Baru saja Caden hendak berbicara, Naomi pun berebut duluan. “Sudah jam berapa?”Jika Caden melanjutkan omongannya, pasti tidak akan ada ujungnya. Caden mengambil ponsel untuk melihat jam. “Jam setengah dua.”Naomi merasa syok. “Jam setengah dua sore?”“Emm.”Naomi langsung membangkitkan tubuhnya. Berhubung gerakannya terlalu kuat, bagian bawah tubuhnya pun terasa tidak nyaman.Naomi menggertakkan giginya, lalu langsung memalingkan kepalanya untuk memelototi Caden. Salah satu telapak tangan Caden menopang kepalanya sembari menatap Naomi. “Kamu nggak boleh turun tangan. Tadi kamu baru utarakan perasaanmu kepadaku, kamu bilang kamu sangat mencintaiku.”Naomi mencubit Caden dengan kuat. “Aku memang sangat mencintaimu! Pukul itu tanda sayang. Marah itu tanda cinta!”Pada saat mereka berdua beronar di atas ranjang, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia menerima panggilan dari Dylan.Caden tidak mengangkatnya. Naomi pun berkata, “Angkatlah. Mana tahu ada urusan penting!”Kali ini, Caden baru
Sudah cukup bersyukur Caden mengatakan kepada Steven bahwa Dinala bukan penyuka sesama jenis. Steven menelepon lagi. Caden menyipitkan matanya sembari mengangkat panggilan. “Ada apa?”Steven bertanya, “Sebenarnya gimana kamu bisa tahu kalau dia bukan penyuka sesama jenis?”Caden menggigit bibirnya. “Rahasia.”Steven bergumam, “Kita berdua itu sahabatan.”Caden berkata, “Kalau nggak ada urusan lain lagi, aku tutup dulu.”Steven terpaksa bertanya lagi, “Apa kamu yakin dia bukan?”Caden berkata dengan yakin, “Aku yakin 100%.”Steven menghela napas panjang. “Kalau begitu, aku pun merasa tenang. Aku nggak bisa tidur semalaman gara-gara masalah ini. Kalau dia itu penyuka sesama jenis, bukannya aku itu lawan jenis di matanya? Dia pasti akan merasa nggak leluasa untuk tinggal bersamaku ….”Belum sempat Steven menyelesaikan omongannya, tiba-tiba dia berkata dengan syok, “Nggak betul! Kalau dia bukan penyuka sesama jenis, kenapa dia begitu jaga jarak sama aku? Seorang pria yang orientasi seksua
Ketika mendengar suara sorakan Baby, Dylan juga merasa gembira. “Baby, apa Papa Dylan baik?”Baby membalas dengan suara imutnya, “Baik! Papa Dylan baik sekali!”Dylan langsung tertawa. Dia sungguh merasa gembira ketika mendengar ucapan si kecil. Setelah merasa gembira, Dylan juga tidak lupa untuk memamerkannya di hadapan Caden. “Caden, apa kamu merasa iri? Hubungan aku dengan Baby itu terbaik di dunia ini.”Caden menyipitkan matanya sembari mendengus dingin. “Aku berharap kamu bisa mempertahankan sikap baikmu. Kalau kamu terus bersikap arogan, aku cuma bisa berdoa semoga kamu baik-baik saja hari ini.”Dylan merasa bingung. “Kenapa cara bicaramu aneh sekali? Kamu doakan aku baik-baik saja? Kenapa seperti sastrawan saja? Apa maksudmu!”“Maksudku seperti yang kukatakan.”Selesai berbicara, Caden langsung mengakhiri panggilan. Setelah mereka selesai sarapan, Braden dan beberapa saudaranya kembali ke kamar untuk mengganti pakaian.Caden membawa Baby kembali ke kamarnya. Dia membantu Baby un
Jayden melebarkan mata besarnya sembari bertanya, “Papa, apa Mama Tiara dan Paman Andrew akan segera menikah?”Caden memberi jawaban pasti. “Pasti akan menikah.”Anak-anak spontan merasa gembira. Mereka sungguh menantikan masa-masa berbahagia itu, menantikan masa-masa menghadiri pesta, dan juga menantikan untuk menjadi pendamping pengantin.“Jayden, kamu segera desain satu set pakaian paling keren di dunia untuk aku! Kak Hayden-mu mau jadi pendamping pengantin! Aku ingin menjadi pendamping pengantin tertampan pada hari itu!”Caden berkata, “Kamu masih belum cocok jadi pendamping pengantin, kamu cuma bisa jadi flower boy saja.”Hayden merasa tidak puas. “Kenapa?”“Karena kamu masih terlalu kecil.”“Siapa yang menentukan terlalu kecil nggak boleh jadi pendamping pengantin?”Caden berkata, “Pendamping pengantin itu teman baiknya pengantin.”Hayden segera berucap, “Aku bisa jadi teman baiknya Paman Andrew!”Caden berkata, “Nggak bisa! Kalian beda generasi!”Padahal Hayden masih kecil, dia
Status Caden di rumah sepenuhnya tercermin di urusan ranjang. Biasanya, Caden selalu mendengar keputusan Naomi dalam masalah besar dan kecil di rumah. Dia bagai seekor serigala yang telah dijinakkan saja, yang sudah sangat patuh. Hanya saja dalam urusan ranjang, Caden langsung berubah menjadi serigala yang sangat buas!Naomi tidak memiliki suara sama sekali. Setiap kalinya dia hanya memelas pengampunan saja. Mereka berdua pertama kalinya berhubungan tubuh di ruang baca. Semuanya terasa berbeda, tak peduli dari segi visual maupun perasaan, semuanya terasa lebih menantang saja.Caden duduk di bangku kerja sembari mencubit pinggang Naomi …. Dia merasa tegang hingga seluruh tubuhnya gemetar. Jantungnya juga hampir copot. Naomi merasa dirinya telah jatuh ke dalam lautan api, bahkan udara juga terasa membara …..(Bagian ini dihapus ribuan kata)Saat Naomi digendong Caden ke kamar, dia pun sudah merasa lemas. Caden menggendongnya ke kamar mandi. “Naomi.”Naomi merasa sangat lelah hingga tidak
Dinala sedang menurunkan kelopak matanya untuk melihat Diaz. Tatapannya penuh dengan rasa bersalah.Anak kecil bebas mengutarakan perasaannya. Dinala juga tidak menyalahkan Diaz atas ucapannya tadi, tetapi dia malah merasa bersalah.Steven diam-diam menghela napas. Dia mengusap rambut Diaz. “Ada pasta di rumah. Kalau kamu lapar, kamu bisa beri tahu aku. Aku akan masak buat kamu.”Mata Diaz langsung berkilauan. “Benarkah?”Steven pun tersenyum. “Tentu saja benar. Hanya masalah sepele saja. Kalau kamu lapar, kamu bisa beri tahu aku.”Sambil berbicara, Steven langsung menunjuk kamar paling ujung di lantai 2. “Kamarku ada di sana. Kalau kamu ada apa-apa, kamu bisa cari aku.”“Emm, emm.” Steven melihat Dinala lagi. “Kalau kamu lapar di tengah malam nanti, kamu juga bisa datang untuk mencariku. Aku juga akan masak buat kamu.”Bibir Dinala bergerak, tetapi dia tidak bersuara. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Kami istirahat di lantai atas dulu.”“Emm, selamat malam.”Diaz melambaika