Share

Bab 9

Auteur: Erlina
Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.

[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]

Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.

“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”

“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”

Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram.

Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”

“Di mana wanita semalam?” tanya Caden dengan nada dingin.

Steven tertegun sejenak, lalu segera tersadar bahwa orang yang dimaksud Caden adalah Naomi. Dia buru-buru berkata, “Kami masih belum menemukannya.”

“Dasar pecundang!” seru Caden dengan marah.

Steven juga langsung gemetar ketakutan. Dia merasa saat ini, Caden sangat menakutkan.

Caden kembali menatap layar komputernya. Dia ingin mencari Naomi karena merasa “wanita” yang dimaksud orang di balik insiden ini adalah Naomi. Dia mengakui dirinya memang bukanlah orang baik. Namun, dia juga bukanlah orang yang asal menindas orang lain, apalagi menindas wanita.

Satu-satunya wanita yang ada di hati Caden hanyalah ibu kandung Rayden. Selain itu, dia sangat jarang berinteraksi dengan wanita. Namun, semalam dia memang berinteraksi dengan Naomi dan juga mengurungnya.

Di sisi lain, peretas yang dipekerjakan Caden adalah ahli terhebat di dunia peretasan saat ini dan sangat jarang mengalami kegagalan. Namun, hanya dalam waktu sehari, mereka sudah mengalami kegagalan sebanyak 2 kali.

Selain gagal menemukan orang yang merebut bisnis Caden dan menantangnya, mereka juga gagal menemukan wanita bernama Naomi Tandi itu. Caden mau tak mau merasa curiga bahwa ini adalah ulah kelompok yang sama dan mereka memang mengincarnya.

Kemudian, Caden memberi perintah sambil menggertakkan giginya, “Kalian harus menemukannya meski harus cari sampai ke ujung dunia!”

“Baik! Baik!” jawab Steven. Setelah itu, dia buru-buru keluar dari kantor presdir. Dia benar-benar tidak ingin berada di dekat Caden pada saat-saat seperti ini. Namun, baru saja dia menyampaikan perintah Caden, masalah baru malah tiba-tiba muncul lagi.

Ada bawahan yang menelepon Steven dan berkata bahwa istri Caden sedang berada di luar gerbang Vila Uwana. Dia datang untuk bercerai dengan Caden. Vila Uwana merupakan tempat tinggal istrinya Caden saat Caden berada di luar negeri.

Steven pun bertanya dengan terkejut, “Apa kamu yakin itu Nyonya?”

“Emm, siapa yang berani berbohong di hadapanku? Aku nggak mungkin salah.”

Setelah berpikir sejenak, Steven pun memberanikan diri untuk kembali ke kantor presdir dan berkata, “Kak Caden, Nyonya sudah pulang. Dia lagi menunggumu di Vila Uwana.”

“Siapa?”

“Nyonya, istri sahmu.”

Setelah berpikir sejenak, Caden baru teringat bahwa dia memiliki seorang istri yang tidak diketahui tampangnya. Dia pun bertanya, “Untuk apa dia kembali?”

“Dia mau minta cerai.”

Caden pun terdiam. Wanita itu sudah menghilang selama 6 tahun, tetapi malah tiba-tiba kembali untuk bercerai dengannya? Dia memang tidak memiliki kesan baik terhadap istrinya itu, tetapi ... jika bercerai dengan wanita itu, alasan apa lagi yang bisa digunakannya untuk menghadapi Jessica?

“Kasih tahu dia aku lagi dinas. Kalau mau cerai, tunggu sampai aku pulang. Mengenai kapan aku pulang, masih belum pasti.”

Jika istrinya itu adalah wanita baik-baik, Caden pasti akan merasa bersalah karena sudah memperalatnya. Namun, dia pada dasarnya adalah wanita tidak beres. Jadi, Caden tidak merasa bersalah karena memperalatnya.

Setelah bekerja untuk Caden selama ini, Steven tentu saja memahami Caden. Dia tahu alasan Caden tidak ingin bercerai sehingga tidak merasa terkejut. Dia hanya bertanya, “Kalau cuma pakai penyampaian seperti itu, Nyonya belum tentu percaya. Bagaimana kalau Kak Caden langsung hubungi dia melalui panggilan video?”

“Nggak usah!” jawab Caden. Wanita itu bukanlah orang penting, untuk apa dia menghabiskan waktu untuk melakukan panggilan video? Jadi, Caden langsung menolak. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu bahwa istrinya itu adalah wanita yang ingin dicarinya sampai ke ujung dunia.

“Selain itu, jangan panggil dia dengan sebutan Nyonya lagi. Nyonya kalian cuma satu. Selain dia, nggak ada orang yang pantas dipanggil dengan sebutan itu.”

Steven tahu orang yang dimaksud Caden adalah ibu kandung Rayden. Dia pun menjawab, “Aku mengerti.”

Di sisi lain, Naomi yang telah menerima balasan dari Caden pun tercengang. Belum tahu kapan pulangnya? Itu berarti, entah kapan mereka baru bisa bercerai. Jika begitu, bagaimana dia bisa membawa anak-anaknya pergi?

Naomi merasa tidak rela dan mencoba untuk menghubungi Caden beberapa kali lagi, tetapi tetap gagal. Dia akhirnya meninggalkan Vila Uwana dengan putus asa.

Berhubung tidak bisa langsung meninggalkan Kota Jawhar ataupun membuat akta kelahiran dan kartu keluarga anak-anaknya, mereka pun tidak dapat bersekolah dengan normal. Selain itu, Naomi sendiri juga tidak dapat mencari pekerjaan yang stabil. Padahal, uang yang dimilikinya sudah menipis dan dia juga masih berutang 100 miliar pada pria yang mirip dengan Braden dan Hayden itu.

Naomi mau tak mau merasa makin pusing. Dia mencari sebuah kursi di bawah naungan pohon, lalu duduk di sana. Dia tidak ingin pulang dalam keadaan seperti ini dan membuat anak-anaknya khawatir.

Pada saat Naomi sedang memikirkan apa yang harus dilakukannya selanjutnya, seorang anak berusia sekitar 4-5 tahun tiba-tiba berlari ke arah jalan raya dari seberang. Saat ini, jalan raya dipenuhi dengan mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, suara mobil rem mendadak, klakson, makian, dan teriakan pun memenuhi seluruh tempat ....

Orang tua anak itu juga segera menerjang ke tengah jalan raya. Mereka ingin menggendong anak itu pergi, tetapi anak itu malah meronta. Dia terlihat bagaikan seekor binatang buas yang tidak berhenti berteriak ke arah orang tuanya dan juga para pejalan kaki.

Setelah berteriak untuk sesaat, anak itu tiba-tiba mengepalkan tangannya dan meninju sebuah mobil yang berada tidak jauh darinya. Setelah meninju mobil itu, dia mulai menampar dan menggaruk-garuk wajahnya sendiri. Saat ayahnya menggendongnya secara paksa, dia pun memukul dan menggigit ayahnya. Dia juga tidak berhenti berteriak dengan suara yang menyayat hati.

Begitu merasakan situasinya tidak beres, Naomi buru-buru berdiri dan berlari mendekat. Anak itu sudah melepaskan diri dari gendongan ayahnya, sedangkan ayahnya terlihat sangat marah dan juga panik. Berhubung sudah tidak dapat menahan amarah lagi, dia pun mengangkat tangannya dan hendak memukuli anaknya.

Naomi buru-buru mencegahnya dan berseru, “Kalian tenang dulu. Jangan bertindak gegabah!”

Setelah itu, Naomi menatap anak itu dan berjongkok di hadapannya. Dia merentangkan kedua tangannya dan berkata dengan wajah bersahabat, “Jangan takut. Sini, Bibi peluk. Bibi akan melindungimu.”

Anak itu menatap Naomi dengan penuh kewaspadaan. Namun, Naomi tetap tersenyum dan berkata, “Aku nggak akan melukaimu, jangan takut. Ayo kemari!”

Anak laki-laki itu memelototi Naomi selama beberapa detik, lalu tiba-tiba memungut sebuah batu dari lantai dan melemparnya ke arah Naomi. Naomi tidak sempat menghindar dan batu itu pun menghantam dahinya. Dia langsung meringis kesakitan.

Melihat situasi ini, ibunya anak itu merasa sangat bersalah dan berkata sambil menangis, “Maaf, Bu. Anak ini mengidap penyakit bipolar dan penyakitnya lagi kambuh. Kami benar-benar nggak berdaya. Huhuhu ....”

“Aku tahu. Nggak apa-apa, kok. Siapa namanya?”

“Namanya Calvin Himawan.”

Naomi berkata, “Kalian sudah mengejutkannya. Coba kalian tunggu dulu di samping. Biarkan aku yang menenangkannya.”

Orang tua Calvin menatap Naomi dengan khawatir, tetapi akhirnya menyerah. Mereka benar-benar sudah tidak memiliki cara lain.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (5)
goodnovel comment avatar
July Elly
naomi orangnya setia
goodnovel comment avatar
Yuli Yuli
AQ kira tu anaknya sndri raydan
goodnovel comment avatar
Fetrinaelfita
wah naomi ibu yang baik.. dan penyayang pada anak
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1969

    Naomi menghubungi Tiara, tetapi panggilan tidak terhubung. Dia pun menghubungi Intan. Ternyata semalam Tiara kehujanan dan demam.Pagi hari tadi, Shane pergi menjenguk Tiara. Dia ingin membawa Tiara untuk pergi ke rumah sakit, tetapi Tiara tidak bersedia. Shane pun menghubungi Giman dan juga Intan. Dia meminta kedua senior untuk membujuk dan juga menjaga Tiara.Shane dan Giman tahu, Tiara bisa sakit juga karena Andrew. Berhubung merasa kasihan, mereka baru menghubungi Andrew dan ingin mengobrol dengannya.Setelah Naomi mengetahui kronologis cerita, dia pun berkata dengan kening berkerut, “Tiara lagi jatuh sakit. Aku mesti menjenguknya. Nanti malam, aku baru pergi jenguk Kakek Pertama di rumah sakit.”Caden mengangguk. “Kondisi kesehatan Kakek Pertama sangat bagus. Ada orang yang lagi menjaganya. Kamu nggak usah khawatir. Aku akan antar kamu untuk menjenguk Tiara.”“Emm.”Setelah mereka berdua mengurus Braden dan Baby, mereka pun berangkat. Saat di perjalanan, Caden diam-diam mengirim

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1968

    Kakek Keempat dan mereka sedang berkumpul di bawah kaki gunung, lalu bersama-sama memasuki pegunungan. Kakek Bungsu pun menyambut mereka di dalam pegunungan.Demi menjaga rahasia, Caden dan Naomi tidak antar sendiri. Mereka berdiri di depan pintu rumah untuk mengantar kepergian kedua anak. Naomi sekiranya merasa agak khawatir dan kecewa.Caden menghiburnya. “Jangan cemas. Ada Putih, Hayden, dan begitu banyak pengawal. Mereka nggak akan kenapa-napa.”Naomi menghela napas panjang, lalu berkata, “Aku tahu anak-anak nggak mungkin selalu berada di sisiku, tapi mereka baru berusia enam tahun, malah sudah mulai meninggalkanku.”Padahal hanya liburan musim panas saja, sekarang hanya tersisa dua anak di sisi Naomi. Begitu Jayden liburan, dia pun langsung bersama Morris pergi ke Kota Lokin. Sekarang, Hayden dan Rayden malah pergi ke pegunungan. Hanya tersisa Braden dan Baby di sisinya.Caden berkata dengan nada menghibur, “Anak-anak punya jalannya masing-masing. Kita hanya cukup diam-diam menema

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1967

    Caden berkata, “Masalah Kakek Pertama baru saja berlalu. Lebih baik kita jangan ke sana dulu, agar nggak dipantau orang lain. Nantinya masalah para kakek dan nenek mengasingkan diri di pegunungan malah terekspos.”Naomi merasa galau. “Tapi, sebelum tidur tadi, Rayden beri tahu aku, Kakek Keempat ingin suruh dia tinggal beberapa saat di pegunungan.”Caden pun mendukungnya. “Hobi Rayden dan Kakek Keempat itu sama. Dia bisa belajar banyak hal dari Kakek Keempat. Dia bisa ke sana selagi liburan musim panas.”Naomi masih tidak merasa tenang. “Kalau kita nggak ke sana, berarti dia pergi sendirian? Apa nggak berbahaya saat di perjalanan?”Caden berkata, “Suruh Hayden pergi bersama mereka. Aku akan hubungi Kakek Bungsu untuk menjemput mereka di kaki gunung, demi menjamin keselamatan mereka.”Naomi memang tidak merelakan anak-anak, tapi pada akhirnya dia mengangguk. “Oke!”Naomi tidak akan menghalangi anak-anak untuk berinteraksi dengan para kakek dan nenek. Dengan sering bersama kakek dan nene

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1966

    Kening Andrew berkerut. Dia pun terdiam.Caden menghela napas. “Kalau kamu nggak punya perasaan apa-apa sama Tiara, aku pasti nggak akan datang untuk bujuk kamu. Kamu berhak untuk nggak suka sama dia. Kamu juga nggak salah kalau nggak suka sama dia!”“Tapi, jelas-jelas kamu menyukainya, tapi kamu malah bersikeras menahan diri. Semua itu masalahmu! Apa kamu mesti bikin hubungan dua arah ini jadi series mengenaskan? Apa kamu baru akan merasa puas setelah melukai Tiara dan dirimu sendiri?”“Aku tahu kamu bilang ada masalah dengan karaktermu, hanya saja semua itu hanyalah sebagian kecil alasan saja. Mengenai alasan tepatnya, kalau kamu nggak bersedia mengatakannya, aku juga nggak akan memaksamu.”“Tapi, sebagai orang berpengalaman, aku akan beri tahu semua yang aku tahu kepadamu. Nanti saat kamu menyesal dan ingin mengejar Tiara lagi, kamu jangan datang mencariku dengan menangis!”“Aku juga nggak bisa membantumu lagi. Kakak iparmu juga nggak bisa membantumu! Kamu hanya bisa menghadapi masa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1965

    Andrew ini orangnya dingin dan kalem. Jarang dia bersikap seperti ini! Caden menghela napas ringan, lalu berjalan ke sofa untuk duduk di tempat. Dia menyalakan rokok, lalu menghisap dalam-dalam.Andrew berdiri di depan jendela sembari menatap Caden. Dia juga tidak berbicara.Caden merokok beberapa saat, baru mengangkat kepalanya untuk menatap Andrew. “Jangan berdiri di sana lagi. Dia sudah pergi. Kemari, kita ngobrol!”Kening Andrew berkerut. Dia merasa ragu sesaat. Pada akhirnya, dia dengan patuhnya duduk di hadapan Caden. Hanya saja, raut wajahnya kelihatan sangat muram.Caden menatap Andrew dengan sangat tenang. “Apa perasaanmu ketika melihat Tiara kehujanan karena kamu?”Andrew tidak berbicara.Caden pun berkata, “Kalau kamu nggak ungkit terus, aku akan ikat kamu, lalu buang ke hadapan Tiara!”Raut wajah Andrew kelihatan murung. Dia menggerakkan bibirnya. “Aku nggak ada perasaan.”Caden menatapnya. “Apa kamu nggak bersedia jujur sama aku? Apa kamu nggak punya sedikit pun perasaan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1964

    Ketika Naomi melihat sosok berantakan Tiara, dia pun merasa sakit hati hingga matanya memanas. Dia mengusap rambut basah Tiara sembari berkata, “Apa kamu bodoh?”Bibir Tiara gemetar. Dia berkata dengan menderita, “Aku cuma ingin bertemu sama dia, tapi dia malah terus menghindariku!”Kening Naomi berkerut. “Jadi, kamu pun menunggu di depan rumahnya sambil kehujanan? Apa kamu ingin dia kasihan sama kamu?”Tiara menggeleng. “Aku nggak ingin dia kasihan sama aku. Aku hanya ingin ketemu sama dia! Aku nggak merasa tenang sama dia. Dia nggak tahu cara menyayangi diri sendiri. Dia juga nggak peduli dengan sedikit pun luka kecil di dirinya. Aku cuma mau lihat apa dia terluka. Setelah diberi lihat, aku pun akan merasa tenang! Tapi, dia malah nggak hiraukan aku!”Naomi merasa kasihan terhadap Tiara. Dia pun merasa marah juga. Ini pertama kalinya dia berkata kasar di hadapan Tiara. “Kamu ingin ketemu sama dia, tapi dia nggak mau ketemuan sama kamu! Dia mau menghindarimu. Apa kamu masih nggak menge

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status