambil ponsel di atas sofa untuk melihat prakiraan cuaca, kemudian berdiri di depan jendela untuk melihat ke luar.Petir dan kilat tidak berhenti terlihat di luar jendela. Sepertinya hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Apalagi prakiraan cuaca menunjukkan bahwa cuaca tidak normal ini akan terus berlanjut. Hujan deras akan terus turun hingga tengah malam.Pihak pemerintah juga menghimbau ma
Andrew menatap Tiara dengan kening berkerut. Dia tidak menjelaskan panjang lebar lagi.Detak jantung Tiara berdetak kencang. Hatinya sungguh merasa gugup. Kebahagiaan datang terlalu mendadak. Dia sama sekali tidak berani memercayai telinganya sendiri. Dia takut dirinya telah salah dengar, dia pun bertanya dengan penuh hati-hati, “Apa kamu suruh aku masuk ke rumahmu?”Andrew bersuara dengan dingin, “Kalau kamu nggak mau masuk, pergi saja.”“Mau, mau, mau! Aku mau!” Tiara segera memasuki rumah.Mana mungkin Tiara tidak mau? Tentu saja Tiara mau!Ini pertama kalinya Tiara berkunjung ke rumah Andrew. Tiara pun merasa hati-hati dan waspada. Dia tidak berani masuk ke dalam rumah, hanya berdiri di area rak sepatu saja. Dia mengamati bagian dalam dengan penasaran.Bagaimanapun, tubuh Tiara sedang basah kuyup. Dia akan membasahi setiap lantai yang diinjaknya. Jika Tiara mengamati rumahnya, bisa jadi akan mengotori rumahnya dan akan sangat tidak sopan.Selain itu, Tiara juga tidak tahu sebenarny
“Telepon.”“Gimana kalau lagi nggak bisa angkat telepon?”“Cari aku di dalam grup.”Pria di ujung telepon bertanya, “Bukannya kita berdua … nggak ada kesempatan untuk ngobrol berdua?”“Kalau begitu, nggak usah ngobrol!”“Kak Andrew, apa persahabatan kita akan berakhir begitu saja?”Kening Andrew berkerut. “Kalau nggak ada urusan lagi, aku akhiri dulu.”“Sebentar, kalau kamu nggak keluarin aku dari daftar blokiran, aku terpaksa cari Kakak Ipar untuk ngomong langsung. Apa kamu nggak cemburu?”Padahal dia hanya meminta nomor kontak Tiara saja, bagaimana kalau berhubungan secara tatap muka? Bukannya Andrew akan semakin cemburu lagi?Andrew berkata dengan raut murung, “Kamu pergi cari dia sana. Aku nggak akan cemburu.”Namun, ucapan itu seperti sedang marah saja, terdengar cukup mengerikan.Pria itu juga tahu diri. Dia pun tersenyum. “Aku minta maaf. Sebelumnya aku sudah salah paham sama kamu. Aku kira kamu sangat menyukai Kakak Ipar! Sekarang aku menyadari kamu benar-benar nggak suka sama
Entah sudah berapa lama, tiba-tiba ponsel di luar berdering. Andrew menenangkan dirinya, lalu segera menyelesaikan mandinya. Dia mengganti pakaian santai, lalu berjalan keluar kamar mandi.Andrew mengeluarkan ponselnya untuk melihat panggilan yang tidak terjawab. Dia pun membalas panggilan. Panggilan diangkat dalam hitungan detik. Begitu tersambung, orang di ujung telepon berkata, “Kak Andrew, masalah Kakak Ipar sudah selesai diatasi. Mobil Kakak Ipar akan diperbaiki dan diganti rugi oleh perusahaan asuransi. Mobil lagi diperbaiki di bengkel. Ponsel Kakak Ipar juga akan diganti rugi oleh dua orang berengsek itu.”“Kedua orang itu bersangkutan dengan tindak pemerasan. Mereka juga sudah ditahan. Hasil penanganan yang detail sudah aku kirimkan padamu. Kamu tanyakan pada Kakak Ipar apakah dia puas dengan hasil ini atau nggak?”“Kalau nggak puas, aku akan perbaiki lagi. Kalau puas, minta dia luangkan waktu untuk tanda tangan saja dan urusan ini pun selesai.”Andrew berkata dengan dingin, “D
Tiara merasa syok. “Andrew?”Kening Andrew berkerut. Dia pun memelototi Tiara sekilas, lalu menarik pergelangan tangannya untuk ke area keseharian.Mereka berdua berjalan di tengah hujan. Tiara mengenakan topi Andrew dengan dibungkus kemeja Andrew, lalu ditarik paksa Andrew pergi melewati rerumputan. Dia berjalan melewati lapangan sepak bola dan juga landasan lari …..Tiara pun terbengong, sepertinya dia sedang bermimpi saja. Dia merasa dirinya bagai tokoh utama wanita dalam sebuah serial drama saja! Relawan wanita tadi datang dengan membawa jas hujan. Saat ini, Tiara baru tersadar dari bengongnya. Dia menyadari semua ini bukanlah mimpi. Jantung Tiara mulai berdetak kencang. Dia sungguh merasa gembira.Tiara ingin diam-diam merasa gembira, tetapi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum. Ketika melihat orang yang disukai dirinya sendiri, meskipun kehujanan, suasana hatinya juga terasa indah.Relawan wanita tadinya terbengong ketika melihat Andrew. Ketika melihat Tiara, dia pun b
Gara-gara ucapan kepala panti asuhan tadi, Andrew merasa marah hingga saat ini. Tadinya dia sendiri tidak tahu dirinya merasa marah karena dirinya sendiri atau Tiara? Setelah itu, dia menyadari ternyata dia sedang marah terhadap dirinya sendiri.Andrew marah karena kemampuan mengendalikan dirinya terlalu buruk. Masalah sepele itu bahkan bisa mempengaruhi emosinya!Hari ini, Andrew juga berusaha untuk menendang Tiara dari dalam benaknya. Dia tidak peduli dengan wanita itu dan tidak peduli dengan masalah wanita itu. Namun, ternyata Andrew tidak bisa melakukannya!Andrew merasa marah dan mulai sembarangan berpikir. Hanya ada masalah Tiara dan Shane di dalam benaknya. Dia ingin tahu apakah mereka berdua benar-benar telah bersama? Dia benar-benar ingin mengetahuinya!Andrew juga ingin tahu, jika mereka sedang bersama, kenapa Tiara malah mengejarnya lagi? Seandainya mereka tidak bersama, kenapa Tiara malah berbohong kepada orang luar?Jiwa gosip Andrew hari ini sudah hampir mengimbangi Steve