Share

Bab 31

Penulis: Erlina
“Berhubung Mama nggak menceritakan masalah ini, berarti Mama nggak ingin kita tahu masalah ini. Jadi, kita tenangkan diri kita dulu. Masih banyak kesempatan untuk balas dendam.”

Tangan kecil Hayden dikepal erat.

“Aku nggak bisa bersabar! Mama itu orang yang sangat baik. Dia malah ditindas mereka! Dulu Mama nggak punya sandaran. Jadi, dia hanya bisa menerima nasibnya. Sekarang, Mama sudah memiliki kita bertiga. Kita nggak boleh biarin Mama ditindas begitu saja!”

“Meski kamu nggak bisa bersabar, kamu juga mesti bersabar! Meski kita meninggalkan Kota Jawhar, kita tetap akan balas dendam Mama. Tapi yang paling penting sekarang adalah si Caden! Tujuan utama Mama kembali ke Kota Jawhar adalah demi bercerai dengan Caden. KIta mesti bantuin Mama agar bisa bercerai!”

Jayden merasa ucapan Braden cukup masuk akal. Dia menyeka air matanya, lalu bertanya dengan suara imutnya, “Kenapa dia nggak bersedia untuk bercerai? Apa karena dia suka sama Mama?”

“Sudah pasti bukan! Kalau dia suka sama Mama, man
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
mulhimah 1986
sangat bagus...
goodnovel comment avatar
Bidan Neneng Chintia Devi
tumben cerita bab nya agak panjang, sebelumnya seuprit
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
buka kunci lagi...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1620

    Seorang pria yang mengenakan celana pendek itu sedang mencambuknya. Ketika melihat gambaran ini, kedua mata Dylan hampir copot dan mulai memerah. “Sialan!”Dylan menjerit, lalu langsung melayangkan tinjuan!Belum sempat si pria merespons, dia pun telah dipukul. Dylan mengulurkan tangannya untuk menarik selimut membungkus tubuh si wanita. Kemudian, dia menjambak si pria dan tidak berhenti memukul wajah si pria!Dylan bagai telah kehilangan akal sehatnya saja. Dia berkata dengan geram, “Beraninya kamu pukul dia! Kamu malah berani pukul dia! Aku akan habisi kamu ….”Saking marahnya, bibir Dylan bahkan merasa gemetar, matanya juga basah!“Kak Dylan!” Pengawal datang untuk menarik Dylan.Dylan menepis pengawal dengan kuat. “Awas!”Pengawal sungguh panik. “Kak Dylan, berhenti!”Amarah Dylan langsung meluap. “Minggir!”Pengawal terkejut hingga melakukan gerakan menelan ludah. Dia sudah sepuluh tahun bekerja dengan Dylan. Dia tidak pernah melihat Dylan yang semarah ini!Lantaran tidak berhas

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1619

    Setelah mengatur pengawal untuk melindungi Camila, Dylan kembali membuang ponselnya. Dia mengambil botol bir, lalu menatap mercusuar di kejauhan.Lampu mercusuar tidak kelihatan terang di siang hari, tetapi Dylan tetap menyukainya. Tidak peduli di pagi hari maupun malam hari, Dylan merasa mercusuar itu bisa mengobati hatinya.Hanya saja … ketika kepikiran tempat ini, gambaran malam itu terus terbayang di benak Dylan. Gambaran semua yang terjadi di antara dia dan Camila ….Mereka berdua sedang mengobrol dengan sadarnya.Mereka berdua sedang minum dengan santainya.Ada juga gambaran Camila menjatuhkan Dylan, duduk di atas tubuh Dylan, lalu “menggodanya” ….Serta gambaran mereka berdua bermesraan di depan jendela ….Tenggorokan Dylan mulai terasa kering. Dia menyelesaikan bir di tangan, lalu membuang botol bir ke tong sampah. Kemudian, dia berdiri untuk mengambil dua botol arak untuk dihabiskan seorang diri.Perut Dylan masih merasa tidak nyaman. Setelah minum, dia pun muntah lagi. Hari i

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1618

    Caden tidak mengatakan dirinya sedang mencari informasi tentang Camila. Dia menggoyangkan camilan dan kue tar di tangannya. “Hari ini, perusahaan nggak begitu banyak pekerjaan, jadi aku langsung pulang. Tadi aku sekalian belikan sedikit makanan buat kamu.”Naomi sedang mencedok sup ke dalam rantang. Caden memotong sedikit kue, lalu menyuapi Naomi. “Coba dicicip.”“Rasanya … enak. Kamu beli di mana?”Caden membalas, “Ada toko yang baru buka di pinggir jalan. Dengar-dengar belakangan ini lagi viral.”Naomi melihat kue sekilas. Keningnya spontan berkerut ….Caden bertanya, “Ada apa?”Naomi bergumam, “Kue ini … kenapa rasanya begitu familier?”Caden merasa bingung. “Apa kamu pernah melihatnya?”Naomi menatap sekilas. “Sepertinya pernah, tapi sepertinya nggak pernah.”Caden terdiam.Naomi melihat sekilas, lalu menggeleng. “Seharusnya nggak pernah lihat.”Naomi juga tidak peduli. Dia melihat jenis camilan yang lain. “Nanti aku bagikan beberapa potong buat Camila.”Sementara ini, Caden juga t

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1617

    Setelah Caden meninggalkan rumah sakit, dia tidak pergi ke perusahaan, melainkan langsung mengendarai mobil pulang ke rumah. Dia ingin membantu Dylan untuk mencari tahu masalah Camila, apalah Camila menginginkan anak itu atau tidak?Caden tidak bisa bertanya secara langsung. Dia hanya bisa mencari tahu melalui Naomi. Jadi, dia mesti pulang.Saat perjalanan pulang, ada kecelakaan di tengah jalan. Caden pun terjebak macet dan kebetulan berhenti di depan pintu toko “Cinta Pertama”. Melalui jendela, Caden menatap papan nama toko itu.Entah kenapa Caden merasa sedikit familier, tetapi dia tidak menemukan titik yang familier. Polisi lalu lintas datang untuk memberi tahu bahwa jalanan baru akan lancar sekitar satu jam kemudian.Ini adalah jalan yang mesti dilalui Caden untuk pulang. Jadi, Caden langsung memarkirkan mobil di pinggir jalan. Dia mengenakan masker, mematikan mesin mobil, lalu berjalan menuju ke dalam toko.Caden berhenti di depan pintu untuk menatap papan nama sejenak, baru memas

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1616

    Caden diam-diam merokok. Baguslah kalau bukan karena wanita lain. Jika tidak, akan sulit bagi Dylan untuk bisa bersama dengan Camila.Caden berpikir sejenak, lalu bertanya lagi padanya, “Gimana perasaanmu saat mendengar Catherine mengandung anakmu?”Dylan menghela napas berat. “Aku merasa sangat syok dan kaget. Aku kira anak itu benar-benar anakku.”Caden menatapnya. “Waktu itu, apa kamu kepikiran untuk melahirkan anak itu?”Dylan menggeleng. Tanpa berpikir, dia langsung berkata, “Nggak! Kalau benar anak itu anakku, aku akan suruh dia gugurkan anak itu.”Caden terdiam.Dylan merokok lagi, kemudian menjelaskan, “Anak itu hanya akan menjadi alat yang digunakan Catherine. Catherine nggak mencintaiku, sedangkan aku bahkan nggak suka dengan ibu dari anak itu. Jadi, kemungkinan aku menyukai anak itu sangat kecil.”“Menurutmu, bahkan orang tua kandung saja nggak mencintainya, bagaimana dia bisa bahagia di kemudian hari?”“Seandainya aku nggak bisa menjamin dia bisa mendapatkan cinta yang berl

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1615

    Caden tertegun sejenak. “Aku lagi bertanya sama kamu.”Dylan menatap Caden selama beberapa detik, lalu membalas dengan serius, “Dia cukup baik, punya prinsip hidup yang baik, kepribadiannya juga baik. Selain itu, dia pintar, blak-blakan, dan nggak manja. Hobinya juga sama seperti aku. Dia sangat cantik, postur tubuhnya bagus, auranya juga bagus. Aku suka dengan keindahannya.”“Hanya saja … aku hanya ingin menjadikannya sebagai teman saja. Aku nggak pernah kepikiran untuk berpacaran sama dia.”Caden menggigit bibirnya. “Kalian saja sudah pernah tidur bersama. Mana mungkin kalian bisa berteman lagi?”Dylan menghela napas. “Aku sungguh menyesal sudah tidur dengannya.”Caden berkata, “Menyesal juga nggak ada gunanya. Nggak ada obat untuk mengatasi penyesalan di dunia ini.”Dylan sungguh merasa penat. “Iya, jadi aku merasa bingung ketika mengungkitnya. Aku merasa cukup menyesal. Jarang sekali bisa memiliki teman sefrekuensi di dunia ini. Aku benar-benar sangat suka perasaan bersama Camila!

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1614

    “Camila nggak suka sama aku. Aku juga nggak suka sama dia. Kami nggak akan menikah dan juga nggak akan punya anak. Dia nggak mungkin akan melahirkan cucu buat kalian!”Suara Lyana menjadi terisak-isak. “Kamu … apa yang lagi kamu katakan?”Dylan berkata dengan suara sengau, “Maaf, Ma. Aku mewakili diriku dan Camila buat minta maaf sama kalian.”Lyana berusaha untuk melepaskan Dylan, lalu menatap Dylan dengan mata memerah. “Kamu jujur sama Mama. Apa kamu dan Camila berantem semalam?”Dylan menggeleng. “Nggak, aku lagi terus terang sama kamu. Aku nggak tega buat bohongi kamu.”Selain itu, Dylan juga tidak ingin orang tuanya terus mengganggu Camila. Nantinya Camila akan bingung untuk mengatasi hubungan mereka.Selama ini, Dylan tidak berterus terang. Orang tuanya pasti akan terus memberi perhatian kepada Camila.Bagi Camila, perhatian mereka adalah beban baginya.Lyana merasa sedih. “Kali ini, Mama nggak mau bercanda sama kamu. Mama tanya kamu untuk yang terakhir kalinya. Apa yang kamu kat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1613

    Pada saat ini, Naomi sedang memasak sup untuk Camila. Ketika melihat ada panggilan masuk dari Lyana, dia segera mengangkat. “Halo, Bibi Lyana.”“Naomi, apa kamu sudah bangun?”“Emm, sudah bangun dari tadi.”“Apa kamu lagi bersama Camila?”Naomi terdiam. Ketika mengungkit soal Camila, dia merasa agak canggung. Bagaimanapun, dia sedang merahasiakan masalah kehamilan Camila dari Keluarga Hermanto. Naomi diam-diam melakukan gerakan menelan air liur, lalu berkata, “Camila masih tidur. Ada urusan apa Bibi Lyana mencarinya?”Lyana berkata, “Bukan urusan serius. Aku datang ke rumah sakit buat antar makanan. Aku nggak melihatnya, makanya aku ingin tanya kamu.”Naomi membalas dengan tersenyum, “Belakangan ini Camila agak capek. Semalam dia langsung pulang.”Lyana segera bertanya, “Dia pulang ke mana? Bukannya dia nggak bisa tinggal di Vila Anggara lagi?”Naomi mengatakan, “Camila nggak balik ke Vila Anggara. Dia juga tahu tempat itu nggak bisa ditempati lagi. Kamu nggak usah cemaskan dia. Nanti

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1612

    Beberapa ibu tertawa sinis. “Setidaknya kami nggak pergi cari pusat perawatan pasca melahirkan!”“Kami juga nggak sebar luas ke semua orang kalau kami ingin punya cucu!”“Intinya, putra kami juga nggak bilang ke orang-orang kalau dia penganut prinsip nggak menikah!”“Bu Lyana, jangan salahkan kami tertawakan kamu. Seumur hidupmu, kamu nggak mungkin akan punya cucu!”Lyana merasa murka. “Atas dasar apa kamu bilang aku nggak bakal punya cucu?”Orang itu membalas, “Nggak atas dasar apa-apa. Kalau Keluarga Hermanto bisa punya cucu, aku akan beri selamat kepada kalian dengan berlutut!”“Iya, kami semua akan beri selamat dengan berlutut!”Amarah Lyana benar-benar membara. Dia menggebrak meja. “Kalian ….”Lyana kehabisan kata-kata. Dia membelalaki mereka dengan gusar, lalu membalikkan tubuh berjalan meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak menunggu lagi bubur dan camilan yang dia pesan.Pelayan toko mengejar keluar. “Nyonya, tunggu sebentar. Kami sungguh minta maaf karena membuatmu mengalami ha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status