Share

Bab 85

Author: Erlina
Setelah berpikir sejenak, Naomi bertanya, “Apa Camila kenal dekat sama dia?”

“Nggak tahu. Camila jarang ungkit tentang dia sih, cuma pernah ngomong sesekali. Kenapa?”

“Waktu bertemu dengannya di rumah sakit hari ini, aku rasa tatapannya saat melihatku agak aneh.”

“Hmm?”

Naomi tidak langsung menceritakan kejadiannya. Dia hanya menjawab, “Dia sepertinya menganggapku sebagai musuhnya.”

“Apa kalian saling kenal?”

“Nggak, aku yakin banget aku nggak pernah ketemu sama dia.”

“Kalau begitu, kenapa dia bisa menganggapmu sebagai musuh?”

“Aku juga nggak tahu.”

“Apa kamu sudah tanyakan pada Leon?”

“Nggak, tapi Leon juga menyadarinya. Dia bilang itu karena suasana hati gadis itu lagi nggak bagus dan suruh aku mengabaikannya.”

“Mungkin juga sih. Bagaimanapun, aborsi itu hal yang sangat menyedihkan. Tapi, sesedih apa pun dia, dia juga nggak seharusnya menganggap orang asing sebagai musuhnya. Apa dia gila?”

Sebenarnya, jika gadis itu hanya bersikap buruk terhadap Naomi, Naomi tidak akan mempermasalah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
putu srinadi
tetap semangat ... menulisnya kakak, soalnya saya baru menemukan novel ini......
goodnovel comment avatar
RyAls & Rosy
ko naomi goblok bngt y ...‍♀ udahlah gx bsa narik benang merah klo caden suaminya sma caden ayahnya rayden tu orang yg sma ini mlah bsa2nya dy percaya klo caden homo ...‍♀...‍♀...‍♀ngadepin mslahnya jga ngamuk bar2 gx ada badas2nya kya tkoh utama cwek d novel2 lain...trlalu gx msuk akal ...‍♀
goodnovel comment avatar
Lastri Slamet
kok setelah aku beli vocer buat bc novel ini kok,mlh g dpt bonus 2x8 lihat iklan ini gimana?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1624

    Naomi mengingatkan, “Kamu jangan beri tahu Dylan soal masalah anak. Camila nggak izinkan aku untuk mengatakannya.”Caden mengangguk. “Aku nggak akan mengatakannya. Tapi kita seharusnya berusaha untuk menjodohkan mereka. Setidaknya kamu bisa bicara kebaikan Dylan di hadapan Camila.”Naomi terdiam. Dia tiba-tiba teringat dengan Leon. “Oh, ya, malam ini Camila akan pergi ke luar kota untuk urus masalah pekerjaan. Sepertinya dia bakal pergi selama satu atau dua bulan. Bisa nggak kamu atur pengawalmu untuk melindunginya?”Caden bertanya kembali, “Dia malah ke luar kota pada saat seperti ini? Bukannya ibu hamil mesti banyak istirahat?”“Kata Camila, dia mesti mengakhiri kontrak dengan beberapa tim produksi. Kemudian, dia mesti minta cuti panjang sama perusahaan.”Caden berpikir sejenak. “Aku akan suruh Ivona untuk mengikutinya.”Naomi segera bertanya, “Maksudmu murid Andrew yang hebat itu? Sebelum Camila pulang, dia masih berakting jadi putri haram Keluarga Nandara.”Caden mengangguk. “Emm,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1623

    Ketika melihat kepulangan Caden, Naomi dan Camila segera menghentikan pembicaraan tentang kehamilan. Camila pun bertanya, “Apa kamu sudah berhasil menghubungi Dylan?”Caden mengangguk. “Sudah, dia berantem sama orang.”Camila merasa syok. “Hah? Kenapa malah berantem?”Caden langsung berterus terang. “Karena kamu.”Camila terdiam.Caden menjelaskan, “Dia menyelidiki hotel tempat kamu tinggal. Dia takut Leon akan tiba-tiba datang untuk melukaimu. Jadi, dia meminta pengawal untuk menjagamu. Alhasil, kamu malah check-out pagian, lalu masuklah sepasang pasangan kekasih.”“Dylan mendengar dari pengawal, ada seorang pria memasuki kamarmu. Dia pun emosi, langsung pergi ke hotel untuk mendobrak pintu kamar hotel. Kebetulan dia melihat pria itu lagi memukul wanita. Dia kira orang yang dipukul itu kamu. Dia pun emosi, langsung menggebuki pria itu.”Camila sungguh merasa syok.Caden melanjutkan lagi, “Dylan nggak terluka. Sekarang dia juga sudah damai dengan pasangan kekasih itu. Kamu nggak usah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1622

    Naomi mengangguk. “Oke, kalau begitu, belakangan ini kamu mau tinggal di mana? Gimana kalau tinggal di rumahku saja? Aku bisa menjagamu setiap hari.”Camila menggeleng. “Kita bicarakan lagi setelah aku menangani masalah pekerjaan. Aku mesti ke luar kota malam ini.”Naomi merasa syok. “Kamu mau ke luar kota?”“Emm. Hari ini manajer sudah telepon aku sebanyak belasan kali. Aku mesti turun tangan langsung untuk mengatasi masalah pengakhiran kontrak.”Naomi merasa tidak tenang. “Apa nggak bisa diundur? Sekarang usia kandunganmu masih muda, seharusnya istirahat.”Camila berkata, “Nggak bisa diundur. Lagi pula, kalau diundur, malah akan semakin merepotkan. Makin cepat diselesaikan, kerugianku juga nggak akan membeludak. Kamu tenang saja. Aku bisa jaga diri dan anak dengan baik.”Naomi bertanya dengan kening berkerut, “Kamu mau pergi berapa lama?”Camila berpikir sejenak. “Nggak akan terlalu lama. Sepertinya satu atau dua bulan saja.”Naomi bertanya, “Tapi, bukannya beberapa hari lagi adalah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1621

    Di Vila Maison.Setelah mengakhiri panggilan, perasaan Camila terasa tidak tenang.“Pak Caden, coba kamu telepon Dylan. Aku merasa sudah terjadi sesuatu sama dia.”Caden bertanya, “Ada apa dengan dia?”Camila menggeleng. “Aku juga nggak jelas. Tapi nada bicaranya nggak terlalu normal.”Caden menyerahkan jus buah segar kepada Camila dan Naomi. “Aku akan telepon dia sekarang. Kalian ngobrol dulu. Nggak usah khawatirin dia.Caden mengambil ponselnya keluar. Naomi pun menarik Camila untuk duduk di sofa, kemudian memeriksa denyut nadinya. “Semuanya baik-baik saja.”Camila menggenggam tangannya, lalu berkata dengan sangat serius, “Naomi, aku mau melahirkan anak ini!”Naomi terbengong sejenak. “Apa kamu sudah memikirkannya?”Camila mengangguk dengan kuat. “Emm! Sudah!”“Aku berpikir seperti ini. Aku nggak berencana untuk pacaran, apalagi menikah dan memiliki anak. Aku pasti akan kesepian karena menyendiri. Kalau aku bisa ditemani oleh anakku, perasaanku pasti akan lebih membaik.”“Setelah aku

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1620

    Seorang pria yang mengenakan celana pendek itu sedang mencambuknya. Ketika melihat gambaran ini, kedua mata Dylan hampir copot dan mulai memerah. “Sialan!”Dylan menjerit, lalu langsung melayangkan tinjuan!Belum sempat si pria merespons, dia pun telah dipukul. Dylan mengulurkan tangannya untuk menarik selimut membungkus tubuh si wanita. Kemudian, dia menjambak si pria dan tidak berhenti memukul wajah si pria!Dylan bagai telah kehilangan akal sehatnya saja. Dia berkata dengan geram, “Beraninya kamu pukul dia! Kamu malah berani pukul dia! Aku akan habisi kamu ….”Saking marahnya, bibir Dylan bahkan merasa gemetar, matanya juga basah!“Kak Dylan!” Pengawal datang untuk menarik Dylan.Dylan menepis pengawal dengan kuat. “Awas!”Pengawal sungguh panik. “Kak Dylan, berhenti!”Amarah Dylan langsung meluap. “Minggir!”Pengawal terkejut hingga melakukan gerakan menelan ludah. Dia sudah sepuluh tahun bekerja dengan Dylan. Dia tidak pernah melihat Dylan yang semarah ini!Lantaran tidak berhas

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1619

    Setelah mengatur pengawal untuk melindungi Camila, Dylan kembali membuang ponselnya. Dia mengambil botol bir, lalu menatap mercusuar di kejauhan.Lampu mercusuar tidak kelihatan terang di siang hari, tetapi Dylan tetap menyukainya. Tidak peduli di pagi hari maupun malam hari, Dylan merasa mercusuar itu bisa mengobati hatinya.Hanya saja … ketika kepikiran tempat ini, gambaran malam itu terus terbayang di benak Dylan. Gambaran semua yang terjadi di antara dia dan Camila ….Mereka berdua sedang mengobrol dengan sadarnya.Mereka berdua sedang minum dengan santainya.Ada juga gambaran Camila menjatuhkan Dylan, duduk di atas tubuh Dylan, lalu “menggodanya” ….Serta gambaran mereka berdua bermesraan di depan jendela ….Tenggorokan Dylan mulai terasa kering. Dia menyelesaikan bir di tangan, lalu membuang botol bir ke tong sampah. Kemudian, dia berdiri untuk mengambil dua botol arak untuk dihabiskan seorang diri.Perut Dylan masih merasa tidak nyaman. Setelah minum, dia pun muntah lagi. Hari i

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1618

    Caden tidak mengatakan dirinya sedang mencari informasi tentang Camila. Dia menggoyangkan camilan dan kue tar di tangannya. “Hari ini, perusahaan nggak begitu banyak pekerjaan, jadi aku langsung pulang. Tadi aku sekalian belikan sedikit makanan buat kamu.”Naomi sedang mencedok sup ke dalam rantang. Caden memotong sedikit kue, lalu menyuapi Naomi. “Coba dicicip.”“Rasanya … enak. Kamu beli di mana?”Caden membalas, “Ada toko yang baru buka di pinggir jalan. Dengar-dengar belakangan ini lagi viral.”Naomi melihat kue sekilas. Keningnya spontan berkerut ….Caden bertanya, “Ada apa?”Naomi bergumam, “Kue ini … kenapa rasanya begitu familier?”Caden merasa bingung. “Apa kamu pernah melihatnya?”Naomi menatap sekilas. “Sepertinya pernah, tapi sepertinya nggak pernah.”Caden terdiam.Naomi melihat sekilas, lalu menggeleng. “Seharusnya nggak pernah lihat.”Naomi juga tidak peduli. Dia melihat jenis camilan yang lain. “Nanti aku bagikan beberapa potong buat Camila.”Sementara ini, Caden juga t

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1617

    Setelah Caden meninggalkan rumah sakit, dia tidak pergi ke perusahaan, melainkan langsung mengendarai mobil pulang ke rumah. Dia ingin membantu Dylan untuk mencari tahu masalah Camila, apalah Camila menginginkan anak itu atau tidak?Caden tidak bisa bertanya secara langsung. Dia hanya bisa mencari tahu melalui Naomi. Jadi, dia mesti pulang.Saat perjalanan pulang, ada kecelakaan di tengah jalan. Caden pun terjebak macet dan kebetulan berhenti di depan pintu toko “Cinta Pertama”. Melalui jendela, Caden menatap papan nama toko itu.Entah kenapa Caden merasa sedikit familier, tetapi dia tidak menemukan titik yang familier. Polisi lalu lintas datang untuk memberi tahu bahwa jalanan baru akan lancar sekitar satu jam kemudian.Ini adalah jalan yang mesti dilalui Caden untuk pulang. Jadi, Caden langsung memarkirkan mobil di pinggir jalan. Dia mengenakan masker, mematikan mesin mobil, lalu berjalan menuju ke dalam toko.Caden berhenti di depan pintu untuk menatap papan nama sejenak, baru memas

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1616

    Caden diam-diam merokok. Baguslah kalau bukan karena wanita lain. Jika tidak, akan sulit bagi Dylan untuk bisa bersama dengan Camila.Caden berpikir sejenak, lalu bertanya lagi padanya, “Gimana perasaanmu saat mendengar Catherine mengandung anakmu?”Dylan menghela napas berat. “Aku merasa sangat syok dan kaget. Aku kira anak itu benar-benar anakku.”Caden menatapnya. “Waktu itu, apa kamu kepikiran untuk melahirkan anak itu?”Dylan menggeleng. Tanpa berpikir, dia langsung berkata, “Nggak! Kalau benar anak itu anakku, aku akan suruh dia gugurkan anak itu.”Caden terdiam.Dylan merokok lagi, kemudian menjelaskan, “Anak itu hanya akan menjadi alat yang digunakan Catherine. Catherine nggak mencintaiku, sedangkan aku bahkan nggak suka dengan ibu dari anak itu. Jadi, kemungkinan aku menyukai anak itu sangat kecil.”“Menurutmu, bahkan orang tua kandung saja nggak mencintainya, bagaimana dia bisa bahagia di kemudian hari?”“Seandainya aku nggak bisa menjamin dia bisa mendapatkan cinta yang berl

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status