Share

Bab 97

Author: Erlina
Sanny yang mengenakan pakaian rumah sakit sedang bersandar di tempat tidur sambil menatap ke luar jendela. Seorang suster duduk di sampingnya dalam diam.

Saat melihat Naomi dan Leon, suster itu buru-buru berdiri dan menyapa, “Pak Leon.”

Leon mengangguk dan menjawab, “Sus, kamu istirahat saja dulu. Kami akan menjaganya.”

“Oke.” Setelah itu, suster itu pun keluar.

Sanny menoleh ke arah mereka. Begitu melihat Naomi, ekspresinya langsung berubah seperti sudah melihat musuhnya. Dia menggigit bibir, mengerutkan kening, dan napasnya juga agak memburu.

“Sanny!” Saat melihat ekspresinya yang tidak bersahabat, Leon pun menegurnya dengan tidak senang.

Setelah itu, Sanny menatap Leon dengan tampang agak sedih.

Leon berkata, “Aku yang suruh Naomi kemari. Dia kemari untuk menemanimu.”

Kali ini, rasa permusuhan yang dipancarkan Sanny saat menatap Naomi sudah berkurang, tetapi masih tidak termasuk bersahabat. Dia juga hanya melirik Naomi sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya lagi.

Naomi pun be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Royyan Zahiroh
masih saya ikuti alur nya thor
goodnovel comment avatar
Luh Putu Wina
ceritanya kesana kemari bikin bingung ...
goodnovel comment avatar
Hammi Boru Regar
mkin pusing
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1644

    “Ahh ….”Beberapa petarung Rigira terhantam hingga menjerit histeris.Ekspresi petarung nomor 3 dan wasit kelihatan berkerut. Berhubung tubuh terasa sangat sakit, dia pun hanya bisa menggertakkan giginya saja. Meskipun ingin menjerit, mereka juga tidak berani menjerit terlalu keras!Setelah mereka semua tersadar, mereka mulai memaki ke sisi arena pertandingan dengan bahasa Carika.Dalam seketika, seluruh tempat dipenuhi oleh suara makian! Ada versi bahasa Horea, bahasa Rigira, dan juga bahasa Thaima!Tentu saja, para petarung Carika juga tidak tinggal diam. Mereka berdiri dan mulai melontarkan makian khas dalam bahasa mereka kepada lawan!Akibatnya, “medan perang” pun merambat ke bangku penonton.Petarung dari Horea, Rigira, dan Thaima bersatu dan mulai menyerang petarung-petarung Carika!Padahal sebelumnya, petarung Carika sudah sangat marah. Katanya, ini pertandingan persahabatan, tapi nyatanya petarung dari Horea telah melanggar aturan dan membabi buta memukuli petarung Carika!Sial

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1643

    Ketiga saudara cilik bersama kedua pengawal meninggalkan tempat tinggal menuju ke area pertandingan.Pertandingan seni bela diri kali ini sama seperti pertandingan lainnya, juga melewati beberapa babak, dimulai dari babak penyisihan, semifinal hingga babak final.Hari ini adalah hari pertama pertandingan dimulai. Yang dipertandingkan adalah babak penyisihan.Berhubung jumlah peserta cukup banyak, babak penyisihan dibagi ke beberapa arena.Di arena tempat Hayden berada, terdapat lebih dari 100 orang, tetapi hanya tersedia 3 slot untuk masuk ke babak semifinal.Saat mereka tiba, bangku penonton sudah penuh.Mereka langsung berjalan ke deretan depan dan duduk di kursi yang sudah dibeli sebelumnya, lalu menunggu pertandingan dimulai.Setelah waktunya tiba, pembawa acara menyampaikan kata sambutan pembuka, lalu membacakan kembali peraturan pertandingan, mulai memanggil peserta sesuai nomor.Peserta nomor 1 adalah seorang pria asal Thaima, berusia 55 tahun.Peserta nomor 2 adalah seorang pri

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1642

    “Sementara ini, aku masih nggak bisa membuat kesimpulan. Hanya saja, aku bisa memastikan mereka ikut serta dalam insiden waktu itu,” ucap Caden.Steven menggertakkan giginya. “Dasar berengsek! Mereka memang selalu saja melakukan kejahatan, memang nggak punya hati nurani! Kasihan sekali Raja Seni Bela Diri kita! Sangat disayangkan! Sialan! Cepat atau lambat aku akan buat mereka menyembahku seperti menyembah ayah mereka!”Belum sempat Caden melanjutkan omongannya, Steven pun membantah lagi, “Dasar najis! Aku pun nggak mau punya anak berengsek seperti itu!”Usai berbicara, Steven langsung menyimpan barang bukti. Dia memalingkan kepalanya, lalu bertanya pada Caden, “Apa kita masih perlu ke kediaman kepala asosiasi seni bela diri Negara Thaima?”Caden mengetuk batang rokok. “Kepala asosiasi sebelumnya baru saja meninggal. Kepala asosiasi yang sekarang baru menjabat selama beberapa tahun. Yang dia ketahui pasti nggak sebanyak Raffi. Kita nggak usah ke sana, langsung pulang saja.”Steven meny

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1641

    Caden mengerutkan keningnya. “Selain dua negara itu, apa ada negara lain yang ikut serta?”Raffi segera menggeleng. “Aku juga nggak jelas. Aku mesti tanya mereka. Dalang di balik permasalahan ini belum pasti adalah mereka. Hanya saja, mereka pasti tahu lebih banyak lagi!”“Oh, ya, selain mereka, seharusnya anggota Keluarga Juandra sendiri juga ikut serta dalam kasus penculikan. Kalau nggak, semuanya nggak akan berjalan begitu lancar.”Singkat kata, ada mata-mata di sisi anggota Keluarga Juandra!Mereka dan kekuatan pihak luar saling membantu. Mereka berhasil menyelesaikan kasus penculikan. Pada akhirnya mencelakai istri guru serta mencelakai Mono dan juga Ardi!Kening Caden berkerut. Tatapan sinis di dalam matanya semakin kental!“Apa kamu tahu siapa mata-mata di Keluarga Juandra?”Raffi segera menggeleng. “Aku nggak tahu.”Caden terdiam sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu ada bukti tentang semua ini?”“Ada!” Raffi berkata, “Saat mereka datang mencariku, aku sudah melakukan rekaman suara

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1640

    “Sejak saat ini, nggak ada lagi Keluarga Panikun di dalam dunia seni bela diri Negara Thaima!”Napas Raffi semakin terburu-buru. Dia kelihatan sangat panik. Yang dikatakan Caden itu memang adalah kenyataan!“Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”Caden berkata, “Kalau kamu bekerja sama, aku nggak akan bunuh kamu, juga bisa untuk mendapat nilai seri untuk mempertahankan reputasi Keluarga Panikun. Dengan begitu, kalian tetap bisa mempertahankan kedudukan kalian di dunia seni bela diri Negara Thaima!”“Aku datang ke sini juga untuk menepati janjiku, bukan untuk merenggut nyawamu, juga bukan ingin menghancurkan kalian. Aku nggak punya dendam apa-apa sama kalian.”Kening Raffi berkerut. “Apa yang harus kulakukan?”Caden meliriknya, lalu berkata, “Aku ingin cari tahu informasi. Waktu itu, siapa dalang yang sudah mencelakai Raja Seni Bela Diri?”Raffi terbengong sejenak. “Raja … Seni Bela Diri? Raja Seni Bela Diri yang mana?”Ekspresi Caden kelihatan serius. “Raja Seni Bela Diri Negara Cari

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1639

    Pada larut malam, setelah anak-anak tidur lelap, Caden mengganti setelan olahraga santai, lalu diam-diam keluar rumah.Steven sudah menunggu di dalam halaman. Ketika melihat Caden, dia pun berkata, “Kak Caden, semuanya sudah disediakan. Kita bisa beraksi setiap saat.”Caden memasuki mobil. “Suruh mereka untuk beraksi sekarang.”“Baik!” Steven segera menelepon untuk mengaturnya.Mereka berdua mengendarai mobil meninggalkan tempat tinggal. Beberapa saat kemudian, mobil berhenti di luar tembok Kediaman Keluarga Panikun. Sesosok bayangan hitam mendekat. Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Steven menurunkan jendela mobil, lalu bertanya, “Apa semuanya sudah diatasi?”Pengawal mengangguk. “Selain kakeknya Nico, semua orang sudah pingsan. Mereka nggak akan bangun sebelum pagi.”Steven menoleh ke sisi Caden. “Apa mau aku temani kamu ke sana?”“Nggak usah. Kalian awasi bagian luar saja. Jangan sampai ada yang menyadari gerak-gerik kita.”Caden membuka pintu, kemudian menuruni mobil. Dia pu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1638

    Kepala asosiasi seni bela diri Negara Thaima menggeleng ke sisi Raffi dengan raut muramnya.Raffi melihat ke sisi orang-orang yang berdiri, memberi isyarat kepada mereka untuk duduk.Raffi berkata pada Caden, “Berhubung kamu begitu arogan, nggak ada yang bisa aku katakan lagi. Apa kamu berani bertarung dengan taruhan hidup dan mati?”Dari tadi Caden sedang menunggu ucapan ini. Dia pun segera mengangguk. “Nggak ada yang aku takuti.”Semua orang menunjukkan ekspresi meremehkan. “Cari gara-gara!”Raffi bertanya, “Apa kamu tahu peraturan? Tanda tangan taruhan hidup dan mati. Meskipun aku memukulmu sampai mati di arena pertandingan, aku juga nggak akan tanggung jawab!”Caden berkata, “Kamu nggak usah kasih tahu aku. Aku dan putraku pernah bertarung dengan taruhan hidup dan mati. Aku paham.”Kening Raffi berkerut. Dia memalingkan kepalanya melihat pelayan di samping. “Pergi sediakan surat perjanjian.”Pelayan berpamitan. Tidak lama kemudian, surat perjanjian dibawa kembali.Raffi telah menan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1637

    Begitu Caden melontarkan ucapan itu, amarah semua orang langsung meluap. “Kamu malah berani bersikap arogan di area kekuasaan kami. Nyalimu besar sekali?”“Bahkan Raja Seni Bela Diri negara kalian juga nggak berani datang ke Negara Thaima. Kalau kami lemah, bagaimana dengan kalian?”Ketika mengungkit Kakek Kedua, terlukis tatapan sinis di dalam mata Caden. Dia berkata dengan dingin, “Aku nggak tahu apa yang seharusnya kami panggil. Setahuku, Raja Seni Bela Diri kalian bahkan nggak sanggup untuk mengalahkan seorang pebisnis Negara Carika.”“Kamu ….” Semua orang merasa gusar.Caden melanjutkan omongannya, “Aku nggak ada kedudukan apa-apa di dunia seni bela diri Negara Carika. Hanya saja, Dicky cukup berprestasi di dunia seni bela diri Negara Thaima, dia malah kalah di tanganku! Hal itu berarti petarung Negara Thaima kalian cukup lemah!”Semua orang terdiam membisu.Ini adalah penghinaan terhadap para petarung seni bela diri Negara Thaima!Mereka menggertakkan gigi dan mengepal erat tang

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1636

    Saat mereka mengungkit soal Marthu, semuanya langsung menunjukkan ekspresi bangga.Marthu adalah cucu kandung dari kepala asosiasi seni bela diri di Negara Thaima. Tahun ini dia baru berusia tujuh tahun, tetapi dia sudah sangat terkenal di dunia seni bela diri Negara Thaima! Dia adalah bintang baru di dunia seni bela diri!Ada petugas yang bertanya, “Apa Marthu juga ikut serta dalam pertandingan kali ini?”“Tentu saja. Kepala asosiasi pasti nggak akan melewatkan kesempatan latihan sebagus ini.”“Aku berharap Marthu bisa bertemu bocah Negara Carika di arena nanti, biar Marthu bisa hajar dia secara habis-habisan. Dengan begitu, dia baru tahu apa yang benar-benar dinamakan orang kuat!”“Aku hanya takut dia akan dipukul sampai menangis dan susah untuk dibujuk! Dia malah merengek di atas arena. Hahaha ….”Sekelompok orang tertawa. Meskipun Hayden telah menunjukkan keahliannya, mereka tetap tidak menganggap Hayden sebagai ancaman.…Malam harinya, Raffi mengadakan jamuan makan malam di rumah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status