Share

Bab 8

Author: Erlina
Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.

Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.

Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.

Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”

Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah dan pemilik penginapan bilang Mama dibawa pergi orang, kami langsung keluar untuk cari Mama sesuai lokasi yang tertera. Baru saja kami tiba di bawah gedung, Mama sudah turun. Mama, ada apa ini sebenarnya?”

Naomi percaya saja pada ucapan Braden. Kemudian, dia menoleh ke arah Hayden dan bertanya dengan kening berkerut, “Hayden, coba jujur dulu sama Mama. Kenapa kamu gores mobil orang?”

Hayden mengedipkan matanya dan bertanya, “Apa pasangan berengsek itu yang culik Mama?”

“Pasangan berengsek mana?”

Hayden pun menjawab dengan kesal, “Kalau tahu mereka masih berani macam-macam setelah kejadian itu, aku pasti nggak akan ampuni mereka semudah itu siang tadi! Mereka memang perlu dihajar! Mama, kamu nggak usah ikut campur dalam urusan ini. Aku akan balaskan dendam Mama!”

Begitu selesai bicara, Hayden pun mengepalkan tangannya dan hendak berjalan keluar. Namun, Naomi langsung menahannya, lalu mendudukkannya di kursi dan berkata dengan ekspresi serius, “Apa yang sudah terjadi di stasiun kereta api?”

Berhubung sudah tidak dapat merahasiakannya lagi, Hayden akhirnya menceritakan seluruh kejadiannya dengan tampang cemberut.

Setelah mendengar cerita Hayden, Naomi pun tercengang. Dia bahkan tidak tahu ada kejadian seperti ini. Kemudian, dia segera memangku Jayden dan memeriksa lukanya. Setelah melihat memar besar di kaki Jayden, dia merasa sangat sedih dan bertanya dengan suara tercekat, “Pasti sakit banget, ‘kan?”

Jayden adalah anak yang sangat patuh. Begitu melihat Naomi sedih, dia buru-buru menghibur, “Nggak sakit lagi, kok. Mama jangan sedih, ya. Lihat, aku tetap bisa lompat-lompat!”

Saat berbicara, Jayden melompat turun dari pangkuan Naomi dan langsung melompat beberapa kali untuk membuktikan dirinya baik-baik saja.

Melihat Jayden yang menghiburnya, Naomi tidak dapat menahan air matanya lagi. Dia memeluk Jayden, lalu mengelus-elus kepalanya dengan lembut. Saat ini, dia merasa sangat sedih. Di antara ketiga anaknya ini, keadaan Jayden sedikit lebih istimewa. Jadi, selain memberikan kasih sayang yang sama rata, dia juga merasa agak kasihan pada Jayden.

“Maaf, Jayden. Mama nggak menjagamu dengan baik sehingga kamu terluka.”

Jayden buru-buru menggeleng dan menjawab, “Nggak, kok! Bibi yang ada di bawah bilang, mamaku pasti merawatku dengan sangat baik karena aku terlihat sehat dan gemuk.”

Naomi memeluk Jayden erat-erat untuk sesaat. Kemudian, dia baru membuka koper untuk mengeluarkan salep yang dibuatnya sendiri dan mengoleskannya ke luka memar di kaki Jayden. Setelah itu, dia tidak lupa memuji tindakan Hayden yang tepat, tetapi juga menegur tindakannya yang salah.

Contohnya, seorang laki-laki memang tidak boleh menimbulkan masalah, tetapi juga tidak boleh takut pada masalah. Hayden pantas dipuji karena berani membela Jayden yang sudah ditindas. Namun, Hayden tidak seharusnya pergi menyelesaikan masalah ini sendiri dan juga menggores mobil orang.

Selain itu, Naomi juga berceramah tentang bahaya kembang api dan petasan. Dia tidak lupa berpesan pada Hayden untuk tidak sembarangan menggunakannya lagi. Dia tentu saja tidak tahu bahwa itu bukanlah kembang api atau petasan, melainkan bom skala kecil yang diracik Hayden sendiri. Demi tidak membuat ibunya marah, Hayden hanya mengangguk dan menunjukkan sikap yang sangat patuh.

Mengenai kenapa mereka mengganti tempat tinggal, Braden hanya asal mengarang alasan dan Naomi langsung percaya.

Setelah itu, Braden bertanya lagi, “Apa mereka mempersulit Mama?”

Saat teringat kompensasi 100 miliar itu, Naomi pun mengerutkan keningnya. Namun, dia tidak ingin mengkhawatirkan anak-anaknya. Jadi, dia berbohong dan berkata, “Nggak kok. Masalah ini sudah berakhir. Ya sudah, kalian main dulu ya. Mama mau mandi.”

Setelah Naomi masuk ke kamar mandi, ketiga bocah cilik itu pun mengadakan rapat kecil-kecilan.

Braden berkata, “Masalahnya nggak sesederhana yang dibilang Mama. Kalau masalah ini sudah berakhir, mereka nggak mungkin mengurung Mama.”

Hayden mengepalkan tangannya dan menjawab, “Aku juga nggak akan biarkan mereka akhiri masalah ini dengan begitu saja! Apa mereka kira mama kesayangan kita bisa ditindas dengan begitu saja? Kak, kamu dan Jayden temani dulu Mama di rumah. Aku akan pergi menghabisi mereka! Aku mau mereka tahu apa akibat dari menindas Mama!”

Seusai berbicara, Hayden ingin langsung pergi lagi. Namun, Braden segera menghentikannya dan berkata, “Kali ini, jangan kamu yang pergi lagi. Serahkan saja masalah ini padaku.”

“Serahkan padamu? Pasangan berengsek itu punya pengawal. Kamu nggak akan bisa mengalahkan mereka.”

Braden menatap layar tabletnya sambil memicingkan mata. Dia memang masih kecil, tetapi sangat cerdas. Setelah terdiam sesaat, dia berkata dengan santai, “Mama sudah bilang, ini adalah masyarakat yang menjunjung tinggi hukum. Kita harus patuhi peraturan dan pakai cara yang sesuai dengan hukum untuk membalaskan dendam Mama.”

...

Di sisi lain, Naomi masih belum tahu bahwa ketiga putranya sudah mengincar Caden. Malam ini, dia tidak bisa tidur karena memikirkan kompensasi sebesar 100 miliar itu. Meskipun membunuhnya, dia juga tidak mampu mengeluarkan uang sebanyak itu. Selain itu, begitu teringat wajah pria itu, tensi darahnya langsung naik.

Tampang pria itu benar-benar sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Dengan kata lain, dia berkemungkinan besar adalah pria bajingan dari malam itu. Begitu memikirkan hal ini ... Naomi benar-benar ingin membunuhnya!

Namun, Naomi juga tidak 100% yakin. Jadi, dia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya ....

Setelah insomnia semalaman, Naomi baru terpikirkan jalan keluar keesokan paginya. Untuk sementara, dia masih belum bisa mengumpulkan uang sebesar 100 miliar. Selain itu, dia juga harus mempertimbangkan risiko pria bajingan itu akan berebut hak asuh dengannya. Jadi, dia harus cepat-cepat bercerai dengan Caden, lalu meninggalkan tempat ini. Setelah itu, dia baru akan mencari cara untuk membayar kompensasi itu.

Oleh karena itu, Naomi pun terlebih dahulu bangun dan mandi. Dia juga meninggalkan memo agar bisa berpesan pada ketiga putranya itu untuk tidak sembarangan keluyuran di luar. Kemudian, dia baru keluar dari rumah dan memanggil taksi untuk pergi ke tempat tinggal Caden.

...

Pada saat yang sama, situasi di sisi Caden saat ini sangat kacau. Di pagi-pagi buta, dia menerima berita bahwa semalam, gedung yang disurveinya itu telah diakuisisi orang dengan harga tinggi. Beberapa wilayah yang diincarnya dan kontrak kerja sama yang akan segera ditandatangani juga direbut orang hanya dalam waktu semalam.

Jika dihitung secara kasar, kerugian Grup Pangestu kali ini sudah mencapai triliunan. Namun, ini bukanlah hal yang membuat Caden marah. Bagaimanapun juga, dia sangat kaya dan kerugian sebesar triliunan bukanlah apa-apa baginya. Hal yang membuatnya benar-benar marah adalah, ada orang yang jelas-jelas sedang menargetkannya.

Selama ini, Caden memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia bisnis. Dia dapat membuat seluruh dunia ekonomi terguncang dengan mudah. Jangankan menantangnya, bahkan tidak ada seorang pun yang berani menolak permintaannya.

Tak disangka ....

Selain itu, peretas terbaik yang ada di sisi Caden juga tidak dapat menemukan siapa pelakunya. Hal ini membuatnya merasa sangat marah, tetapi tidak dapat meluapkan amarahnya.

Berhubung suasana hati bos sedang sangat buruk, para karyawan yang tertimpa sial. Saat ini, suasana di Grup Pangestu sangat kelam.

Steven juga sangat sibuk dan teleponnya tidak berhenti berdering. Sebelum menyelidiki dengan jelas situasi ini, seluruh komputer di Grup Pangestu juga tiba-tiba tidak dapat dinyalakan. Para karyawan yang seharusnya sangat sibuk pun hanya bisa duduk diam dan saling memandang karena tidak bisa bekerja.

“Apa semua karyawan dari departemen teknis itu idiot?” seru Caden dengan marah.

Steven pun merasa sangat panik dan tidak berhenti mendesak departemen teknis untuk segera menangani masalah ini. Namun, seluruh karyawan dari departemen teknis benar-benar tidak berdaya. Mereka semua adalah orang hebat, tetapi malah bertemu seorang ahli yang jauh lebih hebat hari ini.

“Sudah! Sudah! Komputernya sudah nyala!”

Setelah mengutak-atik untuk waktu yang sangat lama, komputer mereka akhirnya bisa dinyalakan juga. Para karyawan dari departemen teknis pun akhirnya merasa lega. Namun, apa yang muncul di layar komputer langsung membuat mereka tercengang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (13)
goodnovel comment avatar
July Elly
apa yang akan terjadi selanjutnya
goodnovel comment avatar
July Elly
caden she's dengan semua yang terjadi
goodnovel comment avatar
Fetrinaelfita
ini pasti ulah 3 bocil cilik itu... seruuu...lanjut dong....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1681

    “Kak, apa kamu benar-benar suka sama Kak Camila?”Dylan terdiam.Cella pun berkata, “Aku peringatkan kamu, Dylan, Camila itu idolanya bibiku! Semalam sebelum tidur, bibiku ajak aku ngobrolin masalah semua kebaikan Camila! Dia merekomendasikanku untuk menjadi penggemarnya! Kalau kamu berani menggodanya atau bersikap berengsek sama dia, bibiku pasti akan hajar kamu sampai mati!”Dylan berkata, “Kamu jangan omong kosong! Nanti saat bertemu dengan Shawn, kamu segera klarifikasi aku masih lajang sekarang!”Cella sungguh bingung. “Tapi … Kak, merusak hubungan orang lain itu nggak bermoral. Kalau aku membantumu, bukannya aku juga nggak bermoral? Gimana kalau Shawn marah, lalu katakan yang buruk-buruk tentangku di hadapan cowok idamanku?”Dylan menjulingkan bola matanya. “Kalau dia mempublikasikan hubungannya dengan Camila, kemudian aku mengejar Camila secara terang-terangan, itu baru namanya merusak hubungan orang lain! Intinya, sekarang mereka masih belum mengumumkan hubungan mereka! Lagi pu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1680

    Shawn Kusnadi, tahun ini berusia 22 tahun, sejak kecil tumbuh besar di Yinggris, merupakan warga negara Yinggris keturunan Carika.Latar belakang keluarga dan identitas orang tuanya tidak diketahui. Namun, berdasarkan hasil penyelidikan, sejak kecil dia bersekolah di sekolah swasta bangsawan di Yinggris. Gaya berpakaiannya pun selalu menggunakan merek-merek ternama.Teman-temannya kebanyakan berasal dari keluarga kaya. Dia sering terlihat di tempat-tempat kelas atas.Singkat kata, kemungkinan besar keluarganya sangat kaya.Shawn sendiri memang sangat luar biasa. Sejak kecil, dia selalu menjadi siswa berprestasi, tipe “anak orang lain” yang diidamkan para orang tua.Kehidupan pribadinya juga sangat sehat, tidak memiliki gaya hidup buruk, dan tidak memiliki riwayat hubungan asmara yang kacau. Saat ini, dia masih lajang!Saat Dylan membaca hasil penyelidikan ini, dia pun merasa minder untuk pertama kalinya! Tadinya Dylan mengira Shawn adalah tipe pria muda yang tidak ingin berusaha, hanya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1679

    Dylan tidak tahu kenapa dirinya sepenat ini. Hanya saja, dia merasa sangat tidak gembira!Di area parkiran bawah tanah, setelah Dylan melihat Camila dan Shawn berjalan ke dalam lift, dia baru menuruni mobil. Baru saja Dylan menuruni mobil, Camila tiba-tiba berjalan kembali.Saat melihat Dylan, Camila sungguh merasa syok! Begitu pula dengan Dylan, dia juga merasa syok!Beberapa saat kemudian, Camila spontan membungkus tubuhnya dengan jaket. Tubuhnya masih kelihatan kurus. Meski dia sudah mengandung tiga bulan, dia masih tidak kelihatan gemuk. Ditambah lagi dia mengenakan pakaian longgar, jadi tidak kelihatan bagian perutnya. Hanya saja, Camila spontan menutupi bagian perutnya.Camila berjalan maju untuk menyapanya, “Kenapa kamu di sini?”Bibir Dylan bergerak. “Aku tinggal di sini.”Camila merasa syok. “Kamu tinggal di sini?”Dylan mengangguk. “Emm!”Ketika mendengar Camila membeli vila di Vila Emira, dia segera membeli rumah di samping Camila dengan harga tinggi.Saat membeli, Dylan jug

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1678

    Setelah menenangkan diri dengan duduk bersandar, Dylan bertanya pada Cella, “Gimana orang si Shawn?”Cella berterus terang, “Latar belakang keluarganya cukup bagus, tapi aku nggak tahu latar belakangnya. Setahuku, dia sangat unggul! Tubuhnya bagus, wajahnya tampan, temperamennya baik, prestasinya juga sangat bagus. Dia adalah tokoh terkenal di sekolah kami. Ada banyak cewek yang suka sama dia!”Kening Dylan berkerut. Dia bertanya dengan tidak gembira, “Apa dia lebih unggul daripada aku? Apa dia lebih tampan daripada aku? Apa dia lebih disukai cewek daripada aku?”Cella terbengong sejenak, lalu menyipitkan matanya. “Kak, kamu jujur sama aku, apa Shawn itu saingan asmaramu?”Dylan terdiam.Cella berkata, “Aku lihat kamu lagi cemburu. Biasanya orang-orang yang akan membandingkan diri dengan saingan asmaranya!” Cella menunjukkan ekspresi disayangkan. “Tadi aku takut akan ketawa, makanya aku nggak berani angkat kepalaku. Kemudian, aku memusatkan perhatianku di diri Shawn saja. Aku nggak mem

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1677

    Camila terbengong sejenak. “Kebetulan sekali. Dia juga kuliah di universitas seni di Wundun. Kekasihmu itu ambil jurusan apa?”Dylan berkata, “Di Institut Seni Canbera, jurusan menggambar.”Camila merasa sangat syok. Dia segera melihat pria muda di hadapannya. “Shawn, teman sekolahmu!”Saat ini, gadis itu baru mengangkat kepalanya. Ketika melihat si pria muda, mereka berdua kelihatan sangat syok!“Shawn!”“Cella?”Gadis itu kelihatan sangat gembira. “Kenapa kamu ada di Kota Jawhar?”Shawn berdiri, lalu membalas dengan sangat sopan, “Aku datang main beberapa hari di sini. Kenapa kamu juga bisa ada di Kota Jawhar?”Gadis itu berkata dengan penuh antusias, “Aku datang ke Kota Jawhar untuk mengunjungi bibiku.”Pria muda itu melihat Dylan dengan bingung. “Dia itu kekasihmu?”Dylan menatapnya dengan tatapan penuh amarah. “Iya!”Begitu Cella mendengar, dia segera melepaskan lengan Dylan. “Bukan, bukan, kamu jangan salah paham. Dia itu kakakku!”Dylan terdiam, begitu pula dengan Naomi dan Cami

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1676

    Dylan segera berkata, “Jangan bertanya hal yang nggak seharusnya kamu tanya. Ayo, pergi, kamu mesti bersikap lebih natural, jangan sampai kebongkar. Kalau nggak bisa, kamu cukup rangkul lenganku dan berdiri di sampingku saja, nggak usah bicara.”Wanita itu kelihatan sangat percaya diri. “Tenang saja! Saya jamin akan bikin Anda puas!”Dylan segera menunjukkan ekspresi kesal. “Apa perlu berbicara seformal itu? Apa aku begitu tua?”Si wanita tersenyum bersalah. “Nggak tua, nggak tua, kok. Kakakku paling ganteng! Orang kedua terganteng di dunia!” Kemudian, si wanita melanjutkan omongannya, “Pria idamanku itu orang pertama terganteng di dunia!”Dylan menjulingkan bola matanya sembari menggigit bibirnya. Dia membawa si wanita berjalan ke dalam restoran.Wanita itu merangkul lengan Dylan secara terang-terangan. Dalam sekilas mata, mereka berdua memang mirip dengan sepasang kekasih.Di dalam restoran.Di meja dekat jendela, Camila dan Naomi duduk bersama, sedangkan si pria muda duduk di sebera

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1675

    Caden terdiam sesaat, lalu bertanya lagi, “Apa perlu aku telepon Naomi sekarang?”Dylan segera membalas, “Nggak usah!”Naomi sedang bersama dengan Camila. Seandainya Caden menelepon sekarang, bukannya keberadaan Dylan akan terungkap?“Kita bicarakan lagi setelah kamu pulang nanti. Hati-hati di jalan.”Panggilan diakhiri. Dylan menyimpan ponselnya, lalu berjalan ke luar bandara.Baru saja Dylan keluar, dia pun melihat Camila sedang berdiri di samping mobil. Dia mendekati pria muda itu sembari bersenda gurau. Pria uda itu pun membelai rambut Camila dengan lembut.Pria muda itu tersenyum, lalu membungkukkan tubuhnya dengan elegan, melakukan gerakan mempersilakan Camila memasuki mobil.Setelah Camila memasuki mobil dengan gembira, pria muda itu menutup pintu, lalu duduk di bangku samping pengemudi. Mereka pun melaju ke sebuah restoran ….Mereka bertiga menuruni mobil. Camila merangkul lengan Naomi, lalu mengobrol sembari berjalan ke dalam restoran. Pria muda itu masih saja mengikuti di bel

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1674

    Meski orang itu mengenakan masker, Dylan juga bisa melihat dia adalah pria muda yang tampan. Tubuhnya proporsional dan juga berwibawa. Tinggi badannya mencapai 1,9 meter, membuat penampilannya kelihatan berwibawa.Sepotong jaket panjang yang sederhana dikenakan di dirinya, Namun, dia seolah-olah terlihat sedang berjalan di atas panggung peragaan busana.Bahkan saat berdiri 2,8 meter di samping Camila yang berkesan dingin dan elegan, dia sama sekali tidak kalah pesona.Dalam sekilas mata, mereka kelihatan seperti pasangan yang serasi. Dia membantu Camila untuk mendorong koper, lalu melihat Camila berlari memeluk Naomi dengan tatapan penuh kasih dan lembut, mengingatkannya untuk berhati-hati.Setelah Camila berpelukan dengan Naomi, dia merangkul lengan pria itu, lalu memperkenalkannya kepada Naomi.Pria itu juga melambaikan tangannya ke sisi Naomi, lalu menyapa dengan sopan.Naomi mengangguk dengan tersenyum. Dia kelihatan sangat puas. Setelah mereka bertiga selesai menyapa dan berjalan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1673

    Naomi bertanya, “Apa dia masih mau pergi ke Negara Rigira dan Horea?”Caden berkata, “Belum pasti. Meskipun pergi, juga bulan Oktober tahun depan.”Jadwal pertandingan telah ditetapkan Hayden secara terang-terangan. Bulan Oktober adalah hari peringatan kematian Kakek Kedua.Naomi masih tidak mengetahui masalah Kakek Kedua. Dia bertanya lagi, “Kapan kalian pulangnya?”Caden membalas, “Kami pulang hari ini.”Dengan kondisi di depan mata, terlalu banyak orang yang ingin mencari tahu identitas Hayden. Jadi, Caden mesti segera membawa Hayden kembali ke Kota Jawhar, kembali ke markasnya sendiri. Selama berada di area kekuasaannya sendiri, dia baru bisa melindungi Hayden dengan baik.“Sekarang kamu lagi ngapain?”Naomi membalas, “Aku lagi jemput Camila di bandara. Nanti malam kita lakukan panggilan video.”“Oke.”Panggilan diakhiri. Caden segera mengatur pesawat pribadi untuk pulang ke Kota Jawhar hari ini.Saat kembali ke tempat tinggal, Braden, Hayden, dan Rayden juga sudah kembali. Braden

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status